DEWALOTTO

DEWALOTTO
Tersedia 6 Bank BCA, BNI, MANDIRI, BRI, DANAMON dan NIAGA ™DAFTAR™ Klik Gambar Diatas*****

Sunday, 31 July 2016

10 Cara Efektif Mendekati Wanita Single


Sebenarnya apa sih yang harus anda lakukan saat anda merasa tertarik dengan seorang wanita single ketika berada disebuah tempat? Apakah anda akan lari dan bersembunyi? Apakah anda hanya berdiri dan memikirkan hal yang tepat untuk diucapkan? Nyatanya banyak pria yang kehilangan kesempatan itu, yakni saat bertemu dengan wanita yang cukup membuatnya gemes.

Kebanyakan pria terjebak dengan terlalu banyak berpikir mengenai apa yang harus dikatakan. Mereka percaya bahwa ada satu kata ajaib yang mampu bekerja dengan baik dalam segala situasi. Para pria melatih diri dengan kata-kata yang tepat, dan berharap kata pembuka itu mampu membuat perempuan tertarik padanya. Namun sayangnya pendekatan jenis ini jarang berhasil karena situasi yang tidak relevan. Padahal untuk menarik perhatian seorang wanita adalah berbicara soal kepercayaan diri yang anda tunjukkan pada wanita tersebut.

Ada 10 cara efektif yang bisa anda lakukan untuk mendekati wanita single.

1. Cerdas Dalam Mengamati Situasi Lingkungan

Mulailah sebuah pembicaraan yang berkaitan langsung dengan situasi lingkungan. Misalnya anda melihat seorang wanita di Mall dan anda merasa tertarik padanya, maka perhatikanlah apa yang dia lakukan saat itu. Sebut saja dia memilih jenis T-Shirt, maka yang harus anda tanyakan adalah Jenis T-Shirt yang sedang trend baru-baru ini, atau segala hal yang berkaitan dengan T-Shirt.

2. Senyum Yang Tulus (Natural Smile)

Tersenyum menunjukkan sikap yang ramah dan percaya diri. Senyum sangat baik bagi diri anda dan orang lain karena mampu menciptakan suasana yang tenang, nyaman dan keterbukaan dalam interaksi. Senyum ini merupakan syarat utama dalam membina hubungan yang baik.

3. Hilangkan Sikap Ragu-Ragu

Dekatilah wanita tersebut dengan rasa percaya diri, dan tunjukkan padanya bahwa anda adalah orang yang tahu apa yang dia inginkan walaupun hanya dalam 3 detik saja. Setelah itu anda bisa pergi meninggalkan dia dari tempat itu.

4. Bahasa Tubuh Yang Positif

Jika Anda mendekati wanita dengan membungkuk serta kepala tertunduk ke bawah, Anda sebenarnya mengirim informasi negatif tentang diri Anda, yang membuat Anda kalah sebelum perang. Cobalah berdiri tegak, dengan bahu belakang dan dada yang tegak, serta berjalanlah dengan santai dan tenang.

5. Tidak Terlalu Cepat

Jika anda berjalan terlalu cepat, Anda mungkin dapat memicu alarm internalnya. Santai bro…, pendekatan yang lepas (rileks tanpa beban mental) biasanya merupakan cara terbaik untuk membuatnya merasa nyaman dengan keberadaan anda.

6. Pertahankan Kontak Mata

Jangan pernah menjadi yang pertama memecahkan kontak mata dengannya. Jika Anda melakukannya, hal ini menandakan bahwa anda sedang mengirimkan pesan bahwa anda merasa tidak nyaman dan tenang dalam mendekatinya. Bila anda menggunakan kontak mata yang kuat, dia akan merasa lebih tertarik kepada anda. Untuk menguasai teknik ini, anda harus melatihnya, terutama tentang pandangan mata yang sejuk, dan hindari cara kontak mata yang terkesan serem atau galak.

7. Pendengar Yang Baik

Pastikan anda berhati-hati untuk memperhatikan apa yang dikatakannya. Wanita menyukai pria yang memberi perhatian pada rincian apa yang dikatakannya. Wanita lebih cepat kehilangan good mood-nya ketika anda bersikap seperti tidak memperhatikan detail kata-katanya.

8. Jangan Gelisah

Gelisah saat anda sedang melakukan interaksi dengannya sangat mengganggu dan menunjukkan bahwa anda merasa tidak nyaman. Sehingga si wanita juga merasa BeTe dan akan menutup komunikasinya. Perhatikanlah gerakan tubuh anda, jangan sampai terlihat kaku atau terlihat gelisah, atur frekwensi ucapan-ucapan anda, jangan sampai terlihat gugup dan blepotan.

9. Meringankan Nada Suara

Nada suara anda adalah alat yang sangat powerfull untuk menggaet wanita. Mendekati dia dengan nada ringan dan ritme suara yang teratur adalah salah satu cara terbaik untuk memulai interaksi.

10. Menghormati Batas Kenyamanannya

Jika seorang pria yang sedang mendekatinya terlalu serius bisa membuat wanita merasa risih. Pendekatan yang lebih baik adalah dengan membicarakan hal-hal yang ringan, sedikit bercanda dan jangan mencampuri urusan pribadinya. Anda harus menghormati ruangnya, batas-batasnya, dan usahkan dia merasa nyaman dengan diri sendiri.

Saturday, 30 July 2016

Berselingkuh Hingga Ku Hamil

Cerita sex terbaru ini Berawal saat aku kuliah di Jogja dan aku mengontrak rumah dengan tipe 36, rumah yg cukup untuk seorang pria lajang seperti aku ini dan hanya tinggal sendirian, apalagi aku hanya seorang pendatang dikota jogja ini jadi aku belum mengenal seorang pun disini kecuali tetangga sebelah rumah kontakanku, sebut saja namanya Tante Hani, dia tinggal bersama suaminya yg benama Om Dito, walaupun mereka orang pertama yg aku kenal disini, tapi mereka cukup baik kepadaku.


Mereka sudah tinggal disini sudah cukup lama, suami Tante Hani bekerja disebuah perusahaan swasta dibidang kontruksi bangunan di jogya dan mereka sudah menikah hampir 4 tahun lamanya, tapi belum diberikan keturunan sebuah anak satu apapun dari hasil hubungan selama 4 tahun, mungkin apa mereka berdua sudah merencankan apa belum tapi aku tdk memikirkan keluarga mereka yg penting dia berdua sudah cukup baik kepadaku.

Cerita Dewasa Terbaru | Singkat cerita kebetulan hari senin aku libur kuliah dan aku habiskan bersantai dirumah, sambil buka buka internet laptopku yg ada didalam kamar sambil browsing kesitus film-film dewasa, aku buka situs langgananku xhamster, begitu film kesenanganku aku buka dan kutonton satu-persatu yg telah tersedia, aku ngak sadar kalau film yg aku tonton ternyata aku setting dengan suara yg luHanin keras karena aku pikir dirumah tdk ada orang yg mendengarnya selain aku sendiri.

Hampir satu jam aku menonton film xxx di internet, selesai aku menonton aku pergi kedepan teras rumah untuk menghisap satu batang rokok sambil duduk bersantai dikursi, baru dua kali hisapan rokok, aku melihat ke samping rumah kontrakanku, ternyata tetanggaku Tante Hani sedang menyiram bunga.

“Met siang Tante Hani, tumben nih siang-siang nyiram?” tegurku kepadanya.
“Siang juga Mas Bagus, Ya nih tadi kelupaan saat lagi asyik masak didapur...” Jawab Tante Hani.
“Tumben kamu ngak kuliah”. Tante Hani balik menayaiku.
“Ya nih Tante aku lagi libur kuliah, jadi aku nyante saja dirumah”.
“Mas Bagus tadi waktu lagi masak didapur, Tante dengar disebelah kok ada suara yg mendesah-desah emang ada apa ya?” pertanyaan Tante Hani membuat aku sedikit kebingungan.

“Suara desah apa ya Tan, Bagus jadi bingung” apa mungkin tadi aku waktu nyetel film bokep dikomputer aku setel dengan settingan keras, waduh kalau ternyata itu jadi malu dengan Tante Hani.
“Seperti orang lagi mendesah kenikmatan itu lho Gus….". jawab Tante Hani sambil tersenyum kepadaku.
“Ah Tante ….Jadi Tante mendengernya tadi...Bagus jadi malu”.
“Kenapa malu emang siapa yg bikin malu apalagi kamu sudah dewasa, hal yg kayak begituan sudah hal yg biasa buat Tante".

Setelah selesai menyiram bunga, dia pamit untuk pergi mandi, dan aku segera kembali masuk kedalam kamar sambil membayangkan tubuh Tante Hani sedang mandi. Tak lama kemudian saat membayangkan Tante Hani, tiba-tiba telpon rumahku berbunyi dan begitu aku angkat ternyata Tante Hani yg menelponku, dia minta tolong untuk memasangkan lampu kamarnya. Begitu telpon aku tutup aku segera kerumah Tante Hani untuk mebantunya memasang lampu.

Begitu sampai dirumahnya Tante Hani aku disugguhkan pemandangan yg sungguh membikin gairah kelaki-lakianku menjadi bergairah melihat Tante Hani yg hanya memakai daster satin berwarna putih dengan dua tali kecil dipundaknya dan bawahan hanya seatas lutut dengan bentuk daster yg sangat longgar sekali, betuk belahan dadanya sangat terlihat jelas seakan-akan mau loncat keluar, apalagi bentuk putting susunya sangat terlihat jelas sekali dua tonjolan yg menempel keluar dikain satin dasternya, sungguh aku tdk bisa menahan lagi gairahku yg benar-benar sudah tak dapat lagi menahan rasa ingin bisa bermain seks dengan Tante Hani.

Masuk dong Bagus…sorry ya ngerepoti kamu soalnya tadi Mas Dito lupa mengganti lampunya dan setelah menunjukan lampu yg akan diganti didalam kamarnya, aku langsung naik keatas kursi yg telah disiapkan oleh Tante Hani, lampu yg mati langsung aku ganti dengan lampu barunya, begitu lampu yg baru diberikan oleh Tante Hani yg berada diposisi bawah kursi, tampak jelas sekali pemandangan yg sungguh indah lagi terlihat jelas dihadapanku dari atas kursi, bentuk buah dadanya yg tanpa memakai Bra itu terlihat indah sekali hingga membuatku menjadi melamun sebentar.

“Bagus....kok jadi melamun sih, nanti lampunya bisa jatuh liat apa sih Bagus?" sambil berkata itu Tante Hani hanya tersentum kecil kepadaku.
"Ngak ada Tante hanya melihat yg keindah yg jarang Bagus lihat",
"Aduh-aduh kamu itu Bagus… baru liat sedikit saja sudah ngak ngelamun seperti itu, bagaimana kalau....?"
“Gimana kalau apa toh Tante...?" Tante Hani tdk mau menjawab dan dia keluar begitu saja dari dalam kamar.

Waduh apa aku salah bicara ya sama Tante Hani, jangan-jangan dia marah denganku Cuma gara-gara ini, lalu aku turun dari kursi dan keluar kamar, ternyata Tante Hani sedang berdiri dan menyender didinding pintu kamar, lalu aku tanya bertanya kembali kepada Tante Hani.

"Tante apa marah sama Bagus kok Tante tdk menjawab pertanyaan Bagus?"
“Tante ngak marah Bagus kok sama kamu?" sambil menoleh kearahku dia tersenyum kepadaku.
"Bagus makasih ya atas bantuanya memasang lampu kamarku”.
“Ya Tante sama-sama”.
“Bagus jangan pulang dulu ya, karena Tante mau bikin minuman buat kamu dan kamu mau minum apa...?" Tante Hani masih bersandar didinding pintu kamar, lalu aku mendekati Tante Hani dan berbisik ditelinganya.

“Kalau boleh pilih Bagus mau minum susu punya Tante"
“Ehh jangan Bagus ini kan punya Mas Dito”.
“Sekali-sekali berbagi dong Tante untuk Bagus”. Aku memintanya sambil memelas.
“Tapi Bagus nanti ada yg ngeliat loh"
"Tenang Tante kalau jam segini ngak ada yg ngeliat mumpung sepi". Kemudian Tante Hani segera melangkah mengunci pintu pagar dan rumah, setelah semua benar-benar pintu terkunci, dia kembali masuk ke kamar dimana aku sudah berada diatas kamar tidurnya.

Begitu Tante Hani naik keatas tempat tidur langsung kulumat dan kucium bibirnya, dan ciumanku dibalas dengan rakusnya, tangan kananya mulai meraba celana pendekku bagian depan dan meremes-remas batang k0ntolku lalu dimasukan tangannya kedalam celanaku dan dikocok-kocoknya k0ntolku yg sudah sangat tegang itu sedangkan kedua tanganku mulai meremas-remas kedua buah dadanya sambil aku sedot dan jilat kedua puting susunya yg masih menjeplak dikain satin dasternya.

Tante Hani mulai mendesah kenikmatan saat sedotanku semakin kuat bermain dikedua buah putting susunya, kocokanya semaikin kuat saat mengengam k0ntolku yg sudah benar-benar tegang itu, kemudia aku tarik tubuhnya dan aku arahkan k0ntolku kearah putting susunya yg masih terhalang dasternya,

Tante Hani langsung menggesek-gesekan k0ntolku di kedua putting susunya secara bergantian dengan kain satin dasternya yg terasa sangat licin itu.

K0ntolku benar-benar dibuatnya terasa sangat nikmat sekali oleh gesekan kain satin nya mengenai kepala k0ntolku hingga tak terasa ada cairan bening yg keluar membasahi kain satin dasternya tepat berada dikedua putting susunya, tak puas dengan permainan k0ntolku itu Tante Hani langsung melahap dan menggulum k0ntolku dengan mulutnya dengan cara dikocok dan disedot dengan sangat rakus oleh mulutnya.

“Ohh…..Tante….Hani….”, aku hanya bisa mendesah kenikmatan saat k0ntolku terus dimainkan oleh mulutnya yg sensual itu secara berutal.

karena terasa cairan spermaku segera akan keluar dengan cepat aku cabut dari dalam mulutnya dan aku angkat tubuhnya keatas ranjang dengan posisi doggy style, lalu kugesekan k0ntolku dikain satin dasternya yg mengkilap itu dibagian bonghkahan pantatnya.

K0ntolku terasa sangat licin melaju diatas kain satin dasternya dengan gerakan maju mundur, setelah puas lalu aku arahkan k0ntolku kelubang memeknya yg sudah terlihat sangat basah sekali dengan sekali tekan tanpa sudah payah, Bless….Batang k0ntolku dengan sekejab hilang ditelang lubang memeknya yg terasa sangat sempit itu hingga membuat Tante Hani tdk dapat lagi menahan lagi kenikmatan dari gerakan k0ntolku yg terus kugoyangkan dari arah belakang.

Tante Hani semakin mendesah kenikmatan sehingga setiap gerakanku selalu diikuti dengan gerak keluar masuk k0ntolku yg terus aku goyangkan tanpa henti, karena belum puas dengan posisi doggy style,

Tante Hani meminta aku untuk segera merubah posisiku menjadi aku dibawah dia diatas, begitu tubuhku sudah berada dibawah dengan posisi keatas Tante Hani segera naik ketubuhku dengan menyilangkan kedua kakinya sambil mengarahkan k0ntolku masuk kembali kedalam memeknya, begitu k0ntolku sudah masuk kedalam memeknya gerakan mulai bergerak seperti penyanyi dangdut diatas tubuhku,

Tante Hani bergerak seperti gaya berputar sambil menekan k0ntolku masuk lebih dalam lagi membuat aku benar-benar dibuatnya melayg kenikmatan, tubuhnya semakin menggelinjang ke kanan dan ke kiri hingga posisinya berubah seperti posisi berjogkok agar gerakan k0ntolku bisa ditarik keatas dan ditekan kebawah. Dengan posisi seperti itu Tante Hani menjadi orgasme yg sangat hebat, tubuhnya bergetar sangat kuat dan desahanya semakin keras terdengar seisi ruang kamarnya.

Gerakannya semakin diperlambat setelah merasakan orgasme, tapi k0ntolku terus aku gerakan dari bawah keluar masuk secara pelan agar sisa-sisa orgasme Tante Hani dapat dirasakan sangat nikmat dan puas, sementara spermaku belum terasa akan segera keluar akhirnya kami berganti posisi dengan posisi Tante Hani terbaring diatas tempat tidur dengan kepala diatas bantal sedangak posisiku diatas tubuhnya dengan dua kakinya aku lebarkan dan kuhujamkan kembali k0ntolku kedalam memeknya dan kugerakan secara naik turun sambil aku tekan lebih dalam.

Tante Hani sangat menikmati hujaman k0ntolku sambil aku peluk tubuhnya dengan posisi terlentang diatas ranjang sambil mulutku terus berlumatan sambil memainkan lidah sedangkan kedua tanganya terus meremas bantal yg ada dikepalanya karena menahan rasa nikmat tusukan dari batang k0ntolku yg terus tanpa henti aku hujamkan kememeknya dan tak terasa detik-detik segera akan muncrat keluar spermaku dari dalam batang k0ntolku gerakanku semakin aku percepat sambil aku berbisik ditelingan Tante Hani.

“Tante..Ahhhhh….aku sudah mau keluar….”, desahanku sambil aku bisikan ditelinganya.
“Masukan saja Bagus….didalam agar lebih nikmat…sayang”Tante Hani menjawab sambil mendesah kecil.

Kedua kakinya semakin mencegkramkan kuat menjepit tubuhku yg terus bergerak menusuk lubang memeknya keluar masuk dan akhirnya Creett…creett…creettt….pecahlah sudah cairan spermaku membasahi lubang memeknya hingga masuk kedalam rahimnya. ROYALSEX

Setelah sama-sama puas mengadu kenikmatan dan beristirahat sebentar diatas ranjang kamar Tante Hani yg penuh noda keringat dan sperma yg membasahi tempat tidurnya, aku segera bergegas bangkit untuk pamit pulang sambil menciumnya kembali Tante Hani yg terlihat kecapeaan diatas tempat tidur dengan pakaian daster satin yg penuh dengan noda spermaku yg belum menggering dikain satin nya.

Semenjak perselingkuhan aku dengan Tante Hani tanpa sepengetahuan suaminya, Tante Hani menjadi hamil dan dengan kabarnya Tante Hani hamil suaminya terlihat sangat gembira mendengar kabar itu, walaupun benih yg ada didalam kandunganya hasil peselingkuhanku dengan Tante Hani.


Tapi semenjak kelahiran anak pertamanya perselingukahnku tetap berjalan seperti bisa karena Tante Hani sudah ketagihan berselingkuh denganku hingga tak terhitung sudah kita beberapa kali melakukanya, hingga Tante Hani hamil lagi yg kedua kalinya oleh benihku yg terbuang didalam rahimnya.

Wednesday, 27 July 2016

Cerita Sex - Akhiri Kebersamaan Dengan Bercumbu...

Malam itu aku hanya dapat tidur nyenyak tiga jam saja. Kulihat waktu masih menunjukkan pukul 3 pagi lebih sedikit. Usahaku yg kuat untuk kembali tidur tak membuahkan hasil. Kulihat Indah masih tergeletak dalam keadaan tidur nyenyak di ranjangnya.


Pikiranku berkecamuk soal pekerjaan yg akan kuhadapi sehari lagi dan sama sekali belum kusiapkan. Kuputuskan untuk bangun dan duduk termenung di kursi didalam kamar penginapan. Kupandangi meja disebelahku yg penuh dengan botol-botol aqua, beberapa makanan kecil, dan kantung-kantung plastik yg tak ada isinya.

Kupindahkan semua barang diatas meja keatas laci, lalu kubersihkan meja itu. Kemudian aku mengambil semua berkas dan catatan tentang pekerjaanku dari dalam tas dan meletakkannya diatas meja. Kubaca satu persatu berkas tersebut dan memilah-milahnya menjadi beberapa bagian.

Bagian-bagian yg telah terpilah-pilah itu kubaca lagi dengan lebih teliti dan menguraikan isinya didalam otakku sehingga terbentuklah sebuah bahan informasi yg berhubung-hubungan satu sama lainnya. Beberapa data yg masih kurang demi kelengkapan data kucatat dalam jurnal kerjaku.

Kemungkinan-kemungkinan tdk kuperoleh data yg kuperlukan juga kucatat. Beberapa langkah alternatif untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk muncul dan ikut kucatat. Dengan berusaha secermat mungkin berdasarkan data yg ada dan catatanku, aku mulai membuat rencana kerja. Setiap baris rencana yg kucatat kubayangkan pula langkah-langkah kerja yg akan kulakukan.

Setiap hal penting yg muncul dari bayanganku kutulis dalam jurnal. Kubaca lagi rencana kerja yg telah selesai kucatat, lalu kurangkai hubungan setiap langkah rencana kerja dan kubuat skemanya. Seusai mengulang dan merubahnya hingga kurasa cukup, kuhentikan kegiatanku tersebut. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 5.42 pagi. Konsentrasi tinggi serta posisi duduk dan letak meja didalam penginapan yg sebenarnya tdk ideal untuk dipakai kerja membuat leherku terasa pegal. Selesai mengemasi semua berkas dan catatan, kucoba berdiri dan memutar-mutar kepala untuk melemaskan otot leher dan punggung.

Kukenakan jaketku dan keluar dari kamar mencari hawa segar. Di teras kamar aku melakukan stretching selama beberapa menit. Kucoba berputar-putar di sekitar teras. Merasa bosan, kuambil rokokku yg selalu tersedia dalam saku jaket dan kusulut sebatang rokok. Setengah dari rokoknya telah habis ketika kulihat Indah keluar dari pintu kamar dengan menggunakan kaos oblong besar dan celana pendek sebatas paha.

“Sudah ngopi, Joe?”, tanyanya.

Aku menggelengkan kepala saja dan meneruskan merokok.

“Tumben Joe tidurmu sebentar, bangunmu pagi sekali ya, aku sempat melihatmu sibuk tapi karena masih ngantuk jadi aku pilih tidur lagi aja daripada membantumu”, komentarnya.

“Mbak sudah benar, kalau Mbak bangun dan membantuku, bisa-bisa tambah kacau”, kataku sambil memikirkan pekerjaan yg akan kuhadapi besok.

“Mmm.. gitu ya, jangan harap aku mau membatumu lagi ya”, katanya dengan nada bergurau.

“Ke kafetaria yuk”, ajakku dengan tak menghiraukan gurauannya.

Beberapa tamu penginapan yg ada di kafetaria menoleh ke arah Indah ketika kami memasuki kafetaria penginapan. Pura-pura tdk tahu gelagat para pria yg sedang menaksirnya, Indah mengajakku duduk di meja paling pojok. Aku masih cuek dengan keadaan sekelilingku tapi Indah agak gelisah dan mengeluhkan ajakanku ke kafetaria. Setelah memesan sarapan, Indah mulai membuka percakapan, tapi karena pikiranku masih di pekerjaan maka aku hanya berbicara sedikit.

“Kenapa sih Joe kamu kok banyak diam? nggak seperti biasanya”, tanya Indah.

“Nggak apa-apa Mbak, cuma mikir kerjaan besok”, jawabku santai.

“Buat apa dipikir sekarang, kan masih besok?”, tanyanya lagi.

“Daripada nggak ada yg kupikir”, jawabku.

“Kenapa nggak mikir aku saja?”, tanyanya dengan senyum genit.

“Rugi!”, jawabku singkat dengan bergurau tanpa kupikir akibatnya.

Sebuah cubitan langsung menancap di tangan kiriku.

“Aduh Mbak, sakit!”, keluhku agak keras sehingga agak terdengar dan menarik perhatian orang-orang disekitar kami.

Mungkin karena malu Indah segera melepaskan cubitannya.

“Tadi malam tangan kiri, sekarang kanan, Mbak kok suka sekali nyubit sih!”, keluhku.

“Aku nggak rugi, kok”, jawabnya santai.

“Enak saja, aku yg rugi Mbak, perusahaan tdk mengasuransikanku dari cubitan”, kataku serius.

Tak lama kemudian pesanan kami datang.

“Joe, katamu kamu belum pernah punya pacar, benarkah?”, tanyanya yg langsung kujawab dengan anggukan sambil meniup kopi panasku agar agak dingin.

“Itu karena pikiranmu belum dewasa. Caramu berbicara dengan wanita asal saja tanpa pernah kamu pikirkan akibatnya.

Kamu tdk akan bisa membuat wanita senang dengan cara ngobrolmu yg seperti itu.”, nasihat Indah padaku.

“Lha terus kenapa Mbak mau nginap denganku padahal aku kan nggak ngajak”, tanyaku dengan suara berbisik.

“Karena aku tahu bahwa kamu tipe pemuda gila kerja yg cuek dan jujur bukan tipe playboy perayu. Aku suka pemuda seperti itu, cuman terkadang cuekmu sangat keterlaluan. Kamu sendiri kenapa mau?”, jawabnya yg dilanjutkannya dengan pertanyaan.

“Mana bisa aku menolak dibawah ancaman cubitannya Mbak”, jawabku bergurau.

“Uhh.. kamu nggak pernah bisa diajak serius”, keluhnya dengan muka masam.

“Aku duarius Mbak, bukan serius lagi”, kataku ngotot yg hanya dibalas dengan senyumannya.

“Mbak, pria yg duduk disana ada yg ngelihatin Mbak terus, sepertinya naksir, mau kukenalkan Mbak”, kataku sambil menghabiskan roti bakarku.

“Memangnya kamu sudah kenal, Joe?”, tanyanya.

“Nanti setelah Mbak kukenalkan, ganti Mbak kenalkan saya”, jawabku sambil meneguk kopiku yg masih panas dengan hati-hati.

“Kamu jangan macam-macam, Joe!”, ancamnya padaku yg lagi menikmati rokok.

“Tampangnya sih oke tapi pria seperti itu hanya mau menangnya sendiri seperti bekas suamiku yg pertama”, sambungnya.

“Terus yg mengantar Mbak ke bus di Balikpapan, suami yg ke berapa?”, tanyaku halus.

“Dia yg kedua, tapi aku juga cuma istri keduanya, istri pertamanya ada di Jakarta dan mungkin tak tahu mengenai aku. Aku ke Banjarmasin ini juga karena dia mau mengunjungi istri dan anaknya di Jakarta”, jawabnya pelan.

“Kenapa Mbak mau dimadu?”, tanyaku tambah penasaran.

“Daripada hidup menjanda, jadi istri muda yg sering ditinggal suami saja seperti ini saja sudah susah apalagi jadi janda kembang”, jawabnya mengeluh.

“Eh Mbak, jangan besar kepala dulu, iya kalau kembang mawar atau melati, kalau kembang kamboja yg seperti di makam-makam, bagaimana? Pasti yg tertarik adalah golongan hantu-hantu, hehehe..”, gurauku merubah raut muka sedihnya menjadi kemarahan.

“Iya, terus akan kusuruh hantu-hantu itu nyubitin seluruh tubuhmu tak tersisa”, balasnya dengan senyum kemenangan. “Sudah Joe, ayo kembali ke kamar!”, ajaknya.

Sesampai di kamar aku duduk termenung oleh pikiran pekerjaan diatas ranjang Indah yg lebih dekat dengan pintu kamar dibanding ranjangku. Sementara itu Indah melepas pakaiannya hingga tinggal ber-BH dan celana sambil mengambil handuk kering dari tasnya.

“Melamun apa Joe”, tanya Indah.

Berusaha menyembunyikan pikiranku kujawab seadanya,

“Ah nggak melamun kok, cuma membayangkan rasanya dicubit hantu seperti yg Mbak tadi bilang”.

“Pingin tahu rasanya?”, tanyanya dengan senyum menggoda dan menuju ke arahku.

Duduk tepat didepan tangan Indah sudah mulai merapat dengan tubuhku. Mengantisipasi cubitannya yg menyakitkan, kedua tangannya kutangkap dengan cepat.

“Mbak, jangan nyubit lagi Mbak, ampun Mbak..”, katau meminta belas kasihannya.

“Tdk Joe, yg ini pasti kamu suka, percaya deh..”, katanya meyakinkan.

Meski masih ragu tapi pegangan tanganku sudah mengendor dan tangan Indah telah mencapai bagian depan celanaku, usapan-usapannya yg halus diatas permukaan celana terasa sampai permukaan kulit kemaluanku. Raguku benar-benar hilang dan tangannya semakin bebas bergerak. Dengan mata terpejam kurasakan usapan tangannya berubah menjadi remasan yg menghanyutkan dan membuat batang kemaluanku semakin tegak mengeras hingga tampak sangat menonjol. Dengan serta merta ditariknya celana pendek dan celana dalamku sekaligus disertai hembusan nafas beratnya yg makin menggebu.

Indah membungkukkan badan dan mendekatkan bibirnya pada ujung batang kemaluanku. Kubelalakkan mataku ketika merasakan bibirnya benar-benar menyentuh ujung batang kemaluanku. Ciuman basah berimbuh kuluman yg dilakukannya pada ujung batang kemaluanku membuatku mendesah, seksigo

“Ah.. Mbak.. Mbak..”. Dalam hitungan menit aku mengalami shock kenikmatan.

Seusai kesadaranku berangsur pulih tanganku segera beraksi dengan membuka BHnya dan mengusap-usap punggungnya. Dengan membungkukkan badan kuraih kedua pantatnya yg masih dilindungi celana dalam, lalu kuremas dengan kedua tanganku.

Merasa kerepotan membungkukkan badan, tubuhku kembali kuluruskan. Kemudian tempurung lutut kananku dengan sengaja kugesekkan pada selakangannya. Gesekkan tempurung lutut pada bagian depan celana dalamnya ternyata sangat merangsangnya hingga melepas kuluman pada ujung batang kemaluanku. Sibuk mengimbangi gesekkan tempurung lutut, Indah hanya memegang erat batang kemaluanku. Karena tak sabar lagi menahan keinginan untuk menikmati rangsangan yg lebih dari gesekkan tempurung kakiku pada daerah kemaluannya yg masih dibalut celana dalam, ia menegakkan badannya kembali. Dalam posisi berjongkok didepanku ia berusaha melepas celana dalamnya.

Ketika celana dalamnya yg berusaha dilepaskannya sampai pada lutut, masih pada posisinya jongkok yg hampir tak berubah, aku segera membuat gerakan menyelam kebawah selakangannya, membalikkan tubuhku dan mendongkak keatas untuk menempelkan bibirku pada daerah kemaluannya. Kedua tanganku turut andil dengan segera menarik kedua pinggulnya agar liang kenikmatannya dapat segera kuterobos dengan juluran lidahku. Rupanya Indah punya pikiran yg sama denganku.

Kedua kakinya mulai ditarik kebelakang, selakangannya menindih mulutku, bibir dan lidahkupun makin berpolah diseluruh bagian kemaluannya. Posisi Indah yg berada diatas tubuhku segera dimanfaatkannya untuk kembali bermain dengan batang kemaluanku. Mengimbangi rangsangan yg kuberikan pada daerah kemaluannya, Indah mengulum batang kemaluanku. Selama beberapa menit kami berdua saling memberi dan menerima rangsangan dengan aksi 69 seperti yg pernah kuingat dalam beberapa cerita temanku sebelumnya.

Indah menghentikan babak pemanasan dengan menarik tubuhnya, berbaring terlentang sambil menarik tanganku memberi tanda untuk segera menindihnya dan memasukkan batang kemaluanku pada liang kenikmatannya. Tapi kali ini aku ingin bereksperimen. Kubaringkan badanku disebelah kirinya dan kuhadapkan tubuhku kearahnya. Kaki kirinya kuangkat sedikit keatas dan kuletakkan diata pinggulku sehingga batang kemaluanku yg telah mengeras dapat masuk dengan posisi miring. Setelah agak nyaman, kuberi pinggulku dorongan maju-mundur yg semakin cepat. Tangan kiriku yg bebas meremas kedua payudaranya bergantian. Berbaring nyaman, tubuh Indah mulai bergoyang seirama dengan gerakanku.

Seiring dengan goyangan tubuhnya, Indah mendesah-desah,

“Ssh.. ssh.. Joe, mmh..”. Kuperlambat gerakanku untuk memperpanjang babak ini. Kudorong sisi kiri tubuh Indah sehingga membelakangiku dan sama-sama menghadap kesamping kanan. Kurapatkan dadaku pada punggunya hingga bergesek. Kudorong lebih dalam batang kemaluanku dalam liang kenikmatannya, lalu kugerakkan pinggulku maju mundur. Kedua tanganku memegang kedua payudaranya dari belakang badannya. Kucumbu tengkuk kirinya dan sesekali kukulum telinga kirinya. Beberapa saat kemudian tubuh Indah bergetar seiring dengan klimkaksnya. Getaran klimaksnya seakan menghanyutkan pertahananku hingga akhirnya puncak ledakanku tak dapat kutahan lagi.

Kepuasan yg kuperoleh mengantarkanku pada dunia mimpi. Tertidur pulas selama beberapa jam akhirnya aku terbangun oleh suara ketukan pintu. Setelah kukenakan celana pendek kubuka pintu, ternyata yg ada dihadapanku adalah Indah yg telah kembali balik kekamar setelah keluar entah kemana dan berapa lama.

“Ya ampun Joe, kamu baru bangun!”, teriak Indah.

“Hmm.. emangnya kenapa Mbak?”, tanyaku

“Sudah jam berapa ini? Hampir jam 3 sore tahu!”, tanyanya yg kemudian dijawabnya sendiri dengan menunjuk jam tangannya.

Tanpa komentar sedikitpun aku meninggalkannya menuju kamar mandi sambil membawa pakaian ganti yg telah kuambil dari dalam tasku. Seusai mandi dan mengenakan pakaian aku keluar dari kamar mandi. Kulihat Indah duduk didepan meja dan mengeluarkan bungkusan yg berisi beberapa roti basah diatas meja.

“Kamu sudah makan Joe? pasti belum, kalau tidur kamu kok kuat sekali!”, omelnya.

“Mbak, boleh minta rotinya!”, kataku dengan halus.

“Makan aja, kalau tahu kamu baru bangun sudah kubelikan makan tadi”, katanya.

Setelah melahap 3 potong roti, aku bertanya padanya,

“Dari mana saja Mbak kok dapat roti enak?”

“Tadi aku silaturahmi ke tempat saudara-saudara dan pulangnya dibawain ini”, jawabnya.

“Oh ya Joe, karena besok kamu sudah mulai bekerja, nanti malam aku akan menginap di Banjar Baru agar tdk mengganggumu. Sekalian saja aku pamitan padamu jika dalam beberapa hari kedepan kita tak bisa ketemu lagi. Ini notanya kamar sudah aku bayar sampai malam ini, jadi besok kalau kamu keluar dari sini jangan kamu bayar lagi tapi kalau melanjutkan silakan bayar sendiri ya. Terima kasih banyak ya mau menemanin aku.”, kata Indah dan mencium pipiku.

Terkejut oleh ucapannya yg panjang dan mengagetkan aku hanya mengucapkan “Terima kasih banyak, Mbak”.

Kemudian Indah meninggalkan penginapan sementara aku hanya dapat termenung.


Tiba-tiba aku merasakan sebuah rasa kesepian menyelinap masuk dalam hatiku padahal sejak lama aku terbiasa bepergian jauh seorang diri bahkan dengan jangka waktu yg lebih lama dari ini, tapi kali ini beda. Rasanya ada sesuatu yg hilang, tapi entah apa itu.

Monday, 25 July 2016

Cerita Sex - Nafsu Terlarang...



Bagi saya, ini adalah aib yg seharusnya tdk dibeberkan kepada orang lain. Aib yg sangat berpengaruh pada kehidupan saya jika ini terbongkar. Namun Cerita terbaru ini perselingkuhan dengan isitri temanku berani saya ungkapkan disini, karena kerahasiaan bisa terjaga.

Nama saya Bimo, usia saya kini 29 tahun. Istri saya (yg saya nikahi 3 tahun yg lalu) bernama Dina. Kami bertemu saat kuliah, dia lebih muda dua tahun dari saya. Manis menurut saya dengan tinggi 160 cm. Saya sangat mencintai istri saya karena sangat pengertian.

Kami sudah mempunyai anak (laki-laki) berumur 1,5 tahun, lucunya anak saya ini, saya bisa tahan bermain dengannya sampai berjam-jam. Itulah sebabnya saya sering berkata kepada teman-teman saya bahwa kebahagiaan abadi adalah jika kamu pulang dari kantor kemudian bermain bersama anakmu.

Namanya Jason, sengaja saya namakan demikian karena saya sangat suka dengan point guard Phoenix Sun yaitu Jason Kidd. Untungnya dia juga sudah mulai suka memantul-mantulkan bola ke tanah, sebuah dasar permainan basket.

Saya bekerja disebuah perusahaan multinasional yg bermarkas di Jerman. Penghasilan saya lumayan, lebih dari cukup malah, sehingga saya bisa tinggal di perumahan elite di pinggir kota Jakarta. Namun saya lebih suka hidup sederhana, mobilpun hanya punya satu.

Saya punya sobat kental yg bernama Doni. Persahabatan saya dengan Doni sudah terbina sejak kami masih sama-sama TK. Usianya sama dengan saya, kami hanya berbeda satu bulan (saya lebih tua). Perkenalan saya dengan Doni terjadi karena kami saling berebut kue ulang tahun yg dibawa oleh teman kami. Saat itu, seperti layaknya anak kecil kami bertengkar yg kemudian berkembang menjadi perkelahian ala anak kecil.

Doni sempat terjengkang saat itu, demikian juga saya yg terjatuh karena kaki saya ditendangnya setelah ia terjatuh kena pukulan saya. Dilerai oleh guru, kamipun akhirnya berkenalan. Hukuman yg diberikan Ibu Yanti adalah selama satu bulan selama di sekolah, kami harus bersama terus. Ternyata hukuman seperti ini sangat efektif karena sejak saat itu pula kami selalu bersama. (Hukuman dari Ibu Yanti ini sepertinya bisa dicontoh oleh guru-guru lain…..).

Kebersamaan kami tdk hanya di TK. Ketika masuk SD, kami ingin sekali untuk tetap bersama. Kebetulan niat kami ini menjadi kenyataan. Kami masuk ke sebuah SD swasta yg terkenal amat disiplin. Seingat saya, kami hanya sekali terpisah selama SD, SMP dan SMA, yaitu kelas empat SD. Sisanya kami selalu sekelas. Hingga SMA kami selalu mempunyai prestasi di sekolah yg hampir sama. Jika Doni dapat ranking tiga maka saya dipastikan akan berada di peringkat dua atau empat. Terhitung saya unggul lima kali dan Doni tujuh kali.

Kedekatan saya dengan Doni juga mengimbas ke kedua orangtua kami. Saya sudah seperti anak sendiri di depan orangtuanya demikian pula sebaliknya. Ketika kecil, kami sering bergantian menginap. Ini memang memudahkan kedua orangtua kami untuk mengontrol kami. Kalau saya menginap di rumah Doni, maka ibunya segera menelepon ibu saya dan mengatakan bahwa saya menginap dirumahnya. Hal serupa juga terjadi pada Doni.

Satu-satunya yg berbeda pada kami hanya sifat. Saya orang yg mudah sekali bergaul. Setiap ada pertemuan, hampir dapat dipastikan saya menjadi centre of attention karena kemampuan saya untuk berbicara. Doni sebetulnya bukannya tdk baik berkomunikasi, ia hanya lebih pendiam, itu pula yg membuatnya tampak lebih berwibawa dibanding saya.

Hobi kamipun sama yaitu main sepakbola dan basket. Jika main sepakbola, Doni biasa menempati posisi wingback kanan, sedang saya gelandang bertahan. Karena wibawanyalah, Doni selalu menjadi kapten saat bermain sepakbola. Di basket, posisi yg sering di tempatinya adalah posisi small forward. Saya sendiri biasa diposisi shooting guard.

Kami memang ditakdirkan untuk bersahabat. Selain hobi dan tetek bengek lain yg sama, kami sama-sama bungsu dari empat bersaudara. Jumlah kakak perempuan dan laki-laki pun sama, hanya berbeda urutan. Keluarga Doni, laki-laki-perempuan -perempuan- laki-laki sedang saya, perempuan-laki- laki-perempuan- laki-laki.

Tinggi kami berdua tdk berbeda jauh yaitu sekitar 180 cm, hanya saja Doni lebih tinggi dari saya sekitar satu cm. Penampilan fisik kami, kalau boleh saya sedikit sombong, sangat OK. Banyak teman-teman wanita kami yg tertarik kepada kami.

Ketika kuliah (tempatnya juga sama di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, jurusan manajemen), kami tetap satu kost. Tapi karena namanya juga kost-kostan, kami tdk bisa memilih untuk bersebelahan kamar. Doni mendapat kamar di lantai dua sedang saya dilantai satu.

Prestasi kami saat kuliah juga hampir mirip dengan prestasi kami di TK-SD-SMP-SMA, hanya saja kali ini karena kuliah kami tdk mungkin sekelas terus. IP kami yg selalu mirip, kisarannya sekitar 2,7-2,8. Yg ajaib, saat sebelum sidang sarjana, IPK kami sama persis yaitu 2,76. Karena malam sebelum sidang (kami sidang berbarengan) saya sibuk menjadi mentor bagi Doni, akhirnya saat sidang sesungguhnya saya hanya mendapat nilai B dan Doni justru A. Akan tetapi, hal ini bukanlah masalah bagi saya.

Dua tahun terakhir sebelum lulus, Doni tertarik dengan gadis sekampus kami yg berada di angkatan dua tahun lebih muda. Nama gadis tersebut Nadia. Rupanya sangat cantik, berhidung mancung, berkulit putih mulus, berdarah bule sedikit (ayahnya indo-belanda) . Tingginya sekitar 175 cm dengan berat badan yg sangat proporsional. Yg kurang proporsional menurut saya hanyalah dadanya yg sedikit kebesaran. Singkat kata Nadia sangat seksi. Jujur saja, saya sempat suka dengannya.

Awal-awal pendekatan, Doni selalu mengajak saya bila apel ke rumah Nadia. Alasannya singkat saja
“Loe khan pinter ngomong…”. Karena saat itu saya juga belum punya pacar, kami sering sekali jalan bertiga.

Tak heran jika Nadia kemudian dekat juga dengan saya. Kedekatan saya dengan Nadia bahkan sudah melebihi kedekatannya dengan Doni. Ini saya anggap sudah sangat berbahaya, jadi akhirnya saya memutuskan untuk tdk lagi menemani Doni.

Pendekatan Doni untuk mencairkan hati Nadia berlangsung cukup lama, kurang lebih 1,5 tahun. Malah akhirnya saya yg lebih dahulu mendapat pacar, yaitu Dina yg saya dekati selama kurang lebih enam bulan. Dan tak lama (kurang lebih satu bulan) setelah saya dan Dina resmi pacaran, merekapun menyusul resmi berpacaran. Bahagianya hati kami saat itu.

Nadia juga yg mempunyai usul agar kami mengontrak rumah bersama (maksudnya saya dan Doni). Dan usulan ini kami anggap sangat bagus dan enam bulan sebelum lulus, kami pindah kerumah kontrakan kecil berkamar dua. Nadia dan Dina sering datang dan mengurusi segala kebutuhan kami, dari mulai makan hingga keperluan kami sehari-hari. Saat itu kami merasa sebagai dua cowoq paling beruntung di dunia.

Kebiasaan kami untuk menjaga keamanan adalah sistem bawa kunci sendiri-sendiri. Setiap saat pagar rumah di gembok dan pintu rumah dikunci, ada atau tdk ada orang. Kebiasaan Doni jika pulang kerumah adalah teriakannya yg khas

“Permisi…! “, saya tdk mempunyai kebiasaan itu. Ini pula akhirnya yg menjadi tanda siapa yg pulang.

Setelah lulus, kami sibuk mencari kerja kesana kemari. Doni lah yg paling beruntung diantara kami. Baru sebulan lulus, dia sudah menerima panggilan di sebuah perusahaan swasta di Jakarta, sedang saya juga sudah sering terima surat balasan, tapi isinya kerap berisi penolakan.

Sebulan setelah dipanggil, Doni dinyatakan diterima di perusahaan tersebut. Inilah yg membuatnya menjadi sering bolak balik Jakarta-Bandung. Saya menjadi sering sendirian di rumah, walaupun Dina masih sering datang dan menemani saya. Saya dan Doni walaupun mempunyai pacar yg sering berkunjung ke rumah, sangat menjaga pergaulan. Saya dan Dina kerap hanya berciuman dan berpelukan jika dirumah, demikian pula dengan Doni dan Nadia. Kami juga menjunjung sopan santun yg menjadi dasar budaya suku kami.

Suatu hari, saat saya sedang sendirian dirumah, Nadia menelepon. Saya katakan bahwa Doni belum pulang dari Jakarta. Namun, rupanya Nadia justru ingin berbicara dengan saya. Mulanya saya pikir hanya akan berbicara di telepon, paling nanya soal Doni, pikir saya. Rupanya Nadia ingin berbicara langsung dengan saya dan meminta ijin untuk datang. Saya ijinkan, kebetulan Dina kuliah sampai malam dan baru besok datang ke rumah kontrakan ini.

Kira-kira pukul satu, dengan mukanya yg ceria Nadia datang. Setelah mengunci pagar dan pintu kami duduk di ruang tamu (kebetulan, ruangan dirumah ini selain dua kamar tidur, hanya ruang tamu ini). Nadia saat itu mengenakan pakaian yg sudah menjadi ciri khasnya, jeans ketat, kaus juga ketat dengan rompi diluarnya.

Kami berbincang-bincang dan bercanda cukup lama. Kami memang sangat nyambung jika ngobrol, jadi obrolan seakan mengalir tanpa diatur. Sampai tiba-tiba Nadia menundukan kepalanya dan ketika kepalanya terangkat lagi, saya llihat butiran airmata mengambang disudut matanya.

“Nad, kenapa…?” aku segera bertanya sambil berjalan mendekatinya.

Dengan mata merah dan airmata yg siap meleleh, Nadia berkata bahwa suasana seperti ini sudah lama ia harapkan. Saya jadi bingung akan maksudnya berkata seperti itu.

“Gue sangat mengharapkan bisa ngobrol berdua sama loe sudah sejak lama Bim,” ucap Nadia sambil menyeka airmatanya.

Saya berlutut didepannya sambil bertanya lagi maksudnya apa. Ia mengulangi perkataannya dan menambahkan bahwa maksudnya adalah ngobrol berdua dengan saya.

Saya masih kebingungan dan tak bisa berbicara ketika dari mulut Nadia keluar pernyataan yg mengagetkan,

“Gue sebetulnya suka sama loe, Bim”. Hah? Saya terlonjak kaget dan tetap tak mampu berkata-kata.
Kemudian Nadia menambahkan bahwa dirinya sangat terpukul ketika tahu bahwa saya dan Dina resmi pacaran. Harapannya musnah, impiannya melayg, angannya terbang yg berakibat ia akhir luluh didepan Doni. Bersedianya ia menjadi pacar Doni rupanya terdorong rasa kecewanya gagal mendapatkan saya. Atas dasar itu juga Nadia memberikan usul agar saya dan Doni tinggal dirumah kontrakan ini, maksudnya agar ia bisa setiap hari melihat saya, sekedar melihat saya.

Semakin lama berpacaran dengan Doni, hatinya justru semakin kuat melekat pada diri saya. Ia tahan berada di rumah ini hanya untuk melihat segala aktivitas saya seharian, walaupun itu dilakukannya dalam pelukan dan belaian Doni. Tak dipungkirinya, Doni sangat ia sayangi, tapi cintanya tetaplah pada saya. Ia membutuhkan orang yg mampu menjadi tempat bertanya, Doni tdk memiliki itu. Sifat dasar kamilah yg akhirnya menjadi penentu bagi Nadia.

“Bim, maukah kamu peluk Nadia?” Saya terdiam sejenak, sungguh tak mampu berkata-kata.

Memeluk Nadia? Bagi laki-laki lain kesempatan ini tdk akan dibiarkan hilang, tapi bagi saya, memeluk Nadia dengan kehangatan cinta adalah pengkhianatan terhadap Dina dan Doni. Akhirnya segala perdebatan di kepala saya perlahan-perlahan saya singkirkan. seksigo

Pelan-pelan tangan saya mencari pinggang Nadia dan mendekatkan tubuh saya kepadanya. Sejenak saya merasakan dada saya menabrak segumpal benda kenyal di dada Nadia. Tangan Nadia kemudian melingkar dipundak saya dan segera menarik saya agar lebih menempel pada tubuhnya. Seketika saya merasakan himpitan kekenyalan dadanya di dada saya. Nadia memeluk saya dengan kuat dan mulai mencium leher saya sambil berkata pelan dikuping saya,

”Thanks Bim, I love you,”.

Saya hanya tercenung mendengar ucapannya. Kemudian sambil tetap berpelukan ia mengatakan bahwa jika ia menjadi istri Doni, mungkin ia tdk akan pernah merasakan keindahan seperti ini. Seumur hidup ia mencari cowoq ideal buatnya dan baru kali ini menemukannya dalam diri saya. Nadia memang baru sekali pacaran yaitu dengan Doni. Sangatlah menyesal jika apa yg menjadi impiannya harus lepas walaupun sudah berada di depan mata. Mendengar penuturannya, saya hanya berkata bahwa saya juga amat sayang dengannya, tapi kata-kata saya terhenti oleh sebab yg hingga saat ini saya tdk tahu apa, dan dengan lembut saya mencium pipinya.

Nadia tertunduk dipundakku sambil tersenyum dan membalas ciuman itu pada pipi kiriku. Mungkin karena terbawa suasana, Nadia dengan gerak refleksnya langsung mencium bibir saya dan menahannya lama. Ketika dilepaskannya ciuman itu, ia tertunduk malu atas kelakuannya, tapi wajahnya terlihat tersenyum.

“Maaf Bim, mudah-mudahan kamu ngga marah,” ujarnya singkat.

Saya hanya diam dan baru sadar ketika Nadia menarik tubuh saya dan tubuhnya direbahkan di karpet. Saya merasakan desiran hangat di sekitar kemaluan saya dan menyadari bahwa milik saya itu sudah menegang menekan perut bagian bawah Nadia.

Tanpa pikir panjang, saya mencium bibir Nadia dan dibalas dengan sangat panas olehnya. Sambil terus berciuman, saya melepaskan pelukan dan mulai meraba tubuh Nadia yg putih mulus itu. Tdk ada dalam pikiran saya untuk berbuat lebih. Jemarinya juga tdk tinggal diam mulai menjelajahi dan mengusap-usap punggung saya.

Lama kami bergumul dikarpet ruang tamu itu, berciuman, menciumi leher masing-masing dan menjilatinya. Kurang lebih sekitar 45 menit kami bercumbu sampai akhirnya saya berinisiatif menghentikannya. Dengan nafas tersengal-sengal, Nadia memandangi saya dengan wajah sedikit kesal.

“Kenapa Bim?” tanya Nadia.

“Jangan Nad, nanti keterusan,” jawab saya.

Saya duduk di sofa dan sesaat kemudian Nadia duduk disebelah saya dengan merapatkan tubuh dan menggelendot manja. Kata-kata terimakasih mengalir dari bibir ranum yg baru saja saya kulum itu. Ia merebahkan kepalanya di dada saya dan memeluk saya erat.

Sejak itu, selama sebulan, kami mengulangi perbuatan yg sama setiap Doni harus ke Jakarta. Jadwal kuliah Dina bisa dengan mudah diketahui Nadia karena mereka sekampus dan setiap hari Nadia dan Dina kebagian jadwal yg berbeda.

Sikap kami didepan Doni juga tdk berubah. Sehari-hari kami berusaha menjaga kewajaran. Semua ini dengan tujuan agar tdk diketahui oleh masing-masing pasangan kami. Didepan saya, Nadia tetap manja dengan Doni dan saya tetap mesra didepan Dina.

Dan kami mengulang lagi apa yg sudah sering kami lakukan saat Doni ke Jakarta. Dina sudah pulang saat Nadia datang. Karena saya ingin mandi dahulu, tdk saya ketahui ketika Nadia sudah bertukar pakaian. Yg saya ketahui, ia sudah mengenakan bicycle pant pendek dan kaus oblong putih saat saya selesai mandi. Darah saya mendesir ketika Nadia menghampiri saya. Ia tampak sangat seksi dengan lekuk tubuh yg terbayang di kausnya.

Langsung ia memeluk saya dan kami mulai lagi bercumbu. Saat itu saya juga hanya bercelana pendek. Desiran hangat mengalir deras di sekitar kemaluan saya ketika saya menindih Nadia. Tangan saya mengusap-usap punggungnya juga tangannya melakukan hal yg sama. lehernya habis saya ciumi dan saya jilati. Desahnya semakin menderu.

Entah setan apa yg lewat, saya kali memberanikan diri memasukan tangan saya ke dalam kausnya. Saya raba perutnya yg indah dan perlahan-lahan mulai naik ke arah dada. Tak saya kira sebelumnya, Nadia bukannya melarang malah membimbing tangan saya menuju dadanya. Seumur hidup, baru sekali ini saya merasakan gumpalan kenyal didada ceweq, bahkan milik Dina pun saya tak berani.

Tangan saya terdiam diatas dadanya dan kemudian tangannya diletakan diatas tangan saya dan mulai meremas. Tangan saya jadi ikut meremas dadanya. Wow, saya sungguh baru sekali ini merasakan lembutnya gumpalan kenyal milik ceweq. Semakin keras saya remas, Nadia semakin keras mendesah.

Tiba-tiba saya merasakan ada yg meraba kemaluan saya. Saya lihat, jemari Nadia mulai meraba dan juga meremas-remas milik saya yg sudah mengeras itu. Tangannya kemudian mulai menyelusup ke dalam celana saya dan juga menyelusup kedalam celana dalam yg saya pakai. Seketika aliran darah disekitar kemaluan saya bertambah deras. Tak mau kalah, saya langsung membuka kaitan bra yg dipakai Nadia dan segera kembali meremas buah dadanya (Saya gambarkan sedikit, buah dada Nadia mempunyai ukuran yg besar bagi ukuran ceweq indonesia. Mungkin karena perawatan yg baik, buah dadanya masih kencang).

Semakin panas permainan kami ini sampai akhirnya kami membuka seluruh pakaian kami dan saling memberikan senyuman. Tak habis-habisnya saya memandangi tubuh telanjang Nadia dengan sebentuk tubuh yg seksi dan indah. Tdk mungkin cowoq tdk terangsang jika melihat tubuh indah seperti yg dimiliki Nadia.

Kali ini giliran Nadia yg menciumi dan menjilati seluruh tubuh saya. Milik saya sudah mengacung tegang dan jilatan berikut ciuman Nadia makin turun kebawah. Saya rasa saya sudah tdk tahan lagi. Saya langsung bangun dan merebahkan Nadia diranjang. Nadia malah mendekap saya ketika saya bergerak akan menindihnya. Milik saya yg sudah menegang itu menempel keras di kemaluannya yg berbulu lembut disekitarnya.

Desahnya makin terdengar ketika gesekan terjadi. Nafsu sudah menguasai kita berdua dan semakin mengkungkung kami saat ujung kemaluan saya menyentuh mulut kemaluannya. Kakinya berusaha menahan badan saya agar tdk mendorong tubuhnya lebih dalam. Rintihan kesakitan terdengar saat saya mulai kembali menekan tubuhnya. Saya sama sekali tdk ingin memasukan milik saya kedalam kemaluannya, bagaimanapun itu adalah hak suaminya kelak.

Tiba-tiba tangannya meraih milik saya dan menggesek-gesekan ujung milik saya itu dimulut kemaluannya. Badan terlonjak-lonjak, sayapun merasakan sensasi yg luar biasa. Kenikmatan yg tdk ada bandingannya. Tubuh saya bergetar menahan nafsu yg semakin memuncak. Tiba-tiba tubuh Nadia menegang dan terlonjak amat keras ke kasur. Saya dengar desahnya sempat sangat keras dan perlahan mereda.

“Sayangku, aku udah ngga tahan lagi,” ujarnya setengah membisikiku.

Kebimbangan segera hinggap dikepalaku. Wajahnya memancarkan kehangatan yg berbeda dan saya menjadi tdk berakal. Pelan-pelan saya dorong tubuh saya dan milik saya perlahan-lahan masuk ke mulut kemaluannya. Wajahnya meringis menahan sakit sambil terus mendorong tubuh bagian bawah saya agar perlahan terus masuk.

Mulut kemaluannya terasa sangat sempit. Saya lepas kembali dan perlahan-lahan saya masukan lagi. Begitu berulang-ulang sampai akhirnya saya sudah tdk tahan lagi dan seketika menerobos mulut kemaluannya dengan ganas. Ia terlonjak kaget dan saya lihat airmatanya meleleh tapi wajahnya tersenyum,

“Ohh…sayangku. ..,” desahnya sambil memelukku erat.

Tubuh saya mulai bergerak naik turun dan saya merasakan desiran hangat di seluruh kemaluan saya. Terasa ada yg memijit-mijit seluruh permukaan milik saya itu. Walaupun sambil menahan sakit, Nadia terlihat sangat menikmati permainan kami tersebut. Permainan yg sama-sama baru kita rasakan sekarang.

Tak sampai sepuluh menit, mungkin karena masih sama-sama baru, saya merasakan nikmatnya muncratan cairan hangat dari kemaluan saya didalam rongga kemaluan Nadia. Kemaluannya seketika menjadi hangat dan dipenuhi oleh cairan kental dari kemaluan saya.

Nadia memeluk saya dengan sangat erat, ia sesegukan menahan tangisnya, bibirnya bergumam menyebutkan bahwa ini adalah yg pertama baginya. Kami berpandang-pandanga n dan saya kemudian bertanya apakah ia menyesal?

Kaget saya dibuatnya ketika dengan cepat ia menggeleng dan berkata,

”Nadia melakukannya dengan orang yg memang menjadi idaman Nadia dari dulu, Nadia tdk menyesal…, ” tuturnya diiringi senyuman di bibirnya.

Mungkin karena gemas, ia mencium bibir saya lagi dan memainkan lidahnya didalam mulut saya.

Sejak peristiwa “the first time” yg kami alami itu, kami menjadi semakin terobsesi untuk mengulang kejadian itu dan mereguk kenikmatan yg tdk pernah kami rasakan sebelumnya.

Semua tingka laku kami memang tetap biasa, tdk ada yg berubah. Saya tdk ingin hubungan saya dengan Dina berantakan karena kegiatan Nadia dan saya tercium, terlebih lagi terhadap Doni, sobat kental saya yg sudah saya anggap sebagai saudara kembar itu. Tetapi semua itu akan segera berubah menjadi nafsu terpendam ketika Doni dan Dina tdk ada. Kami melakukan lagi dan lagi dan lagi…..seperti tdk ada lagi hari esok dengan makin panas dan bernafsu.

Saya dan Nadia tetap melakukan persetubuhan kami ini sampai saat menjelang mereka menikah. Bisakah anda bayangkan? Tiga hari sebelum menikah, kami masih sempat melakukan persetubuhan itu. Ditengah waktu yg sempit kami melakukannya di dalam kamar kakak Nadia yg memang kosong. Letak kamar tersebut di paviliun rumah Nadia. Itu kami lakukan ditengah-tengah kesibukan orang-orang mempersiapkan rumah untuk upacara perkawinan Doni dan Nadia.

Selama sebulan setelah pernikahan mereka (Saya dan Dina menikah sebulan lebih dulu dari mereka), saya dan Nadia menghentikan perbuatan biadab tersebut. Sampai suatu hari Doni menelepon saya dan memberitahu bahwa ia akan tugas ke Eropa selama seminggu sambil menanyakan titipan apa yg saya mau. Saya menjawab sekenanya karena bayangan saya segera lari ke tubuh indah Nadia yg sudah sering saya reguk tersebut. Dan benar saja, sepuluh menit setelah itu, Nadia gantian menelepon saya dan mengajak saya bertemu di sebuah hotel di daerah Jakarta Selatan.

Kami akhirnya melakukan perbuatan laknat itu lagi dari siang hingga sore hari seakan kerinduan selama sebulan terobati dengan tiga kali hubungan badan yg kami lakukan.

Itulah perbuatan kami yg pertama setelah Nadia dan Doni menikah. Sebulan kemudian, saya mendengar dua kabar baik bahwa Dina dan Nadia tengah hamil. Saya dan Doni terlonjak kegirangan karena Dina dan Nadia sama-sama hamil satu bulan.

Kini, Jason dan Grant (anak Doni dan Nadia, diberi nama itu karena Doni sangat mengidolakan Grant Hill, power forward Detroit Piston) sudah berumur 1,5 tahun. Keduanya lincah dan cerdas. Hobi mereka sama. Karena saya dan Doni memang membeli rumah yg bersebelahan, otomatis Jason dan Grant menjadi dua sahabat kecil selalu rukun.

Grant dan Jason terlihat persis seperti saya dan Doni. Saya sering mendengar Doni memuji Grant dengan bangga sampai saya sempat kaget ketika sambil dengan muka ceria Doni berkata,

“Mukanya mirip banget sama elo Bim, liat aja tuh, ngga salah gue punya sobat kayak elo,” seketika saya melihat Grant dan memang benar, ciri-ciri fisiknya sama dengan saya sehingga Grant dan Jason selintas seperti adik kakak.

Kemudian dengan cepat pula mata saya memandang Nadia yg tersenyum dan begitu bertemu muka dengan saya, ia mengangguk pelan sambil tersenyum ke arah saya…..

Itulah kisah saya yg panjang dan njelimet, mudah-mudahan tdk bosan. Saya hanya ingin cerita ini dibaca lengkap agar pembaca bisa memahami posisi saya dengan baik. Melalui forum ini pula saya ingin meminta maaf kepada sahabat saya, Doni atas perbuatan kami. MAAFKAN AKU, SOBAT.


Hubungan intim saya dengan Nadia memang tdk sesering dulu lagi, tapi bagaimanapun saya adalah yg pertama untuknya dan ia adalah yg pertama bagi saya. Sulit untuk melupakan yg pertama, sebisa mungkin kami mencoba untuk mengulanginya dan merasakan keindahannya lagi.

Cerita Sex - Keluarga Yang Pengertian..

Hai namaku Siti Zubadiyah. Umurku 17 tahun. Saat ini aku sedang berada di dapur membantu ummi menyiapkan hidangan makan siang. “Kresh…k...