Aku perkenalkan namaku Han, usiaku saat ini 35 tahun,
sekarang aku mempunyai usaha merehab ulang mobil yg belum maksimal
perkejaannya. Usahaku saat ini sdh sangat maju dan aku jg mempunyai banyak
klien dari perusahaan-perusahaan besar di jakarta. Karena kegigihanku itu
akhirnya aku bisa memenuhi semua yg aku inginkan sampai-sampai saat ini aku jg
sdh mengenal dgn obat-obatan. Mungkin karena pengaruh dari pergaulanku yg suka
ke diskotik dan berawal dari rasa ingin mencoba sampai saat ini menjadi
kebiasaan buatku.
Diantara semua klienku aku mempunyai klien yg paling dekat
dgnku. mereka sangat cocok dgn pekerjaanku dan sangat memuji pengerjaan
ditempat usahaku. Berawal dari kecocokan kinerjaku dgn yg di inginkan klienku
ini akhirnya kita menjadi sering bertemu.
Namanya Via dan Tika, dua wanita ini mempunyai perawakan yg
sangat bagus meski umurnya yg gak muda lagi. Via umurnya sekitar 33 tahunan dan
Tika umurnya sekitar 31 tahunan. Tp dari segi postur tubuh Via lebih menarik
dari Tika, tubuhnya semok dan padat, payudaranya lumayan besar, dan pantatnya
jg sangat ranum sekali. Sungguh birahiku naik ketika kami sedang bersama.
Ternyata Via dan Tika adalah teman baik walaupun mereka
berbeda perusahaan, tp posisi mereka diperusahaan mereka masing-masing adalah
sama yaitu sebagai manager. Karena kelincahannya dalam mengelola perusahaan dan
memajukan perusahaan yg mereka kerjakan, itu sekilas yg aku tau tentang Via dan
Tika. Setelah lama kita saling kenal dan semakin akrab akhirnya aku tau kalau
kedua wanita ini jg sering dugem, aku dikasih tau oleh seorang anak buahku.
“Wuuuuh cocok ini” pikirku. Tp tak begitu saja aku percaya,
aku pun dgn iseng-iseng lalu menghubungi Via dan langsung menanyakannya. Dan
setelah panjang lebar kami ngobrol lewat telpon, Via pun menceritakan semua
kebiasaanya dan Tika kepadaku. Dan tanpa memikir lama Aku pun langsung
mengajaknya untuk kesebuah diskotk mala mini, dan Via pun langsung menyggupinya
dan dia jg akan mengajak Via.
Cerita dewasa terbaru, Dan setelah sepakat mala mini, aku
menutup tempat usahaku lebih gasik dari biasanya. Aku hendak pulang dulu dan
membereskan urusan rumah sekalian mandi. Setelah lama berselang akhirnya
malampun tiba, aku yg sdh bersiap lalu menghubungi Via dan ternyata Via jg sdh
siap dan kami langsung menuju tempat diskotik, kita janjian untuk ketemu
dilobby. Sebelum berangkat aku melihat butiran pil inex yg biasa aku konsumsi
dirumah, tanpa pikir panjang, aku langsug menyautnya dan aku masukkan saku. Tak
lama aku perjalanan, akhirnya aku sampai dan ternyata Via dan Tika jg baru
sampai. Langsung saja kuajak mereka berdua masuk sambil terus mengobrol sambil
berjalan.
Malam itu adalah malam minggu. Setelah masuk diskotik Kami
mencari meja yg kosong dan strategis di pojok tp bisa melihat floor dance.
“Sy sedang pesan lagi satu utk kita berdua,” kata Mbak Via.
Untuk “on”, saya memang butuh dorongan inex, tp cukup
setengah, sementara satu setengahnya lagi untuk Mbak Via. Ternyata takaran satu
setengah baru cukup untuk Mbak Via. Ternyata Mbak Via suka triping. Pesanan tak
lama datang Kubayar bill nya. Ditanganku ada dua butir pil inex, yg satu saya
bagi dua. Mbak Via segera menelan satu setengah, dan sisanya untuk ku.
Setelah 15 menit, Mbak Via terlihat semakin on. Maka kami
berjoget, menari-nari, dan berteriak gembira di dalam diskotek yg penuh dgn
orang yg sama-sama triping. Saat saya berdiri dan melihat Mbak Via “ON”
berjoget dgn erotisnya, tak lama kemudian Mbak Via menghampiri dan merapatkan
tubuhnya yg mulus itu ke depanku. Ia mengenakan t-shirt putih dan celana warna
gelap. Dalam keremangan dan kilatan lampu diskotek, ia nampak manis dan anggun.
Saya kembali menyibukkan diri dgn bergoyang dan memeluknya
belakang tubuhnya. Sesekali tangan ku dgn nakal meremas dada Mbak Via yg masih
tertutup kemeja, Tanganku kian nakal mencoba berkelana dibalik kemejanya dan
meremas ke dua gunung kembarnya yg masih terbalut BH. Tanganku akhirnya dapat
merasakan halus dari payudara Mbak Via, jari-jari ku mencari-cari puting
payudara Mbak Via dgn menyusup ke dalam BH Mbak Via.
Saya remas dada Mbak Via dgn perasaan, lalu tanganku bergerak
ke punggung Mbak Via berusaha membuka pengait bra itu, aku sdh berhasil melepas
pengait BH nya sehingga dgn bebas tangan kananku membelai dan meremas buah
dadanya yg keras sementara tangan kiriku masih tetap mendekapnya dan mulutku
pun menciumi leher jenjang itu, sambil tanganku memainkan puncak puting susu
itu hingga memerah akibat remasan tanganku.
Sementara Mbak Via hanya memejamkan matanya meresapi setiap
jamahan tangan dan terus bergoyang mengikuti irama, saya terus mengelus dadanya
sehingga membuat Mbak Via dari gerakan tubuhnya Mbak Via memang kelihatan ingin
sekali dipuasi, terlihat dari pantatnya yg montok dan masih terbalut rok, terus
merapat ke ke belakang.
“Kamu sdh on berat ya?” katanya.
Saya tersenyum, kupeluk tubuhnya dan kucium pipinya. Pada
pukul 01.00 pagi, DJ mengumumkan discothique akan terus buka sampai pukul lima
pagi. Pengunjung bersorak-sorai riang gembira. Tp Mbak Via kelihatannya sdh
mulai “Droop”.
“Sayang saya sdh lelah,” keluh Mbak Via.
“Ah, masa lelah, sayang,” ucapku sambil terus memeluk erat
dan menciumi leher belakangnya.
“Sayang.. kita pulang yuk.. Saya ingin istirahat” katanya.
“Pulang ke mana?” tanyaku.
“Ke mana aja” jawabnya. Saya baru mengerti, bahwa dia ingin
lanjut ke tempat tidur.
“Saya sebenarnya sdh booking kamar di hotel dekat sini”
ujarnya.
“Kalau begitu. kita ke sana”
“Tp tunggu, saya mau bilang temen dulu yg lagi digaet cowok
di pojok sana,” katanya.
Tepat pukul 03:00 Via hari kami keluar dari discothique
tersebut dgn rasa puas dan senang terus kami menuju ke hotel. Sesampainya kami
dikamar Mbak Via langsung berjoget lagi kali ini tanpa musik tp dia yg
bernyanyi dan sembari melucuti pakaiannya pas seperti orang sedang menari
striptis, saya hanya melihat dan duduk disebuah kursi sofa yg ada tepat didepan
jendela. Sambil menari dan melucuti pakaiannya Mbak Via menghampiri saya dan
segera jongkok didepan saya sambil membuka resleting celana saya, saya hanya
memperhatikan apa yg akan dilakukannya,
“Wowww.. besar dan kencang sekali.. buat Via ya..” Kemudian
Mbak Via mengulum k0ntolku yg menegang sejak tadi. “Ooogghh.. sshh.. enak
sekali Viii..”, ucapku.
Dia mengeluarkan k0ntol saya yg sdh setengah tegang dan langsung
diisapnya dalam-dalam. Jago memang Mbak Via dalam memainkan isapannya, sambil
mengisap lidahnya terus menari dan meliuk diteruskan ke buah zakar saya.
Setelah 10 menit naik dan turun dia isap dan jilatin k0ntol
saya, Mbak Via melemparkan tubuhnya ke atas kasur, dan jatuh telentang.
Langsung saya menyergapnya, dan kami bercumbu dgn dorongan nafsu sangat tinggi
karena pengaruh inex. Kami berciuman, beradu lidah dan bergantian mengisapnya.
Kuciumi pipinya, matanya, keningnya, dagunya. Kujilati daun telingaya, dan
kusodok- sodok lubang telinganya dgn lidahku. Tanganku tak diam. Mengelus dan
meremas rambutnya, menyusuri leher dan belahan dadanya. Kuusuap-usap perutnya,
punggungnya, dan bokongnya. Kubekap memeknya yg ditumbuhi bulu halus nan
rimbun. Jari manis dan telunjukku merenggangkan pinggiran memek Rani. lalu jari
tengahku mengorek-ngorek klitorisnya dgn penuh perasaan.
“Ooh.. sshh.. aahh..!” desah Mbak Via.
“Sayang..,” dengusku sambil terus mencumbunya.
Aku menarik tanganku dari memek Mbak Via. Kini kedua tanganku
mengelus- elus pinggiran payudaranya. Berputar sampai akhirnya meremas bagian
putingnya. Akhirnya anganku tercapai.
“Oooh.. terus.. say..!” desah Mbak Via lagi. Saya jilati
pinggiran buah dadanya, lalu menghisap putingnya.
“Oohh.. sayang..!” Mbak Via merintih nikmat.
Mbak Via bangkit dan mendorong aku supaya telentang. Ia
melakukan cumbuan meniru caraku. Ia pun membekuk k0ntolku dan mengelusnya dgn
tekanan yg membangkitkan birahi. Mbak Via memutarkan badan di atas tubuhku yg
telentang. Ia menciumi dan menjilati k0ntolku sementara memeknya disumpalkan ke
mulutku.
Akhirnya Mbak Via menjatuhkan diri ke tempat tidur dan
menarik tanganku. Sementara buah dadanya kian kencang. Putingnya kian memerah.
Nafasnya tersengal-sengal. Keringat sdh membasahi sekujur tubuhnya. Seperti
keringatku. Jg nafasku. Jg si nagaku yg sdh meronta. Dia sepertinya bingung
ketika kuambil dua bantal. Dgn lembut kuangkat tubuhnya, lalu bantal itu
kuletakkan di bawah pantatnya. Menygga tubuh bagian bawahnya. Membuat pahanya yg
putih mulus kian menantang.
Terlebih ketika bukit venus dgn bulu-bulu halusnya menyembul
ke atas. Membuat magmaku terasa mau meledak. Dia mengerang saat lidahku
kemudian jemariku mengelus-elus bulu- bulu itu. Dia menjerit saat kucoba
menguak kemaluannya dgn jari telun- jukku. Otot pahanya meregang saat kuhisap
clitorisnya. “Masukkan k0ntolmu, cepat sayang,” rintihnya.
“Aahh..!” rintihan kenikmatannya kali ini terdengar nyaris
seperti jeritan.
Aku jongkok di pinggir tempat tidur, kutarik kaki Mbak Via
sampai bokongnya berada di tepi ranjang. Kusingkap selangkangannya, dan kulumat
memeknya yg sdh becek. Kubalikkan tubuhnya, kujilati bokongnya sambil sesekali
setengah menggigitnya. Kukorek-korek anusnya dgn jari tengahku.
“Ouuwww.. mmmmppphhhh.. sshh.. sayang, cepet masukan!”
katanya memelas-melas.
Semakin Mbak Via memanas birahi, aku semakin terus
mempermainkannya dan belum mau melakukan penetrasi. Aku melihat Mbak Via sampai
meneteskan air mata menahan orgasme. Dipegangnya k0ntolku yg sdh membesar ini.
Dia bimbing dan k0ntolku terasa menyentuh bibir kemaluannya. Dia melepaskan
pegangannya. Kudorong sedikit. Dia menjerit. Kutahan nafas. Lalu kutekan lagi.
Dia memekik. Pada dorongan kesekian kalinya sasaran lepas lagi. Dia
terengah-engah.
Aku mengambil posisi. Duduk setengah jongkok, kedua kakinya
kutarik. Membuat jepitan atas tubuhku. Kuarahkan k0ntolku ke lubang yg basah
dan menganga itu. Ketika kudorong dia meremas rambutku kuat-kuat. Kutekan. Dan
kutekan terus. Tak memperdulikan rintihannya. Kedua kakinya meregang ototnya.
Dgn penuh keyakinan kutambah tenaga doronganku. Pertama terasa gemeretaknya
tulang. Kemudian terasa sesuatu yg plong. Membuat dia menjerit, merintih keras,
“Acchh.. sshh..”.
Ketika kupacu dia dgn irama yg lambat dia mengerang,
menjerit, merintih terus. Kuubah posisi. Kini kedua tanganku berada di belakang
punggungnya. Membuat kaitan diantara ketiaknya. Dia meremas rambutku seiring
dgn naik turunnya tubuhku. Kukunya mencengkram punggungku ketika kukayuh
pantatku penuh irama. Naik dan turun. Tarik dan dorong. Rintihan dan jeritannya
seakan tak kupedulikan. Aku berhenti di tengah jalan. Dia meronta. Membuka
matanya. Dgn wajah kuyu. Dari keringat kami yg menyatu. Tanpa diduga, dia mulai
mengikuti irama permainanku. Dgn menahan rasa sakit dia menggerakkan
pinggulnya. Memutar dan memutar. Sesekali menyentak tubuhku yg di atasnya.
Tak lama kemudian Mbak Via merubah posisi menduduki pahaku,
memegang k0ntolku dan dimasukkannya pelan ke memeknya.
“Uppss.. ooh..” rasanya nikmat sekali k0ntolku didalam memeknya.
Mbak Via terus bergoyang naik turun.
“Ahh.. enak..”erangku.
Mbak Via terus bergoyang sambil menjerit kecil. Dadanya yg
naik turun langsung kuremas. Lalu kubalikkan posisinya kebawah.Dan aku gantian
memompanya dari atas. Aku terus memompa sampai akhirnya dia mengerang panjang.
Otot memeknya berkontraksi meremas k0ntolku
“Oghh.. saya sdh keluar sayang..” erang Mbak Via.
Tiba-tiba, pintu kamar ada yg mengetuk.
“Vi.. Vi!” suara perempuan. Aku kaget dan sempat terhenti
mencumbu Mbak Via.
“Teruskan, sayang..! Itu temanku, biarkan saja,” kata Mbak
Via.
“Via..!” pintu diketuk lagi diikuti suara panggilan.
“Masuk aja, Lin, enggak dikunci, kok” ujar Mbak Via.
“Huuss..!! Kita lagi nanggung dan bugil begini masa temenmu
disuruh masuk..?” sergahku.
“Engga apa-apa, cuek aja..” kata Mbak Via enteng sambil
tersenyum manis.
“Wah, rupanya lagi pada asyik nih,” kata Tika begitu
membukakan pintu dan masuk ke dalam kamar.
Aku masih dalam posisi jongkok dan k0ntolku masih di dalam
memek Mbak Via, dan hanya menyeringai melihat kedatangan Tika.
“Mana cowokmu tadi?” tanya Mbak Via.
“Tahu kamu pulang ke hotel bawa cowok, yah aku dibawa ke
hotel lain” sahut Tika.
Aku masih bengong mendengar percakapan dua cewek cantik itu.
Tiba- tiba tangan Mbak Via menarik tanganku yg tersampir di pahanya.
“Ayo sayang goyangin k0ntolmu, jangan kalah sama Tika” desak
Mbak Via.
Aku berdiri dan mengangkat tubuh Mbak Via ke tengah tempat
tidur. K0ntolku yg sdh tegang dari tadi, segera saya tembakkan lagi ke dalam
lubang memek Mbak Via yg sdh tdk perawan tp masih terasa lengket. Kami sama-
sama merasakan kehangatan yg nikmat.
“Yg dalam.. cepat.. ah.., enak..” pinta Mbak Via.
Aku pompakan k0ntolku dgn penuh gairah. Sementara Tika pergi
ke kamar mandi dan mengurung diri disana. Mungkin berendam di bathtub. Pengaruh
inex membuat daya tahan persenggamaanku dgn Mbak Via cukup lama. Berbagai gaya
kami lakukan. Mbak Via beberapa kali mengerang dan menggigit pundakku saat
mencapai orgasme. Sementara k0ntolku masih anteng dan melesak-lesak ke dalam
memek Mbak Via.
“Aduh.. capek, sayang..!” rintih Mbak Via.
“Istirahat dulu.. yah..?”
“Sabar, dong, say. Aku sangat menikmati hangatnya memekmu,”
rayuku.
Mbak Via lantas menggelepar pasrah, tdk kuasa lagi
menggerak-gerakkan tubuhnya yg lagi kugarap. Matanya terpejam. Aku semakin
terangsang melihatnya tak berdaya. Kami sdh bermandikan keringat. Tp k0ntolku
masih tegang, belum mau memuntahkan sperma.
Akhirnya aku kasihan jg sama Mbak Via yg sdh keletihan dan
nampak tertidur meski aku masih menggagahinya. Aku mendengar bunyi
keciprak-kecipruk di kamar mandi. Spontan aku bangkit dan melepas k0ntolku dari
memek Mbak Via. Dgn langkah pelan supaya tdk membangunkan Mbak Via dari
tidurnya, aku berjalan dan perlahan membuka pintu kamar mandi.
Benar saja Tika sedang berendam di bathtup dgn tubuh bugil.
Ia nampak sedang menikmati kehangatan air yg merendamnya. Kepalanya bersender
pada ujung bathtub. Aku menghampirinya dgn k0ntol yg masih tegang. Mata Tika
terbuka dan kaget melihatku berdiri di sisi bathtup, menghadap ke arahnya.
“Mana Via?” tanyanya setengah berbisik sambil matanya turun
naik melihat ke arah muka dan k0ntolku yg ngaceng.
“Dia tidur.. jangan berisik,” kataku sambil naik ke dalam
bathtup dan langsung menindih tubuh Tika yg sintal dan pasrah.
Kami bergumul dalam cumbuan yg hot.
“Lin kamu diatas yah.. ” Sekarang posisiku ada di bawah, dia
segera naik keatas perutku dan dgn segera di pegangnya k0ntolku sambil
diarahkan kememeknya, kulihat memeknya indah sekali, dgn bulu-bulu pendek yg
menbuat rasa gatal dan enak waktu bergesekan dgn memeknya.
“Aaawww.. enak banget memek kamu Lin..”
“Enakan mana sama punya Via..?” Katanya sambil memutar
pantatnya yg bahenol.
Rasanya k0ntolku mau patah ketika diputar didalam memeknya
dgn berputar makin lama makin cepat.
“Ah.. Lin.. enak banget ah..” Aku pun bangun sambil mulutku
mencari pentil susunya, segera kukemut dan kuhisap. “Haaaannn.. saya mau
keluar..”
“Rasanya mentok.. ah..” Memang dgn posisi ini terasa sekali
ujung batangku menyentuh peranakannya.
“Ah.. ah.. eh..” suaranya setiap kali aku menyodok memeknya.
Kugenjot memeknya dgn cepat. Dia seperti kesurupan setiap dia
naik turun diatas batangku yg dijepit erat memeknya,
“Lin mau keluar..” Kupeluk erat dia sambil melumat putingnya.
Kupompa memeknya sampai kami tak sadar mengeluarkan desahaan dan rintihan
birahi yg sampai membangunkan Mbak Via.
Mbak Via tiba-tiba berdiri di pintu kamar mandi dgn tubuh
bugil dan matanya menatap aku dan Tika yg lagi bersetubuh.
“Gitu yah, enggak puas dgn aku kamu dgn Tika,” hardik Mbak
Via dgn nada manja, pura-pura marah.
Eh, malah Mbak Via kini ikut naik ke dalam bathtup.
“Via, ayo gantian, aku sdh dua kali dibikin keluar, sampai
lemes sasanya. Cowokmu ini terlalu perkasa,” kata Tika.
“Ayo sayang, sekarang aku akan membuat k0ntolmu muntah,” kata
Mbak Via.
Segera Mbak Via hampiri saya di dalam bath yg penuh dgn air,
ditonton Tika yg duduk di ujung bathtup sambil membasuh memeknya, dan pahanya
menjadi sandaran kepala Mbak Via. Kusuruh dia nungging, maka terlihatlah lubang
memeknya yg basah dan berwarna merah, kuarahkan kepala k0ntolku ke lubang
tempiknya secara perlahan-lahan. Kutekan k0ntolku lebih dalam lagi, dia
menggoyangkan pantatnya sambil menahan sakit.
Terdengar suara kecroot, kecroot bila kutarik dan kumasukan
k0ntolku di lubang memeknya, karena suara air kali ya. Mbak Via semakin
histeris, sambil memegang pinggiran Bath Tub dia goyangkan pinggulnya semakin
cepat dan suara kecrat, kecroot semakin keras. Tak lama kemudian.
“Aduh say aku nggak tahan lagi ingin keluar..”.
“Aduh sayang.. terus..” Mbak Via terkulai lemas dan memeknya
kurasakan semakin licin, sehingga pahaku basah oleh cairan memeknya yg keluar
sangat banyak.
Sebenarnya aku jg sdh nggak tahan ingin keluar, apalagi
mendengar desahan-desahan yg erotis pada saat Mbak Via akan orgasme.
“Aduh, sayang, aku kalah lagi nih, sdh mau orgasme!” Cairan
hangat terasa masih mengalir dari dalam memek Mbak Via.
Aku masih terus menggenjot memeknya. Wajah Mbak Via terlihat
pucat karena sdh keseringan orgasme.
Melihat wajah cantik yg melemah itu, genjotanku dipercepat.
“Sayang, saya mau keluar nich..”
“Keluarkan di dalam aja sayang, kita keluarin bersamaan, Via
jg mau keluar.” Dan Akhirnya spermaku mendesir ke batang jakar dan aku mencapai
orgasme yg diikuti pula dgn orgasme Mbak Via.
Air maniku keluar dgn derasnya ke dalam memek Mbak Via dan
Mbak Via pun menikmatinya.
“Akhirnya saya berhasil membuatmu mencapai puncak kenikmatan
sayang,” kata Mbak Via sambil memeluk dan menciumi bibirku.
Terasa nikmat, licin, geli bercampur jadi satu menjadi
sensasi yg membuatku ketagihan. Kami bertahan pada posisi itu sampai kami
sama-sama melepaskan air mani kami.
“Tiikk.. emut k0ntolku sayang” kataku lalu mencabut k0ntolku
dari memeknya Mbak Via.
Lalu Tika melumat 1/2 k0ntolku hingga pejuhku habis keluar.
“Mhh.. ah.. enak sekali pejuhmu” katanya sambil mengocok
ngocok k0ntolku mencari sisa air pejuhku.
“Tp sebentar lagi nagaku akan bangun lagi lho. Lihat, sdh
mulai menggeliat!” kataku, menggoda.
“Hhhaah..?” Mbak Via dan Tika terkesiap bersamaan kompak.
Kemudian aku segera keluar dari bathtup mendekati Tika dan
menyuruhnya membelakangiku. Dari belakang saya mengarahkan k0ntolku ke memeknya
yg sdh basah lagi karena nafsu melihat saya dan Mbak Via. Sleepp.. bless.. Aku
langsung memasukkan k0ntolku terburu buru, karena sempit waktu membuat
kesakitan Tika.
“Aduuh pelan pelan dong Say.., Tika sakit nih” katanya agak
merintih.
“Sorry Sayang aku terlalu nafsu nih” kataku lalu tanganku
menyambar susunya yg menggelantung indah. Lalu aku mulai memaju-mundurkan
pantatku sambil tanganku berpegangan pada susunya dan meremasnya.
“Shh.. ahh.. shh..” kata Tika setengah merintih kenikmatan.
“Tiikkk.. memekmu sempit.. nikmat Tikk..” teriakku mengiringi
kenikmatanku pada kemaluan kami.
Sleep.. bles.. sleek.. slekk.. irama persetubuhan kami
sungguh indah hingga aku ketagihan.
Kami melakukan posisi nungging itu lama sekali hingga kami
sama-sama sampai hampir bersamaan.
“Shh.. ahh.. say, Tika sampai nih” katanya sambil kepalanya
mendongak kebelakang.
“Iya Tika sayang, saya jg sampai nih, didalam yah say..”
kataku lalu menghunjamkan k0ntolku dalam dalam dimemek Tika.
Seerr.. creet..creet kami keluar hampir bersamaan lalu aku
mencabut k0ntolku dari memek Tika. k0ntolku terlihat basah dari air mani kami
dan air kenikmatan Tika.
“Uuuhhhhh.. say enak banget..” katanya.
Lalu kami duduk beristirahat ditepian sisi kamar mandi sambil
menunggu sisa kenikmatan yg tadi kami lalui.
No comments:
Post a Comment