Pada suatu pagi, sekitar jam 08:30, aku yg sedang suntuk
pergi ke sebuah hutan cagar alam kecil di selatan kota. Kota kecil ini sudah ku
singgahi sekitar 3 minggu, dan aku masih lumayan betah. Segera kuparkir motor di
tempat titipan motor, dan menyusuri jalan setapak masuk hutan yg sekarang
sedang sepi karena memang bukan hari libur. Terasa sangat sejuk, pa…gi hari
hiking menikmati rerimbunan pohon pinus di hutan cagar alam itu.
Ketika sedang berjalan menikmati keindahan dan kesejukan
hutan, aku melihat sesosok gadis manis berjilbab sedang duduk disebuah bangku
dibawah sebuah rumah kayu yg memang disediakan untuk beristirahat. Dari bajunya
yg atasan putih dan bawahan rok abu-abu, aku tau kalau dia adalah seorang siswi
SMU. Segera otak kotorku bekerja dan membuat penisku naik.
Bayangkan, menikmati vagina gadis cantik berjilbab pelajar
SMU ditengah hutan yg sunyi dan sejuk ini. Segera aku menghampiri dan menyapa
sang gadis itu. Yg sedang duduk termangu.
“Assalamu’alaikum..” kataku sedikit keras, memang sengaja
mengagetkannya.
Gadis berjilbab itu sedikit kaget lalu dengan cepat menoleh
kearahku. Wajahnya cantik putih,d engan hidung mancung dan bibir tipis.
Kacamata minus bertengger di hidungnya.
“Wa’alaikum salam.. ngagetin aja ihh..” katanya dengan
tersenyum kecil.
Suaranya yg lembut, menambah gejolak birahiku. Otakku
berfantasi membayangkan suara lirihnya merintih-rintih karena vaginanya
kusodok-sodok dengan penisku.
“lagi ngapain?” tanyaku.
Sembunyi-sembunyi aku menatap tubuhnya. Sekal untuk seorang
siswi SMU. Pantatnya bulat, tubuhnya padat berisi namun langsing, dengan tinggi
semampai. Buah dadanya terlihat sedikit mononjol dibalik seragam putih osis
lengan panjang dan jilbab putih yg terulur menutupi dadanya.
“lagi ngelamun.” Jawabnya sambil tersenyum manis.
“ngelamunin apa?” tanyaku lagi, memancing pembicaraan.
Sambil semakin mendekat hingga disampingnya. Siswi berjilbab
itu memandangku seksama seakan menilai, lalu menjelurkan lidahnya padaku,
menggoda. Aku tersenyum.
“kenalin, Wawan.” Kataku sambil mengulurkan tanganku.
siswi berjilbab itu tersenyum dan menyambutnya.
“Amel” katanya.
Tangannya yg bersentuhan dengan tanganku terasa sangat halus.
“lagi ngapain disini sendirian? Bolos yaa…” kataku mengganggunya.
siswi berjilbab itu segera berdiri didepanku.
“iya nih… lagi BT di sekolah..” katanya sambil menggerutu.
“emang kenapa? Habis putus cinta yah?” tanyaku nakal.
“idih… nggak… sekarang jadwalnya olah raga… guru olah raganya
rese… sukanya grepe-grepe..” jawab gadis cantik berjilbab siswi Smu itu.
Tangannya sudah dilipat didepan dada, semakin membuat
tonjolan buah dadanya terlihat. Hatiku semakin tdk karuan.
“tapi diam-diam suka kaaan…” kataku menggoda.
“idiiiih…jijik, tau…” jawabnya sambil sok bergidik.
“eehhh… digrepe-grepe bisa enak lhoo..” kataku terus
memancing.
Siswi berjilbab itu hanya tersenyum simpul sambil kembali
menjulurkan lidahnya genit.
“eh Mel, mau gak, masuk lebih dalem ke hutan? Ada tempat yg
buagus banget deh…” kataku.
Padahal aku berbohong.
“yg bener? Ahh, gak mau ah…ntar Amel mau diapa-apain, lagi…”
jawabnya, sambil masih tersenyum genit.
“ga papa deh… ayo ikut… diapa-apain kan ga papa kalo enak.”
Kataku seolah bercanda.
Padahal otakku sudah memikirkan banyak jurus untuk
mendapatkan tubuh gadis cantik berjilbab itu.
“iya deh.” Jawab Amel akhirnya, membuat hatiku seolah
meloncat saking
senangnya.
“tapi janji gak diapa-apain yah.” Jawabnya lagi.
“gak kok, ntar tak kasih yg enak- enak″ jawabku lagi.
Akhirnya kami pun berjalan menyusuri jalan setapak sambil
bercakap-cakap dan menikmati keindahan hutan. Beberapa lama, setelah kami
berada semakin masuk kedalam hutan, kami menemukan lagi sebuah tempat
beristirahat. Sebuah batu besar panjang 2 meter, dengan atap dari daun pinus sekedar
menahan jika ada hujan. Amel berlari kecil menuju tempat itu dan duduk dubatu
itu.
“istirahat dulu, capek..” kata gadis manis berjilbab itu.
“oke.” Kataku sambil duduk disampingnya.
“jadi gak nih, mau yg enak-enak?” kataku kembali memancing.
“gak mau ah.. emangnya Amel apaan..” katanya sambil pura-pura
marah.
Aku semakin medekatkan dudukku pada gadis berjilbab bertubuh
sekal itu.
“yah, kan Amel cantik.. mas jadi gak tahan..” bisikku
ketelinganya yg masih tertutup jilbab.
Pelan kuraih tangan kanannya yg halus, lalu kuremas dan
kubelai. Gadis cantik berjilbab itu menatapku, namun diam saja. Terlihat
wajahnya merah karena malu. Segera siswi berjilbab itu menarik tangannya dan
memalingkan tubuhnya agak membelakangiku, karena tatapan sayunya bertemu dengan
tatapanku. Pelan-pelan kupeluk Amel dari belakang pelan- pelan. Gadis cantik
berjilbab bertubuh sekal itu sedikit berontak. “jangan mas.. Amel gak mau..”
bisiknya sambil sedikit berontak.
“ga papa Amel, ntar mas kasih enak…” bisikku ke telinganya yg
tertutup jilbab.
Kudaratkan ciumanku di pipi kanannya. Amel masih tegang,
mungkin karena tdk pernah dipegang cowok. Apalagi penisku yg sudah ereksi
dibalik celana jeansku dari tadi, menempel di pantatnya karena aku sudah duduk
menkangkang. Kugenggam tangan kirinya dengan tangan kananku, tangan kiriku
memeluknya, sementara bibirmu mulai menciumi pipi dan telinganya.
“Ohh..sstt” desisnya.
Aku palingkan wajahnya sehingga aku mudah mencium bibirnya yg
mungil, pelan saja dan siswi berjilbab itu mulai menanggapinya. Kupermainkan
lidahku dengan lidahnya, sementara kuputar pelan-pelan tubuhnya sampai
menghadapku (masih dalam keadaan duduk). Dengan cukup cepat kupeluk mesra dia
agar tdk semakin berontak,
kedua tanganku mengelus-elus punggungnya dan terkadang
kuremas lembut kedua pantatnya. pantatnya begitu menggairahkan. padat berisi
sampai-sampai ingin rasanya meremas dan menciuminya. Penisku sudah semakin
tegang.
Pelan- pelan sambil terus kuciumi gadis SMU berilbab yg sudah
pasrah itu, kubuka ritsleting celanaku dan kukeluarkan penis besarku. Gadis itu
seolah tertegun bingung karena tdk tau apa yg harus ia lakukan. Langsung
kubimbing tangannya untuk mengelus- elus dan mengurut seluruh bagian penis.
Terasa nikmat penisku dibelai dan diurut oleh tangan halus siswi lugu berjilbab
itu. Kusandarkan Amel pelan-pelan didinding kayu gubuk istirahat itu, bibirku
semakin bergerilya di seluruh permukaan wajahnya yg cantik. .
“Ohh, sst..” desahnya, yg semakin membuatku bernafsu.
Dengan bibirku yg tetap aktif, tangan kananku mulai menelusuri
badannya, kuelus-elus pundaknya, lalu turun ke dada kanannya, menyusup kebalik
jilbabnya, meremas buah dada sekalnya. Kuraba pelan, lalu mulai remasan-remasan
kecil, siswi berjilbab itu mulai menggeliat. Buah dadanya terasa kenyal dan
kencang, semakin kuperlama remasanku, dengan sekali- kali kuraba perutnya.
Tanganku mulai membuka satu- persatu kancing seragam OSIS
lengan panjangnya, dan menyusup masuk didalam bajunya, mengelus perutnya dan
Amel kegelian. Tanganku yg masih di dalam bajunya, mulai naik kedadanya dan
meremas kedua gunung kembarnya, jariku keselipkan dibranya agar menjangkau
putingnya untuk kupermainkan. Amel mulai sering medesah,
“Sst.. ahh.. ohh”
Karena branya sedikit kencang dan mengganggu aktivitas
remasanku, maka tanganku segera melepaskan semua kancing bajunya dan kemudian
kait branya kubuka, sehingga longgarlah segel 2 bukit kembar itu. Bajunya
kusingkap kesamping, sementara Bhnya kusingkap keatas, menampakkan keindahan
dadanya, putih mulus, kedua putingnya mencuat mengeras ingin dijilati. Sudah
saatnya nih beraksi si lidah. Kujilati, kusedot- sedot, kucubit, kupelintir
kecil kedua putingnya.
Amel mulai meracau tdk karuan manahan nikmatnya permainan
bibirku di kedua dadanya. Kubuka baju dan branya sehingga tubuh atasnya hanya
tinggal ditutupi jilbab putih membungkus kepalanya yg sengaja tdk kulepaskan.
Gairahku semakin meninggi melihat gadis berjilbab yg lugu terengah- engah
keenakan kurangsang dengan baju yg sudah terbuka memperlihatkan buah dadanya yg
putih ranum menggunung.
Tubuhnya yg putih, dua bukit ranum dengan 2 puting mencuat
indah, wajahnya memerah, keringat mengalir, ditambah desahan-desahan yg
menggairahkan, sungguh pemandangan yg tdk boleh disia-siakan. Kuciumi bibirnya
lagi, dengan kedua tanganku yg sudah bebas bergerilya di kedua bongkahan
dadanya.
Nafas kami menderu menyatu, mendesah. Perlawanan gadis cantik
berjilbab tadi sudah tdk terasa lagi. . Untunglah hutan itu sepi, sehingga
desahan Amel yg semakin keras tdk membuatku takut ketahuan. Kulepas baju
seragamnya dengan sedikit paksaan, kusibakkan jilbabnya sehingga tdk menutupi
dadanya, lalu Kuciumi dan kujilati badannya, mulai dari pundak, turun ke
dadanya.
Sengaja kujilati bongkahan dadanya berlama- lama tanpa
menyentuh putingnya, kupermainkan lidahku disekitar putingnya. Kutempelkan
tiba-tiba lidahku ke puting kanannya dan kugetarkan cepat, tangan kiriku
mencubit-cubit puting kirinya, Amel semakin kelojotan menahan geli-geli nikmat.
Enak sekali menikmati bukit kembar cewek jilbaban.
Tangan kananku mulai merayap ke pahanya, yg masih tertutup
rok abu- abu panjang, kuelus naik turun, terkadang sengaja menyentuh pangkal
pahanya. Terakhir kali, tanganku merayap ke pangkal paha, menyingkapkan rok
abu-abu panjangnya keatas sehingga celana dalamnya terlihat. Dengan satu
jariku, kugesek-gesek vaginanya yg ternyata sudah basah sampai membekas keluar
di celana pendeknya. Kedua kaki gadis berkulit putih berjilbab berwajah lugu
itu langsung merapat menahan geli. Tanganku mengelus pahanya dan membukanya,
menjalar ke kemaluannya, lalu semua jariku mulai menggosokkan naik turun ke
bukit kemaluannya.
“Ah udah mass..uhh hmm.. aduuhh.. enakk..”, geliatnya sambil
meremas pundakku erat.
Kulumat bibirnya, tanganku mulai menyusup menguak CD-nya,
meraba vaginanya. Amel semakin terangsang, dengan desisan pelan serta
gelinjang- gelinjang birahi. Tak lama kemudian siswi berjilbab itu mendesis
panjang dan melejang-lejang. Ia menggigit bibir bawahnya sambil matanya
terkatup erat, lalu vaginanya berdenyut- denyut seperti denyutan penis kalau
melepas mani. Amel lalu menarik nafas panjang. Basah mengkilap semua jariku,
karena mungkin Amel tdk pernah terasang seperti ini, lalu kujilat sampai
kering. cerita sex
“Mas jahat, katanya Amel gak akan diapa-apain..” kata siswi
berjilbab bertubuh sekal itu sambil memelukku erat.
“tapi Amel suka kan.. enak kan..” bisikku semakin bernafsu.
Sudah saatnya penisku dipuaskan. Kucium bibirnya lembut,
kubimbing lagi tangannya untuk meremas dan mengurut penisku. Gantian aku yg
melenguh dan mendesis, menahan nikmat. Posisiku kini berdiri didepan Amel,
kuturunkan celanaku dan kuminta Amel untuk terus memijat penisku. “harus
digimanain lagi nih?”, tanyanya bingung sambil tetap mengelus-elus batang
kejantananku.
Terlihat disekitar ujung penisku sudah basah mengeluarkan
cairan bening karena ereksi dari tadi.
“Ya diurut-urut naik turun gitu, sambil dijilat seperti
menikmati es krim” sahutku.
Ditimang-timangnya penisku, dengan malu-malu lalu dijilati
penisku, ekspresi wajahnya seperti anak kecil. Gadis berjilbab SMU itu
pelan-pelan mulai memasukkan penisku ke mulutnya dan
“Ahh Mel, jangan kena gigi, rada sakit tuh, ok sayang?”
“Hmm, ho oh”, mengiyakan sambil tetap mengulum penisku.
Nah begini baru enak, walaupun masih amatir.
“Yess..” desahku menahan nikmat, terlihat semakin cepat
gerakan maju mundur kepalanya.
“Mas, bolanya juga?” tanyanya lagi sambil menyentuh zakarku.
“Iya dong sayang, semuanya deh, tapi jangan kena gigi lho”.
Dijilati dan diemutnya zakarku, setiap jengkal kemaluanku tdk luput dari
jilatannya, hingga kemaluanku basah kuyup.
“Ahh..ohh..yes..” desahku dengan semakin menekan-nekan
kepalanya.
Dimasukkannya batangku pelan-pelan ke mulutnya yg mungil
sampai menyentuh tenggorokannya, penisku dikulum-kulum, divariasikan permainan
lidahnya dan aku semakin menggeliat. Terkadang d siswi berjilbab itu juga
menjilati lubang kencingku, diujung kepala penis, sehingga aku hampir melompat
menahan nikmat dan geli yg mendadak.
Dilanjutkannya lagi kocokan ke penisku dengan mulutnya.
Pelan-pelan kubelai kepalanya yg masih terbungkus jilbab dan aku mengikuti
permainan lidah Amel, kugoyangkan pantatku searah. Enak sekali permainan bibir
dan lidahnya, Amel sudah mulai terbiasa dengan kejantanan cowok. Akhirnya,
badanku mulai mengejang,
“Mel, aku mau keluar.. ohh ahh..” dan sengaja dipercepat
kocokan penisku dengan tangannya.
Creett cret cret croot.. air maniku berhamburan keluar banyak
sekali, sebagian kena wajahnya dan mengotori kacamatanya, dan sebagian lagi
meluber di tangan Amel dan penisku. Amel sempat terkejut melihat pemandangan
menakjubkan itu.
“iihh… jijik… apa nih mas..?” katanya sambil mengernyit.
“ini namanya pejuh, Mel.. coba aja enak lho.. bisa
menghaluskan kulit kalo dilumurin ke wajahmu..”
Dengan sedikit keraguan siswi berjilbab itu pelan-pelan
menjilat air maniku yg meluber di penisku.
“Asin dan gurih, enak juga ya Ko?”, katanya sambil menelan
semua spermaku sampai habis bersih dan kinclong.
Yg menyembur diwajahnya ia ratakan sehingga wajahnya
mengkilap karena air pejuhku. Akus emakin terangsang melihat gadis berjilab
melakuka nhal itu. Tanpa membuang waktu lagi, aku yg mempunyai stamina dan
birahi yg berlipat segera kembali mendorong badannya agar bersandar di dinding
kayu gubug itu. Bibirnya yg indah dengan lipgloss itu kulumat dengan penuh
birahi. kurasakan siswi berjilbab itu mulai mendesah dan menggeliat menahan
birahi.
Kuremas-remas dadanya yg sudah menunggu dari tadi untuk
dinikmati lagi. Kuraba-raba lagi vagina si Amel, pinggangnya menggeliat menahan
nikmat sekaligus geli yg demikian hebat sampai pahanya merapat lagi. Kembali
kusingkapkan rok abu-abunya ke perutnya, setelah tadi sempat turun lagi,
sengaja tdk kupelorotkan CD- nya, karena aku ingin melihat pemandangan indah
dulu. Wow, CD-nya pink tipis berenda dan mungil, sehingga dalam keadaan normal
kelihatan jelas bulu-bulunya.
Lalu aku berlutut didepan selangkangannya. Kakinya kubuka
diiringi desahan tertahan gadis SMU berjilbab berwajah cantik itu. Tangan
kirinya menutup mulutnya seakan berusaha menahan nafsu birahi yg tak
tertahankan. Tangan kanannya ada dipundakku, namun tdk berusaha menahan ketika
aku maju dan mulai menjilati kedua pahanya dari bawah sampai ke pangkalnya,
lalu kucium aroma lembab dan agak amis dari vaginanya yg membuat laki-laki
manapun semakin bernafsu.
Kujilat sekitar pangkal paha tanpa mengenai vaginanya, yg
membuat Amel semakin kelojotan. Kupelorotkan CD-nya pelan-pelan sambil
menikmati aroma khas vaginanya, lalu kujilat CD bagian dalam yg membungkus
kemaluannya. Sesaat aku terpesona melihat vaginanya, bulunya yg tertata rapi
tapi pendek-pendek, bibirnya yg gundul mengkilap terlihat jelas dan rapat, di
tengah-tengahnya tersembul daging kecil. Vagina yg masih suci ini semakin
membuatku bergelora, penisku mulai berontak lagi minta dipijat Amel.
Mulutku sudah tdk sabaran untuk menikmati sajian paling lezat
itu, lidahku mulai bergerilya lagi. Pertama kujilati bulu-bulu halusnya,
rintihan Amel terdengar lagi. Terbukti titik lemah Amel ada di vaginanya,
begitu siswi berjilbab itu menggerakkan pantatnya, dengan antusias lidahku
menari bergerak bebas di dalam vaginanya yg sempit (masih aman karena selaput
dara berada lebih ke dalam). Begitu sampai di klitorisnya (yg sebesar kacang
kedelai), langsung kukulum tanpa ampun
“Akhh.. sstt.. ampuun… aduuhh.. enaaak.. stt” racau gadis
perawan SMU berjilbab itu sambil menggeleng-geleng kepalanya yg masih
terbungkus jilbab menahan serbuan kenikmatan yg menggila dari lidahku.
Dengan gerakan halus, kuusap-usap klitorisnya dan siswi
berjilbab itu makin kelojotan dan tdk begitu lama terjadi kontraksi di
vaginanya. Aku tau Amel akan klimaks lagi, makin kupercepat permainan lidahku.
Sesaat kemudian, sambil tangan kirinya semakin menutup mulutnya semakin
erat,gadis berjilbab berseragam abu- abu putih itu menjerit sambil badannya
meregang. Mengalirlah dengan deras cairan cintanya itu, tentu saja yg telah
kutunggu-tunggu itu.
Kujilati semua cairan yg ada sampai vaginanya mengkilap
bersih, rasanya segar, gurih dan enak sekali. Beberapa saat, kubiarkan Amel
istirahat sambil tersengal-sengal mengatur napas terduduk lemah dibangku
panjang digubug itu, bersandar didinding. Aku duduk disebelahnya lalu kupeluk
erat dengan mesra, kukecup keningnya, dan kedua pipinya.
Sambil memandangku, wajahnya tersenyum malu. Nampak wajahnya
merah padam setelah mengalami orgasme, serta malu karena melakukannya denganku.
Aku menduga baru kali ini siswi berjilbab itu merasakan nikmat begitu dasyat,
sampai lemas sekujur tubuhnya. Setelah nafasnya mulai normal, kuciumi bibirnya
dengan lembut.
“Nikmat sekali kan Mel? Ingin lagi? Masih kuat kan?” kataku
dengan mencium bibirnya lagi.
Gadis cantik berjilbab itu hanya diam sambil memalingkan
wajahnya, namun tdk ada penolakan dari tubuhnya. Kupalingkan lagi wajah
cantknya menghadapku dan kucium rada lama bibirnya dengan lembut.
Pelan-pelan aku kembali memosisikan tubuhku dihadapannya.
Penisku tepat berada didepan vaginanya. Kulepaskan celana dalam seksinya, lalu
lambat- lambat kumajukan pinggulku, menggesekan penisku ke vaginanya.
“Oh..hmm..” gadis manis berjilbab itu kembali mendesah
bergairah, pasrah kusetubuhi ditengah hutan yg sunyi itu.
Baju seragam SMU nya sudah teronggok dilantai gubug,
disamping celana dalamnya. Wajah gadis alim berjilbab itu yg pasrah membuatku
nyaris tdk mampu mengendalikan birahiku.
Kulumat bibirnya dengan rakus, tanganku bergerak ke bawah dan
menggenggam penisku, semakin intens
menggesek-gesekkan penisku ke vagina ranumnya, membuat siswi
berjilbab itu semakin menggelinjang karena rangsanganku. Sembari melumat
bibirnya, tangan kiriku turun mengusap payudaranya dengan gerakan melingkar di
bawahnya menuju ke arah puting lalu menyentil dan memilin pentil gadis cantik
berjilbab itu. Kemudian gantian punggungnya kuusap dengan usapan ringan sampai
siswi berjilbab itu merasa kegelian.
“Ohh.. Maas.. auughh.. gelii… Nikmat Maas..!!” tangan kanan
gadis berjilbab itu mencengkeram erat pundak kiriku sampai membuat pundakku
lecet karena kukunya, sementara secara refleks tangan kirinya mulai ikut
meremas-remas buah dada kirinya.. kakinya membuka lebar melingkar
dipingganggku. Tatapan gadis berjilbab itu sayu, dikuasai sepenuhnya oleh nafsu
birahi. nafasnya memburu. Siswi berjilbab itu memejamkan matanya. Desahan dam
rintihannya semakin keras ketika kuciumi kening, pipi dan kujilat dan kugigiti
daun telinganya dari luar jilbabnya.
“Amel, tahan yaa.. mas akan kasih kenikmatan buatmu.. tapi
awalnya bakal sakit sedikit.. tapi kalo dah kebiasa pasti enak kok..”kataku
menenangkan gadis manis berjilbab lugu itu yg akan kurenggut keperawanannya.
“mmhh… pelan yah mas.. Amel takut..” desahnya, namun tanpa
penolakan karena sudah pasrah 100%.
Dengan birahi yg sudah di ubun- ubun, aku mengangkat sedikit
pantat Amel, untuk memberi posisi nyaman pada persetubuhan ini. Kupegangi kedua
belah pahanya dan semakin kubuka kakinya lebar-lebar. Terlihatlah belahan
vaginanya agak kehitaman dengan bagian dalam yg kemerahan, dihiasi rambut
tipis.
“Aahh..”, Amel melenguh panjang, badannya goyang kekanan
kekiri, kuberikan rangsangan tambahan.
Kujilati pusar dan perutnya, lalu ke paha dan betisnya.
Kugigit dekat pangkal pahanya sampai memberkas merah.
“Mass.. Kamu.. Oh.., sudah.. Amel nggak tahan..”. kutatap
wajahnya dengan tatapan menenangkan. Matanya sayu pasrah. Ia menggigit bibir
bawahnya berusaha menahan birahi dan mempersiapkan diri pada rasa sakit yg
kukatakan akan dirasakannya.
Susah payah kumasukkan penisku yg sudah keras dan besar ke
vaginanya yg becek, dan.. Blesshh..
“Ouuhh.. Ohh..”. Aku mulai memasukan penisku ke liang
vaginanya pelan-pelan.
Sulit sekali memasukan penisku ke liang vagina gadis manis
berjilbab itu saking rapatnya. Amel berteriak,
“Ahhh… sakiiittt mas!” Aku yg tdk peduli karena sudah
terlanjur nafsu memulai melakukan gerakan maju- mundur dengan pelan-pelan.
Gadis berjilbab bertubuh sekal itu membalas dengan menjambak
rambutku. Aku terus melakukan genjotan terhadap vaginanya yg sangat nikmat itu…
“Ahhhh… sakittt mas..”, aku mulai mempercepatkan gerakan
maju- mundur. Amel berteriak,
“Ahhhhhhhh”, aku mengeluarkan penisku dari vaginanya dan
langsung keluarlah darah segar mengalir dari vagina Amel turun ke pahanya, dan
membasahi bangku tempat kami bersenggama. .
Setelah beristirahat beberapa helaan nafas, kembali kutekan
pantatku perlahan dan dengan pelan dan teknik maju mundur yg membuat Amel
semakin kelojotan, akhirnya masuklah semua penisku ke dalam vagina sempit legit
gadis SMU berjilbab itu.
“Aahh.. Mas.. aduh Maas..sakit tapi enaakk.. aduuhh..
lagii..” gadis berjilbab berparas cantik dan lugu itu meracau dan mendesah
mulai keenakan. Vaginanya mulai terbiasa dihujam penisku.
Amel menaikan pantatnya dan aku menekan lagi pelan-pelan,
terus berlangsung beberapa lama, kian lama kian cepat.
“aduuhh.. Amel mau enak lagiihh..” Amel vaginaik.
Aku semakin kencang mengocok vaginanya dengan penisku. Siswi
berjilbab itu diam sejenak sambil memegang lenganku.
“Sudah keluar lagi Mel?”
“Sebentar lagi.. Ohh..” jawab Amel Secara tiba-tiba
kugerakkan pantatku maju mundur agak memutar dengan cepat, batangku terasa mau
patah. Amel kelojotan sambil melejang-lejang nikmat.
“Ah..”. Amel meremas remas payudaranya dan menggigit jarinya
sendiri dan matanya terpejam.
Jepitan kaki di pinggangku menguat. Dinding vagina gadis
cantik berjilbab itu terasa menebal sehingga lubangnya menjadi lebih sempit.
Siswi berjilbab itu memelukku dan mengulum bibirku,
“An.. Mas.. Aku.. Hggkk.., Ahh.. Nikmatt..” Amel bergerak
liar.
Kutekankan penisku dalam-dalam dan kurasakan denyutan di
dinding vagina serta dasar rahimnya. Penisku terasa disiram cairan yg hangat.
Kutekan tyubuhnya didinding gubug dengan tubuhku. siswi berjilbab itu masih
terus mengejang dan menggelinjang menikmati orgasmenya. Kubiarkan penisku
terendam dalam cairan vaginanya. siswi berjilbab itu mendesah dan merintih
penuh kenikmatan. Kami diam sejenak. Kuberikan kesempatan untuknya beristirahat
dan mengatur nafasnya. Matanya masih tertutup. Sejenak kurangsang vaginanya
dengan gerakan pada otot kemaluanku. siswi berjilbab itu mendesah dan membuka
matanya. Dikalungkannya kedua tangannya pada leherku.
“Amela.. sekarang giliran mas yaa..” kataku berbisik. siswi
berjilbab itu mengangguk.
Masih tersisa orgasmenya, dengan tubuh yg masih bergetar2. Kugerakkan
lagi pantatku maju mundur
dan memutar. Perlahan-lahan dan semakin lama semakin cepat.
Kurasakan vaginanya lebih becek dari semula, namun aku tdk mau menghentikan
permainan untuk mengeringkannya.
Gesekan kulit penis dengan dinding vagina gadis manis
berjilbab itu masih terasa nikmat. Gairah siswi cantik berjilbab itu mulai
bangkit lagi. Iapun mengimbangi gerakanku perlahan-lahan. Setelah beberapa saat
kemudian gerakannyapun juga semakin cepat. Kutarik pantatku sampai tinggal
kepala penisku saja yg menyentuh bibir vaginanya, dengan gerakan cepat dan
bertenaga kuhempaskan lagi ke bawah. Badan siswi cantik berjilbab itu
terguncang. Kurapatkan pahanya, kemudian kakiku menjepit kedua kakinya. Aku
menurunkan tempo permainan sambil beristirahat sejenak.
Sesaat kemudian kukembalikan pada tempo semula. Aku hanya
menarik turunkan penisku sampai setengahnya saja. Jepitan vagina siswi cantik
berjilbab itu lebih terasa. Kurasakan aliran darah di penisku semakin cepat.
“Amel.. Aku mau keluar..”.
“Tunggu.. Kita bareng.. a.. nn mas..”
Kukangkangkan kaki siswi cantik berjilbab itu kembali. Kedua
betisnya kujepit di ketiakku. Dalam posisi demikian maka vaginanya terbuka
lebar sekali.
“Mas Wawan..”. Tubuh Amel menegang.
“Amel aku juga.. Mau.. Ohh..”.
“Ahh.. Nikmatt”. Cairan vagina siswi cantik berjilbab itu
bertambah banyak, sementara itu ujung penisku berdenyut denyut.
Tubuhnya bergerak seperti kuda Sumbawa yg melonjak-lonjak
liar.
“Amel.. Oh.. nih ku kasih pejuh… nikmatin sayaannghhh..”
Dan kemudian.. Crot.. Crot.. Crot.. kutumpahkan spermaku di
dalam guanya sampai menetes-netes keluar.
“Tahan sebentar.. Ahh..”.
Gadis cantik berjilbab itupun mendapatkan orgasmenya setelah
berusaha sesaat sebelum penisku berhenti menyemprotkan pelurunya. Kutekankan
lagi penisku, denyutan pada otot-otot kemaluan kami saling memberikan
kenikmatan ekstra. Aku berguling ke samping. Kami berpelukan dengan badan
bersimbah keringat. Jilbabnya basah karena keringat kami berdua.
Sungguh nikmat bercinta dengan gadis perawan. Setelah
beristirahat beberapa saat, kami segera membenahi baju kami dan keluar dari
hutan. Kembali kukecup mesra kening dan bibir gadis manis berjilbab itu.
Kuminta ia meminum pil anti hamil yg selalu kubawa, dan memberinya 3 lembar
seratus ribuan untuknya.
Tdk lupa kuantarkan dia kembali kerumahnya karena jam sudah
menunjukkan pukul 12 siang dan kuminta nomor Hpnya, kali aja aku kangen dengan
jepitan vaginanya.
No comments:
Post a Comment