DEWALOTTO

DEWALOTTO
Tersedia 6 Bank BCA, BNI, MANDIRI, BRI, DANAMON dan NIAGA ™DAFTAR™ Klik Gambar Diatas*****

Wednesday, 29 June 2016

Cerita Sex - Kakak Ku Yang Manja...

Aku percepat sepeda motorku agar cepat sampai di rumah Kak Tias. Sudah 2 tahun aku tak bertemu dengannya, sejak aku ditempatkan di Kalimantan setelah aku menyelesaikan kuliahku. Rasa rinduku pada kakakku yg sangat manja kpadaku dan sangat memanjakanku tak kepalang. Walau dia sudah menikah dan sudah punya seorang anak, aku tetap merindukannya.



Aku teringat semasa kami kecil, aku selalu menjadi ayah dan dia menjadi ibu dan kami bermain di samping rumah di bawah pohon manggis. Kami pun masuk ke pondok di pinggiran kali kecil, lalu ami membuka baju kami, mempraktekkan bagaimana tetangga kami bersetubuh yg kami intip. Oh… kenangan itu.

Bermain sampai kami lepas SD, kemudian kami masuk SMP. Usia kami terpaut hanya 2 tahun. Kami pernah sama-sama di SD dan kami sama-sama di SMP, kemudian kami sama-sama di SMA, kemudian kami sama-sama kuliah dan saat kuliah, aku dan kakaku Tias sama-sama diwisuda. Saat aku ke Kalimantan aku tak bisa menghadiri pernikahakannya. Dia adalah korban kawin paksa oleh ayah kami.

Begitu aku tiba di depan rumahnya, dia langsung menghambur dan memeluk diriku dan kami berpelukan. Kami ingat bagaimana kami sama-sama sekolah boncengan naik sepeda sampai tamat SMA dan kemudia sama-sama mahasiswa. Sejak SMP dan SMA kami sudah pacaran. Pacaran dimana kami saling berkirim surat. Aku menulis surat padanya, kemudian dia tulis surat padaku lalu diberikannya untuk aku baca.

Setelah mahasiswa, kami membeli sebuah buku catatan harian dan kami isi bersama-sama. AKu menulis di buku itu kemudian kakakku akan membalasnya. Dalam keseharian kami, kami tdk pernah membicarakan tentang cinta kami. Kami hanya membicarakan tentang cinta kami di dalam buku catatan harian kami (Diary) saja.

Setiap akhir tahun, kami membuat acara pembakaran buku catatan harian kami. Terkadang kami melakukannya di gunung, karean kami samapsama suka mendaki gunung, atau di puncak di sebuah hotel kecil. Kami sudah terlalu sering tidur bersama. Kami berciuman saling mengelus. Paling indah bagiku, saat pertama kali aku dibenarkan mengulum buah dadanya dan pertama kali dia mengulum penisku. Indah sekali.

Perbuatan itu tak sampai lebih dari sana. Aku harus taat pada perjanjian kami di buku diary. Kalau aku trak boleh merusak kegadisannya. Aku hanya diberikan kesempatan untuk melihatnya, kemudian diizinka untuk mengelus rambut-rambut halus di vaginanya.

Terakhir aku diizinkan mencium vaginanya. Saat aku meminta untuk menjilatnya, aku hanya diizinkan dengan pengawasannya yg ketat. Duh… aroma vagina Kak Tias masih terngiang dalam kenanganku dan aku masih mampu merasakan aroma mesum vagina-nya. Apakah pertemuan kami kali ini, aku masih mendapatkan it7u. Apakah aromanya tetap sama, setelah dia menikah dan sudah punya seorang anak yg kini hampir berusia dua tahun itu?

Aku terkejut saat mengetahui kalau ternyata anak yg dilahirkannya hanya berusia empat bulan kemudian meninggal. Katanya dia sengaja tdk memberitahukanku, agar aku tdk bersedih. Linangan airmatanya membuatku mengelusnya dan menciumnya. Saat itulah aku mengerti, kenapa Kak Tias sangat merindukanku, karean suaminya jarang di rumah, karena lebih banyak di rumah isteri tuanya. Aku geram mendengarnya.

Tak berapa lama, suami kak Tias datang dan kami berkenalan. Saat itu aku mengemukakan, agar Kak Tias mau menemani aku ke rumah orangtua kami, karena akui sudah kangen pada kedua orangtua dan kangen juga kepada Kak Tias. Dengan senang hati, suami Kak Tias menyetujuinya bahkan mengatakan dia akan berangkan ke Ambon selama sebulan lebih untuk sebuah proyek. Dia memberikan sejumlah uang kepada kami untuk biaya selama sebulan di rumah orangtua dan perjalanan. Hanay itu, tanpa basa-basi dia langsung pergi. Aku jadi mengerti kenapa Kak Tias selalu mengeluh pada suaminya itu.

Dengan mengendarai sepeda motor kami hanya membawa dua buah ransel. Ransel Kak Tias di punggungnya dan ranselku tergantung di bahuku dan berada di dadaku. Dengan senang dan bahagia sekali Kak Tias memelukku erat dari belakang. Teteknya menempel erat di punggungku. Aku juga bahagia.

“Kak aku jadi horny, tetek kakak nempel di pungungku,” kataku.

“Lantas bagaimana?”

“Bagaimana kalau malam ini kita menginap di hotel saja dan besok pagi kita lanjutkan perjalanan,” kataku.

“SIapa takut…” Kak Tias menjawab dengan sangat bahagia sekali.

20 menit kemudian aku membelokkan sepeda motorku ke sebuah hotel melati yg bersih dan sepi. Kami memesan sebuah kamar dan emmasukinya. Aku mengajaknya mandi bersama. Kak Tias tersenyum dan langsung mengangguk kepalanya tanda setuju.

“Sekarang kamu bebas. Bukalah pakaianku sampai aku bugil,” katanya.

Aku melakukannya dan aku menatap tubuhnya yg indah. Saat itu juga Kak Tias melepas satu persatu kancing bajuku, hingga semuanya sudah terlepas dari tubuhku. Kami berdua sudah bugil. Kami berlepukan dan saling berpagutan. Tubuh kami tanpa sehela benang pun demikian rapat. Aku membopongnya memasuki kamar mandi.

Tentu saja kami tdk langsung mengguyur tubuh kami dengan air sejuk itu. Kami melanjutkan pagutan kami. Dengan aroa keringat selama dua jam naik sepeda motor, ternyata membuat kenangan indah kami kembali terngiang. Aroma tubuh kami, masing-masing membuat kami merindukannya.

Setelah puas berpagutan kami pun mengguyur tubuh kami dengan air sejuk dan kami saling menyabuni. Setelah bersih kami mengeringkan tubuh kami dengan handuk empuk dan bersama kami kembali ke ruang kamar tidur. Saat itu Kak Tias langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dann aku tak tahan melihat keindahan tubuh Kak Tias. Aku kembali meniumnya dan kami pun…

Entah bagaimana mulanya, aku pun tak mengerti. Jelasnya, kami sudah sama-sama bugil di atas ranjang. Lampu temaram di dalam kamar, membuat kami semakin asyik saja. Nafsu semakin menggebu. Lidah kami salingb ertautan dengan buas. Kak Tias tak mau diam. Dia terus memelukku dan meremas-remas rambutku. Nafasnya semakin memburu dan…

“Ayo naik ke atas tubuhku…” pintanya. Aku menaiki tubuhnya dan menindihnya dari atas.

“Tolong jangan siksa aku. Masukin cepat…” katanya dengan nafas terengah-engah. Kutusuk lubang nikmatnya.

Memek yg sudah sangat basah itu, dengan cepat dimasuki oleh kontolku yg mengheras dan tegang.

“Oh… nikmat sekali. Hangat dik,” katanya dan terus meremas rambutku sembari lidahnya terus menerus mempermainkan lidahku.

Tanpa kuasa, Kak Tias langsung menjepitkan kedua kakinya ke pinggangku. Dengan buasnya dia mempermainkan tubuhnya dari bawah sampai aku terayaun-ayun di atas tubuhnya.

Aku kehilangan keseimbangan. Aku terbuai oleh nafsu yg menggebu-gebu. Dan aku berteriak tertahan.

“Aku sudah mau sampaiiii” kataku.

“Ya. Keluarin sebanyaknya,” desis Kak Tias.

Aku melepaskan spermaku beberapa kali ke lam lubang nimmat itu. Banyak sekali perasaanku. Kak Tias terus memelyukku dengan kuat sembari histeris kecil dan menjepit kedua kakinya semakin kuat dan memeluk tubuhku dengan kuat pula. Aku merasakan kehangatan lendir yg membasahi dari dalam tubuh Kak Tias.

Ada 1 menit dia masih memeluk tubuhku dan nafasnya mendesah-desah di telinagku. Nafas yg hangat di lubang telingaku membuatku bergidik. Lama kelamaan pelukan Kak Tias seemakin melemah dan jepitan kakinya juga demikian. Kami berkeringat dan mengeluarkan aroma tubu kami masing-masing.

“Terima kasih dik. Aku kembali terasa seperti hidup setelah sekian lama aku mati dalam rasa,” katany perlahan dengan nafas yg belum teratur.

“Aku juga sangat merindukanmu, Kak,” kataku. Kami bertatapan dn tersenyum.

Berdua kami ke kaqmar mandi membersihkan diri setelah kami mampu mengatur nafas kami menjadi normal kembali. Siraman air sejuk membuat kami semakin tenang. Aku mencuci kontolku dan Kak Tias menyabuni memeknya. Kami keluar kamar mandi. Saat Kak Tias mau membalut tubuhnya pakai handuk aku melarangnya. Aku ingin sepanjang malam ini, kami tdk tertutupi sehelai benangpun kami aku ingin bertelanjang bulat bersama sampai besok pagi.

Kembali kami naik ke atas ranjang dengan ditutupi oleh selimut tipis milik hotel. KIpas angin masih terus mengipas-ngpaskan angin dalam ruangan 4 x 4 meter itu. Keringat kami berangsur hilang dan tanpa kami sadari kami tertidur pulas. Kami tdk bermimpi apa-apa.

Kami melanjuutkan perjalanan dengan sepeda motor. Sampai akhirnya kami sampai di rumah kedua orangtua kami yg menyambut kami dengan senang. Mereka mengetahui, kalau kanmi sejak kecil adalah adik beradik yg sangat akrab dan saling memanjakan. Mereka menangapi biasa saja saat kami berdua tiba dengan sepeda motor.

TIga hari di rumah orangtua kami, kami kembali lagi ke kota. Kami sengaja pergi saat matahari mau muncul ke bumi. Perlahan lahan kami mengedarainya. Toh kami akan menginap lagi di hotel barang semalam baru kami tiba di rumah Kak Tias. Saat itulah kami membicarakan segala sesuatunya, termasuk tuntutan Kak Tias mau bercerai dari suaminya. Dia akan menuntut sebuah rumah dan sebagainya. Nampaknya menurut telangkai, suaminya bakal memberikan sebuah rumah dan sebidang tanah untuk Kak Tias. Kak Tias ingin memberikan sawah itu kepada orangtua kami dan rumah itu akan dijual. Kak Tias akan ikut aku ke seberang pulau. Aku senang sekali.

“Aku berharap, kamu mau menikahi aku, Dik,” katanya. Ucapannya membuatku terbelalak.

“Bahaya, Kak,” kataku.

“Tolong aku, kalau kamu sayang padaku. Aku tak mau berpiosah denganmu. Bagaimana caranya, kamu harus menikahiku. Jadikan aku isterimu,” katanya.

Rasanya pusing juga aku memenuhi permintaannya itu. Tapi dia mengancam, kalau aku tdak menikahinya, dia akan bunuh diri, karena dia tak mau menikah dengan laki-laki lain yg pasti tdk akan menyayginya seperti aku menyayginya. Kami putar otak agar kami bisa menikah. Dengan seorang calo nikah, akhirnya kami mendapatkan apa saja yg dibutuhkan. Semua surat sudah terpenuhi, kemudian kami m enikah, padahal perceraian belum juga terlaksana.

Begitu surat nikah sudah ditangan kami, perceraianpun terlaksana. Kakak menerima putusan mahkamah Syariah, dia mendapat sebuah rumah yg mereka tinggali dan sepetak sawah di akmpung yg tdk luas. Kak Tias tak memikirkan apa-apa lagi pokoknya putusan hakim dia terima. Demikian gampangnya. Akhirnya setelah negosiasi, rumah yg seharusnya milik Kak Tias diuangkan saja. Dengan cepat suaminya membayar rumah itu dan sekaligus uang tenggang idhah-nya selama 100 hari.

Dengan izin orangtua, aku me bawa Kak Tias ke seberang pulau. Kami tingal di sebuah desa dan melapor kepada kepala desa dengan surat nikah kami. Akhirnya Kak Tias menjadi sisteri resmiku. Rumah mungilku aku perbaiki dan Kak Tias membuka usaha kecil-kecilan di depan rumah dan aku bekerja sebagaimana biasanya.

5 bulan kemudian, Kak Tias hamil. Kami senang sekali. Rezeki kami pun membaik. Rumah meungil sudah diperbesar sedikit dan kami sudah memiliki sebuah truk pengangkut kebutuhan pekerjaanku. Kamio juga memiliki 10 hektar lahan sawit.

Ketiga aku memiliki tiga orang anak. kedua orangtuaku ingin sekali datang untuk melihat anakku dan katanya dia ingin melihat anak Kak Tias yg kami katakan Kak Tias juga sudah memiliki anak. Akhirnya aku poutuskan aku kembali ke desa untuk menjelaskan kepda mereka, apa yg terjadi.

Mulanya kedua orangtua kami tdk bisa menerima apa yg aku sampaikan. Dengan berbagai alasan, kalau aku tdk menikahi Kak Tias, dia akan bunuh diri dan tak mau lagi jadi korban kawin paksa dan setrusnya dengan berbagai bujuk rayu, akhirnya ibu kami mulanya dapat menerima, kemudian ayah kami menyerah.

Aku membawa merek anaik pesawat terbang ke ibukota provinsi, kemudian nyambung naik bus dan sampailah di rumah kami. Meloihat tiga cucunya, kedua orangtua kami tdk bisa berbuat apa-apa dan hanya mampu menimang cucu mereka. Seminggu kemudian mereka aku antar sampai lapangan terbang. Aku tak mengetahui apa yg ada di dalam pikiran mereka.


Sejak itu, antara kami tdk ada lagi komunikasi. Anak-anak kami tumbuh dewasa dan sehat. Kami bahagia.

Saturday, 25 June 2016

Cerita Sex - Pengantin Yang Masih Lugu...


Setelah lulus dari universitas aku bekerja di salah satu perusahaan swasta terkemuka di jakarta, meniti karir sebagai eksekutif muda yg merupakan impian banyak orang sekarang ini. Semuanya berjalan normal sampai suatu hari, kedua orang tuaku yg sudah berusia senja menyuruhku menikah dengan salah seorang anak dari kerbat mereka.


Pernah terlintas di kepalaku untuk tdk menuruti kemauan kedua orang tuaku, tetapi apa lagi yg bisa kuperbuat untuk mereka selain menjalani pernikahan tanpa adanya hubungan rasa cinta sebelumnya.
Namaku ****, karena merupakan anak satu-satunya , kedua orangtuaku sangat ingin cepat-cepat memiliki cucu dariku

Wanita itu namanya Susi, dia seumuran denganku dia juga bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai general manager. Hari pernikahan kami berjalan lancar, yg kami berdua lakukan hanya tersenyum dan melambaikan tangan saja sepanjang hari, tdk seperti pasangan lainnya yg sangat antusias dengan perkawinannya kami berdua atau mungkin saya lebih tepatnya malah seolah-olah tdk perduli dengan apa yg terjadi dengan apa yg terjadi hari itu.

Cerita Ngentot | Malam pertama kami bisa di bilang sangat aneh,tak ada hiasan pengantin, suasana yg harusnya romantis berubah menjadi sekaku es. Sepanjang malam tdk ada satupun dari kami yg memutuskan untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu. Matahari mulai menampakan diri di ufuk timur, kuputuskan untuk keluar dari kamar ku untuk membuat secangkir kopi di dapur. Setengah jam sudah dan kopi di cangkirku hampir habis,

“gue ke kantor dulu, pulangnya mungkin agak kemaleman” ujar Susi sambil mengenakan sepatu di ruang tengah.

Kata-katanya tdk dapat ku hiraukan, seakan terbawa dalam lamunan banyak hal yg menghantui pikiranku, suara pintu depan kemudian menyadarkanku bahwa wanita yg menyapaku tadi adalah istriku. Waktu terasa begitu lambat berjalan, setelah semua pekerjaanku di kantor selesai kuputuskan untuk pulang dan beristirahat. Setibanya di rumah keadaan sepertinya masih sama seperti dulu saat aku masih membujang, tdk ada yg berubah,….. tiba tiba

“udah pulang kamu?” tanya Susi diiringi dengan senyum

“sorry yah tadi gue nggak sempet masak, kita delivery aja yah” sambungnya.

Tanpa berkata satu katapun aku berjalan pergi meninggalkannya, seperti belum yakin kalau semua ini sudah terjadi. Setelah mandi ku nyalakan televisi, tdk lama setelah itu terdengar bunyi bel dari pintu depan, ternyata kedua orang tua kami datang berkunjung.

“eh, kok nggak bilang kalau mau dateng?” tanya Susi kepada kedua orangtua kami sambil menggandeng tanganku,

Tangan Susi terasa dingin, mungkin karena dia baru selesai mandi dan sepertinya Susi belum memakai daleman. Kedua buah dadanya menjepit lenganku,dan entah sengaja atau tdk Susi mulai mengosokan kedua buah dadanya naik turun, sebenarnya kejadian itu sangat aku nikmati namun karena memang pada dasarnya kami tdk memiliki rasa cinta, jadi aku memutuskan untuk bersikap normal.

Kunjungan kedua orang tua kami berakhir pukul 23.30 malam, kejadian tadi membuatku bingung harus bersikap seperti apa. Seumur hidup baru pernah aku diperlakukan seperti tadi, bisa saja kejadian tadi kunikmati, tetapi Susi bukanlah wanita yg kucintai.

Yg anehnya lagi, hingga kedua orang tua kami pulang Susi tetap menggandeng tanganku, seakan tdk ingin dilepaskannya. Tdk ingin terus dalam keadaan yg membuatku seperti orang bodoh itu, kulepaskan tanganku dari dekapannya dan pergi ke ruang kerjaku

Langkah kakiku menuju ruang kerja terasa semakin berat, Susi sebenarnya hanya ingin memulai sesuatu yg baik, tetapi mungkin aku terlalu serius menanggapinya. Saat pekerjaan kantorku hampir selesai Susi datang menghampiriku

“masih marah ya?, maaf deh lain kali gue bakal ngasih tau lo dulu kalo gue mau berimprovisasi” suara Susi terdengar pelan penuh penyesalan,

“Nggak, gue nggak marah.. gue cuma bingung aja tadi, mau nanggepinnya gimana” balasku, perlahan mulai ku sadari bahwa tdk ada jalan keluar lain selain membicarakan semua masalah dengan baik-baik

“ya udah, kalo gitu gue tidur duluan yah..”sambung Susi dengan senyum manis di wajahnya

Untuk ukuran kecantikan, Susi termasuk wanita yg cantik dan menawan, sebagai wanita karir yg selalu mementingkan penampilan, Susi sebenarnya sangat sexy. Walaupun orangnya perfectionis Susi tetap bisa membagi diri agar tetap bisa jadi orang yg asik, contohnya di kantor dia selalu berusaha terlihat berwibawa dan selalu rapih sedangkan di rumah dia sering hanya memakai celana jeans pendek dan baju tanpa lengan.

Selain itu Susi sebenarnya orang yg mudah mencairkan suasana dan nyambung jika diajak bercerita tetapi karena pada dasarnya belum memiliki rasa sayang jadi masih sangat sungkan bagiku untuk melakukan sesuatu padanya.

Malam itu sofa di ruang tv menjadi tepat tidurku, sengaja kubiarkan Susi tidur sendiri di kamar karena masih ada sesuatu yg mengganjal dalam diriku. Keesokan harinya Susi bangun lebih dulu, segera ia menuju ruang tv dan melihatku yg sedang tidur

“loh, nggak tidur di dalem? Entar masuk angin loh” suara Susi terdengar di pagi hari saat ku coba untuk mengumpulkan nyawa,

“nggak apa-apa,…….kalo gue tidur ama lo, entar kesannya gimana gitu” kataku sambil mengusap mata

“gue buatin kopi mau nggak?” tanya Susi

“nggak, nggak usah gue bisa buat sendiri kok” jawabku

“udah, nih…” ujar Susi sambil menyodorkan secangkir kopi kepadaku, setelah itu dia duduk tepat disampingku, sangat dekat hingga paha kami berdua bersentuhan.

Pagi itu Susi menggunakan hotpants dan baju kaos oblong yg kebesaran, membuatnya semakin terlihat sexy

“nggak ngantor?” tanyaku basa-basi, jantungku berdetak kencang saat selesai bertanya Susi menaruh tangannya di pahaku, dan menatapku dengan matanya yg indah,

“jam sembilan lewat dikit baru gue berangkat, lo?” tanya Susi balik

“sama, gue juga…… kita berangkat bareng mau nggak?” Balasku

“Siap komandan,,.” Jawab Susi sambil tertawa,

Waktu sebelum berangkat ke kantor itu kami gunakan untuk bercanda dan saling mengenal lebih dekat lagi. Hari itu terasa sangat singkat, tugas-tugas di kantor terasa lebih ringan mungkin karena suasana hatiku yg sedang senang. Sepulang kantor kujemput Susi di kantornya kemudian kami makan malam di sebuah restoran dekat rumah kami, setelah itu kami pulang

Sesampainya di rumah, kuputuskan untuk mandi dan langsung menonton tv. Jam menunjukan pukul 21.00 tetapi mataku sudah terasa berat, sambil menahan rasa kantuk kulangkah-kan kakiku menuju kamar, segera pintu kamar kubuka sedikit dan hendak masuk kedalamnya tetapi langkahku tertahan oleh sebuah pemandangan yg baru pertama kali ku lihat seumur hidup, lemari baju Susi terbuka, Susi sedang sibuk mencari-cari bajunya dalam keadaan topless dan hanya memakai celana jeans pendek . Refleks langsung kututup pintu itu sembari meminta maaf.

Walaupun beberapa detik tadi sangat kunikmati, melihat kedua buah dada Susi yg lumayan besar dihadapan mataku, sangat ranum dan bentuknya pun bulat sempurna juga kencang, tapi kembali lagi rasa bersalah memenuhi kepalaku hingga membuatku lupa bahwa itu adalah hal yg wajar bagi suami istri

“Sus, sorry gue mau ngambil bantal, gue nggak ngintip kok” ujarku dari luar kamar, memang terdengar sangat bodoh jika ada seorang suami yg meminta maaf saat melihat istrinya telanjang, tetapi itulah yg terjadi padku sekarang ini

“nggak apa-apa masuk aja….” sahut Susi dari dalam kamar

Dengan menggunakan tangan kiri, kututup mataku sedangkan tangan kananku meraba-raba permukaan tempat tidur untuk mencari bantal

“udah, tanganya dilepas aja, matanya dibuka” suara Susi terdengar sambil mencolek pinggangku

“Sorry, gue bukan mau ngintip tadi, gue bener-bener nggak sengaja”ujarku sedikit malu-malu.

“nyantai aja lagi, gue yg di intip kok lo yg panik……gue juga baru pertama kali diintipin cowok” balas Susi sambil tertawa,

“eh, nggak pegel apa tidur di sofa? Enakan tidur di sini bareng gue…” sambung Susi sambil menepuk tempat tidur.

“udah, cepetan tvnya di matiin dulu”lanjut wanita itu sambil sedikit mendorongku,

Setelah tv ku matikan, terus langkahku kuarahkan kembali ke kamar. Di kamar Susi sudah berada di atas tempat tidur, kakinya yg jenjang dan putih membuat suasana hatiku tak-karuan. Sikap Susi yg sangat baik padaku membuatku mulai menikmati perjodohan ini dan sedikit membuka hatiku bagi wanita ini.

“sini,” ujar Susi sambil membetulkan posisi bantal yg berada di sampingnya

Kurebahkan tubuhku tepat disampingnya dan langsung kupejamkan mataku, berharap tdk terjadi hal-hal yg aneh malam itu

“lo masih punya pacar yah waktu kita nikah” kucoba untuk membuka mataku pelan-pelan, kutatap wajahnya yg kini sangat dekat denganku, posisi tubuh Susi sudah menindih sebagian tubuhku

“nggak,, emang napa?” tanyaku balik

“penasaran aja, abisnya lo dingin banget..serem tau” jawab Susi sambil tersenyum kecil

“gue cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget” ujarku

“ohh… gue kira lo jeruk makan jeruk lagi…” sambung wanita itu

“ahh….lo kate gue maho?” jawabku bercanda, tangan Susi perlahan mulai memelukku perutku dan mulai lah dia menutup matanya

“abisss…..” cekikik Susi memenuhi ruangan itu

Karena tdk bisa lagi menahan kantuk akhirnya kami berdua tertidur sampai pagi, hanya tertidur tanpa melakukan sesuatu. Keesokan harinya Susi bangun terlebih dahulu, sepanjang malam dia memelukku dan tertidur dengan posisi setengah tubuhnya menindih tubuhku, dengan posisi seperti ini kedua buah dadanya menempel pada tubuhku dan kurasakan kehangatan yg beda dari sebelumnya.

“beb,…bangun ih nggak ngantor kamu?” tanya Susi sambil menjepit hidungku.

“beb?,,, bebek kali?” jawabku bercanda

“iiih tuh kan bercanda lagi, teus maunya dipanggil apa?” tanya Susi lagi,

“terserah kamu deh…” ujarku sambil mengucek-ngucek mata.

Mulai pagi itu, di kantor hidupku terasa semakin indah. Susi sangat perhatian padaku dan terus saja mengirimkan SMS yg menanyakan kegiatanku dan lain-lain. Dan mulai pagi itu kehidupan kami mulai berubah seperti pengantin baru pada umumnya.

Sehabis jam kantor, ku arahkan mobilku langsung pulang. Dirumah, Susi ternyata pulang lebih cepat. Malam itu Susi mengenakan baju kaos bola barcelona dengan celana hotpants, baju itu dimodifikasinya hingga bahu sebelah kanannya terlihat keluar dari leher baju bola itu.

“baju bola gue tuh?.”tanyaku

“iya..,, emang istri itu nggak boleh pake baju suaminya?” tanya Susi balik,

“nggak juga sih,,,eh tapi kamu cantik loh kayak gitu” ujarku menggodanya

“udah ah…makan dulu sana….keburu dingin”kata Susi sambil menunjuk ke arah ruang makan

Selain cantik, baik hati dan sangat profesional dalam segala hal, Susi juga jago masak. Sehabis makan, aku segera pergi ke ruang tv menemui Susi yg sedang asik mencari siaran film-film box office yg biasa diputar di tv saat larut malam.

“duduk sini,…deket gue” suara Susi terdengar saat kakiku mulai menginjak ruang tv.

Sambil memegang sekaleng minuman dingin, perlahan kutempatkan tubuhku tepat disampingnya. Susi langsung menarik tanganku dan menggengam jemariku erat-erat. Perasaan ku tdk menentu, sudah lama sekali sejak aku duduk di bangku SMA baru sekarang lagi ada cewek yg begitu dekat denganku seperti ini. cerita sex

Sebegai laki-laki normal, firasatku mengatakan bahwa ada sesuatu yg ingin dikatakan oleh Susi tetapi dia masih malu karena sikapku yg masih begitu cuek, kucoba untuk memberi perhatian sedikit untuknya. Kucoba sandarkan tubuhku ke kursi dan benar saja, Susi langsung menyandarkan kepalanya di bahuku. Ku naikan tanganku sedikit agar Susi bisa meletakkan kepalanya di dadaku. Tubuh Susi sangat hangat, kubiarkan tangannya menyusuri pinggangku lalu dipeluknya.

“Sus,….kalo mau minta tolong, atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu aja…,,, aku siap bantu kok” ujarku untuk memecah suasana.

“kamu masih belum nerima kenyataan kalo kita udah nikah ya?” tanya Susi pelan,

“dulu sih iya,,,, tapi sekarang udah nggak,…abis kamu baik, cantik lagi” gombal ku

“ih gombal,.” Balas Susi, sambil mencubit pinggangku

“kalo aku sih pasrah aja ama orang tuaku mau di suruh apa juga, yg penting pekerjaanku nggak keganggu” sambung Susi

“aku mau minta sesuatu sama kamu” lanjut Susi

“minta apa?” tanyaku

“ehm,,…gimana ngomongnya ya..” jawab Susi

“udah,. Bilang aja nggak usah malu” Ujarku

“beneran nih , gak apa-apa?..”tanya Susi

“iya…beneran..,,trus apa?”

“boleh minta cium nggak?” pinta Susi

“ooh..” langsung kudaratkan bibirku ke pipinya.

“iiihh…bukan di situ, tapi di sini” ujar Susi sambil menunjuk bibirnya.

Sebenarnya pada waktu itu, hatiku ingin sekali menciumnya tetapi seumur hidupku, belum ada satupun wanita yg pernah ku cium, gaya pacaranku saat SMA dulu juga paling Cuma gandengan tangan saja, tdk lebih. Oleh karena itu beberapa lama kupikirkan hingga

“kamu nggak mau yah.,, nggak apa-apa deh kalo gitu” ujar Susi dengan nada sedikit kecewa

“nggak ,, gue cuma..” perkataanku terhenti

“Cuma apa…?” tanya Susi

“belum pernah ciuman…” ujarku malu-malu, mukaku semakin merah saat selesai mengatakannya.

“astaga,.. jadi kalo nanti kita ciuman, itu jadi first kiss lo dong?”

Masih dalam keadaan bingung dan malu, Susi menganggkat wajahku yg tertunduk malu. Menatapnya dengan penuh rasa cinta.

“gue yg pertama, mau nggak?” tanya Susi

Perasaan ku seperti melayg-layg diudara. Senang sekali rasanya, memang dulu tdk pernah kuharapkan Susi yg menjadi First kiss ku, tetapi karena dia begitu baik dan menyenanggakan akhirnya kubiarkan semuanya berjalan seperti air mengalir.

“gue ajarain dulu yah, terus nanti kalo udah bisa, lo bales ya?” pinta Susi.

Segera diciumnya kedua bibirku. Bibir Susi sangat tipis dan hangat, beberapa detik kunikmati bibirnya yg menempel pada bibirku. Tak lama setelah itu, Susi mulai memagut bibirku dan mulai menjulurkan lSusihnya kedalam mulutku.

“dibales dong” ujar Susi di sela-sela serangannya ke bibirku

Kubalas ciumannya dengan cara yg sama seperti yg dia ajarkan.

“mmhhh” hanya itu segelintir suara yg dapat kudengar dari mulut Susi

Setelah beberapa menit, kulepaskan ciumanku. Susi tertawa lepas sambil memandangiku.

“nah, bibir lo udah nggak perjaka lagi.,, sapa dulu dong gurunya.” Ujar Susi sambil menepuk dadanya

“gila juga lo ya,.. master banget deh kayaknya,.. buka kursus juga yah?” tanyaku

“ya nggak lah,… gue juga baru pertama kali praktek nih, yg biasanya cuman gue baca di buku ama di film bf ternyata rasanya dahsyat yah” jawab Susi

Baru ku tahu kalo Susi juga baru pertama kali ciuman dengan cowok, mungkin karena sepintas dia orangnya perfectionist jadi cowok-cowok pada sungkan mau jadi pacarnya.

“jadi bibir lo juga udah nggak perawan nih?” candaku.

“apa lagi yg masih perawan?” tanyaku menggodanya

“ya semuanya lah…” jawab Susi sambil menarik bibirku.


“mau dong nyobain…?” candaku

“sok atuh,…silahken…” jawab Susi sambil menarik tanganku mendekati tubuhnya.

“sorry,.. gue becanda kok…,,” ujarku

“beneran juga nggak apa-apa” sambung Susi

“nanggung gak sih rasanya kalo cuman gitu-gitu aja” lanjut Susi memancing ku

“terus maunya gimana?” tanyaku

“nggak ngerti-ngerti juga?” jawab Susi

“ngomongnya langsung aja, nggak usah berbelit-belit bingung gue” sambungku

“gue mau dientotin ama lo..beiby” balas Susi sambil menarik bajuku

Kurasakan seperti ada yg mencongkel keluar jantungku dengan pisau yg sangat tajam, tak ku sangka sebenarnya selama ini walaupun perbuatanku kepada Susi sangat kasar, ternyata dia masih memendam hasrat yg begitu dalam padaku.

“yah…,,gue tabu…nggak tau harus gimana duluan” ujarku

“kan ada film Bokep..,, liat dari situ aja bisa kan?” balas Susi

“gue coba deh,..”jawabku

Susi segera berjalan menuju kamr tidur kami dan kembali membawa kotak kecil yg kukira isinya adalah segala macam peralatan make up seperti yg biasa wanita-wanita career koleksi, tapi ternyata isinya adalah kumpulan DVD film-film porno dari jepang, latin, blonde, redhead, amateur, dan lain-lain.

“lengakap banget,..hobby nonton ginian yah?” tanyaku sambil melihat-lihat koleksi kasetnya

“eh, ini punya temen kantor aku lagi,..nonton sih sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini….enggak deh” jawab Susi

“gue kira lo hyper ” kataku bercanda

“eh hyper juga asik tau, bisa siap setiap saat” sambungnya sambil tertawa dan terus mencari sebuah kaset yg menurutnya sangat bagus

“nah ini dia akhirnya ketemu.” Ujar Susi sambil merapihkan kaset-kaset lain yg berantakan di atas sofa di ruang tv.

“nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidurr” sambung Susi

“emangnya kita mau nygkul? Capek?” tanyaku bercanda.

Sebenarnya suasana hatiku saat ini sangat takkaruan ada senang bercampur bingung, kata-kata yg keluar dari mulut Susi menandakan bahwa dia sudah sangat mempercayaiku dan sangat menyaygiku, sementara aku masih bingung dengan perasaanku sendiri

Adegan film pertama di kaset itu dipenuhi dengan ciuman, Susi menyuruhku duduk diatas tempat tidur dan dia duduk di pangkuanku.

“tau gak, itu tuh namanya foreplay” ujar Susi

Mulailah Susi memagut bibirku, selama beberapa menit kami mempertahankan posisi seperti itu. film pun berganti adegan, sekarang pemeran cowok di film itu mulai menggeraygi tubuh pemeran wanitanya. Baju pemeran wanita di singkap keatas dan payudara wanita itu mulai diemut oleh pemeran pria itu.

“pengen deh di gituin” Susi tiba-tiba melepaskan ciuman kami dan mengatakannya,

Posisi Susi sekarang duduk berhadapan denganku, Susi duduk di pangkuanku

“ya udah,..bajunya di buka” ujarku

Susi membuka bajunya perlahan, sedikit demi sedikit gumpalan daging di dadanya itu mulai tersingkap, ukuranya benar sangat besar, sama seperti saat pertama kali kulihat dengan tdk sengaja. Seperti orang bodoh, kedua buah dadanya hanya kuperhatikan tanpa berbuat apa-apa

“kok cuman diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya” ujar Susi ngambek

“sorry, speechless aja gue….gede amir…seumur-umur baru pernah liat yg ginian,…eh besar pula lagi dapatnya” balasku untuk meredakan ngambeknya

“ya udah.,,, di emut dong” ujar Susi lagi kali ini diiringi dengan senyum

“nggak ahh….entar lecet, terus kalo lo mandi pasti nyeri” kataku

“jadi gimana dong?” tanya Susi

“aku jilatin aja mau nggak?” tanyaku balik

Susi langsung menarik kepalaku ke arah buah dadanya, lSusihku kujulurkan dan mulai menyentuh permukaan kulit buah dadanya. Kujilat melingkar membentuk huruf O disekitar putingnya dan ujung putingnya ku sentuh perlahan menggunakan ujung lSusihku.

“Mmhh…enak beb,,,terus..,,terus.. yg kanan juga,..aahh” desah Susi yg membuatku bersemangat melakukannya.

15 menit kuserang kedua payudaranya, hanya suara desahan yg keluar dari bibir manis Susi,..saat tubuh Susi mengelijang hebat, kurasakan ada cairan membasahi celanaku.,

“Sus,..celana lo basah.,,” ujarku, ku biarkan dadanya basah dan kutatap wajahnya yg sangat manis.

“iya,..gue ‘jadi’ tadi..”ujar Susi sambil menciumi pipiku

Adegan di film kini berubah lagi, k0ntol si pemeran pria yg sudah sedari tadi “tegang” mulai diurut turun naik oleh pemeran wanitanya. Dan setelah sudah cukup tegang, mulailah k0ntol itu dimasukkan kedalam mulut wanita itu.

“mau gue gituin nggak?” tanya Susi

“udah gak usah, lain kali aja” jawabku cepat.

“nggak apa-apa, nggak usah malu…..enak lagi” balas Susi

Susi segera menarik celanaku, dan langsung menggenggam k0ntolku yg belum menegang sama sekali dibalik celana dalamku.

“gila,…gue udah hampir dua kali orgasme,…lo bediri aja belon…make obat apa?” tanya Susi

“obat apaan?,…gue aja baru sekali diginiin” jawabku

Susi kemudian menarik turun celanaku.

“besar juga.,,beda dikit lah ama yg di film” ujar Susi, sambil tersenyum Susi mengenggam k0ntolku
Susi mulai menganggkat k0ntolku dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal paha selma 10 menit, rasanya seperti berenang di awan, apa lagi saat Susi menempelkan bibirnya ke ujung kepala k0ntolku dan menghisapnya pelan..,,

“udah…udah…”ujarku sambil mencoba menarik k0ntolku keluar dari mulut Susi,

Tak lama setelah itu kerasakan sesuatu keluar dari k0ntolku, tdk dapat lagi kutahan. Kupejamkan mataku dan saat ku buka, Susi masih berada dalam posisi jongkok dan wajahnya berlumuran cairan berwarna putih yg tak lain dan tak bukan adalah spermaku.

“aku kan dah bilang,….” ujarku

“hahaha…asik…asik” bukanya marah, Susi justru tertawa kegirangan,

Ku kenakan lagi celanaku dan segera mengambil handuk di lemari untuk membersihkan spermaku di wajah Susi

“ketelen gak?” tanyaku

“dikit..” jawab Susi sambil tersenyum.

Tibalah film itu di puncak aksinya, si pemeran pria di film itu menarik turun celana dalam pemeran wanitanya dan mulai melumat daerah kewanitaan perempuan itu.

“rebahan deh…..” ujarku

Saat Susi berbaring di tempat tidur, kutempatkan tubuhku tepat diatasnya dan mulai menciumnya lagi. Kali ini tdk terlalu lama, segera kupindahkan sasaranku ke bagian lehernya, seperti instruksi di film itu.

“Mmhh..”suara Susi pelan

Tak lama setelah itu, kedua buah dadanya kumainkan, kupijat pelan dan mulai kujilat perlahan. Turun ke bagian perut dan anehnya lagi, tali hotpants Susi sudah tdk terikat dan sepertinya Susi tdk mengenakan celana dalam

“cewek kok nggak pake celana dalam,” ujarku sambil mencubit pipinya

“kalo nggak ada lo sih gue pake,… tapi kalo ada lo, masa iya gue pake,..entar tiba-tiba lo minta? Gimana?” balas Susi.

Susi mulai menaikan pinggulnya dan menurunkan celananya. Sekarang Susi sudah tdk mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya. Semua yg selama ini tertutup kain baju ataupun celana sekarang jelas terlihat dihadapanku, pinggul Susi lumayan besar, pantatnya montok dan yg membuatku sangat bahagia dalah memeknya yg tdk memiliki bulu sedikitpun.

“sering cukur neng?” tanyaku

“nggak juga sih,..gak tau kenapa,, bulunya lama numbuh” jawab Susi.

Susi menarik kepalaku mendekati memeknya yg sudah basah sedari tadi. Aroma kewanitaan yg baru pernah seumur hidup ku cium ternyata sangat wangi, mungkin karena seringnya dirawat.

Perlahan mulai kujilati daging yg berada di belahan vagiannya itu, ku mainkan suasana dengan sesekali mempercepat jilatanku di liang kemaluannya. Semakin cepat kujilat, semakin Susi menjepit kepalaku di tengah kedua pahanya.

“kalo gue tau enaknya gak ketulungan gini,…gue minta aja yah dari awal” gumam Susi

Kali ini, kusingkap lobang kemaluannya dan ku hisap menggunakan bibir membentuk huruf O, sesuai dengan instruksi yg ada di film itu. Susi semakin mengejang hebat dan mencoba menarik rambutku agar kepalaku menjauh dari memeknya, tetapi seperti yg ku baca di buku jika terjadi hal seperti itu kita malah sering menghentikan permainan. Tentu saja itu adalah sebuah kesalahan yg sangat besar.

Ku teruskan permainanku hingga kurasakan suatu cairan keluar membasahi lSusihku.

“Keluar lagi?” tanyaku

“iya,…enak deh” jawab Susi

“ya udah,…gitu aja dulu yah,…kepala gue sakit banget, abis lo jambak tadi” ujarku

“masa udahan sih?… sorry tadi gue kelepasan jadinya narik-narik rambut kamu gitu deh…” balas Susi.

“entar baru nyambung lagi..yah” pintaku

“iya, tapi jangan lama-lama” jawab Susi,

Susi hanya terbaring di tempat tidur, kututupi tubuhnya dengan selimut. Film porno itu kami ‘pause’ sebentar. Aku segera menuju westaffel untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan pukul 03.00 pagi hari. Saat itu ku sadari bahwa sekarang dalam diriku tdk hanya ada cinta, tetapi juga ada nafsu untuk istriku Susi. Setelah meminum segelas air, aku segera kembali ke kamar. Susi menyambutku dengan senyum penuh rasa sayang, ku rebahkan tubuhku disampingnya.

“Sus.,,gue mau,..minta maaf,..kalo gue udah kasar sama lo sejak kita nikah, padahal lo juga nggak tahu apa-apa kan? Sekarang gue ngerasa bersalah banget” ujarku

“biarin aja berlalu yg kayak gitu mah,…gak usah dipikir lagi, Susi juga udah lupa……kamu juga makin hari makin asik….seneng aku” jawab Susi.

Saat itu terasa sangat panas, ku buka baju kaos ku dan tinggal memakai celana basket yg sejak tadi ku pakai.

“ribet banget nih selimut…”ujar Susi sambil menyingkirkan selimut yg menutupi tubuhnya

Susi segera memulai lagi adegan di film yg tadi kami ‘pause’. Susi menarik tanganku dan menempelkan telapak tanganku ke selangkagannya. Kini adegan di film itu bertambah panas, pemeran pria di film itu mulai memasukkan k0ntolnya kedalam memek pemeran wanita. Pemeran wanita di film itu hanya menggumam takkaruan.

Beberapa menit kami menyaksikan film itu. Kali ini Susi hanya terpana melihat adegan di film itu. Mungkin Susi masih takut untuk mencobanya.

“mau coba gituan?” tanya Susi

“kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa juga…..lo aja yg master belum siap apa lagi gue” ujarku

“kita coba tapi pelan-pelan yah…soalnya gue masih perawan” ujar Susi

“gak apa-apa nanti aja,…”jawabku

“tapi gue pengen banget..” sambung Susi

“ya uda.,,,tapi bakal sakit loh nanti..”balasku

Susi mulai menaikan pinggulnya dan pantatnya kusanggah dengan bantal. Ku buka sedikit lebar lubang kemaluannya, memang benar. Selaput dara masih utuh dSusilamnya, merah merona dan terlihat segar.

“beneran masukin sekarang?” tanyaku.

“iya tapi pelan-pelan yah” jawab Susi

“iya” balasku

Kumasukkan k0ntolku perlahan kedalam memek Susi. Hangat, perih dan sempit, terasa seperti disedot vaccum cleaner. Saat semua bagian sudah mulai terbenam, kulihat Susi meneteskan air mata. Sedih sekali melihatnya seperti itu, kulihat darah membekas di batang k0ntolku. Sejenak kupikir untuk melepaskan k0ntolku dari dalam memek Susi. Tetapi apa yg terjadi, Susi malah menggoyangkan pinggulnya

“sakit?’ tanyaku pelan

“udah nggak kok,…perih aja tadi, banget…” jawabnya

“mau diterusin?” tanyaku lagi

“iya..” jawab Susi manja

Perlahan mulai ku maju mundurkan pinggulku, makin lama makin cepat. Susi hanya menggumam sambil meremas buah dadanya.

“ennnaaakk,,,” ujar Susi

“mmhh …guuee….keelluuaarr..” jerit Susi

Orgasme Susi disusul olehku, senang sekali melihatnya malah tertawa diakhir permainan kami. Cairan yg keluar dari memek Susi bercampur sedikit dengan darah.

“Sus..sorry tadi gue keluarin di dalem..”ujarku

“nggak apa-apa kali,..kalo nanti gue bunting,,bapaknya ni anak kan elo” jawab Susi.


Hanya bisa tertawa, kami berdua tertawa sejadi-jadinya melihat perbuatan kami tadi. Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur.

Cerita Sex - Keluarga Yang Pengertian..

Hai namaku Siti Zubadiyah. Umurku 17 tahun. Saat ini aku sedang berada di dapur membantu ummi menyiapkan hidangan makan siang. “Kresh…k...