Untuk kali ini aku menuliskan
pengalaman cerita ku yang berbau seks , banyak sekali aku mempunyai pengalaman
tapi dalam cerita ini aku ambil kisahku yang tak pernah ku lupa dan apabila
tulisanku di bawh ini kurang asyik di maklumi saja karena aku juga bukan
penulis handal tapi ingin mengutarakan cerita dewasaku ini.
Perkenalkan terlebih dahulu
namaku Atika biasa dipanggil Tika, rambut panjang lurus berkulit putih, kisah
ini terjhakim semasa aku kuliah dimana aku berusia 22 tahun, saat itu Visa dan
Zahra temanku sekampus main dirumah Zahra untuk mengerjakan tugas yang di
berikan oleh dosen syarat untuk menuju ke semesteran.
Cerita Dewasa Terbaru – Di dalam
rumah Zahra gak terlalu besar mulai depan ada ruang tamu, kamarnya Zahra dan di
lantai 2 ada kamar hakimknya dan kamar pembatu di belakang , hakimknya namanya
dammar dia masih kelas SMP sedangkang pembantunya sering di panggil mbok inem.
Sore hari itu ketika kami sedang
belajar di kamar Zahra, tiba-tiba ibunya Zahra masuk ke dalam kamar lalu:
“Wah.. Lagi pada belajar yaa..”
serunya
“Iya Mah” jawab Zahra
“O iya.. Ra.. Ini ada Om Hakim..”
Lalu aku melihat seorang pria
masuk ke dalam kamar.. Orangnya biasa-biasa saja tidak ada yang istimewa..
Tidak terlalu tinggi.. Berkulit sawo matang dan usianya kira-kira menjelang 40
tahun, tapi masih tampak segar, dan Om Hakim ini langsung menyalami kami
semua.. termasuk aku.
“Ra.. Nanti Om Hakim akan nginap
disini.. Tapi sekarang Mama mau pergi dulu sama Om Hakim..” seru ibunya Zahra
“Kemana Maa..?”, tanya Zahra,”
“Ah.. Hanya ke rumah Tante Nike
aja.. Malam juga pulang” sahut ibunya Zahra.
“Okee.. Maa.. Hati-hati yaa.. Om
Hakim.. Jagain Mama yaa” sahut Zahra.
Lalu mereka pergi keluar kamar,
dan kami meneruskan belajar lagi. Setelah belajar, diskusi dan becanda.. Tanpa
disadari waktu sudah pukul 11 malam.. Lalu Zahra mengusulkan agar kita tidur
dulu. Maka kami bertigapun segera ganti baju.. Aku mengenakan baju daster biasa
yang aku bawa dari rumah, dimana dasterku model terusan dan hanya sampai
sebatas lutut saja.
Setelah ganti daster akupun pergi
ke kamar mandi.. Untuk gosok gigi dan buang air kecil.. Lalu aku melepas bra
dan CD ku, sudah kebiasaan aku kalau tidur hanya pake daster saja tanpa CD dan
bra, kembali kekamar.. Aku melihat Zahra dan Visa sudah berbaring diatas
ranjang memakai selimut, dan akupun segera bergabung dengan mereka dan tidur
dengan nyenyak.
Pagi harinya aku bangun jam 8
pagi dan aku lihat Zahra dan Visa sudah mengenakan pakaian rapih,
“Eh.. Pada mau kemana?” tanyaku.
“Aku mau anterin Visa pulang..”sahut
Zahra.
“Jangan lama-lama dong.. Aku kan
sendirian.. Ibu lu kemana ra?” tanyaku lagi.
“O.. Mama tahu tuh thakim
pergi..”
“Terus.. Om lu itu.. Om Hakim
kemana?”
“Dia nganterin Damar sekolah”
“Wah aku sendirian dong..”
sahutku.
“Sudah.. Tenang aja.. Kan ada si
mbok” sahut Zahra.
Lalu mereka pergi meninggalkan
aku sendiri di kamar, setelah menyisir rambut aku mengambil handuk dan keluar
kamar.. Tampak sepi didalam rumah itu, dan akupun menuju ke kamar mandi, ketika
aku sedang mandi.. Tiba-tiba terdengar suara.
“Non.. Non tika”
Ah.. Ada apa nih si mbok..
Pikirku, “Kenapa mbok..?” seruku dari dalam kamar mandi.
“Non.. Mbok pergi kepasar dulu
yaa..” serunya.
“Iya.. Mbok” sahutku.
Selesai mandi.. Aku menutupi
tubuhku yang telanjang itu dengan handuk, tidak terlalu besar handuk itu..
Hanya sebatas leher sampai ke setengah paha, lalu aku keluar kamar mandi.. Dan
memang tampak sepi sekali dalam rumah itu, dan akupun yakin.. Tidak ada
siapa-apa lagi selain aku didalam rumah itu.
Lalu aku menuju kekamar.. Tanpa
menutup pintu.. (suatu kesalahan bagiku, tetapi..) karena jendela aku tutup
maka aku pun menyalakan lampu sehingga kamar terang benderang, aku berdiri di
depan meja rias sembari menyisir rambutku yang panjang.
Tiba-tiba..”ting”.. Giwangku
jatuh ke lantai dan meluncur kebawah ranjang, akupun segera berlutut dilantai
dan menjulurkan tanganku kebawah ranjang.. Tapi tidak tersentuh giwangku itu,
lalu aku semakin membungkukkan tubuh ku.
Sehingga posisi ku menungging
dengan kepala masuk kebawah ranjang.. Aku tidak sadar kalau posisiku itu
membelakangi pintu.. Dan yang lebih parah lagi aku tidak sadar kalau diambang
pintu ada Om Hakim yang sedang memperhatikan.
Jelas saja Om Hakim itu dapat
melihat bentuk kemaluanku dengan jelas dari belakang.. Karena saat itu handukku
pun tersibak ke atas.. Aku tidak tahu berapa lama Om Hakim memperhatikan
kemaluanku dari belakang karena cukup lama aku mencari-cari giwangku itu.
Tiba-tiba.. Ehmm.. Ehmm..
Terdengar batuk Om Hakim.. Aku terkejut setengah mati, dan buru-buru berlutut
lagi..
“Oh.. Om Hakim..” seruku gugup,
tampak Om Hakim hanya tersenyum saja..
Akupun segera bangkit berdiri
dengan perasaan tidak karuan.. Karena gugupnya.. Tiba-tiba.. Handukku terlepas
dan jatuh kelantai.
Kini aku jhakim tambah salah
tingkah.. Dan didalam kegugupan itu aku hanya berdiri diam saja menghadap Om
Hakim.. Tampak mata Om Hakim berbinar.. Memandangi tubuhku yang telanjang itu
dari atas sampai kebawah.
Dalam kepanikan itu.. Aku
bukannya mengambil handuk itu, tapi aku malah berjalan menuju kelemari.. Karena
aku berniat segera mengambil baju, belum sempat aku membuka lemari.. Tiba-tiba
Om Hakim sudah dibelakangku.
Segera ia memegang kedua bahuku..
Dan mendorong aku ke lemari.. Sehingga dadaku menempel kelemari.. Lalu dengan
ganasnya Om Hakim mulai menciumi belakang leherku, terdengar nafasnya yang
memburu.. Aku meronta kecil.. Dan
“Jangan.. Jangan Om..” seruku,
tetapi tampaknya Om Hakim tidak peduli..
Ia terus menciumi leherku dari
belakang dan tangannya segera mengelus-elus piinggiran tubuhku, aku
mengelinjang kegelian.. Ciuman dan jilatan Om Hakim membuat aku berhenti meronta
dan membiarkan ciuman Om Hakim yang makin lama makin kebawah.
Kepunggungku dan akhirnya sampai
kebongkah pantatku.. Nggk.. Aahh.. Aku hanya bisa mendesah saja dengan tubuh
merinding ketika Om Hakim menyapu bongkah pantatku dengan lidahnya.. Tiba-tiba
Om Hakim merenggangkan kedua pahaku dan terasa lidahnya segera menjilati bibir
memekku dari belakang..
Wowww.. Oohh.. Nikmat.. Sekali..
Sehingga tanpa sadar aku menungging-in sedikit pantatku kebelakang sampai
kakiku berjinjit.. Aahh.. Nggkk.. Auuhh.. Rintihku dengan mata terpejam.. Dan
kedua tanganku hanya bisa menahan tubuhku ke lemari.
“Aah.. Jangan.. Om.. Aakkhh”
desisku ketika Om Hakim membuka belahan pantatku dan segera lidahnya menjilat
habis lobang pantatku..
Aku benar-benar merasakan nikmat
atas permainan lidah Om Hakim.. Sehingga tanpa sadar aku mengoyang-goyangkan
pinggulku. Om Hakim tampak mengetahui betul kalau aku sudah terangsang hebat,
dan dia tidak sungkan-sungkan menjilati cairan yang keluar dari liang
kemaluanku, akupun semakin lupa diri.
Tidak peduli siapa itu Om Hakim,
bahkan aku mengulurkan kedua tanganku kebelakang dan membuka belahan pantatku..
dalam hatiku “Jilat.. Jilat omm.. Jilatin seluruhnya”, dan tampaknya Om Hakim
mengetahui keinginanku.. Iapun segera menyapu lobang pantatku lagi sampai ke
memekku dengan lidahnya..
Aku hanya bisa mengigit bibirku
dengan mata terpejam menikmati permainan lidah Om Hakim, terkadang aku harus
berjinjit tinggi agar Om Hakim leluasa menjilati memekku, emang kedua kakiku
mulai terasa pegal dan lemas, tetapi aku tidak mau permainan ini berakhir,
beberapa kali aku sempat menjerit kecil ketika lidah Om Hakim mencolok-colok
liang memekku.. Oohh.. Aahhkk.. Mhmm..
Lalu Om Hakim bangkit berdiri dan
dengan masih menciumi serta menjilati punggungku.. Kedua tangannya segera
meremas-remas buah dadaku dari belakang, beberapa kali tubuhku tersentak nikmat
ketika kedua puting payudarku dipijit-pijit oleh jari-jari Om Hakim.. Oohh..
Nikmat sekali.
Tiba-tiba Om Hakim memegang
tangan kananku.. Dan dibimbingnya tangan kananku sehingga menyentuh celana Om
Hakim.. Terasa ada benda keras dibalik celana Om Hakim itu.. Aku pun secara
refleks segera merema-remas benda itu.. Dan mengurut-urutnya dari atas
kebawah.. Lalu Om Hakim membalikkan tubuhku, sehingga aku kini berdiri berhadapan
dengan dia.
Aku tidak mau melihat wajah Om
Hakim, jhakim sengaja aku menoleh kesamping dengan mata setengah terpejam, dan
aku meringis menahan nikmat ketika Om Hakim mulai menjilati kedua buah dadaku..
Dan secara bergantian mengisap-isap kedua puting buah dadaku.
Aku sudah benar-benar terangsang
hebat.. Apalagi ketika jari telunjuk tangan kanan Om Hakim menyodok-nyodok ke
dalam liang memekku.. Aku semakin merenggangkan kedua pahaku.. Oohh.. Nggkk..
Desahku.. Lalu Om Hakim menghentikan permainannya tampak dia membuka celana
panjangnya dan melepasnya.
Kemudian celana kolor nyapun
dilepas maka tampaklah batang kemaluan Om Hakim yang besar, hitam, keras dan
panjang itu.. Kemudian Om Hakim duduk ditepian ranjang.. Aku tahu maksud Om
Hakim.. Dan tanpa disuruh akupun segera berlutut diantara kedua kaki Om Hakim..
Tampak batang kemaluan Om Hakim
yang berdiri tegak dan keras sehingga tampak urat-uratnya menonjol. Segera aku
mencekal batang kemaluan Om Hakim dan dengan ganas aku ciumin batang kemaluan
Om Hakim itu.. Terdengar Om Hakim sedikit mengerang sembari merebahkan tubuhnya
ke atas ranjang.. Akupun segera beraksi.
Kujilati batang kemaluan Om Hakim
itu dari pangkal sampai kekepala.. Lalu kuisap, kukulum dalam mulut sementara
tangan kiriku mengelus-elus biji pelirnya terasa beberapa kali tubuh Om Hakim
tersentak karena nikmat.. Lalu kujilati biji pelir Om Hakim.. Terdengar..
Aaahhkk.. Om Hakim mengerang kenikmatan, mendengar itu aku tambah gairah..
Terus ku jilati biji pelir Om Hakim itu.
Sementara tangan kananku mengurut-urut
batang kemaluannya.. Semakin lama aku semakin lost kontrol.. Dengan kedua
tanganku ku angkat kedua paha Om Hakim sehingga kedua lutut Om Hakim hampir
menyentuh dadanya.. Dengan posisi demikian aku leluasa menjilati batang
kemaluan Om Hakim.. Dari ujung kepala sampai ke sekitar biji pelirnya.
Lalu aku menjilat semakin
kebawah.. Kebawah.. Dan akhirnya ujung lidahku menyentuh dubur Om Hakim yang
berbulu itu.. Segera lidah ku menari-nari diatas dubur Om Hakim.. Terasa sekali
tubuh Om Hakim beberapa kali bergetar.. Aakkh.. Oougghh.. Erangnya.. Mendengar
itu aku tambah bernapsu.. Kucolok-colok lobang pantat Om Hakim dengan ujung
lidahku.. Semakin dalam ku julurkan lidahku ke dalam lobang pantat Om Hakim.
Semakin bergetar tubuh Om Hakim
terasa beberapa kali batang kemaluan Om Hakim yang ku kocok berdenyut-denyut
rupanya Om Hakim sudah tidak tahan.. Lalu ia memegang tanganku dan membimbing
ku naik ke atas ranjang.
Aku disuruh menungging diatas
ranjang.. Rupanya Om Hakim menginginkan dogystyle.. Ah itu yang aku sukai..
Tetapi bagaimana kalau Om Hakim menginginkan anal sex.. Ah.. Aku tidak
membayangkan batang kemaluan Om Hakim yang besar dan panjang itu masuk ke dalam
duburku.. Oohh mudah-mudahan jangan.. harapku.
Sebelum mencobloskan batang
kemaluannya.. Om Hakim sekali lagi memperhatikan bentuk kemaluanku dari
belakang, aku pun menanti penuh harap.. Dan akhirnya terasa batang kemaluan Om
Hakim menempel dibibir memekku dan masuk perlahan-lahan ke dalam liang kemaluan
ku.. terasa seret.. tapi.. nikmat.
Oohh.. Nggk.. Ahh.. Desisku
ketika seluruh batang kemaluan Om Hakim amblas.. Lalu ia mulai melakukan
gerakan erotisnya.. Ahh.. Nikmat sekali.. Dan aku benar-benar mencapai klimaks
dalam posisi demikian.. Rupanya Om Hakim belum klimaks juga.. Lalu ia menyuruh
aku berbaring miring.. Sementara dia berada dibelakang punggungku..
Aku segera menekuk kedua
lututku.. Dan membiarkan Om Hakim mencobloskan batang kemaluannya ke dalam
memekku.. Ooucch.. Aahh.. Nikmat sekali.. Dalam posisi demikian tangan kanan Om
Hakim leluasa meremas-remas buah dadaku dari belakang.. Hentakan Om Hakim makin
lama makin keras dan cepat.. Aku tahu kalau Om Hakim hampir klimaks.
Tetapi aku enggak mau dia
mengeluarkan air maninya dalam memekku.. Lalu aku memegang pinggul Om Hakim..
Dan otomatis Om Hakim menghentikan gerakannya.. Lalu aku mencopot batang
kemaluan Om Hakim dari memekku.. Dan dengan gesit akupun berlutut disamping Om
Hakim..
Tampak Om Hakim tersenyum.. Tapi
aku tidak peduli.. Aku segera menjilati batang kemaluan Om Hakim yang berlendir
itu.. Lalu kuisap-isap batang yang keras dan berurat itu.. Ooh.. Nggkk.. Aakk..
Om Hakim mengerang keenakan.
Dan aku semakin mempercepat
gerakan kepala ku naik turun, beberapa kali Om Hakim mengerang sembari
mengeliat, ternyata Om Hakim ini kuat juga pikirku.. Lalu aku membasahi
telunjuk tangan kiriku dengan ludahku, setelah itu kucucukan telunjuk jari ku
itu ke dalam dubur Om Hakim.
Tampak tubuh Om Hakim sedikit
tersentak ketika aku menekan jariku lebih dalam lagi kelobang pantat Om Hakim..
Rupanya Om Hakim merasakan nikmat luar biasa dengan isapanku pada batang
kemaluannya dan sodokan jari ku di anusnya.
Hingga.. Aaahh.. Aaakkhh.. Om
Hakim mengerang hebat bersamaan dengan menyemburnya air mani Om Hakim dalam
mulutku.
Crott.. Croot.. Banyak sekali..
Akupun rada gelagapan.. Sehingga sebagian air mani Om Hakim aku telan.. Sengaja
aku mencabut jariku dari lobang pantat Om Hakim secara perlahan-lahan dan hal
ini membuat semburan air mani Om Hakim tidak dapat ditahan, lalu aku melepas
batang kemaluan Om Hakim dari dalam mulutku.. Tampak sedikit sisa-sisa air mani
Om Hakim keluar.. Dan aku segera menyapu dengan lidahku cairan kental itu..
“Hebat.. Hebat.. Sekali kau Dik
Tia..” puji Om Hakim, aku hanya tersenym saja.
Lalu Om Hakim bangkit dan kembali
mengenakan celananya..
“Kamu tidak menceritakan
kejhakiman ini sama siapa-apa kan?” tanya Om Hakim yang memandangiku yang masih
duduk berlutut diatas ranjang, lalu Om Hakim menjulurkan tangannya dan menyeka
sudut bibirku dari sisa airmaninya, aku hanya tersenyum saja.. Dalam hati..
Gila.. Mana mungkin aku cerita ke siapa-siapa.. Bertemu dengan dia lagi juga
aku ogah.. pikirku.
Dan begitulah ceritanya.. Setelah
kejhakiman itu aku tidak mau berkunjung ke rumah kawanku itu.. Walau sampai
sekarang aku masih berteman baik dengan Zahra, memang beberapa kali Om Hakim
menelphonku.. Tetapi aku menghindar.. Bagiku itu hanya sebuah pengalaman saja..
Dan akupun tidak mau mengulang pada orang yang sama.. Kecuali pada
tunanganku..selesai.
No comments:
Post a Comment