Yemima ditugaskan sebagai pimpinan cabang sebuah bank BUMD di
sebuah kabupaten. untuk itu maka ia harus berpisah dgn suaminya yg bekerja
sebagai dosen dan pengusaha di kota. Yemima menyewa sebuah kamar paviliun yg
dihuni oleh seorang perempuan tua yg anak-anaknya tinggal di kota semua.
Pada hari pertama ia bertugas, banyak sekali kesan yg dapat
di terimanya dari para bawahannya di kantor. Yemima pulang pergi ke kantor
selalu menumpang bendi (delman) yg dimiliki oleh tetangganya yg bernama
Safrudin, kebetulan Safrudin telah kenal baik dgn Mbok Minah pemilik rumah yg
ditempati Yemima. Safrudin seorang duda yg berumur kurang lebih 45 tahun, cerai
dan tak memiliki anak. Jarak rumah Safrudin dan Yemima memang jauh karena di
desa itu antara rumah dibatasi oleh kebun kelapa. Karena terlalu sering
mengantar jemput Yemima, maka secara perlahan ada perasaan suka Safrudin
terhadap Yemima namun segala keinginan itu di buang jauh-jauh oleh Safrudin
karena ia tahu Yemima telah mempunyai suami dan setiap minggu suami Yemima
selalu datang, tingkah suami istri itu selalu membuat Safrudin tak enak hati,
namun ia harus pasrah bagaimanapun sebagai suami istri layaklah mereka
berkumpul dan bermesraan untuk mengisi saat kebersamaan.
Safrudin setiap hari selalu melihat sosok keelokan badan
Yemima tapi bagaimana caranya menaklukannya, sedang gairahnya selalu minta
dituntaskan saat bersama Yemima diatas bendinya. Kemudian timbullah pikiran
licik Safrudin dgn meminta pertolongan seorang orang pintar, ia berkeinginan
agar Yemima mau dgnnya. Atas bantuan orang pintar itu, Safrudin merasa puas dan
mulailah ia mencoba pelet pemberian orang pintarnya.
Siang saat Yemima menumpang bendi, Safrudin melihat paha
Yemima yg putih mulus itu, kejadian itu membuat gairah Safrudin naik dan
kejantanannya berdiri saat itu ia mengenakan celana katun yg longgar sehingga
kejantanannya yg menonjol terlihat oleh Yemima, Safrudin malu dan berusaha
membuang muka, sedang Yemima merasa tak enak hati dan menutupkan pahanya,
wajahnya bersemu merah ia merasakan bahwa gagang kemaluan Safrudin itu memang
besar dan panjang tak seperti milik suaminya. Ia tahu pasti kalau bercinta dgn
Safrudin akan dapat memberikan anak baginya serta kepuasan yg jauh berbeda saat
bercinta dgn suaminya, memang saat akhir-akhir ini frekwensi hubungan seks dgn
suaminya agak berkurang dan suaminya cepat ejakulasi, telah 2 tahun menikah
belum ada tanda-tanda ia hamil ini semakin membuat ia uring-uringan dan
kepuasan yg dia harapkan dari suaminya tak dapat Yemima nikmati. Sedang kalau
ia melihat sosok Safrudin taklah sebanding dgnnya karena status sosial dan
intelektualnya jauh dibawah suaminya ditambah face-nya yg tak masuk katagorinya
di tambah lagi kehidupan Safrudin yg bergelimang dgn kuda kadang membuatnya
jijik, namun semua itu dibiarkannya karena Yemima butuh bantuan Safrudin
mengantar jemput, ditambah Safrudin memang baik terhadapnya.
Kalau dilihat sosok Yemima, ia seorang perempuan karier
berusia 27 tahun dan ia telah bekerja di bank itu kurang lebih 4 tahun, ia
menikah dgn Bento, belun dikaruniai anak, tingginya 161 cm, rambut sebahu dicat
agak pirang, kulit putih bersih dan memiliki dada 34B sehingga membuat para
lelaki ingin dekat dgnnya dan menjamah buah dadanya yg montok dan seksi.
Dgn berbekal pelet yg diberikan gurunya, Safrudin mendatangi
rumah Yemima. Malam itu gerimis dan Safrudin mengetuk pintu rumah Yemima.
Kebetulan yg membukakan pintu adalah Yemima yg saat itu sedang membaca majalah.
“Eee.. Bang Safrudin tumben ada apa Bang?” tanya Yemima.
“Ooo.. aku ingin nonton acara bola karena aku tak punya
televisi apa boleh Bu Yemima?” jawab Safrudin.
“Ooo.. boleh.. masuklah.. Bang.. langsung aja ke ruang
tengah, televisi disitu..” Yemima menerangkan sambil ia menutup pintu. Diluar
hujan mulai lebat.
“Sebentar ya Bang?” Yemima ke belakang, membuatkan minum
untuk Safrudin. Safrudin duduk diruangan itu sambil melihat televisi.
Tak berapa lama Yemima keluar membawa nampan berisi segelas
air dan makanan kecil, sambil jongkok ia menyilakan Safrudin minum. Saat itu
Safrudin sempat terlihat belahan dada Yemima yg mulus sehingga Safrudin
berdesir dadanya karena kemulusan kulit dada Yemima. Sambil minum Safrudin
menanyakan, “Mak Minah mana Bu, kok sepi aja?”
“Ooo Mbok Minah sudah tidur,” jawab Yemima.
“Bagaimana kabarnya Bang?” Yemima membuka pembicaraan.
“Baik-baik saja,” jawab Safrudin sambil melafalkan mantera
peletnya. Sambil menonton Safrudin berulang-ulang mencoba manteranya, saat itu
Yemima sedang asyik membaca majalah. Merasa manteranya telah mengenai sasaran,
Safrudin berusaha mengajak Yemima bicara tentang rumah tangga Yemima dan
suaminya, diselingi ngomong jorok untuk membuat Yemima terangsang.
Bu, sudah berapa lama Ibu kawin dan kenapa belum hamil?”
tanya Safrudin.
“Lho malu aku Bang, soalnya suami aku sibuk dan aku juga
sibuk bekerja bagaimana kami mau berhubungan dan suami aku selalu egois dalam
bercinta.” jawab Yemima menjelaskan.
“Oh begitu? bagaimana kalau suami ibu jarang datang dan ibu
butuh keintiman?” tanya Safrudin.
“Jangan ngomong itu dong Bang, aku malu masa rahasia kamar
mau aku omongin ama Abang?” jawab Yemima.
“Bu Yemima, aku tau Ibu pasti kesepian dan butuh kehangatan
lebih-lebih saat hujan dan dingin saat ini apa Ibu nggak mau mencobanya?”
Safrudin berkata dgn nada terangsang.
“Haa.. dgn siapa?” jawab Yemima,
“Sedang Bento suamiku di kota,” timpalnya.
“Dgn aku..” jawab Safrudin.
“Haa gila! masa aku selingkuh?” Yemima menerangkan sambil
mengeser duduknya. Safrudin merasa yakin Yemima tak menolak jika ia memegang
tangannya.
“Jangan lah Bang, nanti dilihat Mak Minah.” Yemima mengeser
duduknya.
“Oooh.. Mak Minah udah tidur tapi..?” jawab Safrudin memegang
tangan Yemima dan mencoba memeluk badan mulus itu. Sambil mencoba melepaskan
diri dari Safrudin Yemima beranjak ke kamar, ia memang berusaha menolak namun
pengaruh dari pelet Safrudin tadi telah mengundang gairahnya. Ia biarkan
Safrudin ikut ke kamarnya.
Saat berada di kamar, Yemima hanya duduk di pingir ranjangnya
dan Safrudin berusaha membangkitkan nafsu Yemima dgn meraba dada dan menciumi
bibir Yemima dgn rakus sebagaimana ia telah lama tak merasakan kehangatan badan
perempuan. Safrudin berusaha meremas dada Yemima dan membuka blous tidur itu
dgn tergesa-gesa, ia tak sabar ingin menuntaskan gairahnya selama ini.
Sementara mulutnya tak puas-puasnya terus menjelajahi leher jenjang Yemima
turun ke dada yg masih ditutupi BH pink itu. Sementara Yemima hanya pasrah
terhadap perbuatan Safrudin, ia hanya menikmati saat gairahnya ingin
dituntaskan.
Kemudian tangan Safrudin membuka tali pengikat BH itu dari
belakang dan terlihatlah sepasang gunung kembar mulus yg putingnya telah
memerah karena remasan tangan Safrudin. Dgn mulutnya, Safrudin menjilat dan
mengigit puting susu itu sementara tangan Safrudin berusaha membuka CD Yemima
dan mengorek isi goa terlarang itu. Safrudinpun telah telanjang bulat lalu ia
meminta Yemima untuk mengulum gagang kemaluannya, Yemima menolak karena gagang
kejantanan Safrudin panjang, besar dan baunya membuat Yemima jijik. Dgn paksa
Safrudin memasukan gagang kejantanannya ke mulut Yemima dgn terpaksa gagang
kejantanan itu masuk dan Yemima menjilatnya sambil memainkan lidah di ujung
meriam Safrudin. Safrudinpun tak ketinggalan dgn caranya ia memainkan lidahnya
di rongga kemaluan Yemima, lebih-lebih saat ia menemukan daging kecil di
belahan rongga kemaluan itu dan dijilatinya dgn telaten sampai akhirnaya
setelah berualng-ulang Yemima klimaks dan menyemburkan air maninya ke mulut
Safrudin. Saat lebih kurang 20 menit Safrudinpun memuncratkan maninya ke mulut
Yemima dan sempat tertelan oleh Yemima.
Kemudian Safrudin mengganti posisi berhadap-hadapan, Yemima
ditelentangkannya di ranjang dan di pinggulnya diletakkan bantal lalu ia buka
paha Yemima dgn menekuk tungkai Yemima ke bahunya. Sambil tangannya merangsang
Yemima kedua kalinya Safrudinpun meremas buah dada Yemima dan mengorek isi
rongga kemaluan Yemima yg telah memerah itu, lalu Yemima kembali dapat
dinaikkan nafsunya sehingga mudah untuk melakukan penetrasi. Bagi Safrudin
inilah saat-saat yg di tunggu-tunggunya, paha yg telah terbuka itu ia masukkan
gagang kejantanannya dgn hati-hati takut akan menyakiti rongga kemaluan Yemima
yg kecil itu. Berulang kali ia gagal dan setelah sedikit dipaksakan akhirnya
gagang kejantanannya dapat masuk dgn pelan dan ini sempat membuat Yemima
kesakitan.
“Ouu.. jangan keras-keras Bang, ntar berdarah,” kata Yemima.
“Sebentar ya.. Yen sedikit lagi,” kata Safrudin sambil
mendorong masuk gagang kejantanannya ke dalam rongga kemaluan sempit itu. Dgn
kesakitan Yemima hanya membiarkan aksi Safrudin itu dan mulutnya telah disumbat
oleh bibir Safrudin supaya Yemima tak kesakitan.
“Ooouu.. ahh.. ahh.. aahh..” hanya itu yg terdengar dari
mulut Yemima dan itu berlangsung lebih kurang 17 menit dan akhirnya Safrudin
menyemburkan air kenikmatannya dalam rongga kemaluan Yemima sebanyak-banyaknya
dan ia lalu rebah di samping Yemima hingga pagi.
Permainan cinta itu berlangsung tiga kali dan membuat Yemima
serasa dilolosi tulang benulang hingga ia merasa harus libur ke kantor karena
ia tak kuat dan energinya terkuras oleh Safrudin malam itu.
Sejak kejadian itu hampir setiap kesempatan mereka selalu
melakukan hubungan gelap itu, karena Yemima telah berada dibawah pengaruh pelet
Safrudin dan saat suaminya datang Yemima pandai mengatur jadwal kencannya
sehingga tak membuat curiga suami dan masyarakat di desa itu, mereka
kadang-kadang melakukan hubungan seks di gubuk Safrudin yg memang agak jauh
dari rumah penduduk lainnya.
Yemimapun rajin menggunakan pil KB karena ia juga takut hamil
karena hubungan gelapnya itu dan suatu hari ia terlupa dan ia positif hamil, ia
amat gusar dan karena pintarnya Yemima memasang jadwal dgn suaminya maka
suaminya amat suka cita dan padahal Safrudin tahu Benih itu adalah anaknya
karena hampir tiap ada kesempatan ia melakukanya dgn Yemima sedang dgn suaminya
Yemima hanya sekali 20 hari dan tak rutin. Akhirnya anak Yemima lahir di kota
karena saat akhir kehamilannya, Yemima pindah ke kota sesuai permintaan
suaminya, tak ada kemiripan anaknya denagn Bento yg ada hanya mirip Safrudin.
Sejak Yemima berada di kota, secara sembunyi-sembunyi Safrudin menyempatkan
diri untuk berkencan dgn Yemima karena Yemima sudah tak dapat melepaskan diri
dari pengaruh pelet Safrudin.
No comments:
Post a Comment