DEWALOTTO

DEWALOTTO
Tersedia 6 Bank BCA, BNI, MANDIRI, BRI, DANAMON dan NIAGA ™DAFTAR™ Klik Gambar Diatas*****

Monday, 28 November 2016

Certa Sex - Candu Sex Ibu Kost..

Dari sore hingga sekarang hujan terus mengguyur Ari yang seorang kost sedang melamuni waktu itu juga saat malam minggu, membuat ari terus betah di dalam kamar, dia langsung saja untuk mematikan lampu dan memejamkan mata untuk berkhayal dengan ibu kostnya.


Dibayangkannya perempuan itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam dan panjang panjang. Membuka satu persatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih mulus dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu.

Dan buah dada itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang bukit kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di dua puncaknya menggantung indah.

Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna dengan BHnya, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari striptease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan.

Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu-bulu jembut menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dihadapannya kini berdiri perempuan telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat.

”Blarrrrrrrrr!” suara guntur membuyarkan lamunannya.

Ari bangkit berdiri sambil menggaruk batang ****** di selangkangannya yang mulai tegang dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat teh panas. Setelah membuat teh kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton TV bersama keluarga tempat ia kos.

Baru sekitar 1 bulan ia kos di rumah keluarga Pak Hamdan setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Pak Hamdan telah beristri dengan anak satu berumur tujuh tahun.

Ternyata ruang duduk itu sepi, TV nya juga mati. Mungkin Teh Salma sudah tidur bersama anaknya karena Pak Hamdan sedang ke Bandung menemani ibunya yang akan dioperasi. Akhirnya Ari duduk sendiri dan mulai meghidupkan TV.

Ternyata hampir semua saluran TV yang ada gambarnya kurang bagus. Ari mencoba semua saluran dan cuma Indosiar saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik. Mungkin antenanya kena angin, pikirnya. Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Ari selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia.agen poker

Tiba2 Ari mendengar pintu kamar dibuka. Dan dari kamar keluarlah perempuan yang biasa dipanggil Teh Salma. Ari kaget melihat kehadiran perempuan itu yang tiba-tiba.

Eh, Teteh belum tidur? Keberisikan ya? tanya Ari tergagapAh, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok jawab perempuan itu dengan logat Sunda yang kental.

Yang membuat Ari kaget sebenarnya bukan kedatangan perempuan itu, tapi penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Sehari-hari Salma, seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat.

Dan itulah yang pada awalnya membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan bertemu dengan Salma. Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya.

Dengan alis matanya yang tebal terpadu dengan matanya yang bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah. Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi.

Entah mengapa Ari selalu tertarik dengan perempuan cantik berkerudung. Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan Salma tanpa busana.

Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Salma yang masih dibawah tiga puluh tahun.

Akhirnya jadilah ia kost di paviliun di samping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh, karena ia segan pada Pak Hamdan. Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri pandang memperhatikan kecantikan Salma dibalik kerudungnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan perempuan itu dibalik bajunya yang tertutup, seperti tadi.

Tapi malam ini Salma berpenampilan lain, tanpa kerudung! Rambutnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terurai. Demikian juga dengan bajunya, Salma memakai daster diatas lutut yang sekilas cukup menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing.

Sehingga dimata Ari, Salma seperti bidadari yang turun dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur.

Gambar tivinya jelek ya? tanya Salma mengagetkan Ari.œEh, iya. Antenenya kali jawab Ari sambil menunduk.

Ari semakin berdebar ketika perempuan itu duduk disebelahnya sambil meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung Ari kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat jelas menyembul dari balik dasternya. Ari menelan ludah.

Semuanya jelek,  kata Salma Nonton VCD saja ya?Terserah Teteh kata Ari masih berdebar menghadapi situasi itu.Tapi adanya film unyil, nggak apa? kata Salma sambil tersenyum menggoda.

Ari faham maksud Salma tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film porno.

Ya terserah Teteh saja jawab Ari.

Salma kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya. Ari semakin berdebar, dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai celana dalam. Diteguknya air digelas. Agak lama Salma keluar dari kamar dengan membawa kantung plastik hitam.

Mau nonton yang mana? tanyanya menyodorkan beberapa keping VCD sambil duduk kembali di samping Ari.

Ari menerimanya dan benar dugaannya itu VCD porno.

Eh, ah yang mana sajalah kata Ari belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali VCD-VCD itu.Yang ini saja, ada ceritanya kata Salma mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat TV. Ari mencoba menenangkan diri.

“Memang Teteh suka nonton ya? tanya Ari memancing“Ya kadang-kadang, kalau lagi suntuk jawab Salma sambil tertawa kecil“Bapak juga? tanya Ari lagi“Nggalah, marah dia kalau tau kata Salma kembali duduk setelah memencet tombol player.

Memang selama ini Salma menonton film-film itu secara sembunyi-sembunyi dari suaminya yang keras dalam urusan moral.

Bapak kan orangnya kolot lanjut Salma dalam berhubungan suami-istri juga ngga ada variasinya. Bosen!

Ari tertegun mendengar pengakuan Salma tentang hal yang sangat rahasia itu. Ari mulai faham rupanya perempuan ini kesepian dan bosan dengan perlakuan suaminya di tempat tidur. Dan mulai bisa menangkap maksud perempuan ini mengajaknya nonton film porno.

Dalam hati ia bersorak girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah dilakukannya.

Film sudah mulai, sepasang perempuan dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Ari tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik perempuan di sebelahnya.Salma duduk sambil mengangkat satu kakinya ke atas kursi dengan tangannya ditumpangkan di lututnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Ari sudah tidak ragu lagi.

Teteh kesepian ya? tanya Ari sambil menatap perempuan itu

Salma balik menatap Ari dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan.

Kamu mau tolong saya? tanya Salma sambil memegang tangan Ari.Bagaimana dengan Bapak ? tanya Ari ragu-ragu tapi tau maksud perempuan ini.Jangan sampai Bapak tahu kata SalmaItu bisa diatur lanjut Salma sambil mulai merapatkan tubuhnya.

Ari tak mau lagi berpikir, segera direngkuhnya tubuh perempuan itu. Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora di mata Salma. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengundang untuk dikecup.

Tanpa menunggu lagi bibir Ari segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu. Ari semakin yakin bahwa perempuan ini haus akan sentuhan lelaki ketika dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Salma.

Bahkan terkesan perempuan itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Salma memegang belakang kepala Ari menekannya agar ciuman mereka itu semakin lekat melumat. Ari mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah sambil mencoba merangsang perempuan itu lebih jauh, tangannya mulai merabai tubuh hangat Salma.

Dirabanya paha mulus yang sedari tadi menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya. Salma bergetar ketika jemari Ari menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya.

Tangan Ari memang mulai merambah seputar selangkangan perempuan itu yang masih terbungkus celana dalam. Dengan ujung jarinya diusap-usap selangkangan itu yang makin terbuka karena Salma telah merenggangkan kedua pahanya.

Dan rupanya Salma telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya. Dengan sigap tanpa malu-malu ditariknya celana dalam itu, dibantu oleh Ari dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu.

Segera saja tangan Ari merambahi kembali lembah hangat milik Salma yang telah terbuka itu. Dirasakannya bulu-bulu jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu. Jemari Ari membelai bulu-bulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus kebawah.

Salma makin mendesah ketika jemari Ari mulai menyentuh bibir memeknya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Salma rasakan pada daerah kemaluannya. Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu.

Dalam bercinta suaminya tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba buah dadanya sekilas dan ketika batang ******nya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang memek Salma. Bahkan ketika lubang memek itu masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Salma.

Selama hampir delapan tahun menikah, Salma belum pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur oleh suaminya. Berapa hari sekali harus bercinta, cara apa yang dipakai, dan sebagainya.

Hamdan suaminya yang berusia hampir empat puluh lima tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi prematur. Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya.

Soal teknik bercinta, jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban suami istri di ranjang.

Baginya bersenggama adalah memasukan batang kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan mengeluarkan air mani di dalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya istrinya puas atau tidak.

Sehingga selama bertahun-tahun, Salma tidak lebih dari benda yang mati yang punya lubang buat membuang air mani suaminya bila tangkinya sudah penuh.

Salma sebagai perempuan, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu, cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penuh fantasi. Selama bertahun-tahun. Hanya kira-kira setahun ini Salma bertemu dengan seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati.

Dari wanita ini, Lilis namanya, Salma mendapatkan film-film porno yang dipinjamkan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka sangat akrab karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki lain.

Yang berani mereka lakukan akhirnya kadang-kadang bermesraan berdua sebagai pasangan lesbian. Tetapi sebagai perempuan normal Salma tidak terlalu mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu.

Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsu di tubuh Salma. Seakan haus yang selama ini ada telah menemukan air yang dingin segar.

Ah… terus Bi…desahnya membara.

Kuluman bibir mereka terus saling bertaut. Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Ari mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga dengan Salma mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini.

Selama bertahun-tahun Salma dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya semakin menggumpal.

Malam ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak ada dirumah.

Sejak Ari kost dirumahnya, Salma telah memperhatikannya dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya. Malam ini Salma tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan.

Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut Ari mulai menyusuri leher jenjang Salma yang selama ini tertutup rapat. Mulut Ari menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat terus ke bawah sepertinya hendak ke daerah belahan dada Salma, tapi tiba-tiba Ari bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Salma yang mengangkang dimana bibir memeknya sedang dirabai jemari pemuda itu.

Rupanya Ari ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rupanya Salma juga faham maksud Ari. Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Ari lebih lanjut terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua kakinya.

Salma menunduk memperhatikan kepala Ari dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka. Dilihatnya TV yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hot.

Dihadapan Ari terlihat selangkangan perempuan dewasa yang telah terkangkang bebas. Terlihat bulu-bulu jembut yang menghitam agak keriting dengan sangat lebatnya menumbuhi lembah yang sempit diantara paha montok yang putih mulus.

Ari menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. LAria mayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulu-bulu jembut menghitam di tepi dan atasnya.

Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu. Tercium wangi harum dari lembah itu. Kedua tangan Ari bergeser mendekati lubang memek itu untuk lebih menguakkannya

Ahhh…! Salma mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir memeknya.

Desahannya semakin menjadi ketika lidah Ari mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Salma blingsatan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Pinggulnya dihentak-hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan tapi telah lama dikhayalkan. Ari terus melakukan jilatan yang nikmat itu dan tangannya yang satu mulai merambah ke atas meremasi susu yang montok padat.

Rupanya Salma sudah merasa semakin panas meskipun di luar hujan masih turun.

Segera dibuka kimono dan dasternya, juga BH yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga perempuan yang sehari-hari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk telanjang bulat di sofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang pemuda bersimpuh sedang menjilati memeknya.

Mata Salma merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Ari. Hasrat yang telah lama dikhayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya.

Banyak khayalan gila-gilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton film-film porno.Demikian juga dengan Ari, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat perempuan berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan mungkin sebentar lagi bercinta dengannya.

Jilatan dan rabaan Ari rupanya telah menaikkan nafsu Salma makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itu semakin memuncak. Salma yang belum pernah merasakan orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika berhubungan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme.

Dengan ganas ditariknyanya kepala Ari agar makin rapat ke selangkangannya sambil menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Ari yang mengesek memeknya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu.

Ahhh… duh Gusti…! Ahhh! Enaknya ! jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga.

Ari sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat ke selangkangan itu ditambah Salma merapatkan kedua pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Salma menyenderkan kepalanya di sandaran sofa dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu lelaki, nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala Ari kembali membuka sehingga Ari dapat melepaskan diri. Muka Ari basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan birahi yang keluar dari lubang kenikmatan Salma.

Ari bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan telanjang itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang perempuan itu secara utuh.

Hatur nuhun ya Bi kata Salma berterima kasih sambil membuka matanya sehAris meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.

Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Ari telah berdiri telanjang bulat dengan batang ****** mengacung keras. Batang ****** yang besar dan panjang. Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya.

Ari mendekat dan meraih tangan Salma, dan menariknya berdiri. Kemudian Ari mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang perempuan itu lebih seksama.

Kenapa sih? tanya Salma sambil senyum-senyum.Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup jawab Ari yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya.

Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik baju tertutup yang selama ini dipakai Salma, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata.

Tubuh Salma memang nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional. Buah dadanya besar padat berisi dilengkapi dengan putingnya yang berwarna merah kecoklatan dan tampak sudah tegak mengacung ke atas, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona.

Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang ****** Ari. Dan Salma yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Salma kembali duduk sambil tetap menggengam batang ****** itu.

Ari mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata perempuan ini penuh dengan fantasi yang hebat, pikirnya.Dengan mata berbinar diperhatikan batang ****** yang tegang dihadapannya. ****** yang jauh lebih besar dan panjang dari punya suaminya. Telah lama Salma ingin merasakan mengulum ****** lelaki seperti yang dilihatnya di film porno.

Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung lidahnya dijilat perlahan kepala ****** yang mengkilap kecoklatan itu. Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebu.

Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang ****** yang telah basah itu dan dikulumnya.

Ari meringis nikmat diperlakukan begitu. Apalagi Salma mulai melumati batang ****** di dalam mulutnya dengan semakin bernafsu. Salma mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya di film. Ia tidak hanya menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang ****** itu dengan giginya, membuat Ari semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Salma adalah rasa air mani lelaki. Karena itu ia ingin merangsang Ari agar pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya

Salma yang selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang pernah ditontonnya di film. Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. Tak ada lagi rasa malu atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya.

Ari yang batang ******nya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi. Kuluman mulut Salma meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga akhirnya.

Ah Teh, sudah mau keluar nih desisnya mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya.

Tapi Salma yang memang mau merasakan semburan mani di mulutnya malah semakin menggiatkan kulumannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang ****** itu menumpahkan cairan kenikmatan di dalam mulut Salma. Ari meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Salma…

Dirasakannya cairan hangat menyemprot di dalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya. Tanpa ragu Salma semakin keras mengocok batang ****** itu dan dengan lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang ****** Ari, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang ****** itu. Tanpa rasa jijik atau mual.

Bagai mana rasanya Teh? tanya Ari. Ia kagum ada perempuan yang mau menelan air maninya dengan antusias.

Enak, gurih kata Salma tanpa ragu

Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Salma bangkit.

Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu katanya sambil ke dapur dengan hanya mengenakan kimono.

Ari sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang ******nya sambil kencing. Setelah itu didapatinya Salma di dapur membuatkan minuman. Ari mendekati dari belakang dan mendekapnya sambil tangannya meremas sepasang bukit kembar yang menggantung bebas.

Salma menggelinjang merasakan remasan di dadanya. Apalagi ketika kuduknya diciumi Ari. Perlahan dirasakan batang ****** Ari mulai bangkit lagi mengganjal di pantatnya. Salma semakin mengelinjang ketika tangan Ari yang satunya mulai merambahi selangkangannya.

Sudah nggak sabar ya katanya sambil ketawa dan berbalik.

Kembali keduanya berciuman dengan rakus.

Dikamar saja ya ajak Salma ketika ciuman mereka semakin larut.

Mereka masuk kekamar yang biasanya untuk tamu. Disana ada tempat tidur besar dengan kasur empuk. Salma mendorong tubuh Ari keranjang dan jatuh celentang. Salma juga segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusul Ari.

Keduanya kembali berciuman dengan buas. Tapi tidak lama karena Salma mendorong kepala Ari kebawah. Ia ingin Ari mengerjai susunya.

Ari menurut karena ia pun sudah ingin merasakan lembutnya sepasang bukit kembar yang montok berisi itu. Salma mendesah sambil mengerumus rambut Ari yang mulai menjilati dan menghisapi salah satu pentil susunya.

Sedangkan yang satunya diremasi tangan Ari dengan lembut. Ari merasakan buah dada yang lembut dan perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang mengeras karena sudah sangat terangsangnya wanita itu.

Oh… Bi…! Gelii… terus akh…!

Tangan Ari yang satunya mulai merambahi kembali selangkangan perempuan itu. Salma menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya.

Ahh… terus sayang! desisnya ketika jemari pemuda itu mulai menyentuh kemaluannya.

Jemari Ari dengan perlahan menyusuri lembah berbulu dimana di dalamnya terdapat bibir lembut yang lembab. Salma semakin menggelinjang ketika ujung jari Ari menyentuh itilnya. Kini mulut dan tangan Ari secara bersamaan memberikan rangsangan kepada perempuan kesepian yang haus seks itu. Sementara Salma juga sangat menikmati jilatan dan rabaan pemuda itu.

Beberapa lama kemudian Ari mengambil inisiatif setelah puas merambahi sepasang bukit ranum itu, perlahan mulutnya mulai bergerak ke bawah menyusuri perut mulus Salma dan berhenti di pusarnya.

Salma menggelinjang ketika pusarnya dijilat lidah pemuda itu. Salma rupanya tidak mau nganggur sendiri. Ditariknya pinggul Ari ke arah kepalanya. Ari faham maksudnya.

Dengan segera dikangkangi kepala Salma diantara kedua pahanya dan menempatkan pangkal pahanya dengan batang ****** yang menegang keras diatas muka Salma. Yang segera disambut kuluman Salma dengan sangat bernafsu. Ari juga sudah menempatkan kepalanya diantara paha Salma yang mengangkang. Mulutnya mulai merambahi kembali lembah harum berjembut sangat lebat itu.

Keduanya melakukan tugas dengan nafsu yang semakin tinggi dan terus berusaha merangsang pasangan masing-masing. Salma istri kesepian yang bertahun-tahun menyimpan hasrat, sehingga sekarang seakan mempunyai nafsu yang sepertinya tak hAris-hAris untuk ditumpahkan.

Demikian juga dengan Ari pemuda lajang yang cukup berpengalaman dalam urusan perempuan tapi baru kali ini bercinta dengan istri orang, sehingga fantasi yang dirasakan sangat beda dari yang pernah dialami sebelumnya.

Oh…! Bi, lakukanlah desah Salma mulai tak tahan menahan hasratnya.

Ari segera menghentikan jilatannya dan mengatur posisi. Salma telentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang ****** Ari pada lubang memeknya yang telah semakin berdenyut.

Dadanya berdebar kencang, mengingatkannya pada malam pertama ketika untuk pertama kali diperawani suaminya. Usianya belum lagi tujuh belas tahun waktu itu. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya kesakitan ketika batang ******

Hamdan merobek lubang kemaluannya. Untung cuma berlangsung sebentar karena suaminya cepat keluar air maninya. Dilihatnya wajah puas suaminya ketika ada bercak darah disprei, tanda istrinya masih perawan.

Salma tersentak dari mimpi buruknya ketika terasa benda hangat menyentuh bibir memeknya. Direngkuhnya tubuh Ari ketika perlahan batang ****** yang keras itu mulai menyusuri lubang memeknya.

Akh…! Enak Bi! desisnya.

Tangannya menekan pinggul Ari agar batang ****** pemuda itu masuk seluruhnya. Ari juga merasakan nikmat. Memek Salma masih terasa sempit dan seret. Ari mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Salma. Keduanya terus berpacu menggapai nikmat.

Ayo Bi geyol terusss! desis Salma makin hilang kendali merasakan nikmat yang baru kali ini dirasakan.

Ari mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang ******nya tuntas masuk seluruhnya ke dalam memek Salma.

Oh… Bi ! jerit Salma nikmat setiap kali Ari melakukannya.

Terasa batang ****** itu menyodok dasar lubang memeknya yang terdalam. Semakin sering Ari melakukannya, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Salma sehingga pada hentakan yang sekian Salma merasakan otot di seluruh tubuhnya meregang.

Dengan tangannya ditekan pantat Ari agar hujaman bantang ****** itu semakin dalam. Dan terasa ada yang berdenyut-denyut di dalam lubang memeknya.

Ahk…! Ah… duh akhh! teriaknya tertahan merasakan orgasme yang untuk pertama kali saat bersanggama dengan lelaki.

Sangat nikmat dirasakan Salma. Seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Ari yang belum keluar terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan Salma kembali berusaha mengimbangi.

Diangkat kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya, sehingga pinggulnya sedikit terangkat sehingga memeknya semakin menjengkit. Menyebabkan hujaman ****** Ari semakin dalam.

Ari yang berusaha mencapai kenikmatannya, merasa lebih nikmat dengan posisi Salma seperti itu. Demikian juga dengan Salma, perlahan kenikmatan puncak yang belum turun benar naik lagi. Salma mengangkat dan menumpangkan kakinya di pundak Ari, sehingga selangkangannya lebih terangkat.

Ari memeluk kedua kaki Salma, sehingga tubuhnya setengah berdiri. Dirasakan jepitan memek Salma lebih terasa sehingga gesekan batang ******nya menjadi semakin nikmat. Ari semakin menghentakkan pinggulnya ketika dirasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat dirasakan.

Ahhh… Ari mendesah nikmat ketika dari batang ******nya menyembur cairan kenikmatannya.

Dikocoknya terus batang ****** itu untuk menuntaskan hasratnya.Bersamaan dengan itu Salma rupanya juga merasakan kenikmatan yang kedua kalinya.

Akhh…!! jeritnya untuk kedua kali merasakan orgasme berturut-turut.

Tubuh Ari ambruk diatas tubuh Salma. Keduanya saling berdekapan. Kemaluan mereka masih bertaut. Keringat mengucur dari tubuh keduanya, bersatu. Nafas saling memburu.

Hatur nuhun ya Bi, hatur nuhun kata Salma terbata mengucapkan terima kasih diantara nafasnya yang memburu.

Tuntas sudah hasratnya. Dua tubuh yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam.

Tak sampai sepuluh menit mereka saling berdekapan ketika dirasakan Ari, batang ******nya yang telah lepas dari lubang memek Salma mulai dirabai dan diremas kembali oleh tangan Salma. Rupanya perempuan ini sudah ingin lagi.

Ari tersenyum dalam hati, lembur nih ini malam! Memang Salma sudah bangkit lagi hasratnya. Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali meskipun baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan malam ini untuk bercinta sebanyak mungkin dengan Ari sampai besok pagi, dengan berbagai teknik dan posisi yang selama ini cuma diangankannya.

Dan malam itu mereka melewati malam panjang dengan penuh keringat, cumbuan, rabaan, hentakan nafas dan desahan nikmat berkali-kali sampai pagi.

Ari bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang masih telanjang cuma ditutupi selimut. Ia masih terbaring di ranjang tempat dia bercinta sepanjang malam dengan Salma. Dilihatnya jam sudah pukul sembilan.

Badannya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga untuk melayani dan mengimbangi nafsu Salma yang ternyata tak kenal puas. Tak kurang dari lima ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat.

Ari ingat setiap dua atau tiga ronde, Salma selalu membuatkannya minuman sejenis jamu yang ternyata sangat berkhasiat memulihkan energinya sehingga sanggup melayani perempuan yang haus sex itu berkali-kali.

Ari masih berbaring. Dicobanya membayangkan kejadian tadi malam. Seperti mimpi tapi benar terjadi. Perempuan yang terlihat lembut tapi ternyata sangat ganas di tempat tidur. Berbagai posisi bercinta telah mereka lakukan semalam.

Tiba-tiba pintu kamar dibuka dan masuklah Salma dengan pakaian lengkapnya membawa nampan berisi roti dan minuman.

Eh sudah bangun, bagaimana tidurnya nyenyak katanya sambil tersenyum dan langsung duduk ditepi ranjang.

Nih sarapan dulu, nantikan kerja keras lagikatanya sambil senyum menggoda.

Disodorkanya gelas yang berisi telor setengah matang dicampur minuman yang menurut Salma ramuan rahasia menambah gairah lelaki. Kemudian Salma memberikannya sepotong roti yang dilahap oleh Ari dengan cepat. Baru terasa perutnya sangat lapar.

Teteh mau kemana sih kok rapi tanya Ari

Baru nganter anak saya ke rumah Teh Siti. Biar kita bebas kata Salma kembali tersenyum nakal.

Ari merasa girang karena hasratnya juga mulai berkobar lagi justru karena melihat Salma berpakaian lengkap.

Teh mau ngga memenuhi permintaan saya kata AriApa sih? tanya Salma agak heranMaaf nih Tehœkata AriTeteh mau ngga bergaya seperti penari striptease, membuka satu-persatu baju Teteh di depan saya lanjutnya.

Salma tersenyum manis sambil bangkit.

Kenapa tidak kata jawab Salma mulai bergaya seperti penari salsa.

Mengerakkan tangannya juga pinggulnya. Sambil berputar dilepaskan kerudungnya. Ari memperhatikannya sambil berbaring menyender di ranjang. Matanya berbinar menyaksikan gaya dan aktrasi Salma.

Dengan rambut terurai, Salma mulai membuka kancing bajunya sehingga mencuatlah buah dada montoknya yang terbungkus BH. Sambil terus menggoyangkan pinggulnya meluncurlah celana panjang yang dipakainya, hingga kini Salma hanya mengenakan BH dan celana dalam berwarna pink.

Dalam keadaan setengah bugil itu goyangan Salma semakin seronok dan menggoda. Kedua tangannya meremasi susunya sambil pinggulnya bergoyang maju-mundur. Ari benar-benar terpesona dan perlahan batang ******nya mulai ngaceng.

Salma naik keatas ranjang. Tariannya kini semakin liar. Disorongkannya pangkal pahanya ke muka Ari sambil menurunkan celana dalamnya sedikit, memperlihatkan bulu-bulu jembutnya.

Ari menanggapi dengan meraba paha Salma dan membelainya.Kini selangkanngan Salma tepat dimuka Ari. Dengan tangannya ditariknya ke bawah celana dalam Salma dan langsung dijilati rimbunan jembut menghitam yang dibaliknya terdapat lembah yang nikmat.

Salma mengangkangkan kedua kakinya sambil sedikit menekuk lututnya. Tangannya memegang tembok. Pinggulnya kini bergerak perlahan mengimbangi jilatan lidah Ari pada selangkangannya.

Ari menengadah dengan mulut dan lidahnya merambahi daerah kemaluan Salma dengan rakus. Salma mendesah nikmat diperlakukan seperti itu, satu tangannya kini meremasi susunya yang telah terbuka.

Dengan ujung lidahnya Ari menjilati lubang memek Salma yang sudah dikuakkan jari tangannya. Dengan penuh nafsu belahan lembut itu tidak hanya dijilat tapi juga dihisap. Salma merintih nikmat ketika satu jari tengah Ari dimasukkan ke dalam lubang memeknya yang semakin basah oleh lendir birahi.

Ari menggerakkan jarinya keluar masuk di liang kenikmatan itu dengan sesekali mengoreknya seperti mencari sesuatu, ditambah lidahnya terus menjilati kelentit perempuan itu, menyebabkan Salma semakin mengelinjang liar.

Salma semakin keras meremasi susunya. Tubuhnya bergetar hebat menerima sentuhan pada lubang memeknya. Kaki Salma terasa tidak kuat menyangga tubuhnya hingga terduduk. Jari Ari masih terhujam di lubang memeknya.

Salma membaringkan tubuhnya ke belakang sedangkan pinggulnya diangkat keatas sehingga posisinya melengkung seperti pemain akrobat. Kemaluannya mendongak keatas disangga kedua kakinya yang terbuka. Sehingga kembali mulut Ari dapat merambahi lembah berbulu itu dengan bebas.

Entah kenapa, Ari sangat suka menjilati seputar memek Salma, selain berbau harum juga sangat indah bila dipandang. Dan tentu Salma juga sangat menyukai perlakuan Ari itu, sesuatu yang telah didambakan selama bertahun-tahun.

Setelah beberapa lama, rupanya Salma ingin segera disodok lubang memeknya dengan batang ****** pemuda itu yang telah keras mengaceng. Diturunkan tubuhnya dan mengarahkan selangkangannya ke batang ****** Ari yang telah mengaceng ke atas.

Ari membantu mengarahkan batang ******nya ke lubang yang telah basah merekah itu. Salma mendesah ketika kepala ****** Ari perlahan menyusup ke dalam lubang memeknya yang sempit. Lubang memek Salma meskipun sudah pernah melahirkan masih terasa sempit dan peret. Itu hasil dari rutinnya ia minum ramuan warisan orang tuanya. Sehingga selain lebih rapet juga memeknya berbau harum.

Begitu juga ramuan yang diberikan kepada Ari, ramuan khusus untuk lelaki yang membuatnya perkasa dan selalu siap tempur. Dan itu dirasakan oleh Ari setelah minum ramuan buatan Salma. Tubuhnya kembali segar dan batang ******nya selalu siap tempur.

Secara normal Ari memang lelaki yang kuat berhubungan sex, tapi semalaman lima kali bertempur pastilah pagi ini ia masih kecapaian. Nyatanya pagi ini ia kembali bergairah bahkan semakin tinggi dorongan birahinya.

Ari sempat bertanya kenapa ramuan itu tidak diberikan kepada suaminya. Ternyata Salma pernah memberikan suaminya minuman itu, tapi ternyata suaminya marah-marah dan melempar gelasnya. Baginya haram minum minuman yang cuma untuk meningkatkan nafsu belaka.

Salma mulai menggerakkan tubuhnya naik turun perlahan dan semakin cepat diselingi hentakan-hentakan yang liar. Posisi Ari yang duduk menyandar di sandaran tempat tidur hanya bisa sedikit mengimbangi gerakan Salma yang semakin cepat. Tangannya memegang pinggul montok perempuan itu mengikuti gerakan turun naiknya.Sepasang buah dada yang montok itu terguncang-guncang menggesek muka Ari.

Sesekali Salma menghempaskan pingulnya kebawah sehingga batang ****** Ari menghujam seluruhnya di dalam lubang memeknya. Dan itu mendatangkan nikmat yang sangat bagi Salma ketika kepala ****** Ari menghujam lubang rahimnya yang terdalam yang paling sensitif.

Salma terus mehentakkan pinggulnya semakin cepat ketika dirasakan tubuhnya mulai dialiri getaran yang semakin keras, dan tanpa bisa dicegah tubuhnya mengejang ketika getaran itu mencapai puncaknya.

Achhh…!! jeritnya keras merasakan puncak kenikmatan.

Tubuhnya mendekap Ari dengan ketat. Ari yang belum tertuntaskan hasratnya kemudian mendorong tubuh Salma kebelakang hingga telentang dengan tubuh Ari berada diatasnya. Batang ******nya masih bertaut dalam di lubang memek Salma. Segera Ari mengerakkan pinggulnya naik turun melanjutkan gerakan yang dibuat Salma.

Gerakan Ari langsung cepat karena ia juga ingin membuat Salma orgasme yang kedua kalinya berturut-turut, seperti yang selalu dilakukan sepanjang malam tadi. Bahkan ia ingin membuat hatrick, yaitu membuat Salma klimaks tiga kali berturut-turut. Ari merasa mampu karena tubuhnya terasa segar sedangkan batang ******nya masih belum terasa sensitif.

Dan nyatanya dihentak sedemikian rupa klimaks Salma yang belum surut, kembali berkobar semakin tinggi. Salma mencoba mengimbangi goyangan Ari, tapi ternyata hanya sebentar ketika orgasme yang kedua kali melandanya.

Duh Gusti…! Ackhh… oh! jeritnya nikmat.

Ia merasa puas dengan kemampuan Ari, bukan semata karena ramuan yang diberikannya tapi karena pemuda ini memang pintar bercinta dengan teknik yang bisa mengimbangi hasratnya.

Ari terus saja menggerakkan pinggulnya tanpa perduli, ia ingin memberikan yang terbaik kepada perempuan ini. Kembali Ari berusaha memacu kembali hasrat Salma yang baru klimaks dan memang tak lebih dari satu menit kembali tubuh Salma diguncang getaran yang paling nikmat.

Ahh…! desahnya kembali.

Belum pernah ia merasakan orgasme tiga kali berturut-turut. Bahkan yang dua kali secara beruntun. Sehingga tubuhnya terasa melayang ke langit kenikmatan ketujuh. Ari yang masih segar belum menghentikan goyangannya bahkan semakin cepat karena ia mulai merasakan nikmat pada batang ******nya. Salma yang telah KO tiga kali hanya bisa telentang pasrah, seluruh persendiannya terasa lemas. Tapi tiba-tiba hasratnya untuk menikmati air mani Ari muncul.

Bi, saya mau kulum punya kamu pintanya kembali bersemangat.

Ari menghentikan goyangannya, dia maklum rupanya Salma sudah haus ingin minum. Minum air maninya. Ari juga merasa senang karena ada kenikmatan lain menumpahkan air maninya di dalam mulut perempuan itu. Maka dicabutnya batang ****** dari lubang kenikmatan itu.

Salma mengatur posisi. Kepalanya diganjal dengan bantal sehingga setengah berbaring. Ari segera berlutut mengangkangi badan Salma dengan batang ******nya mengacung tepat di muka Salma yang langsung menyambarnya dan mengulumnya dengan sangat rakusnya.

Ari merem-melek menikmati sentuhan itu, dibiarkan perempuan itu memperlakukan ******nya dengan mulutnya. Salma dengan penuh nafsu mengulum dan menjilatinya. Cara perlakuannya semakin pintar dan terampil, hingga nikmat yang dirasakan Ari semakin tinggi.

Jarang ada perempuan yang dikencaninya mau mengulum batang ******nya apa lagi menelan air maninya. Yang mau melakukan itu biasanya perempuan bayaran. Tapi kini perempuan baik-baik, seorang istri yang kesepian dengan rakus melakukannya. Ari merasa beruntung bertemu dengan Salma. Tidak terpikirkan apa reaksi Pak Hamdan bila tahu perbuatan mereka.

Ari merasa batang ******nya semakin sensitif dikulum dan dilumati mulut Salma yang semakin rakus. Dan tanpa dapat ditahan lagi muncratlah cairan kenikmatan hangat dari otot tegang itu, yang segera dilahap dengan nikmat oleh Salma.

Batang ****** itu dikulum hingga hampir sepenuhnya masuk ke dalam mulutnya sehingga air mani yang tercurah langsung masuk ke tenggorokannya dan tertelan. Enak sekali dirasakan Salma.

Demikian juga dengan Ari, tubuhnya meregang tersentak-sentak seiring curahan cairan kenikmatannya yang dengan rakus ditelan perempuan itu. Salma bahkan juga menjilati cairan yang meleleh di batang ****** hingga tuntas. Dan tuntas juga ronde pertama di pagi itu.


Di pagi itu, seperti malam tadi, mereka terus kembali merengkuh kenikmatan hingga sore. Hingga anaknya Salma datang.

Saturday, 26 November 2016

Certa Sex - Berpacu Dalam Gairah..

Suatu ketika waktu aqu dan istriku pindah ke sebuah rumah kontrak atau bisa juga disebut dgn rumah kos di sebuah kota besar, sebut saja kota X, dimana aqu harus pindah ke kota itu kerana tempat kerjaqu menugaskan aqu untuk menjadi kepala cabang di Office yg baru. Kost yg kami tempati ini memang khusus untuk karyawan dan juga keluarga oleh karena itu kost ini sangat lengkap mulai dari dapur hingga kamar mandi dalam semua ada. Sudah sebulan kami tinggal disini, aqu dan istriku sudah mulai terbiasa bergaul dgn para tetangga kost kami.



“Pagi mas Ramelhan. Berangkat kerja?” sapa seorang wanita. Dia adalah istri tetangga kost kami yg bernama Sutrisno, wanita ini sendiri bernama Sabrina. “Iya nih Neng. Mau bareng?” tanyaqu kepada Sabrina atau Neng Sabri begitu kami biasa menyapanya. Memang lokasi kerjanya berdekatan dgn Officeku. Neng Sabri kemudian mengangguk tanda setuju, “Boleh mas. Tapi nggak apa-apa nih nebeng di mobilnya mas Ramelhan? Ntar Neng Nia marah lagi.” Kata Neng Sabri kepadaqu. Aqu hanya tertawa kerana waktu itu Nia, istriku juga berada disampingku. Nia ikut tertawa mendengar candaan Neng Sabri.

Aqu dan Nia memang pasangan baru. Kami baru menikah 1 tahun kemudian dan belom dikaruniai seorang anak. Istriku Nia berusia 27 tahun, 2 tahun lebih muda dariku. Sementara itu pasangan Sutrisno dan Sabrina berusia sekitar 32 tahun dan 29 tahun. Jadi bisa dibilang Neng Sabri itu seumuran dgnku.

Suaminya, Sutrisno memang tak bekerja kerana sudah satu tahun ini dia di PHK, makluk sedang krisis ekonomi jadi banyak PHK dimana-mana. Dulunya dia bekerja di perusahaan plastik sementara istrinya bekerja sebagai pegawai perusahaan keuangan yg cukup terkenal di Indonesia meskipun dia hanya sebagai bawahan. Sesampainya di Office aqu berpisah dgn Neng Sabri yg memang berjalan kaki dari Officeku menuju Office tempat dia bekerja. Beberapa karyawan melirik kearah kami dan aqu yakin mereka bertanya-tanya siapa sebenarnya wanita yg dibawa atasannya itu. Aqu sih tak ambil pusing kerana memang pada dasarnya Sabrina memang cukup cantik meskipun tak secantik istriku. Tetapi tubuh nya memang lebih yahud dan berisi.

Terutama payudaranya yg sedari tadi kuperhatikan sekitar F-Cup jauh lebih besar dibandingkan istriku yg hanyan C-Cup. Ah ada apa dgn diriku ini? Kenapa aqu malah kepikiran mengenai tubuh istri orang. Akhirnya aqu masuk juga ke gedung Officeku sambil berusaha melepaskan pikiran mesum itu dari otakku. Hari demi hari berkemudian dan aqu sering sekali berangkat bareng dgn Neng Sabri, memang sih baik istriku maupun suami Neng Sabri tak pernah cemburu atau keberatan. “Kasihan Neng Sabri mas kalau sendirian jalan.” Kata istriku waktu aqu bilang apa dia keberatan kalau aqu berangkat bareng dgn Neng Sabri. Memang sih dari tempat kost kami untuk mencapai daerah tempat kerjaqu harus jalan sekitar 100 meter menuju jalan besar yg kemudian harus naik angkot sebanyak dua kali agar bisa sampai ke daerah tujuan kami. Aqu bisa membaygkan kalau Neng Sabri berangkat kerja sebelom ada aqu dulu seperti apa susahnya. Pagi hari itu aqu seperti biasa bersiap untuk ke Office dan istriku membawakan aqu bekal makan siang. Nia memang juru masak yg handal. Selama ini aqu tak menolak tiap kali dia membawakan bekal kerana memang masakannya luar biasa enak, maklum setahun kursus masak waktu kuliah dulu.

“Mas, maaf udah nungguin lama yah? Habisnya mas Sutrisno tadi rewel terus minta dilayanin sih.

Maaf ya kalo kelamaan nunggunya.” Kata Neng Sabri ramah. Aqu terkejut juga melihat penampilan Neng Sabri kali ini. Memang dia mengenakan pakaian kerja tetapi rok nya kulihat lebih pendek dari biasanya begitu juga dgn kerah bajunya seperti lebih lebar dan terkesan lebih turun. Neng Sabri kemudian mengenakan sepatunya dgn posisi setengah menungging. Aqu yg waktu itu sedang berdiri didepannya, kontan saja melihat pemandangan aduhai dari depan. Sepasang payudara Neng Sabri seperti menggelantung seolah ingin melepaskan dirinya dari bra warna ungu yg membungkusnya. Besar dan bentuknya indah sekali, batinku dalam hati. Mas Sutrisno benar-benar beruntung memiliki istri seperti Neng Sabrina. Sudah cantik, tubuhnya bagus, dadanya juga besar, pastilah hebat waktu bermain diranjang. 

Sewaktu aqu membandingkan dgn istriku. Penyesalan muncul dibenakku. Akh, laki-laki macam apa aqu ini, membaygkan istri orang lain sementara aqu sendiri sudah beristri dan istrikupun juga sering setia terhadapku. Bahkan akhir-akhir ini setaknya seminggu belakangan ini istriku terasa lebih hangat dari sebelomnya. Kami menjadi seperti pasangan suami istri baru lagi. Tadi malam saja dia minta untuk bercinta sampai dua kali padahal sebelomnya paling tiga atau empat hari sekali. Entah apa yg mempengaruhi hasrat seksualnya sekarang ini. “Wah kok macet ya? Padahal kalau lewat jalan ini nggak macet tuh jam segini.” Celetukku pelan. Neng Sabri tersenyum terus meneruskan membaca buku laporan keuangan yg dia pegang. Sesekali aqu melirik kearah pahanya yg tersingkap kerana mobilku ini memang tempat duduknya cukup rendah jadi aqu bisa melihat paha mulus Neng Sabri dgn jelas.

“Eh mas. Sepertinya ada demo deh disana? Waduh bakalan telat kalo gini.” Neng Sabri kelihatan mulai khawatir. Memang benar ada demo di persimpangan jalan didepan kami. Entah apa topik demonya kerana aqu juga tak begitu peduli lagi, yg kupedulikan hanyalah pekerjaanku di Office dan kesempatan lirik-lirik paha Neng Sabri. Lumayan buat selingan, batinku. Habis sudah rasa penyesalanku tadi. Untungnya kami sampai Office tepat pada waktunya. Kali ini sampai di Office ada kejutan yaitu kawanku waktu kuliah dulu yg sekarang bekerja sebagai manager sebuah perusahaan kimia swasta berkunjung. “Wah, Rid, sekarang kamu udah sukses ya. Sudah jadi pimpinan cabang sekarang. Hahaha…” seloroh sobatku yg satu ini. Aqu hanya membalasnya ringan, aqu memang bukan tipe orang yg suka memamerkan prestasi sih. “Eh, perempuank yg tadi bareng sama kamu itu siapa sih? Kece juga tuh perempuank. Tubuhnya keren dan wajahnya juga mantap punya tuh. Siapa sih? Kenalin donk!” goda Dirman kawanku ini.

Aqu hanya tersenyum simpul saja tapi dia malah semakin penasaran dan membombardirku dgn berbagai pertanyaan susulan. “OK, OK, gua jawab. Dia tuh tetangga kost gua. Dia tinggal di kamar sebelah kamar kost gua. Lagian dia kerja didekat sini maka dari itu gua anterin dia kesini barengan ma gua. And sekedar informasi, dia udah punya suami bro.” kataqu menjelaskan daripada nanti di berondong pertanyaan lagi. “Heh? Emangnya istrimu nggak cemburu tuh? Kalian khan pasangan muda, biasanya istri suka cemburu kalau suaminya bareng perempuank lain yg cantik. Khan bawaan dari masa pacaran masih ada hahaha…” Dirman kembali menggodaqu sambil melihat-lihat foto-foto di dinding ruang Officeku. Aqu hanya menghela nafas saja, “Istriku nggak seperti itu lagi. Dia orangnya kagak pencemburu. Dia juga yg nyuruh gua buat nganterin Neng Sabri dari pada ntar dia jalan sendiri khan kasihan.” Kataqu padanya. Dirman tertawa lagi, “Wah boleh juga tuh. Kalo ntar aqu punya istri aqu pengin kaya istrimu tuh, orangnya nggak cemburuan.

Nggak kaya pacarku sekarang ini, cemburuannya minta ampun. Tiap jam telepon terus kalau nggak ya sms. Dikira aqu pembantunya apa yah…” selorohnya sambil tertawa. Memang sih pacar Dirman pencemburu berat padahal sudah pacaran selama 3 tahun lebih. “Tapi Rid…” Dirman menimpali lagi, “Memangnya kamu nggak ada rasa tertarik sama Neng Sabri itu? Dia cantik lho dan seksi lagi. Baygin aja kalau kamu di ranjang dilayanin dia sama istrimu…pasti seru tuh…hahahaha….threesome gitu.”

Katanya lagi. Aqu memang tak terkejut dengar ucapan itu dari Dirman kerana sejak waktu kuliah dulu memang mulutnya sering mengeluarkan ucapan-ucapan seronok apa adanya. Dia paling gemar berbicara soal seks meskipun tak pernah berhubungan seks dgn wanita manapun selama ini. “Halah…lo ini ngomong apaan sih. Mana mau istri gua diajakin threesome. Dia orangnya konvensional kok.” Kataqu pada Dirman. Memang selama ini istriku sering konvensional dalam bermain cinta. Selama satu tahun ini kami hanya bermain cinta menggunakan gaya-gaya yg itu-itu saja.

Kecuali dua hari terakhir ini dimana kami berdua menggunakan gaya baru sama sekali dalam bercinta dan memang efeknya dahsyat. Aqu sendiri tak tahu dari mana dia mendapatkan gaya tersebut. Sesiang ini aqu memikirkan ucapan sahabatku itu. Threesome, sepertinya menarik tapi mana mau istriku melaqukannya. Lagipula mana mau Neng Sabri melaqukannya kerana didekat kami juga terdapat suaminya. Tentu saja resiko sangat tinggi jika suaminya sampai tahu mengenai hal ini.

Sore harinya aqu mendapat kejutan keduaqu. Neng Sabri datang berkunjung ke Officeku. Memang kala itu Officeku sudah tutup dan tinggal aqu bersama dgn dua orang satpam diluar dan dua orang petugas cleaning service. “Lho, Neng Sabri belom pulang? Ini khan sudah jam 5 sore. Bukannya Neng Sabri selesai kerja jam 4 tadi?” kataqu sambil mempersilakan wanita cantik ini masuk Office kerjaqu. Neng Sabri tersenyum manis, “Iya nih mas. Tadi aku telat pulang kerana pembukuan akhir bulan masih menumpuk kemudian aku kerjain aja sekalian biar besok lebih senggang waktunya. Kirain mas Ramelhan belom selesai kerjanya ternyata sudah ya…”

“Akh, ini Neng, biasa tender dgn klien sudah selesai dan rapatnya diundur tiga hari lagi kerana klien yg satunya berhalangan hadir. Sebenarnya sih jadwalnya pulang jam 6 nanti tapi kalau sudah tak ada yg dikerjakan ya mau apalagi.” Kataqu menjelaskan. Memang para karyawan sudah pulang sejak jam 4 tadi sementara aqu tetap disini kerana menghindari macet dan biasa mulai pulang jam 7 atau setengah 7 untuk menghindari kemacetan. “Ohh gitu. Kirain sedang ada apa. Wah berarti aku mujur dong kerana nggak ketinggalan hehehe…” kata Neng Sabri bercanda. Dalam hatiku sih aqu senang- senang saja malam ini dia pulang bareng dgnku kerana malam ini dia pakai pakaian yg sangat seksi.

Kenapa harus dilewatkan, iya khan? Kami kemudian ngobrol berdua di ruangan Officeku sambal minum sereal hangat yg kubuat. Sesekali Neng Sabri mengalihkan silangan kakinya dari kiri ke kanan waktu itulah aqu bisa melihat jelas celana dalam Neng Sabri kerana kami duduk berhadap-hadapan. Pahanya yg mulus putih itu semakin lama membuatku semakin tak kuasa menahan rasa ingin memeluknya dan mencumbu wanita cantik ini dan mengabaikan kalau dia ini istri orang lain. Jam sudah menunjukkan pukul 6 malam. Masih tersisa waktu setengah jam lagi untuk kami berduaan.

Serasa hatiku ini tak rela untuk pulang dan ingin berlama-lama dgn wanita didepanku ini. Aqu tahu ini salah tetapi hasrat sebagai seorang laki-laki membuatku tak dapat berpikir jernih. “Mas, gimana kalau sambil menunggu jam tujuh kita makan dulu. Didepan Office ada warung makan yg enak.” Usul Neng Sabri kepadaqu. Aqu sih setuju-setuju saja. Lagipula perutku juga sudah mulai lapar. Padahal biasanya aqu betah-betahin untuk menahan lapar sehingga sampai dirumah nanti bisa makan masakan istriku. Tetapi kali ini berbeda. Jadi juga akhirnya kami berdua makan di warung makan itu.

Meskipun tak begitu besar tetapi bersih dan masakannya juga enak meskipun tak seenak masakan istriku tentunya. “Sudah jam 7 kurang 15 menit. Kita masuk mobil saja dulu sepertinya jalanan sudah mulai longgar tuh.” Kataqu pada Neng Sabri.

Wanita ini mengangguk setuju dan akhirnya kami masuk ke mobil sedanku. Sebuah peristiwa tak terduga terjadi secara tak sengaja. Neng Sabri tersandung waktu akan masuk kedalam mobil. Tubuhnya terhempas kedepan dan menindih aqu yg sudah duduk di kursi. Untung saja kepalanya tak terantuk setir mobilku. Tetapi yg membuatku gugup adalah kepalanya pas sekali ambruk di atas selangkanganku. Tanganku juga tak sengaja tertindih payudaranya yg besar itu. Entah apa yg merasukiku, tanganku tanpa dapat kukendalikan lagi meremas payudara wanita ini. Neng Sabri melenguh pelan kemudian bangkit dari terpuruknya. Wajahnya memerah sepertinya menahan malu.

Aqu sendiri juga malu sesudah sadar kalau gagang kemaluanku ternyata sudah tegang waktu wajah Neng Sabri tanpa sengaja menyentuh selangkanganku ini. Kami berdua terdiam cukup lama di dalam mobil ini. Aqu mencoba membuka percakapan dan waktu itulah kami bertatapan muka. Pandangan kami beradu cukup lama. Entah apa yg mempengaruhiku, aqu mulai berani mendekatkan wajahku kepadanya.

Sewaktu kemudian bibir kami saling bersentuhan. Setan apa yg mendorongku aqu sendiri juga tak tahu. Yg jelas selang beberapa detik saja kami sudah saling melumat bibir satu sama lain. Mobil itu menjadi saksi betapa panasnya ciuman kami berdua, diluar dugaan Neng Sabri sangat mahir dalam berciuman. Dia juga tak sungkan ketika aqu menggunakan lidahku dalam berciuman. Tak cukup hanya itu, tanganku sudah mulai meraba payudara Neng Sabri lagi yg waktu itu masih berbalutkan pakaian kerja. Aqu copot jas kerjanya kemudian satu demi satu kancing kemeja Neng Sabri aqu lepaskan hingga sekarang tinggal bra warna krem-lah yg menjadi penghalang mataqu dgn payudara indah wanita cantik ini. Remasan-remasan tanganku sepertinya sudah berhasil membangkitkan gairah terpendam milik Neng Sabri. Dia semakin liar saja. Bahkan tangannya sudah berani mengusup kedalam celana panjangku dan hanya butuh waktu beberapa detik saja sebelom akhirnya dia berhasil menemukan gagang kemaluanku yg memang bukan hanya sudah tegang tetapi sudah basah. Neng Sabri tersenyum begitu tahu kalau aqu juga terangsang berat. Kemudian dia merebahkan kursinya dan mencopot bra yg dia pakai sehingga aqu bisa dgn leluasa menikmati pemandangan indah tersebut. Payudara Neng Sabri memang benar-benar besar. Sesuai dgn dugaanku yaitu F-Cup.

Aqu tak sabar ingin meremas dan menciumi payudara indah tersebut beserta puting susunya yg sudah tegang menantang itu. Sesekali tubuh Neng Sabri membusung tiap kali aqu menghisap putting susunya yg mancung itu. Tanganku meraba kemaluan wanita cantik ini dan ternyata celana dalamnya sudah basah sekali. Tanpa pikir panjang segera ku singkap rok mininya itu sehingga tersingkap keatas kemudian kutarik celana dalamnya hingga lepas. Sekarang bukan hanya payudara Neng Sabri yg terlihat jelas tetapi juga kemaluannya dapat jelas kulihat. Wanita ini masih sedikit malu-malu ketika aqu berhasil melucuti celana dalamnya. Sebelah tangannya berusaha untuk menutupi kemaluannya yg tercukup rapi itu. Tetapi aqu tak ambil pusing, jemariku segera bekerja disana.

Jari telunjuk dan jari kelingkingku membuka bibir kemaluan Neng Sabri yg sudah basah itu sementara jaru tengan dan jari manisku kuarahkan kedalam kemaluannya. Dgn gerakan menusuk- nusuk membuat Neng Sabri semakin kalang kabut dibuatnya. Desahan demi desahan tak terhindarkan lagi keluar dari mulutnya. “Akhh..Mas..jangan disitu…akhhh…” desahnya lagi waktu jemariku berkarya di lubang kewanitaannya. Cairan pelumas segera kembali meluber membasahi bibir kemaluan wanita cantik ini. Memang soal permainan jari aqu sudah ahli. Istriku saja sampai kubuat klimaks dgn jari saja. Klitorisnya mulai menegang dan tanda dia akan klimaks semakin dekat saja.

Beberapa menit kemudian berkat permainan jemariku di kemaluannya ditambah dgn cumbuan tangan dan bibir beserta lidahku di sepasang payudaranya, Neng Sabri mencapai klimaksnya. Dia mendesah cukup keras sambil menahan jeritan nikmat. Bibir bawahnya dia gigit sendiri menahan sensasi kenikmatan yg meluap dari dalam dirinya. Tubuhnya mengejang sewaktu kemudian setengah menit kemudian dia lemas. Peluh membasahi tubuh seksi dan montok wanita ini. Neng Sabri akhirnya mencapai klimaksnya hanya dgn petting saja. Aqu tersenyum melihatnya terduduk lemas di bangku mobilku yg sudah disandarkan. “Neng Sabri benar-benar hebat. Mas Sutrisno beruntung punya istri secantik dan seseksi Neng Sabri.” Pujiku. “Aqu sebenarnya sudah lama suka dgn Neng Sabri hanya saja sering kutahan, sekarang aqu sudah puas bisa bermesraan dgn wanita secantik Neng ini.” Pujiku lagi. Wajah Neng Sabri memerah entah kerana pergumulan tadi atau kerana menahan malu kerana sudah menyerahnya separuh dirinya padaqu padahal dia punya seorang suami yg menunggunya dirumah.

“Mas Ramelhan ini memujinya kok tinggi banget sih? Ntar aqu jadi ke ge-er-an lho. Lagian mas Ramelhan khan juga punya istri cantik. Pasti Neng Nia juga setiap malam merasakan keahlian tangan mas Ramelhan ini, beruntungnya Neng Nia ya…” ujar Neng Sabri. Aqu tersanjung dibuatnya kerana dia mengaqui kehebatan jemariku ini. Belom sempat aqu bicara tiba-tiba tangan Neng Sabri menyentuh kemaluanku kemudian dgn cekatan dia mengocoknya perlahan.

Gagang kejantananku yg sebelomnya sudah setengah tiang sekarang kembali perkasa hanya dgn sedikit sentuhan dan rangsangan dari Neng Sabri. Kemudian tanpa kuduga Neng Sabri mengarahkan bibirnya ke ujung kemaluanku dan menciumnya perlahan kemudian lidahnya bermain di ujung kemaluanku itu dan pada akhirnya seluruh gagang kemaluanku itu dilumatnya masuk kedalam mulut wanita cantik ini. Rasanya bagaikan di awang-awang. Disertai dgn rangsangan tangannya pada buah zakarku, mulut Neng Sabri maju mundur seolah mengocok kemaluanku sembari dari dalam, lidahnya tak henti-hentinya melumat gagang kemaluanku ini. “Neng Sabri…akhhh…” desahku menahan rasa nikmat. Tak butuh waktu lama sampai akhirnya aqu merasa akan mencapai klimaks. Kemudian Neng Sabri mencabut kemaluanku dari mulutnya begitu dia tahu kalau aqu sudah nyari ejaqulasi. Aqu kemudian mengarahkan kemaluanku ke belahan payudaranya.

Neng Sabri kemudian menggunakan himpitan sepasang payudaranya untuk mengocok gagang kemaluanku ini. “Keluarin aja semua mas. Aqu pengen mas Ramelhan juga merasakan nikmat seperti yg aqu rasakan tadi.” Kata Neng Sabri sambil sesekali menjilati ujung kemaluanku.

“Akhh..Neng…aqu keluar…akhhh…” racauku sambil kedua tanganku menekan pundak Neng Sabri.

Gagang kemaluanku berdenyut sangat cepat kemudian cairan putih kental menyembur membasahi sepasang payudara wanita cantik ini bahkan beberapa sempat menyemprot kearah wajah Neng Sabri. “Maaf Neng. Tadi nggak sempet aqu kontrol. Wajah Neng jadi kotor deh.” Kataqu meminta maaf. Neng Sabri hanya tersenyum sambil membersihkan wajahnya dgn tissue sementara aqu membantu membersihkan payudaranya dgn tissue juga. “Nggak apa-apa kok. Kalau mas Sutrisno sering nakal sih menyemprotkan didalam mulut tanpa bilang-bilang padahal aku nggak suka dgn rasanya, jadi pengen muntah mas.” Sahutnya pelan. “Mungkin kerana belom biasa aja kali Neng.” Kataqu. Padahal istriku sendiri juga tak pernah mau menelan air maniqu. Dia sering marah-marah ketika aqu tanpa sengaja atau sengaja menyemprotkan cairan maniku kedalam mulutnya ketika melaqukan oral seks. Akibatnya dia sering kali menolak melaqukan oral seks tersebut. Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam. Kami kemudian merapikan diri dan bergegas pulang. Sepanjang perjalanan aqu tak henti-hentinya meraba-raba payudara Neng Sabri yg sudah terbungkus oleh bra itu. Wanita cantik itu hanya tersenyum melihat ulahku. Dia sempat membalas dgn meraba dan mengocok kembali kemaluanku tetapi kerana aqu nyaris kehilangan kendali atas setir mobilku maka niatan itu dia hentikan. Sesampainya dirumah, Neng Sabri langsung masuk kamarnya sementara aqu sudah ditunggu istriku.

“Mas, kok baru pulang? Macet ya?” tanya istriku, aqu hanya mengiyakan saja. Seandainya dia tahu kalau aqu habis petting habis-habisan dgn Neng Sabri entah apa yg akan dia laqukan. Malam itu istriku tumben tak meminta jatah malamnya. Tapi bagiku tak masalah kerana aqu sudah mendapatkan dari Neng Sabri meskipun hanya sebatas blow job saja. Dua hari kemudian, tepat akhir pekan, pekerjaanku sepertinya sudah selesai semua dan aqu mempunyai waktu luang cukup banyak.

Semua laporan dan pembukuan sudah ditangani dan sejak jam 12 siang aqu sudah bebas dari pekerjaan. Sebenarnya aqu bisa saja pulang tetapi aqu iseng ingin kembali mengulang kebersamaanku dgn Neng Sabri tempo hari. Iseng-iseng aqu telepon Neng Sabri lewat telepon Officeku dan dia menyahutnya. Ternyata Neng Sabri juga sedang senggang. Kemudian kami makan siang berdua.

“Wah kebetulan mas, aku juga sedang nggak ada kerjaan. Maklum selama dua hari terakhir ini sering lembur jadi semua laporan sudah selesai. Mas sendiri habis ini mau kemana?” tanya Neng Sabri diselang makan siang kami. “Hmmm, nggak tahu yah. Tapi kalau Neng Sabri memang udah nggak ada kerjaan gimana kalau kita keluar aja. Kebetulan tadi ada selebaran promo mengenai tempat karaoke yg baru. Tempatnya nggak begitu jauh dari sini dan katanya sih lumayan eksklusif gitu.” Ajakku. Dalam hati aqu berharap agar dia setuju. Neng Sabri menghabiskan minumannya kemudian beranjak berdiri. “Boleh juga tuh mas. Ayo! Lagi pula dari pada bengong di Office.” Dia setuju dan dgn hati gembira penuh pengharapan aqu melajukan mobilku kearah tempat tujuan kami. Ternyata tempat karaoke itu benar-benar eksklusif, jadi wajar saja kalau promonya juga besar-besaran di perOfficean.

Aqu kemudian memesan kamar untuk kami berdua selama dua jam. Pelayan disana kemudian menyajikan menu minuman dan makanan ringan untuk kawan karaoke kami. Sesudah selesai administrasinya kami langsung menuju ke kamar yg di maksud. “Wah, gede juga yah. Ini sih bias untuk delapan sampai sepuluh orang mas.” Kata Neng Sabri kepadaqu. Memang sih kamarnya cukup besar dgn televisi LCD ukran 30 Inchi dan sound lengkap. Sofanya yg besar juga empuk bahkan pas buat tidur sekalipun….tidur? Ya, pikiran itu terbersit di otakku baru saja. Selama lima belas menit pertama kami hanya berkaraoke berdua sambil sesekali menenggak minuman dalam botol. Aqu tahu minuman itu mengandung alcohol sekitar 5% tetapi Neng Sabri sepertinya tak sadar dan menganggap kalau muniman itu hanyalah soft drink biasa. Sesudah hampir dua botol minuman itu habis kami tenggak, aqu mulai melihat Neng Sabri sudah mulai tipsy meskipun belom sepenuhnya mabuk. Bicaranya mulai sedikit ngelantur. Aqu mempergunakannya untuk mendekatinya.

Sengaja aqu mendekatkan wajahku dgn wajahnya dan sesuai dugaanku tak butuh waktu lama untuk akhirnya kami berdua berciuman dgn mesra atau lebih tepatnya dgn panas. Nafsu sudah sampai diujung kepala dan tak tertahankan lagi. Baik aqu maupun Neng Sabri masing-masing saling melucuti baju pasangannya. Sejak awal memang aqu sudah mengunci pintu kamar ini sehingga aqu sudah bebas kekhawatiran jika ada orang masuk. Sekarang dihadapanku adalah Neng Sabri yg sudah bugil total. Dia tak mengenakan sehelai benangpun ditubuhnya begitu juga dgnku. Kami kemudian berpagutan mulut kembali. Lidah kami berdua saling melilit dan menjilat satu sama lain sementara kedua tangan kami bergerilya ke area rawan pasangan masing-masing. Tangan Neng Sabri mulai mengocok kemaluanku sementara tangan yg satunya mengelus dadaqu yg bidang ini. Sementara itu dia membiarkan kedua payudaranya aqu mainkan malah dgn tangannya dia mengarahkan sebelah tanganku yg satu lagi untuk menstimulsi kemaluannya yg sangat basah itu. Kembali Neng Sabri merasakan kenikmatan permainan tanganku yg memang pernah membuatnya klimaks dua hari kemudian. Sekarang tak ada lagi bunyi orang bernyanyi yg ada hanya bunyi desahan kami berdua yg sedang berpacu dgn kenikmatan.

Aqu kemudian merebahkan tubuh Neng Sabri ke sofa yg lebar itu kemudian mengangkat kedua tungkai kakinya dan menyandarkan kedua tungkai kakinya tersebut ke pundakku. Perlahan aqu mengarahkan kemaluanku kearah kemaluan Neng Sabri tetapi Neng Sabri sepertinya sadar hal tersebut dan dgn kedua tangannya berusaha untuk menutupi kemaluannya agar aqu tak bias penetrasi. “Mas Ramelhan, jangan! Aqu masih belom siap. Aqu nggak mau mengkhianati mas Sutrisno lebih dari ini.” Ujar Neng Sabri sambil berusaha mencegahku. Tetapi nafsuku sudah sampai di ubun-ubun membuatku tak peduli lagi. Aqu kemudian menindih tubuhnya sambil kedua tanganku menarik tangannya keatas kepala Neng Sabri dan mencekalnya supaya tak berontak lagi sambal bibirku terus menjelajah bibir, leher dan payudara wanita cantik ini. Akhirnya Neng Sabri kehabisan tenaga untuk melawan, mungkin juga kerana dia sudah tipsy sebelomnya. Wanita cantik itu hanya menyerah begitu saja ketika ujung kemaluanku mulai menyentuh bibir kemaluannya yg merah merekah itu. Dgn sedikit dorongan akhirnya kepala kemaluanku masuk juga kedalam lubang senggamanya diiringi dgn desahan yg keluar dari mulut wanita seksi ini. “Mas Ramelhan…akhhh…” desahnya sambil memalingkan mukanya kesamping mungkin Neng Sabri malu kerana kemaluanku sekarang sudah menjebol batas kesetiaannya kepada suaminya. Sekarang kemaluan pria yg bersarang di kemaluannya bukanlah milik suaminya melainkan milik orang lain.

“Neng Sabri, ternyata kemaluan Neng Sabri masih sempit ya. Mas Sutrisno pasti senang tiap hari dapat jatah dari Neng Sabri.” Ujarku dan Neng Sabri semakin malu dibuatnya. Wajahnya memerah dan tak ada satu patah katapun terucap dari bibir manisnya itu. “Akhhh…pelan mas…” ujar Neng Sabri ketika aqu mulai kembali mendorong masuk gagang kemaluanku yg tersisa. Apa mungkin kemaluanku ini lebih besar dari milik Mas Sutrisno atau memang kemaluan Neng Sabri yg memang sempit. Perlahan tapi pasti akhirnya aqu berhasil melesakkan seluruh bagian kemaluanku kedalam kemaluan Neng Sabri. Pelan-pelan aqu mulai menyodok-nyodok kemaluanku yg bersarang di lubang kewanitaan wanita cantik ini. Sekarang Neng Sabri seolah tergolek tak berdaya di depanku. Aqu menindihnya dgn nafsu yg terus bertambah. Pompaanku yg semula pelan sekarang sudah mulai cepat. Entah berapa kali pompaanku berhasil membuat ujung kemaluanku menyodok dinding Rahim Neng Sabri. “Akhh..mas..pelan-pelan!” ucap Neng Sabri lirih diiringi desahan suaranya. Suara seksi desahan yg keluar dari mulut wanita ini bercampur dgn bunyi kecipak cairan kedua kemaluan kami yg saling beradu. Suara khas orang bercinta ini memenuhi seluruh ruangan. Untungnya ruangan ini kedap suara kerana jika tak maka bisa terdengar diluar sana. Aqu mengangkat tubuh Neng Sabri hingga kami sekarang duduk berhadap-hadapan sementara tubuhnya aqu pangku dgn pahaqu. Aqu tak henti-hentinya mengangkat-angkat pantatnya agar kemaluanku tetap bisa memompa kemaluan Neng Sabri sambil sesekali menggoygnya kekiri dan kekanan sehingga ujung kemaluanku ini bisa menelusuri dinding lubang senggama istri Mas Sutrisno ini.

Tetapi tak butuh waktu lama sampai Neng Sabri mulai terhanyut dalam permainanku dan dia dgn sukarela menaik turunkan selangkangannya sendiri sehingga sekarang aqu tinggal menikmati pelayanan Neng Sabri ini. Dgn gaya women on top wanita ini semakin beringas saja. Aqu bisa melihat payudaranya bergoyg kesana kemari kerana ukurannya yg besar sehingga menjadikan pemandangan seksi sekali bagiku kerana milik istriku tak sampai sehebat itu berguncangnya. Sambil tanganku meremas-remas payudaranya aqu ikut membombardir kemaluan

Neng Sabri dari bawah. Cairan kemaluan keluar deras dari kemaluan Neng Sabri disertai tubuhnya yg mengejang. Ternyata Neng Sabri sudah mencapai klimaksnya kali ini. Tetapi aqu masih belom puas, kemudian aqu kembali menindih wanita cantik ini dan kembali menumpangkan kedua tungkai kakinya di bahuku dan menindih tubuh seksinya itu sehingga lutut Neng Sabri sekarang menyentuh payudaranya sendiri. Kemudian dgn tak kalah beringas aqu memompa kemaluanku didalam kemaluannya dgn cepat hingga beberapa menit kemudian aqu merasakan kemaluanku mulai berkedut keras dan akhirnya menyemburkan cairan putih kental di dalam rahim Neng Sabri. Tak ada nada protes dari mulut Neng Sabri meskipun kala itu dia tahu kalau didalam rahimnya sudah penuh cairan air maniqu. Beberapa bahkan mengalir keluar lewat bibir kemaluannya. Tak ada pikiran taqut akan resiko hamilnya Neng Sabri nanti. Kami berdua hanya memikirkan kepuasan hasrat kami saja. Sepuluh menit kemudian kami kemudian merapikan diri dan menyudahi acara karaoke ini meskipun baru satu jam kurang lebih kami menggunakan ruangan tersebut. Sesudah menyelesaikan urusan administrasi kami segera cabut dari tempat itu dan pulang kerumah. Hanya ada diam selama di dalam mobil yg melaju kala itu. Neng Sabri terdiam begitu juga dgn aqu. Mungkin Neng Sabri menyesali semua keputusannya yg menyerahkan kesetiaan cintanya akan sang suami dgn hasrat seksualnya dgnku. Aqu sendiri diam kerana bingung harus ngomong apa dgnnya. Sesampainya dirumah kost, sepertinya rumah masih sepi dan seluruh penghuni kost tak ada dirumah. Maklumlah kerana semua penghuni kost merupakan karyawan dan jika ada pasangan suami istri tinggal disana juga adalah pasangan muda yg baik laki-laki maupun wanitanya bekerja dan pulang biasanya jam 5 sore atau malam malahan. Berarti tinggal ada istriku Nia dan suami Neng Sabri, batinku dalam hati. Ketika kami berdua melangkah dan mendekati kamar kami yg bersebelahan, aqu mendengar suara rintihan dan desahan dari kamar Mas Sutrisno dan Neng Sabri. Sepertinya Neng Sabri juga mengetahui hal tersebut dan memintaqu agar berjalan perlahan.

Bagaikan maling yg mengincar barang berharga, kami berdua mengendap-endap mendekati jendela kamar Neng Sabri. Kerana jendela bagian depan kamar tertutup rapat maka kami memutuskan untuk mengintip dari bagian belakang. Bagian belakang kamar mereka memang terdapat lubang kecil dgn ukuran sekitar 30cm-40cm yg dulu merupakan bekas exhause fan tetapi sekarang hanya tinggal lubangnya saja. Semakin dekat dgn lubang itu aqu semakin mendengar jelas desahan yg keluar dari kamar itu. Itu jelas-jelas desahan seorang wanita tetapi siapa? Semakin dekat aqu semakin jelas dan tiba-tiba terbersit dalam benakku kalau desahan dan rintihan wanita itu seperti milik istriku, Nia. Desahan tersebut sangat mirip sekali dan begitu aqu mengintip lewat lubang tersebut benar saja aqu terkejut bukan kepalang. Aqu melihat Nia, istriku sedang disetubuhi oleh Mas Sutrisno. Keduanya sudah dalam keadaan telanjang. Suara televisi yg di nyalakan tak dapat mengelabui suara desahan yg keluar dari mulut mereka berdua. Mereka sedang bercinta. Istriku dgn posisi merangkak sedang Mas Sutrisno dibelakangnya terus membombardir kemaluan istriku dgn sodokan-sodokan kemaluannya. Tubuh istriku yg langsing dan putih mulus berkebalikan dgn tubuh Mas Sutrisno yg cokelat kehitaman dan sedikit gemuk. Neng Sabri menahan rasa terkejutnya melihat suaminya bermain cinta dgn wanita lain. “Akhh…mas Sutrisno…terusss…masss..” desah istriku. Aqu tak percaya istriku meminta Mas Sutrisno agar terus menyetubuhinya. “Enak ya dik dientotin sama mas Sutrisno? Kalau sampai Mas Ramelhan tahu gimana coba…hehe…” ujar Mas Sutrisno sambil menyodok kemaluan istriku dgn keras. Istriku menjerit kecil, “Akhh…nggak apa-apa.

Mas Ramelhan juga jarang dirumah pulang baru…akhhh…nanti malam…” ujarnya kemudian keduanya berciuman hangat. Brak!!! Keduanya terkejut ketika pintu dibuka oleh Neng Sabri. Memang Neng Sabri mempunyai kunci duplikat untuk jaga-jaga seandainya dia pulang pas Mas Sutrisno sedang pergi. Keduanya kelimpungan mencari kain untuk menutupi tubuh mereka yg telanjang. Tetapi selimut yg diraih Mas Sutrisno sudah buru-buru di serobot oleh Neng Sabri. Dalam kebingungan, istriku hanya menangis kemudian menghambur kearahku dan bersujud dikakiku sambil berlinang air mata. Segala macam ucapan permintaan maaf keluar dari bibirnya. Dadaqu sesak melihat istriku yg telanjang ini sudah habis di garap oleh orang lain selain diriku. Tetapi terbersit ucapan Dirman tempo hari mengenai variasi seks kemudian aqu mencegah waktu Neng Sabri akan melabrak suaminya. Kemudian meng-kode-nya agar dia tenang dan sepertinya dia tahu maksudku. Kemudian sesudah menutupi tubu bugil Mas Sutrisno dan istriku kami menutup pintu kamar dan menanyai hubungan mereka berdua. Dari semua pengaquan mereka ternyata hubungan Mas Sutrisno dgn istriku baru berlangsung dua hari yg kemudian ketika aqu telat pulang Office. Sementara itu istriku sudah terlanjur minum obat perangsang. Itu menjelaskan mengapa hari-hari sebelomnya dia begitu hangat, ternyata dia meminum obat perangsang dosis tinggi sehingga dia sering minta jatah berulang kali padaqu dan dua hari kemudian dia malah tak minta sama sekali, ternyata dia sudah memperoleh jatahnya dari Mas Sutrisno, suami Neng Sabri. Bahkan sampai 4 kali dalam dua jam.

Aqu kemudian bertanya apakah mereka menggunakan pelindung waktu itu dan mereka menjawab tak kerana istriku mengatakan dia sudah meminum pil KB sebelom dan sesudah berhubungan intim tersebut. Dia sama sekali tak sengaja bercinta dgn Mas Sutrisno jika bukan kerana pengaruh obat tersebut. Kerana waktu itu Mas Sutrisno sedang datang untuk meminjam tang untuk memotong kawat sementara istriku tak tahu tempat penyimpanannya sehingga mereka berdua dikamar mencarinya. Kala itu istriku hanya mengenakan daster untuk tidur kerana memang dia rencananya akan menyambut kepulanganku. Tak disangka yg menuai malah Mas Sutrisno. Sore itupun mereka berdua bercinta habis-habisan. Dan peristiwa barusan juga kerana istriku dan Mas Sutrisno berunding agar hal itu tak terjadi lagi tetapi kerana rayuan Mas Sutrisno akhirnya istriku takluk juga untuk kedua kalinya. Dan mereka berdua bercinta habis-habisan lagi, hanya saja kali ini sudah ketahuan terlebih dahulu. Dgn berlagak marah aqu dan Neng Sabri menghakimi mereka. Baik istriku maupun Mas Sutrisno sama-sama meminta maaf berulang kali dan tak ingin bercerai.

Bahkan Mas Sutrisno sampai menyembah-nyembah kami berdua agar memaafkannya. Sebuah ide yg sudah lama tertanam diotakku langsung kukeluarkan. “OK kalau begitu. Kerana kalian berdua sudah sering bercinta maka sebagai balasannya aqu dan Neng Sabri akan bercinta juga. Bukan hanyan itu tapi kami akan berhubungan intim didepan kalian berdua.” Ucapku. Mas Sutrisno protes tetapi kerana Neng Sabri kembali menakannya maka dia hanya pasrah. Akhirnya jadi juga aqu bercinta dgn Neng Sabri. Siang itu aqu kembali memompa kemaluan Neng Sabri kali ini dgn posisi doggy style seperti yg dilaqukan istriku dgn Mas Sutrisno. Aqu sengaja memeperlihatkan ekspresi wajah Neng Sabri didepan suaminya yg masih bugil itu (baik Mas Sutrisno maupun Nia tak diijinkan untuk memakai pakaian mereka kala itu). Aqu tertawa dalam hati melihat kemaluan Mas Sutrisno yg menegang melihat istrinya aqu kerjai. Tak puas hanya menggarap Neng Sabri sekarang aqu memanggil Nia agar bergabung. Sekarang Nia, istriku aqu minta untuk berbaring terlentang sementara diatasnya aqu minta Neng Sabri dalam posisi merangkak.

Sekarang didepanku terpampang dua kemaluan siap sodok. Di bagian atas Neng Sabri kemaluannya yg sempit dan basah itu sementara itu di bawahnya terdapat bibir kemaluan Nia istriku yg berrambut agak lebat itu. “Akkhhh…mas Ramelhan…ekkhhh…” desah Neng Sabri ketika aqu menusukkan lagi gagang kemaluanku kedalam kemaluannya. Kemudian sesudah beberapa kali pompaan aqu kemudian mencabutnya dan mengarahkan kemaluanku ke kemaluan Nia istriku dan melesakkannya kedalam kemaluannya. Bergantian istriku dan Neng Sabri merasakan kenikmatan sodokan kemaluanku. Mungkin kerana aqu sudah berejaqulasi sebelomnya sehingga permainanku kali ini
jauh lebih lama. Bergantian kedua wanita ini mencapai klimaks mereka. Istriku mencapai klimaksnya lebih dulu kemudian sesudah beberapa detik kemudian segera aqu alihkan sodokanku ke kemaluan Neng Sabri dan kami berdua mencapai klimaks bersama. Sebagian air maniqu menyembur di kemaluan Neng Sabri kemudian dgn cepat kucabut dan kumasukkan kedalam lubang kemaluan Nia istriku dan menghabiskan sisa air maniqu disana. Neng Sabri kemudian terkulai lemas di atas tubuh istriku. Aqu puny ide tambahan lagi meminta mereka berdua berciuman. Adegan lesbi yg menggairahkan kemudian aqu minta supaya keduanya kembali melayaniku meskipun kali ini aqu tak sampai klimaks.

Aqu melihat Mas Sutrisno yg termenung melihat polah istrinya yg disetubuhi orang lain. Aqu kemudian menghentikan gerakan sodokanku di vagian Neng Sabri. “Mas. Kalau mas Sutrisno mau silakan pakai aja Nia untuk sementara ini. Dari pada bengong, aneh juga kalau pas ngentotin perempuan ada yg nonton.” Ujarku kepadanya. Mas Sutrisno bingung tapi sesudah itu sebuah senyuman tersungging di bibirnya. Akhirnya kami menutup tragedy itu dgn sebuah swing party antara aqu, istriku, Neng Sabri dan Mas Sutrisno. Sesekali aqu melihat Mas Sutrisno yg sedang asik menggarap tubuh molek istriku yg dibaringkan terlentang disamping tubuh Neng Sabri yg memang sedang kutindih. Kami berdua berlomba mengerjai istri lawan kami masing-masing. Sengaja atau tak tapi aqu melihat istriku mencium mesra mas Sutrisno kemudian Neng Sabri membalasnya dgn menciumku lebih panas lagi.

Seperti lomba saja jadinya, hanya saja lomba kali ini adalah lomba seks. Entah sudah berapa kali air mani tumpah di tubuh istriku atau di tubuh Neng Sabri.

Baik kemaluan maupun bagian perut mereka berdua sudah diselimuti cairan air mani baik dari milikku maupun Mas Sutrisno. Beberapa kali aqu bertukar posisi dgn Mas Sutrisno, dan baik Neng Sabri maupun Nia sepertinya merasakan kenikmatan tersendiri ketika pergantian kemaluan tersebut. Percintaan itu kami akhiri dgn pasangan resmi kami masing-masing. Mas Sutrisno menyemprotkan hasil ejaqulasinya yg ketiga sore itu di dalam kemaluan istrinya, Neng Sabri.

Sementara itu aqu menumpahkan sisa air maniqu yg mulai encer itu kedalam rahim Nia, istriku.


Kemudian kami berpelukan dgn pasangan masing-masing. Meskipun beberapa kali tangan Mas Sutrisno mencoba bermain-main dgn puting istriku. Entah petualangan kali ini apakah akan berlanjut ke hal yg lebih seru atau tak kerana aqu dan Neng Sabri jelas tak ingin menyudahi kenikmatan ini.

Cerita Sex - Keluarga Yang Pengertian..

Hai namaku Siti Zubadiyah. Umurku 17 tahun. Saat ini aku sedang berada di dapur membantu ummi menyiapkan hidangan makan siang. “Kresh…k...