Renata adalah seorang guru sejarah disalah satu sekolah SMA.
Usianya 30 tahun, cerai tanpa anak.Ibu guru Renata sangat cantik, kata orang dia mirip Demi
Moore di film Striptease.
Tingginya170 dan beratnya sekitar 50 kg serta ukuran buah dadanya 36B.
Semua murid-murid, terutama yg laki-laki ingin sekali melihat badan polosnya telanjang. Jadi
cerita seks dewasa ku ini adalah bercinta dgn ibu guru Renata yg cantik. Suatu hari Renata terpaksa
harus memanggil salah satu murid ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Alfredo harus mengulang
karena ia kedapatan menyontek di kelas. Alfredo juga terkenal karena kekekaran badannya,
maklum dia sudah sejak SD bergulat dgn olahraga bela diri, karenanya ia harus menjaga kebugaran
badannya.
Bagi Renata, kedatangan Alfredo ke rumahnya juga merupakan
suatu kebetulan. Ia juga diam-diam mengagumi anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu
‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.
“Sudah selesai Alfredo?”, Renata masuk kembali ke ruang tamu
setelah meninggalkan Alfredo selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yg diberikannya.
“Hampir bu” jawab Alfredo
“Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya aqu tinggal ke
belakang..”
“Baik bu..”
“Bu Renata, Aqu sudah selesai”, Alfredo masuk ke ruang tengah
sambil membawa pekerjaannya.
“Ibu dimana?”
“Ada di kamar.., sebentar ya”, Renata berusaha membetulkan
t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang murid itu. Di balik kaus longgarnya itu
bentuk buah dadanya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yg menyembul.
Begitu ia keluar, mata Alfredo nyaris copot karena melotot,
melihat badan gurunya. Renata membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti
biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.
“Kenapa? ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Alfredo merah
karena malu, karena Renata tersenyum
saat pandangannya terarah ke buah dadanya.
“Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?”
“Maaf Bu, hari itu aqu lupa untuk belajar..”
“oo…, begitu to?”
“Alfredo kamu mau menolong aqu?”, Renata merapatkan duduknya
di karpet ke badan muridnya.
“Apa bu?”, badan Alfredo bergetar ketika tangan gurunya itu
merangkul dirinya, sementara tangan
Renata yg satu mengusap-uasap daerah ‘kemaluan’ nya.
“Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.
“Tapi tapi…, Aqu”
“Kenapa?, oo…, kamu masih perjaka ya?”.Muka Alfredo langsung
saja merah mendengar perkataan Renata
“Iya”
“Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.
Renata kemudian duduk di pangkuan Alfredo. Bibir keduanya
kemudian saling berpagutan, Renata yg agresif karena haus akan kehangatan dan Alfredo yg menurut
saja ketika badan hangat gurunya menekan ke dadanya.gelorabirahi.com Ia bisa merasakan puting
susu Renata yg mengeras. Lidah Renata menjelajahi mulut Alfredo, mencari lidahnya untuk
kemudian saling berpagutan bagai ular.
Setelah puas, Renata kemudian berdiri di depan muridnya yg
masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Badannya yg polos seakan
akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yg juga muridnya ini.
“Lepaskan pakaiannmu Alfredo”, Renata berkata sambil
merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi badannya.
“Ahh cepat Alfredo”, Renata mendesah tidak sabar.
Alfredo kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu
apa yg harus dilaqukan.
Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan
video saja.
“Alfredo…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dgn gemetar Alfredo
meletakkan tangannya di dada Renata yg turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk
meremas-remas buah dada Renata yg montok itu.
“Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan
putingnya menegang..” Dgn semangat Alfredo melaqukan apa yg gurunya katakan.
“Ibu…, Boleh aqu hisap susu Ibu?”.Renata tersenyum mendengar
pertanyaan muridnya, yg berkata sambil menunduk,
“Boleh…, laqukan apa yg kamu suka”.
Badan Renata menggelinjang ketika merasakan jilatan dan
hisapan mulut pemuda itu di susunya.
Perasaan yg ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama
suaminya.
“Oohh…, jilat terus sayg…, ohh”, Tangan Renata mendekap erat
kepala Alfredo ke buah dadanya.
Alfredo semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut,
mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yg nyaring. Hisapan Alfredo makin keras,
bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.
“mm…, nakal kamu”, Renata tersenyum merasakan tingkah
muridnya itu.
“Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Alfredo menurut
saja. Duduk diantara kaki Renata yg membuka lebar. Renata kemudian menyandarkan
punggungya pada dinding di belakangnya.
“Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Alfredo memasuki
kemaluannya.
“Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?”
“Iya..”
“Itu yg dinamakan kelentit, itu adalah titik peka wanita.
Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari
Alfredo mengusap-usap clitoris yg mulai menyembul itu.
“Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Renata
mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya
digosok-gosok oleh Alfredo.
“Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Alfredo tersenyum sambil terus
menggosok-gosok jarinya.
“Oohh…, Alfredoo…, mm”, badan Renata telah basah oleh peluh,
pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.
Tangan Alfredo semakin berani mempermainkan clitoris gurunya
yg makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yg semakin memburu pertanda pertahanan
gurunya akan segera jebol.
“Ooaahh…, Alfreedooo”, Tangan Renata mencengkeram pundak
muridnya, sementara badannya menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya
terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yg telah lama tidak dirasakannya.
“Hmm…, kamu lihai Alfredo…, Sekarang…, coba kamu
berbaring”.Alfredo menurut saja. Kemaluannya segera menegang ketika merasakan tangan lembut
gurunya.
“Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Renata segera
mengusap-usap kemaluan yg telah mengeras tersebut.
Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke
mulut Renata. Ia segera menjilati kemaluan muridnya itu dgn penuh semangat.gelorabirahi.com
Kepala kemaluan muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Alfredo merintih keenakan.
“Ahh…, enakk…,enakk”, Alfredo tanpa sadar menyodok-nyodokkan
pinggulnya untuk semakin menekan kemaluannya makin ke dalam kuluman Renata. Gerakannya
makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Renata.
“oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Alfredo di dalam
mulut Renata, yg segera menjilati cairan itu hingga tuntas.
“Hmm…, manis rasanya Alfredo”, Renata masih tetap menjilati
kemaluan muridnya yg masih tegak.
”Sebentar ya aqu mau minum dulu”.
Ketika Renata sedang membelakangi muridnya sambil menenggak
es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.
“Alfredo…, biar Ibu minum dulu”.
“Tidak…, nikmati saja ini”, Alfredo yg masih tegang berat
mendorong Renata ke kulkas.Gelas yg dipegang Renata jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Renata
kini menopang badannya ke permukaan pintu kulkas.
“Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Renata berteriak, saat Alfredo
menyodokkan kemaluannya dgn keras ke
lubang kemaluannya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat
menikmati hal ini, pemuda yg tadinya pasif berubah menjadi liar.
“Alfredoo…, enakk…, ohh…, ohh”. Badan Renata bagai tanpa
tenaga menikmati kenikmatan yg tiada taranya. Tangan Alfredo satu menygga badannya, sementara yg
lain meremas buah dadanya.
Dan kemaluannya yg keras melumat lubang kemaluannya.
“Ibu menikmati ini khan”, bisik Alfredo di telinganya
“Ahh…, hh”, Renata hanya merintih, setiap merasakan sodokan
keras dari belakang.
“Jawab…, Ibu”, dgn keras Alfredo mengulangi sodokannya.
“Ahh…,iyaa”
“Alfredo…, Alfredo jangann…, di dal.. La” belum sempat ia
meneruskan kalimatnya, Renata telah merasakan cairan hangat di lubang kemaluannya menyemprot
keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.
“Uuhgghh”, kemaluan Alfredo yg berlepotan mani itupun amblas
lagi ke dalam lubang Renata.
“Ahh”.
No comments:
Post a Comment