DEWALOTTO

DEWALOTTO
Tersedia 6 Bank BCA, BNI, MANDIRI, BRI, DANAMON dan NIAGA ™DAFTAR™ Klik Gambar Diatas*****

Friday, 16 September 2016

Cerita Sex - Menikmati Tubuh 2 Manager cantik...

Aku perkenalkan namaku Han, usiaku saat ini 35 tahun, sekarang aku mempunyai usaha merehab ulang mobil yg belum maksimal perkejaannya. Usahaku saat ini sdh sangat maju dan aku jg mempunyai banyak klien dari perusahaan-perusahaan besar di jakarta. Karena kegigihanku itu akhirnya aku bisa memenuhi semua yg aku inginkan sampai-sampai saat ini aku jg sdh mengenal dgn obat-obatan. Mungkin karena pengaruh dari pergaulanku yg suka ke diskotik dan berawal dari rasa ingin mencoba sampai saat ini menjadi kebiasaan buatku.


Diantara semua klienku aku mempunyai klien yg paling dekat dgnku. mereka sangat cocok dgn pekerjaanku dan sangat memuji pengerjaan ditempat usahaku. Berawal dari kecocokan kinerjaku dgn yg di inginkan klienku ini akhirnya kita menjadi sering bertemu.

Namanya Via dan Tika, dua wanita ini mempunyai perawakan yg sangat bagus meski umurnya yg gak muda lagi. Via umurnya sekitar 33 tahunan dan Tika umurnya sekitar 31 tahunan. Tp dari segi postur tubuh Via lebih menarik dari Tika, tubuhnya semok dan padat, payudaranya lumayan besar, dan pantatnya jg sangat ranum sekali. Sungguh birahiku naik ketika kami sedang bersama.

Ternyata Via dan Tika adalah teman baik walaupun mereka berbeda perusahaan, tp posisi mereka diperusahaan mereka masing-masing adalah sama yaitu sebagai manager. Karena kelincahannya dalam mengelola perusahaan dan memajukan perusahaan yg mereka kerjakan, itu sekilas yg aku tau tentang Via dan Tika. Setelah lama kita saling kenal dan semakin akrab akhirnya aku tau kalau kedua wanita ini jg sering dugem, aku dikasih tau oleh seorang anak buahku.

“Wuuuuh cocok ini” pikirku. Tp tak begitu saja aku percaya, aku pun dgn iseng-iseng lalu menghubungi Via dan langsung menanyakannya. Dan setelah panjang lebar kami ngobrol lewat telpon, Via pun menceritakan semua kebiasaanya dan Tika kepadaku. Dan tanpa memikir lama Aku pun langsung mengajaknya untuk kesebuah diskotk mala mini, dan Via pun langsung menyggupinya dan dia jg akan mengajak Via.

Cerita dewasa terbaru, Dan setelah sepakat mala mini, aku menutup tempat usahaku lebih gasik dari biasanya. Aku hendak pulang dulu dan membereskan urusan rumah sekalian mandi. Setelah lama berselang akhirnya malampun tiba, aku yg sdh bersiap lalu menghubungi Via dan ternyata Via jg sdh siap dan kami langsung menuju tempat diskotik, kita janjian untuk ketemu dilobby. Sebelum berangkat aku melihat butiran pil inex yg biasa aku konsumsi dirumah, tanpa pikir panjang, aku langsug menyautnya dan aku masukkan saku. Tak lama aku perjalanan, akhirnya aku sampai dan ternyata Via dan Tika jg baru sampai. Langsung saja kuajak mereka berdua masuk sambil terus mengobrol sambil berjalan. 

Malam itu adalah malam minggu. Setelah masuk diskotik Kami mencari meja yg kosong dan strategis di pojok tp bisa melihat floor dance.

“Sy sedang pesan lagi satu utk kita berdua,” kata Mbak Via.

Untuk “on”, saya memang butuh dorongan inex, tp cukup setengah, sementara satu setengahnya lagi untuk Mbak Via. Ternyata takaran satu setengah baru cukup untuk Mbak Via. Ternyata Mbak Via suka triping. Pesanan tak lama datang Kubayar bill nya. Ditanganku ada dua butir pil inex, yg satu saya bagi dua. Mbak Via segera menelan satu setengah, dan sisanya untuk ku.

Setelah 15 menit, Mbak Via terlihat semakin on. Maka kami berjoget, menari-nari, dan berteriak gembira di dalam diskotek yg penuh dgn orang yg sama-sama triping. Saat saya berdiri dan melihat Mbak Via “ON” berjoget dgn erotisnya, tak lama kemudian Mbak Via menghampiri dan merapatkan tubuhnya yg mulus itu ke depanku. Ia mengenakan t-shirt putih dan celana warna gelap. Dalam keremangan dan kilatan lampu diskotek, ia nampak manis dan anggun.

Saya kembali menyibukkan diri dgn bergoyang dan memeluknya belakang tubuhnya. Sesekali tangan ku dgn nakal meremas dada Mbak Via yg masih tertutup kemeja, Tanganku kian nakal mencoba berkelana dibalik kemejanya dan meremas ke dua gunung kembarnya yg masih terbalut BH. Tanganku akhirnya dapat merasakan halus dari payudara Mbak Via, jari-jari ku mencari-cari puting payudara Mbak Via dgn menyusup ke dalam BH Mbak Via.

Saya remas dada Mbak Via dgn perasaan, lalu tanganku bergerak ke punggung Mbak Via berusaha membuka pengait bra itu, aku sdh berhasil melepas pengait BH nya sehingga dgn bebas tangan kananku membelai dan meremas buah dadanya yg keras sementara tangan kiriku masih tetap mendekapnya dan mulutku pun menciumi leher jenjang itu, sambil tanganku memainkan puncak puting susu itu hingga memerah akibat remasan tanganku.

Sementara Mbak Via hanya memejamkan matanya meresapi setiap jamahan tangan dan terus bergoyang mengikuti irama, saya terus mengelus dadanya sehingga membuat Mbak Via dari gerakan tubuhnya Mbak Via memang kelihatan ingin sekali dipuasi, terlihat dari pantatnya yg montok dan masih terbalut rok, terus merapat ke ke belakang.

“Kamu sdh on berat ya?” katanya.

Saya tersenyum, kupeluk tubuhnya dan kucium pipinya. Pada pukul 01.00 pagi, DJ mengumumkan discothique akan terus buka sampai pukul lima pagi. Pengunjung bersorak-sorai riang gembira. Tp Mbak Via kelihatannya sdh mulai “Droop”.

“Sayang saya sdh lelah,” keluh Mbak Via.

“Ah, masa lelah, sayang,” ucapku sambil terus memeluk erat dan menciumi leher belakangnya.

“Sayang.. kita pulang yuk.. Saya ingin istirahat” katanya.

“Pulang ke mana?” tanyaku.

“Ke mana aja” jawabnya. Saya baru mengerti, bahwa dia ingin lanjut ke tempat tidur.

“Saya sebenarnya sdh booking kamar di hotel dekat sini” ujarnya.

“Kalau begitu. kita ke sana”

“Tp tunggu, saya mau bilang temen dulu yg lagi digaet cowok di pojok sana,” katanya.

Tepat pukul 03:00 Via hari kami keluar dari discothique tersebut dgn rasa puas dan senang terus kami menuju ke hotel. Sesampainya kami dikamar Mbak Via langsung berjoget lagi kali ini tanpa musik tp dia yg bernyanyi dan sembari melucuti pakaiannya pas seperti orang sedang menari striptis, saya hanya melihat dan duduk disebuah kursi sofa yg ada tepat didepan jendela. Sambil menari dan melucuti pakaiannya Mbak Via menghampiri saya dan segera jongkok didepan saya sambil membuka resleting celana saya, saya hanya memperhatikan apa yg akan dilakukannya,

“Wowww.. besar dan kencang sekali.. buat Via ya..” Kemudian Mbak Via mengulum k0ntolku yg menegang sejak tadi. “Ooogghh.. sshh.. enak sekali Viii..”, ucapku.

Dia mengeluarkan k0ntol saya yg sdh setengah tegang dan langsung diisapnya dalam-dalam. Jago memang Mbak Via dalam memainkan isapannya, sambil mengisap lidahnya terus menari dan meliuk diteruskan ke buah zakar saya.

Setelah 10 menit naik dan turun dia isap dan jilatin k0ntol saya, Mbak Via melemparkan tubuhnya ke atas kasur, dan jatuh telentang. Langsung saya menyergapnya, dan kami bercumbu dgn dorongan nafsu sangat tinggi karena pengaruh inex. Kami berciuman, beradu lidah dan bergantian mengisapnya. Kuciumi pipinya, matanya, keningnya, dagunya. Kujilati daun telingaya, dan kusodok- sodok lubang telinganya dgn lidahku. Tanganku tak diam. Mengelus dan meremas rambutnya, menyusuri leher dan belahan dadanya. Kuusuap-usap perutnya, punggungnya, dan bokongnya. Kubekap memeknya yg ditumbuhi bulu halus nan rimbun. Jari manis dan telunjukku merenggangkan pinggiran memek Rani. lalu jari tengahku mengorek-ngorek klitorisnya dgn penuh perasaan.

“Ooh.. sshh.. aahh..!” desah Mbak Via.

“Sayang..,” dengusku sambil terus mencumbunya.

Aku menarik tanganku dari memek Mbak Via. Kini kedua tanganku mengelus- elus pinggiran payudaranya. Berputar sampai akhirnya meremas bagian putingnya. Akhirnya anganku tercapai.

“Oooh.. terus.. say..!” desah Mbak Via lagi. Saya jilati pinggiran buah dadanya, lalu menghisap putingnya.

“Oohh.. sayang..!” Mbak Via merintih nikmat.

Mbak Via bangkit dan mendorong aku supaya telentang. Ia melakukan cumbuan meniru caraku. Ia pun membekuk k0ntolku dan mengelusnya dgn tekanan yg membangkitkan birahi. Mbak Via memutarkan badan di atas tubuhku yg telentang. Ia menciumi dan menjilati k0ntolku sementara memeknya disumpalkan ke mulutku.

Akhirnya Mbak Via menjatuhkan diri ke tempat tidur dan menarik tanganku. Sementara buah dadanya kian kencang. Putingnya kian memerah. Nafasnya tersengal-sengal. Keringat sdh membasahi sekujur tubuhnya. Seperti keringatku. Jg nafasku. Jg si nagaku yg sdh meronta. Dia sepertinya bingung ketika kuambil dua bantal. Dgn lembut kuangkat tubuhnya, lalu bantal itu kuletakkan di bawah pantatnya. Menygga tubuh bagian bawahnya. Membuat pahanya yg putih mulus kian menantang.

Terlebih ketika bukit venus dgn bulu-bulu halusnya menyembul ke atas. Membuat magmaku terasa mau meledak. Dia mengerang saat lidahku kemudian jemariku mengelus-elus bulu- bulu itu. Dia menjerit saat kucoba menguak kemaluannya dgn jari telun- jukku. Otot pahanya meregang saat kuhisap clitorisnya. “Masukkan k0ntolmu, cepat sayang,” rintihnya.

“Aahh..!” rintihan kenikmatannya kali ini terdengar nyaris seperti jeritan.

Aku jongkok di pinggir tempat tidur, kutarik kaki Mbak Via sampai bokongnya berada di tepi ranjang. Kusingkap selangkangannya, dan kulumat memeknya yg sdh becek. Kubalikkan tubuhnya, kujilati bokongnya sambil sesekali setengah menggigitnya. Kukorek-korek anusnya dgn jari tengahku.

“Ouuwww.. mmmmppphhhh.. sshh.. sayang, cepet masukan!” katanya memelas-melas.

Semakin Mbak Via memanas birahi, aku semakin terus mempermainkannya dan belum mau melakukan penetrasi. Aku melihat Mbak Via sampai meneteskan air mata menahan orgasme. Dipegangnya k0ntolku yg sdh membesar ini. Dia bimbing dan k0ntolku terasa menyentuh bibir kemaluannya. Dia melepaskan pegangannya. Kudorong sedikit. Dia menjerit. Kutahan nafas. Lalu kutekan lagi. Dia memekik. Pada dorongan kesekian kalinya sasaran lepas lagi. Dia terengah-engah.
Aku mengambil posisi. Duduk setengah jongkok, kedua kakinya kutarik. Membuat jepitan atas tubuhku. Kuarahkan k0ntolku ke lubang yg basah dan menganga itu. Ketika kudorong dia meremas rambutku kuat-kuat. Kutekan. Dan kutekan terus. Tak memperdulikan rintihannya. Kedua kakinya meregang ototnya. Dgn penuh keyakinan kutambah tenaga doronganku. Pertama terasa gemeretaknya tulang. Kemudian terasa sesuatu yg plong. Membuat dia menjerit, merintih keras,

“Acchh.. sshh..”.

Ketika kupacu dia dgn irama yg lambat dia mengerang, menjerit, merintih terus. Kuubah posisi. Kini kedua tanganku berada di belakang punggungnya. Membuat kaitan diantara ketiaknya. Dia meremas rambutku seiring dgn naik turunnya tubuhku. Kukunya mencengkram punggungku ketika kukayuh pantatku penuh irama. Naik dan turun. Tarik dan dorong. Rintihan dan jeritannya seakan tak kupedulikan. Aku berhenti di tengah jalan. Dia meronta. Membuka matanya. Dgn wajah kuyu. Dari keringat kami yg menyatu. Tanpa diduga, dia mulai mengikuti irama permainanku. Dgn menahan rasa sakit dia menggerakkan pinggulnya. Memutar dan memutar. Sesekali menyentak tubuhku yg di atasnya.

Tak lama kemudian Mbak Via merubah posisi menduduki pahaku, memegang k0ntolku dan dimasukkannya pelan ke memeknya.

“Uppss.. ooh..” rasanya nikmat sekali k0ntolku didalam memeknya. Mbak Via terus bergoyang naik turun.

“Ahh.. enak..”erangku.

Mbak Via terus bergoyang sambil menjerit kecil. Dadanya yg naik turun langsung kuremas. Lalu kubalikkan posisinya kebawah.Dan aku gantian memompanya dari atas. Aku terus memompa sampai akhirnya dia mengerang panjang. Otot memeknya berkontraksi meremas k0ntolku

“Oghh.. saya sdh keluar sayang..” erang Mbak Via.

Tiba-tiba, pintu kamar ada yg mengetuk.

“Vi.. Vi!” suara perempuan. Aku kaget dan sempat terhenti mencumbu Mbak Via.

“Teruskan, sayang..! Itu temanku, biarkan saja,” kata Mbak Via.

“Via..!” pintu diketuk lagi diikuti suara panggilan.

“Masuk aja, Lin, enggak dikunci, kok” ujar Mbak Via.

“Huuss..!! Kita lagi nanggung dan bugil begini masa temenmu disuruh masuk..?” sergahku.

“Engga apa-apa, cuek aja..” kata Mbak Via enteng sambil tersenyum manis.

“Wah, rupanya lagi pada asyik nih,” kata Tika begitu membukakan pintu dan masuk ke dalam kamar.
Aku masih dalam posisi jongkok dan k0ntolku masih di dalam memek Mbak Via, dan hanya menyeringai melihat kedatangan Tika.

“Mana cowokmu tadi?” tanya Mbak Via.

“Tahu kamu pulang ke hotel bawa cowok, yah aku dibawa ke hotel lain” sahut Tika.

Aku masih bengong mendengar percakapan dua cewek cantik itu. Tiba- tiba tangan Mbak Via menarik tanganku yg tersampir di pahanya.

“Ayo sayang goyangin k0ntolmu, jangan kalah sama Tika” desak Mbak Via.

Aku berdiri dan mengangkat tubuh Mbak Via ke tengah tempat tidur. K0ntolku yg sdh tegang dari tadi, segera saya tembakkan lagi ke dalam lubang memek Mbak Via yg sdh tdk perawan tp masih terasa lengket. Kami sama- sama merasakan kehangatan yg nikmat.
“Yg dalam.. cepat.. ah.., enak..” pinta Mbak Via.

Aku pompakan k0ntolku dgn penuh gairah. Sementara Tika pergi ke kamar mandi dan mengurung diri disana. Mungkin berendam di bathtub. Pengaruh inex membuat daya tahan persenggamaanku dgn Mbak Via cukup lama. Berbagai gaya kami lakukan. Mbak Via beberapa kali mengerang dan menggigit pundakku saat mencapai orgasme. Sementara k0ntolku masih anteng dan melesak-lesak ke dalam memek Mbak Via.

“Aduh.. capek, sayang..!” rintih Mbak Via.

“Istirahat dulu.. yah..?”

“Sabar, dong, say. Aku sangat menikmati hangatnya memekmu,” rayuku.

Mbak Via lantas menggelepar pasrah, tdk kuasa lagi menggerak-gerakkan tubuhnya yg lagi kugarap. Matanya terpejam. Aku semakin terangsang melihatnya tak berdaya. Kami sdh bermandikan keringat. Tp k0ntolku masih tegang, belum mau memuntahkan sperma.

Akhirnya aku kasihan jg sama Mbak Via yg sdh keletihan dan nampak tertidur meski aku masih menggagahinya. Aku mendengar bunyi keciprak-kecipruk di kamar mandi. Spontan aku bangkit dan melepas k0ntolku dari memek Mbak Via. Dgn langkah pelan supaya tdk membangunkan Mbak Via dari tidurnya, aku berjalan dan perlahan membuka pintu kamar mandi.

Benar saja Tika sedang berendam di bathtup dgn tubuh bugil. Ia nampak sedang menikmati kehangatan air yg merendamnya. Kepalanya bersender pada ujung bathtub. Aku menghampirinya dgn k0ntol yg masih tegang. Mata Tika terbuka dan kaget melihatku berdiri di sisi bathtup, menghadap ke arahnya.

“Mana Via?” tanyanya setengah berbisik sambil matanya turun naik melihat ke arah muka dan k0ntolku yg ngaceng.

“Dia tidur.. jangan berisik,” kataku sambil naik ke dalam bathtup dan langsung menindih tubuh Tika yg sintal dan pasrah.

Kami bergumul dalam cumbuan yg hot.

“Lin kamu diatas yah.. ” Sekarang posisiku ada di bawah, dia segera naik keatas perutku dan dgn segera di pegangnya k0ntolku sambil diarahkan kememeknya, kulihat memeknya indah sekali, dgn bulu-bulu pendek yg menbuat rasa gatal dan enak waktu bergesekan dgn memeknya.

“Aaawww.. enak banget memek kamu Lin..”

“Enakan mana sama punya Via..?” Katanya sambil memutar pantatnya yg bahenol.

Rasanya k0ntolku mau patah ketika diputar didalam memeknya dgn berputar makin lama makin cepat.

“Ah.. Lin.. enak banget ah..” Aku pun bangun sambil mulutku mencari pentil susunya, segera kukemut dan kuhisap. “Haaaannn.. saya mau keluar..”

“Rasanya mentok.. ah..” Memang dgn posisi ini terasa sekali ujung batangku menyentuh peranakannya.

“Ah.. ah.. eh..” suaranya setiap kali aku menyodok memeknya.

Kugenjot memeknya dgn cepat. Dia seperti kesurupan setiap dia naik turun diatas batangku yg dijepit erat memeknya,

“Lin mau keluar..” Kupeluk erat dia sambil melumat putingnya. Kupompa memeknya sampai kami tak sadar mengeluarkan desahaan dan rintihan birahi yg sampai membangunkan Mbak Via.

Mbak Via tiba-tiba berdiri di pintu kamar mandi dgn tubuh bugil dan matanya menatap aku dan Tika yg lagi bersetubuh.

“Gitu yah, enggak puas dgn aku kamu dgn Tika,” hardik Mbak Via dgn nada manja, pura-pura marah.
Eh, malah Mbak Via kini ikut naik ke dalam bathtup.

“Via, ayo gantian, aku sdh dua kali dibikin keluar, sampai lemes sasanya. Cowokmu ini terlalu perkasa,” kata Tika.

“Ayo sayang, sekarang aku akan membuat k0ntolmu muntah,” kata Mbak Via.

Segera Mbak Via hampiri saya di dalam bath yg penuh dgn air, ditonton Tika yg duduk di ujung bathtup sambil membasuh memeknya, dan pahanya menjadi sandaran kepala Mbak Via. Kusuruh dia nungging, maka terlihatlah lubang memeknya yg basah dan berwarna merah, kuarahkan kepala k0ntolku ke lubang tempiknya secara perlahan-lahan. Kutekan k0ntolku lebih dalam lagi, dia menggoyangkan pantatnya sambil menahan sakit.

Terdengar suara kecroot, kecroot bila kutarik dan kumasukan k0ntolku di lubang memeknya, karena suara air kali ya. Mbak Via semakin histeris, sambil memegang pinggiran Bath Tub dia goyangkan pinggulnya semakin cepat dan suara kecrat, kecroot semakin keras. Tak lama kemudian.

“Aduh say aku nggak tahan lagi ingin keluar..”.

“Aduh sayang.. terus..” Mbak Via terkulai lemas dan memeknya kurasakan semakin licin, sehingga pahaku basah oleh cairan memeknya yg keluar sangat banyak.

Sebenarnya aku jg sdh nggak tahan ingin keluar, apalagi mendengar desahan-desahan yg erotis pada saat Mbak Via akan orgasme.

“Aduh, sayang, aku kalah lagi nih, sdh mau orgasme!” Cairan hangat terasa masih mengalir dari dalam memek Mbak Via.

Aku masih terus menggenjot memeknya. Wajah Mbak Via terlihat pucat karena sdh keseringan orgasme.

Melihat wajah cantik yg melemah itu, genjotanku dipercepat.

“Sayang, saya mau keluar nich..”

“Keluarkan di dalam aja sayang, kita keluarin bersamaan, Via jg mau keluar.” Dan Akhirnya spermaku mendesir ke batang jakar dan aku mencapai orgasme yg diikuti pula dgn orgasme Mbak Via.

Air maniku keluar dgn derasnya ke dalam memek Mbak Via dan Mbak Via pun menikmatinya.

“Akhirnya saya berhasil membuatmu mencapai puncak kenikmatan sayang,” kata Mbak Via sambil memeluk dan menciumi bibirku.

Terasa nikmat, licin, geli bercampur jadi satu menjadi sensasi yg membuatku ketagihan. Kami bertahan pada posisi itu sampai kami sama-sama melepaskan air mani kami.

“Tiikk.. emut k0ntolku sayang” kataku lalu mencabut k0ntolku dari memeknya Mbak Via.

Lalu Tika melumat 1/2 k0ntolku hingga pejuhku habis keluar.

“Mhh.. ah.. enak sekali pejuhmu” katanya sambil mengocok ngocok k0ntolku mencari sisa air pejuhku.

“Tp sebentar lagi nagaku akan bangun lagi lho. Lihat, sdh mulai menggeliat!” kataku, menggoda.

“Hhhaah..?” Mbak Via dan Tika terkesiap bersamaan kompak.

Kemudian aku segera keluar dari bathtup mendekati Tika dan menyuruhnya membelakangiku. Dari belakang saya mengarahkan k0ntolku ke memeknya yg sdh basah lagi karena nafsu melihat saya dan Mbak Via. Sleepp.. bless.. Aku langsung memasukkan k0ntolku terburu buru, karena sempit waktu membuat kesakitan Tika.

“Aduuh pelan pelan dong Say.., Tika sakit nih” katanya agak merintih.

“Sorry Sayang aku terlalu nafsu nih” kataku lalu tanganku menyambar susunya yg menggelantung indah. Lalu aku mulai memaju-mundurkan pantatku sambil tanganku berpegangan pada susunya dan meremasnya.

“Shh.. ahh.. shh..” kata Tika setengah merintih kenikmatan.

“Tiikkk.. memekmu sempit.. nikmat Tikk..” teriakku mengiringi kenikmatanku pada kemaluan kami.
Sleep.. bles.. sleek.. slekk.. irama persetubuhan kami sungguh indah hingga aku ketagihan.

Kami melakukan posisi nungging itu lama sekali hingga kami sama-sama sampai hampir bersamaan.
“Shh.. ahh.. say, Tika sampai nih” katanya sambil kepalanya mendongak kebelakang.

“Iya Tika sayang, saya jg sampai nih, didalam yah say..” kataku lalu menghunjamkan k0ntolku dalam dalam dimemek Tika.

Seerr.. creet..creet kami keluar hampir bersamaan lalu aku mencabut k0ntolku dari memek Tika. k0ntolku terlihat basah dari air mani kami dan air kenikmatan Tika.

“Uuuhhhhh.. say enak banget..” katanya.


Lalu kami duduk beristirahat ditepian sisi kamar mandi sambil menunggu sisa kenikmatan yg tadi kami lalui.

No comments:

Post a Comment

Cerita Sex - Keluarga Yang Pengertian..

Hai namaku Siti Zubadiyah. Umurku 17 tahun. Saat ini aku sedang berada di dapur membantu ummi menyiapkan hidangan makan siang. “Kresh…k...