Di hari yang terik aku pergi ke warung dengan teman saya namanya
Maya , orangnya cantik, mungil serta centil, terdengar godaan dari seberang
jalan “suittt suittttt “ rupanya Hendro karyawan saya dimana dia sedang
istirahat menyalakan rokok dengan teman temannya, hanya Hendro yang berani
menggoda kita sementara teman lainnya hanya diam cuman memperhatikan dan
cekikikan.
Sesampainya didalam, maya bilang kalau si hendro lumayan tampan
juga, kayak indra brugman. whahahahahahaha….saya ngakak abis. indra gedubrag
kali ya. kau demen sama ia ya? maya cuman mencibir…ih ngga lah. kan cuman komen
aja, kok.
Hihihi…komen apa komen, nih Awas ya lu sampe ada macem-macem
sama ia, sahutku ketus. Ia bengong, lalu bertanya emangnya ada apa.
“Ya pokoknya gitu deh.”. temen saya itu teriam, trus ho-oh
sambil bingung.
“ah…saya tahu!”, pekik ia tiba-tiba. “Ia tuh salah satu budak
kamu kan?” gubrak! terkejut saya dibilang seperti itu. Weleh…ini anak tahu dari
mana ya? Ngga lah..ngapain juga, sahut saya enteng. Alaaa, ngaku aja…saya kan
tahu kamu, balas Maya dengan gayanya yang centil dan sok mungil
“Tetapi aneh juga ya. cowok jadi budak seks kamu. apa ngga
kebalik tuh?”, tanya ia. Kebalik gimana?
“ya mestinya kamu yang jadi budaknya ia. mungkin aja kamu merasa
yang memperbudak, padahal ia tetap dapat keuntungan toh?”, tukas Maya sambil
tertawa centil. Saya cuman bisa melengos aja.
“wah kamu sinting . kalau ia mulut ember gimane coba? malu la…”,
ujarnya. ah biarin. tetapi kayaknya ia bisa dipercaya kok, sahutku ringan.
Ia lalu manggut-manggut. mungkin keenakan kali ya bisa ngentot
sama kamu? katanya genit. Hahaha…saya cuman tertawa kecil. Sama-sama enak lah
yaow!
“kenapa kamu pengen coba?”, tanysaya kecil. Xixixixi…ngga lah.
“tetapi saya penasaran deh. katanya itunya gedhe yach!”,
tanyanya penuh antusias. Hahaha…saya cuman ketawa. liat aja sendiri.
“Yeee…. gitu aja ngga mau bilang. sebel deh.”, ujarnya sewot.
“Hoi, jadi ngga ntar akhir pekan kita jalan2 ke tretes?”,
tanyaku. Ho-oh dunk! kenapa? kau ga bisa? Ngga, ya bisalah, sahutku, kan kita
mau cari koko-koko disana hihihi…
“Ahhhh! saya ada ide!”, pekik maya.
“Gimana kalau ngajak di hendro itu? Ia kan bisa nyetir, sering
nganterin kau kuliah kan? kita butuh disupirin nih, ga nyupir sendiri. juga kan
lebih nyaman plus aman kalau ada cowok yang ikut. betul ga?”.
saya diem sejenak.
“ah…kamu pasti kegatelan pengen diewe sama tukang saya itu kan?.
Maya tertawa, “siapa takut!”. lagi-lagi saya cuman melengos aja. “kekenapa ngga
ngajak pacarmu sih? kan enak.”. Ia mengeleng.
“aduuuuh jeng lina, itu kan ladies night, buat kita berdua, BFF.
ga enak lah ngajak hanhan.”. Wew, lah trus kau mau tanggung akomodasinya?
penginapan, makanan dan uang saku. Itu kan musti diperhitungkan, sahutku. Ia
mengangguk.
Setelah berunding, akhirnya kita sepakat mengajak hendro ke
Tretes untuk berlibur, tentunya ia jadi supir. Akomodasinya ditanggung berdua
(maklumm, ia juga anak bos hihihi). Dan, Kok ya pas, masih ada kamar tersisa
untuk dibooking, padahal termasuk libur panjang hari kejepit, tetapi kamarnya
hendro dapatnya paling pojok. wkwkwkwk…namanya juga kamar sisa yang ga laku.
cerita sex di kantor, cerita ngentot karyawan, cerita mesum
bareng karyawan, cerita dewasa pemuas hasrat, cerita seks kantoran, cerita
dewasa kantor panas, cerita kantor birahi, cerita mesum anak kantor, cerita
karyawan kantor terbaru, cerita ML di kantor kerja, cerita ML karyawan kerja,
cerita selingkuh kantor baru, cerita dewasa nyata kantor, cerita pegawai kantor
ML
“pokoknya saya ikut!”
Saya dan Maya terbengong melihat adik perempuan maya, merajuk
ingin ikut. Padahal kita hanya booking 2 kamar. Pas mau nambah udah ngga bisa,
penuh!
Akhirnya, daripada ribut-ribut, Kelin (adiknya maya) diputuskan
boleh ikut. Dengan gembira ia segera mempersiapkan koper dan kemuian berangkat
bersama-sama.
Karena kita berangkatnya pagi, sampai disana masih siang.
Setelah cek-in, kita segera membenahi kopor. Untung dapat kamar yang ranjangnya
king-size, jadi dibuat bertiga masih bisa, walaupun agak sempit. Tetapi saya ga
yakin itu king-size beneran, kok terasa lebih kecilan ya dari ranjang saya.
Setelah agak sorean…, kita bertiga berencana untuk berenang.
Bikini two piece sudah melekat di tubuh kita, dibalut kemeja tipis putih. Kita
emang sengaja pakai yang seragam biar menarik perhatian koko-koko gitu lho
wkwkwkwk…
Tiba-tiba…
“tit tit…tit tit” ada sebuah SMS masuk ke hp saya. Isinya, “Ayo
non. sekarang aja ya. mas udah ngga tahan nih…”. Wew…si hendro toh. Segera saya
tunjukin ke Maya dan ia langsung tertawa genit. Kelin ingin tahu juga apa isi
sms itu tetetapi saya larang. bisa berabe.
“gimana?” tanyaku. Maya cuman mengangkat bahu, “ya terserah sih.
lagian saya ya ngga seperti itu mood berenang.”. Kelin terlihat terkejut dengan
jawaban cece-nya.
Loh saya ya ga mau kalau berenang sendirian, ujarnya sewot.
cerita sex di kantor, cerita ngentot karyawan, cerita mesum
bareng karyawan, cerita dewasa pemuas hasrat, cerita seks kantoran, cerita
dewasa kantor panas, cerita kantor birahi, cerita mesum anak kantor, cerita
karyawan kantor terbaru, cerita ML di kantor kerja, cerita ML karyawan kerja,
cerita selingkuh kantor baru, cerita dewasa nyata kantor, cerita pegawai kantor
ML
“gini aja. kau berenang dulu. Cece sama ce Lina ada urusan
bentar. nanti kita susul.”, bujuk Maya. Saya mengangguk.
Janji ya? IYA!
Kelin lalu mengambil handuk dan keluar untuk berenang, olahraga
kesukaannya. In the meantime, saya reply sms-nya faiz, “sini aja kalau
berani!”. wkwkwk…
“lho ada mbak Maya. Katanya mau berenang?”, tanya Hendro heran.
Saya iam saja sambil duduk diranjang. Maya terlihat sekali salah tingkah,
mungkin gugup ia.
“Ya dah. saya keluar dulu aja, mbak. permisi.”, pamitnya ke
saya. Eit! mas. ga papa. ia mau ikutan kok!, ujarku pelan.
“serius nih mbak?”. Sambil tersenyum Maya menganggukkan kepala.
Woooo.. Aseeeeeeeeeeeeeeeeeeek! Teriaknya kegirangan! Dua memek cina sekaligus!
waaaaaaa mimpi apa aku! waaaaaaaaaaaaaaa!
Baca Juga : Bonus Ngentot dari Pelayanan Kantor
Wew…kayak dapet lotere aja mas… Hendro lalu duduk di ranjang.
Saya sama maya iam aja. Tegang nih! hihihi… “yang mana dulu tak bikin
kkamujotan nih?”, ujarnya santai. Saya spontan nunjuk Sylvy, yang dibalas
dengan pkamutotan mata.
Tidak membuang waktu Hendro lalu memeluk tubuhnya Maya dan
merebahkannya keatas ranjang. Diciuminya bibir Maya yang tipis itu dengan penuh
gairah. Saya lihat maya iam saja. Mungkin masih belum biasa dengan cowok
seperti hendro. Saya duduk disebelahnya sambil melihat mereka bercumbu.
Hendro lalu menjilati leher Maya sambil mulai melepas kemeja
putih tipis yang dipakai. Tangannya meremasi toket Maya yang ranum itu dengan
nafsu. Awalnya Maya selalu menepis, tetetapi lama-lama ia membiarkan toketnya
diremas-remas seperti itu oleh Hendro.
Setelah agak lama, hendro lalu melepas ikatan bra bikini hitam
yang dipakai Maya. Dipandanginya sebentar kedua buah dada yang indah putih itu.
Lalu dengan ganas ia menjilati puting sebelah kanan Maya.
“Ssstt…ah….” erang Maya keenakan. Kedua tangan temenku itu udah
mulai memeluk kepala hendro dan tampak sangat menikmati putingnya disedot-sedot
karyawan saya itu.
Tak tahan dengan gejolak, saya pun mulai menyedot puting kiri
Maya. Ia semakin keras mengerang keenakan. Kami berdua terus mencumbui kedua
puting Maya dan membuatnya semakin bergairah.
Setelah beberapa menit memberikan rangsangan seksual kepada
Maya, Hendro lalu rebah, terlentang. “Ayo mbak, gantian dunk.”, ujarnya genit.
Maya membalasnya dengan menyedot puting kanan si Hendro itu
sambil membelai- belai kontolnya. Saya tak mau kalah, saya juga sedot puting
kiri Hendro sambil memainkan kontolnya juga. Hendro cuman mengerang
“ah…enaknya .ssssst” merasakan dirinya dicumbui oleh dua gadis
chinese yang cantik. wkwkwk…
setelah cukup puas, Hendro menghentikan kami dan menyuruhku
melepas CD yang ia pakai. Dengan perlahan saya lepas celana dalam hitam ia yang
cukup seksi itu. Dan…wow…!
“Lebih gedhe dari punya hanhan toh?”, katsaya sambil ketawa.
Maya cuman tersenyum genit. Kita berdua lalu rebutan menjilati kontol hitam
yang berukuran cukup besar itu. Sangat pas dengan bentuk tubuh Hendro yang
atletis.
“stt….sss…ah….aduh mbak…sss”, erang hendro keenakan, merasakan
kontolnya bergantian dikulum, dijilat, dikocok dan diremas-remas oleh saya dan
Maya.
Cukup lama kami memainkan kontolnya si Hendro itu sampai ia
meminta berhenti, takut muncrat. Hehehe…
Ia lalu bangun dan menarikku keranjang. Dengan ganas ia melucuti
seluruh pakaianku dan membiarkan saya tidur terlentang tanpa sehelai benang
pun. Iangkatnya kedua lenganku keatas lalu dijilatinya kedua payudarsaya dengan
penuh nafsu. Maya duduk disamping saya sambil tangannya mengkocok kontol
Hendro. Saya dan Hendro berciuman cukup lama sambil kedua tangannya bergerilya
meremasi dan memainkan toket serta putingku.
Saat ia menjilati leherku, saya bisikin, “ayo mas, masukin. saya
udah ga tahan.”. Ia cuman nyengir sebentar tetetapi terus mencumbui saya tanpa
memasukkan kontolnya yang besar itu. oh! saya tersiksa betul dengan gairah yang
meledak-ledak ini.
Hendro kemuian menindihku dan menggesek-gesekkan kontolnya pas
di belahan memekku. auh…ini orang bener2 tahu cara menggoda cewek. Saya sudah
ngga tahan, setiap gerakan menusuknya sengaja saya cari sela yang pas supaya
bisa masuk. Setelah beberapa kali meleset, akhirnya ia menusukkan kontolnya
yang besar kedalam memek saya.
“Ouhhhhhhh…..mas…sshhh…”, erangku penuh nikmat. Sekilas kulihat
Maya mengerang sendiri dan mencumbui dirinya.
Hendro menggenjotku dengan kasar. Ouh…terasa agak sakit karena
ukuran kontolnya yang cukup besar, kayak sesak gitu memek saya. Tetapi
enak…st…terusin mas… Ia menciumi bibirku dan kami berpelukan sambil saya
digenjot dengan ganas. Setelah beberapa menit saya merasakan kenikmatan,
tiba-tiba hendro menghentikan genjotan kasarnya dan mencabut kontolnya.
“Aduh…kok dikeluarin. ayo masukin lagi mas…ayo…”, pintaku.
Duh…udah ga kayak bos sama karyawan deh. Betul omongan Maya, ini yang jadi
budak seks siapa ya? Saya tahan pantatnya supaya kontolnya ngga dikeluarin,
tetapi hendro menepis tanganku dengan lembut dan mencabut kontolnya dari memek
aku.
Ia lalu mencium Maya dengan penuh nafsu. Ah, rupanya gantian di
Maya toh… Ya udah, saya mengalah, hihihi… Faisal lalu merebah terlentang dan
Maya ditariknya keatas badannya. Ia lalu memposisikan kontolnya dan
bleb…langsung masuk kedalam memek Maya.
“Auuuuuuuuh…sakit…mas…”, erang Maya. Rupanya memek-nya belum
terbiasa dimasukin kontol segede itu. Ndak papa, mbak.
lama-lama nanti enak. Tanya mbak Lina kalau ngga percaya. Ia
sekarang ketagihan sama kontol jawa saya hahahaha… sahut Hendro enteng sambil
tertawa lebar.
Hendro memegang pinggul Maya dan menggoyangnya maju mundur.
Toket Maya yang cukup besar, sekitar 34C terlihat sangat seksi dengan posisi
digenjot seperti itu. Saya yang sudah horny lalu merengkuh kepala Maya dan
menciumi bibirnya. Ia awalnya terkejut, tetapi lalu membalas ciuman saya.
Yah…seumur-umur nih baru kali ini maen ala lesbi. Hehehe…tetapi udahlah…namanya
juga lagi horny
Setelah cukup puas, Hendro lalu merebahkan Maya dan
menggenjotnya lagi dengan ganas, kali ini dalam posisi misionaris. Wah saya
baru tahu kalau Maya itu ribut banget saat ngesex ya. Wkwkwk…Erangannya seperti
itu erotis, mungkin ia betul-betul “lepas”, kalau saya seh masih ada rasa
“segan” gitu lho… maklum, saya kan bos.
hahaha..
“cklek… cklek…”
“Aduh…cece ini gimana seh. Katanya mau nyusul. Ditunggu lama
ngga datang-datang. sebel lho aku.” WADOOOOOOOOOOOOOOH!
Kelin tiba-tiba nongol masuk kedalam kamar.
“Ya ampun cece…Ya ampunnn…”, Teriaknya terkejut melihat saya dan
Maya dengan asyik berhubungan seks dengan Hendro.
Saya kaget setengah mati, seperti itu juga dengan Hendro dan
Maya. Hendro segera mencabut kontolnya sedang Maya berusaha menutupi badannya
dengan apapun yang bisa diraihnya.
“Saya laporin mama!”, teriak Kelin. Ia lalu berusaha keluar
kamar. Tiba-tiba Hendro mkamuncat turun dari ranjang dan menyergap Kelin, lalu
menariknya hingga duduk iatas ranjang. “jangan mas…jangan….”, teriak Kelin, ia
nampak shock, seperti itu juga Saya dan Maya.
“mas jangan apa-apain adikku lho…maaaaaaas!”, teriak Maya ikutan
histeris. Saya iam terpaku tidak tahu harus bagaimana.
“tenang aja mbak. tenang semua! saya bukan pemerkosa kok…!”,
hardik Hendro dengan tegas, menghentikan teriakan dan histeris kami bertiga.
“Mbak kelin tenang saja. Cece kalian itu tidak saya perkosa kok.
Mereka yang mau sama saya. Saya cowok baik-baik, bukan pemerkosa.”, ujar Hendro
setelah beberapa waktu. Kelin melengos.
“Mana handphonemu?”, pinta Hendro ke Kelin. Awalnya Kelin
menolak menyerahkan handphonenya, tetetapi setelah dibentak Hendro, dengan
gemetar ia memberikan HP itu kepada karyawan saya. Hendro lalu memberikan HP
itu ke Maya. Nih hp adikmu.
Jaga jangan sampai ia lapor orang tua kalian. Bisa berabe, baik
saya maupun kalian.
“Ngapain kau sama cece? emang ga ada cewe lain ya?”, ujar Kelin
tiba-tiba, telunjuknya mengarah ke Hendro dengan sangat ketus. Hendro terkekeh,
lha cece kau yang mau kok. Kita semua manusia, mbak. Punya kebutuhan dan
keinginan terpendam, tambahkan sambil tertawa lebar. Saya sama Maya tersenyum
kecut.
Hendro lalu berdiri dalam posisi telanjang seperti itu dan ia
mengunci pintu kamar. Ugh…sexy abis lah. “Non Kelin iam saja, saya ngga akan
apa-apain kalau emang situ ga mau. Tetapi kalau mau sih ya…lebih bagus.”, ujar
Hendro sekenaknya sambil tertawa kecil.
Ia lalu duduk diranjang dan kembali memeluk Maya. Namun Maya
nampaknya udah kehilangan mood dan ia menepis pelukan Hendro. Sedikit kecewa,
ia lalu menuju ke saya dan mencium bibirku. Saya biarin aja. Merasa ada angin
segar, ia langsung menarikku dan merebahkan saya keatas ranjang dan kami
kembali bersetubuh. Ouhf… enaknya kontol besar itu mengkocok memek saya.
Saya betul-betul menikmati genjotan Hendro yang kasar ini.
Tangannya terus meremasi toket saya sambil bibirnya melumat bibir saya dan
menjilati leherku.
“Ouhs…terus mas…sssh…enak banget…ahhh”, erangku penuh gairah.
Maya dan Kelin duduk diam mengamati aktifitas kami berdua.
Setelah agak lama, saya merasakah orgasme akan datang.
“sss….saya mau keluar mas…essstt…ahh…”, bisikku ke Hendro. Ia
mengangguk kecil lalu menggenjotku dengan lebih keras. Ah…sedikit sakit tetapi
betul-betul semakin nikmat dan…
“MAs…mas…Aaaaaaaaaaaaaaaaaah”, saya berteriak lepas, kali ini
betul-betul lepas. Oh my god! Memek saya berkontraksi dengan kuat, meremas
kontol karyawan saya itu. Tubuhku kkamujotan dan Hendro susah payah menahan
tubuhku supaya kontolnya tidak tercabut akibat orgasm saya ini.
Tubuhku bergetar selama beberapa detik, ouhhhh sungguh
kenikmatan yang luar biasa.
Hendro lalu mencabut kontolnya dari memek saya. wow…masih tegang
kuat perkasa! Ia lalu kembali merengkuh lengan Maya dan merebahkannya
keranjang. Ah, kali ini Maya tidak menolak. Saya lalu berdiri dan rebahan
disisi yang lain supaya tidak mengganggu posisi mereka.
Singkat cerita, Maya kembali digenjot dengan ganas oleh Hendro.
Erangan-erangan erotis penuh kenikmatan keluar dari mulut Maya. Sampai Hendro
harus menciumnya dengan kuat agar erangan erotis itu tidak terlalu keras dan
kedengaran keluar kamar.
Hehehehe…Kulihat Kelin iam saja melihat cece-nya digaulli cowok
hitam itu. Mungkin ini pertama kalinya ia melihat hal seperti ini. Hm… Cara
maen Hendro ini memang kasar, kayak dipuas-puasin gitu seperti pemerkosa
beneran. Tetapi ntah kenapa, saya dan Maya menyukainya!
Setelah beberapa menit diperkosa, Maya mengerang dengan sangat
keras tanda ia mengalami orgasm yang sangat kuat. Tubuhnya gemetaran persis
seperti saya tadi. Kemuian Hendro memcabut kontolnya dan membiarkan Maya
kecapaian sehabis dipake.
Maya memindahkan posisi tubuhnya dan tiduran persis disamping
saya. Nafasnya tersengal-sengal, matanya terpejam kecapaian, tetetapi wajahnya
nampak puas. Kayaknya ia baru kali ini merasakan kenikmatan orgasm.
“masih bisa ta mas?”, tanysaya genit. Hendro cuman menyeringai.
Ia belum ejakulasi setelah memakai dua ce chinese menawan ini. Wew…minum obat
apa ya?
Lalu kulihat Hendro, yang masih telanjang bulat dengan kontol
hitam besar yang mengacung kedepan itu, mendekati Kelin. Saya terkejut dan
menggoyang badannnya Maya supaya ia tahu apa yang terjadi.
“Mas jangan ganggu adikku!”, ujar Maya lemas, ia masih dikuasi
oleh kenikmatan orgasmnya. Hendro menjawab ngga kok. Selama ia mau kan ya
gapapa. Kalau ia juga ikutan kedalam geng kita ini, maka ia ngga akan lapor
orang tua kalian kan? Artinya, kau dan saya aman-aman aja. Hm…masuk akal juga
pemikirannya.
“Tapi…”, Maya masih berusaha menahan Hendro tetetapi ia sendiri
juga takut kalau tingkah lakunya ini dilaporkan adiknya ke orang tuanya. Bisa
berabe! Inilah yang disebutsebagai dilema!
Hendro dengan tenang berdiri didepan Kelin dan membiarkan
kontolnya yang besar itu mengacung persis didepan mulut cewek putih menawan
itu. Kelin menutup matanya dengan kuat, seakan berusaha menolak. Tetapi saya
lalu berpikir, kalau emang Kelin ga mau, ngapain ia diam saja. Ia bisa saja
pergi kan? Saat itu saya betul-betul heran!
No comments:
Post a Comment