Perkenalkan nama saya adalah Sela ( nama samaran), sebagai
seorang gadis, saya memiliki postur tubuh yang cukup proposional. Saya
mempunyai tinggi badan 171 cm dengan berat 58 kg. Kata orang-orang disekitar,
banyak yang bilang kalau saya bohay, sexy dan dan menggairahkan. Ditambah lagi
payudara saya juga lumayan besar, hal itu terbukti dari ukuran Bra saya yang
ukuranya 34 C.
Di usia saya yag ke 26 tahun ini, bisa dibilang saya sudah
menjadi seorang wanita yang cukup matang. Namun sampai saat ini saya belum
berminat untuk married. Oh iya, saya saat ini bekerja di sebuah perusahaan
milik Ayah saya sendiri yang letaknya Jakarta. Kira-kira aku bekerja
diperusahaan ayah saya sekitar dua tahun, dan posisi saya saat itu adalah
sebagai general manager.
Disini saya akan meneritakan tentang skandal sex saya dengan
ayah kandung saya sendiri. Berawal dari 6 tahun yang lalu, ketika saat itu saya
masih semester 3, dan semuanya ini terjadi karena kehidupan keluarga saya yang
bisa dibilang berantakan. Ayah saya adalah seorang pengusaha yang sukses, dia
memiliki perusahaan yang bergerak di bidang property dan perusahaanya cukup
terkenal di Indonesia.
Ayah saya adalah tipe orang yang gila kerja, namun Ayah saya
juga gila wanita, dengan apa yang dimiliki-nya Ayah saya memiliki banyak sekali
wanita simpanan.
Bunda saya adalah seorang anggota partai besar yang selalu
sibuk dengan kegiatan sosial-nya. Sering sekali saya memergoki Bunda sedang
asyik bermesra’an di handphonenya dengan Pria lain
Ketika itu tanpa sengaa saya pernah membaca sms di handphone
Bunda, yang sat itu tertulis kata-kata mesum dari pria-pria simpanan-nya.
Karena melihat kelakuan Bunda tidak benar, say-pun mulai menyelidiki pria-pria
simpanan Bunda itu. Setelah aku menyelidikinya ternyata pri-pria simpanan Bunda
adalah seorang gigolo yang umurnya setara dengan saya .
Saat itu hatiku-pun merasa kecewa pada kedua orang tua saya ,
dan hatiku berkata, “ mengapa kehidupan keluarga saya sangat berantakan”.
Singkat cerita pada suatu malam, ketika saya tertidur lelap didalam kamar,
tiba-tiba saya merasakan ada yang menggerayangi tubuh saya . Pada awalnya saya
merasa seperti ada binatang yang merayap dari ujung rambut sampai ujung kaki
saya .
Tetapi setelah kurasa-rasakan, yang awalnya aku kira adalah
serangga, tiba-tiba geranyangan itu berhenti di sekitar selangkanganku. Saat
itu keadaan saya antara sadar dan tidak sadar. Sampai pada akhirnya saya -pun
membuka mata saya , dan setelah terbuka mata, saya kaget seklai dengan apa yang
sedang saya lihat. Saat itu saya melihat ternyata Ayah yang saat itu sudah
telanjang bulat sedang mengelus-elus celana dalam saya dan tangan kanannya
sedang mengocok Torpedo (Penis)nya sendiri. Seketika itu juga saya berteriak
dan berkata,
“ Ayah !!! apa yang Ayah lakukan padaku, ayah sudah gila ya,
anak sendiri mau di sikat ? ”, ucap saya menegur Ayah.
“ Kamu tenang aja Sayang, dan kamu jangan berteriak nanti
malah semua orang bangun… ”, ucap Ayahku.
Saat itu sambil saya membereskan dasterku yang sudah
berantakan, saat itu Ayah saya masih terus mengocok Torpedo (Penis)nya yang
besar dan berurat itu. Lalu Ayah berkata lagi,
“ Ayo puaskan Ayah Sayang… sudah lama Ayah melihat
pertumbuhan tubuh kamu hari demi hari semakin sexy saja… ”, ucap Ayah saya .
Mendengar ucapan Ayah, saat itu saya -pun syok berat. Aku
tidak menyangka Ayahku sampai hati ingin menikmati tubuh anak kandungnya
sendiri. Saat itu saya -pun secara reflek juga mulai melirik ke arah Torpedo
(Penis) Ayah yang menurutku sangat besar sekali. Aku membandingkan Torpedo
(Penis) ayah dengan para pacarku, sungguh Torpedo (Penis) Ayah jauh lebih besar
dan panjang dibandingkan mereka.
Terus terang saya juga belum pernah merasakan apa yang
namanya ML, hubungan saya dengan pacarku selama ini, paling jauh adalah sekedar
pegang-pegang alat kelamin saja dan tidak lebih dari itu. Karena saya sangat
tsaya t untuk melakukan hal-hal yang saya anggap tabu , maklum usia saya masih
19 tahun waktu itu. Ketika itu lalu Ayah mulai melanjutkan untuk meraba-raba
saya lagi,
“ Ayo Sayang jangan takut, buka daster kamu dong… !!! ”,
pinta Ayah .
“ Nggak Yah, Sela nggak mau… seharusnya Ayah tidak berbuat
seperti ini. Aku-kan anak kandung Ayah sendiri. Ingat Yah aku ini darah daging
Ayah… !!!”, ucap saya berusaha menyadarkan Ayah saya .
Saat itu aku-pun mencium aroma minuman keras dari mulut Ayah,
bau alkohol begitu kencangnya sehingga rasanya kamarku di penuhi aroma itu.
Saat itu saya -pun tahu kalau Ayah saya sedang mabuk berat dan dipenuhi oleh
nafsu birahi yang tak terbendung lagi.
“ Ayah kan bisa melakukannya dengan Bunda atau wanita-wanita
lain yang bisa Ayah bayar ” , ucap saya
.
“ Ah… Bunda kamu sudah tidak perduli dengan Ayah, dan Ayah
juga sodah bosan dengan wanita-wanita bayaran itu, Ayah malam ini ingin menikmati
tubuh kamu Sayang… ”, jawab Ayah.
Antara bingung dan marah (namun dalam hatiku kagum melihat
Torpedo (Penis) sebesar itu) saya -pun tidak tahu harus berbuat apa… saya -pun
berkata
“ nanti kalau ketahuan Bunda atau orang lain bagaimana ? ”,
ucapku.
“ Bodo amat lah, Ayah tidak perduli dengan mereka semua… ”,
ucap Ayah.
Sambil tangan nya yang kekar itu menarik tubuhku, Ayah mulai
mencium bibirku dengan nafsu yang sudah membakarnya, dirobeknya daster ku
hingga tubuhku hanya dibalut BH dan celana dalam saja. Saya pun tak kuasa
melawan tenaga Ayah saya yang begitu besar, walaupun saya sudah mencoba, namun
sia saja, Ayah saya malahan tambah liar karena melihatku meronta-ronta.
Saya -pun hanya bisa pasrah dan menangis saat Ayah menarik
bra dan celana dalam saya, hingga sekarang tubuhku benar-benar telanjang bulat.
Ayah-pun mulai menjilat jilat puting payudara saya, sambil tangannya memainkan
vagina saya . Dari yang tadinya saya meronta ronta, sekarang sedikit demi
sedikit saya mulai menikmati permainan Ayah.
“ Ssssss… Aghhhhh… terus yah, enak Yah… Ouhhhhh… ”, desahku.
Saya -pun mulai di kuasai oleh birahi perlahan menjalari
tubuhku. Sementara Ayah dengan rakusnya mulai menjilati liang senggama, dan
sesekali menghisap-hisap clitoris saya . Karena hal itu terasa nikmat tangan
saya -pun mulai mencari-cari torpedo Ayah. Setelah menemukanya, tangan saya
mulai mengocok secara perlahan untuk mengimbangi serangan Ayah saat itu.
Karena ukuran Torpedo (Penis) Ayah big size, sampai-sampai
tangan saya tidak mencakup untuk menggenggam torpedo Ayah,
“ Iya Sayang, terusin kocokan kamu… Ouhhhhh… “, kata Ayah.
Pada akhirnya Ayah-pun mengakhiri jilatan-jilatannya dan kaki
saya -pun mulai ditariknya. Setelah itu dengan posisi berjongkok Ayah-pun
memegang batang Torpedo (Penis)nya, lalu mengarahkan Torpedo (Penis)nya ke
liang senggama saya . Sebelum Ayah memasukan kejantanan-nya aku berkata,
“ Ayah, kalau nanti Sela bunting bagaimana Yah ???… ”, ucap
saya .
“ Udah kamu nggak usah khawatir, nanti kalau sampai bunting
kita gugurin aja Sayang yaaa… ”, ucap ayah dengan santainya.
“ Iya Yah, tapi pelan-pelan ya Ayah masukin titit (Penis)nya,
soalnya Sela belum bernah ML sebelumnya… ”, ucap saya .
“ Iya Sayang, ini juga pelan-pelan kog Sayang… ”, ucap ayah.
Kemudian Ayah-pun mulai menempelkan Torpedo (Penis)nya di
bibir liang senggama saya , dan,
“ Aghhhh… Aowww… sakit Yah… ”, rintih saya kesakitan.
“ Tahan dulu ya Sayang, sakitnya cuma sebentar kok Sayang,
abis itu pasti enak banget deh… ”, ucap Ayah menenangkan saya .
Lalu Ayah-pun mencoba memasukan lagi kejantanan-nya, dan…
“ Zlebbbbbbb…”, masuklah semua batang kejantanan Ayah didalam
liang senggama saya . Seketika itu aku berteriak,
“Aowwww… sa… sa… sakit sekali Ayah…. Hu… huhu… huhuhu…”,
teriak kesakitan saya .
Teriakan saya saat itukencang sekali, karena sangat sakit
saya tidak perduli ketika itu ada yang mendengar atau tidak. Ayah-pun mulai
menggenjot liang senggama saya . Lama-kelamaan saya -pun tidak merasakan sakit
lagi, kini yang saya rasakan hanya kenikmatan yang tiada tara dan saya merasa
Torpedo (Penis) Ayah memenuhi seluruh rongga rahim saya .
Saya -pun mulai mengikuti ritme goyangan Ayah dengan cara
mulai menggoyangkan pantat ku ke kiri dan ke kanan,
“ Ssss… Aghhhhh… Enak sekali Yah, Ouhhhh… Yeahhh… ”, desahku.
“ Ssss… Aghhhh… Iya Sayang, terus goyangin pantat kamu
Sayang… Oughhhh… ”, ucap ayah sembari terus menyodok Liang senggama saya .
Saat itu mulut Ayah mengkulum puting susuku, dan sesekali
beliau menjambak rambutku. Karena perbutanya itu, saya -pun semakin panas dan
terbakar oleh birahi yang berapi-api itu. Sampai-sampai saat itu saya lupa jika
Pria yang sedang bersetubuh dengan saya adalah Ayah kandung saya . Lalu,
“ Ayah, Sela pingin di atas nih, boleh yaaa… ”, pintaku pada
Ayah.
“ Iya Sayang, pokoknya Ayah nurut aja deh…”, jawab Ayah
sembari menghentikan aksinya lalu berbaring di samping saya .
Saya -pun mulai menaiki tubuh Ayah saya yang sudah basah oleh
keringat kami berdua. Dan saya mulai mengarahkan torpedo Ayah ke liang senggama
saya ,
“ Zlebbbbbbbb… ouhhhh… Sssss… Aghhhhhhh… ”, desah saya .
Pada akhirnya seluruh Torpedo (Penis) Ayah terbenam ke dalam
liang senggama yang masih rapat itu. Lama-kelamaan saya sudah tidak merasakan
sakit lagi, tidak seperti tadi ketika pertama kali Ayah tadi menusukkan Torpedo
(Penis)nya dalam Liang senggama saya . Lalu Saya -pun mulai naik turun dan
bergoyang ke kiri dan ke kanan, sembari kedua payudara saya diremas oleh Ayah.
Saat itu aksi goangan maut saya -pun semakin tidak beraturan
dan bibirku meracau hebat. Sampai pada akhirnya ada sesuatu yang mendesak ingin
keluar dari dalam liang senggama saya ,
“ Ayah, Aghhhhhh… Sela udah nggak kuat lagi nih… Ouhhhh…
Yeahhh… ”, ucap saya mulai tidak tahan.
Sambung saya lagi,
“ Sela udah basah banget ni Yah, Ouhhhh… Sela mau keluar nih…
Ssss… Aghhhhh ”, ucap saya mulai tidak tahan lagi.
Ketika itu Ayah semakin gencar saja menghujam Liang senggama
saya dengan Torpedo-nya. Permainan Sex kami semakin cepat dan makin cepat lagi,
“ Tahan dulu Sayang, kita keluaran sama-sama ya Sayang…
sebentar lagi Ayah juga mau keluar nih… Ssss… Ouhhhh… !!! ”, Pinta Ayah.
Saat itu saya tidak menjawab Ayah, namun saya hanya
menggangguk pertanda saya mengiyakan permintaan Ayah tercinta saya ,
“ Aghhhhh… Aghhhhh… Ouhhhh… yeahhh… ”, desah saya .
“ Ayoo Sayang, Ayah mau keluar nih, Ouhhhhh…”, ucap ayah
menuju puncaknya.
Dan tak lama kemudian,
“ Crottt… Crottt… Crottt… Crottt… ”.
“ Sela juga mau keluar nih Yah… Ssss… Aghhhhh… ”, ucap menuju
klimaks saya .
Tidak lama setelah itu saya -pun mendapatkan Klimaksku dengan
nikmatnya,
“ Syurrr… Syurrr… Syurrr…… Ouhhhhhhhh… Yeahhhhhh… ”.
Ayah langsung membalikkan tubuhku dan menekan Torpedo
(Penis)nya sambil mendekap tubuhku sekuat tenaga, begitu pun saya membalas
memeluk tubuh Ayah, sampai saya merasa melayang di awang-awang. Tak terasa
sudah 35 menit berlalu, waktu sudah menunjukkan pukul 3 lewat 10 menit, kami
bertempur dengan hebatnya, sehingga ranjangku pun basah oleh peluh kami.
“Ayah tidak menyaangka kamu bisa sehebat ini Sayang… ”, kata
Ayah.
“ Makasih Ayah, tapi tadi ayah udah jahat sama Sela, masak
sela tadi mau diperkosa Ayah… ”, ucapku mengeluh.
“ Iya Sayang, Maafin Ayah yaaaa… ”, ucap maaf Ayah.
“ Iya Ayah, Sela Maafin. Tapi ada syaratnya Yah, Ayah harus
janji, kalau Sela mau apa aja ayah harus turutin apa yang Sela minta… ”, ucap
saya .
“ Iya-iya… Ayah janji deh, pokoknya apa yang Sela minta
bakalan Ayah beliin deh Sayang… ”, ucap ayah.
“ Makasih ya Ayah Sayang… emuaachhh…”, ucpku sembari mengecup
bibir ayah.
Selasainya sedikit percakapan kami setelah berhubungan sex,
kemudian Ayah-pun mengecup kening, lalu beranjak keluar dari kamar saya .
Setalah itu saya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dengan siraman
air hangat yang membuat saya sangat relaxs. Semenjak kejadian itu saya dan Ayah
selalu mengulangi perbuatan ini kapan saja dan dimana saja selama ada
kesempatan.
Terkadang kami melakukan di hotel, rumah, mobil, bahkan bisa
jadi kami melakukan di ruang kerja Ayah ataupun di ruang kerja saya. Kami-pun
sampai saat ini masih tetap melakukan hubungan skandal sex, dan sampai hari
ini, skandal sex sedarah ini tidak ada seorang-pun yang mengetahui perbuatan
kami ini termasuk Bunda.Mungkin Bunda sibuk dengan para gigolo-gigolo-nya.
Tapi aku merasa bahwa Bunda sudah tahu, tapi walaupu Bunda
tahu, dia tidak mau ambil pusing dengan skandal sex sedarah kami. Entah sampai
kapan aib ini akan kami jalani, semoga kami segera diberi kesadaran untuk berhenti
melakuka skandal sex terlarang ini.
No comments:
Post a Comment