Cerita terbaru ini terjadi sekitar 2 tahun yg lalu. Saat itu
aku masih kuliah. Aku sedang sendirian di rumah, karena kedua orang tuaku
sedang pergi ke luar kota menghadiri sebuah acara. Sebenarnya, aku sudah sering
ditinggal sendirian di rumah. Tetapi entah mengapa, malam itu aku merasa sangat
kesepian. Setelah ragu-ragu sejenak, akhirnya aku memutuskan untuk menelpon
pacarku, Aryo, dan memintanya untuk menemaniku. Dia pun menyetujuinya bahkan
berencana untuk menginap.
60 menit kemudian, dia datang. Kami berbincang-bincang
sejenak. Karena malam itu adalah malam minggu, maka kami berencana untuk pergi
nonton. Satu hal yg tdk mungkin kulakukan saat orang tuaku ada di rumah.
Jam 9 malam kami keluar, namun kami tdk langsung menuju
gedung bioskop, melainkan mencari makan dulu. Setelah itu, kami memesan tiket.
Bioskop yg kami kunjungi ini dekat dgn rumahku, dan tdk terlalu ramai walau
malam minggu sekalipun. Jadi kami dapat bebas memilih tempat duduk. Seperti
biasa, kami memilih tempat duduk favorit kami. Barisan tengah, dekat tembok.
Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya film pun di putar.
Pada mulanya, kami hanya saling berpegangan tangan dan sesekali tangannya
membelai wajahku. Ketika film sudah setengah jalan, ada adegan dimana pemainnya
melakukan hubungan badan (yg kemudian disensor).
Aku meliriknya, dia terlihat acuh tak acuh, namun tiba-tiba
kurasakan tangannya mulai bergerak ke arah rokku. Saat itu aku memakai rok
selutut, sehingga tangannya dgn mudah berhasil menyelinap ke baliknya dan
membelai pahaku. Darahku mulai berdesir. Tanganku pun mulai bergerak membelai
daerah selangkangannya. Kami melakukan hal itu selama beberapa saat, hingga akhirnya
aku berkata,
“Masss, jangan di sini.”
Dia mengamati wajahku. Kemudian menghentikan aktivitasnya.
Film telah selesai, dan kami telah berada di rumah. Setelah
mengunci semua pintu dan mematikan lampu, aku pun naik ke lantai 2 menuju
kamarku. Kulihat Aryo sedang di kamar mandi. Aku mengganti bajuku dgn baju
tidur yg berbentuk daster, dan bergantian dgn Aryo masuk ke kamar mandi untuk
menggosok gigi. Ketika aku kembali ke kamar, Aryo sedang tidur di tempat
tidurku hanya memakai celana pendek, entah dia sudah benar-benar tidur atau
belum. Ketika sedang menyisir rambutku, kurasakan sebuah tangan memeluk
pinggangku dari belakang. Ternyata Aryo.
Dia sudah berdiri di belakangku sambil menciumi rambutku.
“Rambutmu wangi Dik, baru keramas ya..?” katanya lembut dekat
dgn kupingku.
Aku pun mengangguk. Dia menyibakkan rambutku dan menciumi
tengkukku. Tengkukku merupakan daerah sensitifku, dan perlakuannya itu
membuatku terangsang. Kubalikkan badanku menghadapnya, dan langsung menyambut
bibirnya. Kami berciuman dgn penuh nafsu dan tangannya mulai masuk ke balik
dasterku, meremas pantatku.
Tanganku mulai menelusuri punggungnya ke arah bawah, hingga
aku bisa meraih celananya dan langsung kulepaskan berikut celana dalamnya.
Kuremas batang penisnya yg sudah mengeras. Dia melepas bibirnya dari bibirku
dan mulai melepas pakaianku, mulai dari daster sampai BH-ku dgn cepat
dilepaskannya, hingga tinggal celana dalam saja yg melekat di tubuhku. Lalu dia
membopong dan membaringkan tubuhku di atas tempat tidur.
Setelah memposisikan tubuhnya di atas tubuhku, kami mulai
berciuman lagi. Namun kali ini, ciumannya tdk hanya pada satu tempat. Lidahnya
menelusuri seluruh bagian tubuhku, wajah, leher, dada, perut. Setelah menjilati
perutku, dia menuju ke arah payudaraku. Dijilatinya daerah sekitar puting
susuku, sementara tangannya meremas-remas payudaraku yg lain. Lidahnya mulai
mempermainkan puting susuku, lalu kadang-kadang dia menggigit atau menghisapnya
dalam-dalam. Aku mendesah keenakan sambil meremas rambutnya yg lebat.
Setelah puas dgn yg di sebelah kiri, dia pun pindah melahap
payudaraku yg sebelah kanan. Setelah itu lidahnya menelusuri perutku lagi,
namun begitu sampai di celana dalamku, dia langsung menggigitnya dan menariknya
hingga lepas. Dilebarkannya kedua kakiku dan dgn gerakan yg pasti dia
membenamkan kepalanya di antara kedua kakiku itu. Pertama, dia menjilati
klitorisku, membuatku menggelinjang menahan rasa geli. Kemudian lidahnya
digerakkan menuju bibir kemaluanku yg sudah sangat basah. Lidahnya dgn pasti
menyusup ke dalam lubang memekku, sementara tangannya terus meremas kedua
payudaraku.
Desahan-desahan terus keluar dari mulutku,
“Oh.. mmmmppphhhh.. nikmat sekali Mas.. ooh..!”
Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yg akan keluar, “
Maas, aku mau keluar..!”
Mendengar teriakanku ini, dia semakin bernafsu mempermainkan
liang senggamaku dgn lidahnya. Lalu aku merasa tubuhku menegang diiringi rasa
nikmat yg luar biasa, dan tanpa sadar kepalanya yg berada di antara pahaku
kujepit.
Dia menunggu orgasmeku lewat, dan setelah aku tenang dia
berbisik di telingaku, “Gimana rasanya..?”
“Enak sekali Mas..,” aku menjawab sambil tersenyum.
“Aku juga ingin merasakannya..,” dia berkata membalas
senyumanku.
Posisi kami sudah berbalik. Sekarang dia sudah berbaring di
bawahku. Aku mulai dgn menciumi bibirnya, wajahnya, lalu turun ke leher, dada
dan perut. Kuraba batang penisnya yg masih mengeras dan dgn perlahan kuarahkan
ke mulutku. Kujilati perlahan batang penis itu, dan setelah seluruh permukaannya
basah, aku pun memasukkannya ke dalam mulutku. Bagiku, ukuran batang penisnya
termasuk besar, sehingga aku harus membuka mulutku lebar-lebar agar seluruhnya
bisa masuk. Kukocok batang penisnya dgn mulutku, dan sesekali kuhisap. Aku
mendengar lenguhannya setiap kali penisnya kuhisap,
“mmmmppphhh.. ooh.. oohh..”
Mendengar lenguhannya itu, aku semakin bernafsu. Kupercepat
kocokanku dan lebih sering lagi kuhisap. Tdk berapa lama, dia mengalami
ejakulasi. Kurasakan air maninya di mulutku, yg kemudian langsung kutelan
semuanya.
Kuperhatikan wajahnya, dia nampak seperti kesakitan, namun
setelah selesai, dia menarik nafas.
Dia berkata,
“Terima kasih, sungguh nikmat sekali.”
Aku membalas dgn mencium lembut bibirnya, lalu berbaring di
sebelahnya.
Kami berdiam diri sejenak. Namun tdk berapa lama, tangan kami
mulai meraba-raba lagi. Dia meraba bibir kemaluanku, sedangkan aku meraba
batang penisnya. Bibir kami saling berpagutan, hingga kurasakan batang penisnya
kembali menegang dan liang senggamaku mulai basah. Kemudian dia berguling ke
atasku, kali ini batang penisnya digesek-gesekkan ke bibir kemaluanku. Bibir
kami masih tetap berpagutan. Tangannya mulai membimbing batang penisnya menuju
ke lubang memekku. Aku mulai merasa batang penisnya perlahan-lahan masuk.
Perlu diketahui, bahwa walaupun kami sudah sering berhubungan
atau bercinta dan bercumbu, namun saya masih perawan. Hal ini memang belum
pernah terjadi sebelumnya, karena memang keadaan diantara kami yg tdk
memungkinkan kami untuk bertindak ke hal yg lebih. Tetapi apa yg kami lakukan
saat ini benar-benar merupakan kesempatan buat kami merasakan sensasi hubungan
seks yg sebenarnya, selayaknya seorang suami yg mencumbu istri tersayangnya.
Dia memandang wajahku, dan ketika melihatku tersenyum, dia
mulai menggerakkan batang penisnya keluar masuk, walaupun baru bagian kepalanya
saja yg sudah masuk ke dalam liang keperawananku. Rasanya enak Tetapi sekaligus
juga geli. Kulihat dia pun menikmatinya.
Tiba-tiba dia berhenti dan bertanya, “Apa kamu mau
melakukannya..?”
Aku memandangnya, aku berpikir bahwa aku sudah berpacaran
dengannya lebih dari 4 tahun dan aku memang menginginkannya.
Aku pun menjawab mantap,
“Ya Mas, ayo lakukan..!”
Perlahan dia mulai mendorong batang penisnya masuk, namun
tiap kali aku meringis kesakitan, dia berhenti, lalu mulai lagi hingga akhirnya
batang penisnya benar-benar terbenam di dalam liang keperawananku. Aku merasa
kemaluanku begitu penuh hingga aku tdk dapat merasakan gerakan ototnya lagi.
Namun dia justru berkata,
“Aaah, enak sekali pijatanmu Dik..!” sambil menikmati
penetrasinya yg sukses dia lakukan.
Saya yg saat itu dilingkupi perasaan sakit karena baru
pertama kalinya ditembus oleh batang penis lelaki. Tetapi perasaan itu tdk lama
kurasakan, karena sebentar kemudian kurasakan kenikmatan setelah melihat
wajahnya yg begitu kusuka.
Setelah diam sesaat, dia mulai menggenjot batang penisnya
keluar masuk liangku yg saat itu sudah tdk lagi perawan. Tiba-tiba dia menarik
badanku ke pinggir tempat tidur hingga dia sekarang dalam posisi berdiri. Dia
kembali menggenjot, dan dia membasahi jarinya dgn ludah lalu mengusapkannya ke
klitorisku. Aku menggelinjang hebat. Rasanya nikmat sekali. Aku mulai
meremas-remas buah dadaku, namun kemudian dia menepis tanganku dan dgn penuh nafsu
melahap payudaraku. Aku merasakan sensasi yg sangat hebat.
Batang penisnya ada di dalam liang memekku, tangannya
mengusap-usap klitorisku dan mulutnya menghisap payudaraku.
“Ooohh.. enak Sayang.., ooh.. sungguh nikmat..!” erangku.
“Aku jg Sayang.., kita keluarkan bersamaan yah..?” katanya
ditengah-tengah permainan sex yg kami lakukan.
Setelah melakukannya dgn posisi yg sama selama kurang lebih
10 menit, kami pun mencapai orgasme secara bersamaan. Dan kemudian tergeletak
lemas karena kelelahan. Saat itu sudah pagi, namun kami tidur dgn lelap hingga
hari menjelang sore.
No comments:
Post a Comment