Perkenalkan namaku Sonia aku wanita berusia 32 tahun,
kebetulan aku ini seorang janda yang ditinngal mati suamiku. Aku mempunyai
seorang anak perempuan yang bernama Delima. Anak gadisku ini memiliki
kecantikan yang menurun dariku, selain cantik Delima juga mempunyai Prestasi
diMasa sekolahnya. Keturunan pandai yang dimiliki oleh Delima ini keturunan
dari almarhum Ayahnya. Delima dapat menyelesaikan pendidikan SMU-nya pada usia
16 tahun.
Betapa beruntungnya Delima ini, setelah tamat SMU Delima langsung
dilamar oleh seorang pengusaha muda yang kaya raya yang bernama Erlang. Erlang
ini sebenaranya Masih saudara jauh kami, kami sekeluarga besar sudah menyetujui
dan mendukung perjodohan dan pernikahan itu. Dengan alasan keluarga besarku
agar meringankan bebanku karena aku single parent, maka Delima-pun menyetujui
perjodohan itu.
Sebenarnya pernikahan diusia Delima yang Masih 16 tahun itu,
menurutku Masih terlalu dini untuk dia. Namun menurut keluarga besarku, pada
usia 16 tahun sudahlah cukup usia untuk menjalani bahtera rumah tangga, aku-pun
dulu juga menikah pada usia 16 tahun sama seperti usia Delima sekrang. Selisih
usia Delima dan Erlang terpaut sangat jauh, delima berusia 16 tahun dedangkan
Erlang 34 tahun.
Saya sangat senang dengan sifat Erlang calon menantuku ini,
dia seoramg laki-laki yang bijaksana dan sangat mengerti kepada putriku. Karena
Delima ingin sekali meneruskan pendidikanya, Erlang mengijinkan istrinya untuk
melanjutkan sekolahnya kejenjang yang lebih tinggi. Singkat cerita setelah Delima
melahirkan anak pertamanya yang kebetulan dikaruniai anak putri, menantuku
Erlang melarangku untuk bekerja keras.
Hal itu dilakukan Erlang bertujuan agar aku dapat membantu
merawat anakku dan putri pertamanya itu. Diusia Delima yang tergolong Masih dini
untuk menikah itu, maklum saja jika Delima belum begitu mahir dalam merawat
putrinya. Lagian Delima ini juga Masih harus melanjutkan pendidikannya di salah
satu universitas yang kebetulan dia memilih jurusan kedokteran.
Di Masa-Masa ini aku amatlah bahagia, karena kehidupanku
berubah menjadi baik, dan lagi aku bisa merawat cucu pertamaku yang bernama
Olivia. Singkat cerita cucu pertamaku ini sangat dekat dan sayang sekali
padaku, dengan panggilan Bunda dia memanggilku. Selain cucuku yang dekat
denganku, menantuku Erlang juga sangat dekat denganku, mungkin karena usia kami
tidak selisih jauh.
Dari sinilah awal ceritaku ini, tak jarang Erlang sering
menatapku dengan pandangan mata yang kurasa-rasakan sangat aneh. Dia sering
menatapku dengan tatapan seperti menatap istrinya, sehingga aku sering merasa
janggal jika melihat pandangan mata yang nampak buas. Perhatian Erlang kepadaku
bahkan sangat berlebihan, tak jarang Erlang memintaku untuk membantu dia
menyiapkan keperluanya.
Hal yang sering diminta oleh erlang yaitu, menyiapkan menu
makan, baju ganti, bahkan sampai-sampai aku menyiapkan air untuk mandi dia, hal
itu membuatku berkata dalam hati ( aku ini istrinya, atau mertuanya). Tapi
yasudahlah aku anggap perhatianya itu layaknya menantu dan mertua. Sebagai balasan
kasih sayangku kepada Erlang, aku sering mendapat hadiah dari Erlang melebihi
istrinya.
Sebenarnya aku juga risih dengan hal itu, tapi untung saja
Delima tidak pernah memperhSonian hal ini karena dia sibuk dengan
pendidikannya. Terkadang aku sering menasehati Delima agar lebih memperhSonian
suaminya tetapi Delima selalu saja mengabaikan nasehatku itu. Bahkan dia lebih
sering bergaul dengan teman-teman kuliahnya dibandingkan dengan anak dan
suaminya.
Tak jarang Erlang lebih sering berkeluh kesah kepadaku
mengenai segala sesuatu tentang kehidupannya. Semenjak Delima menikah tanpa
sadar birahi seksku mulai bangkit lagi. Dulu sepeninggal suamiku aku sempat
menjadi dingin terhadap laki-laki. Sampai suatu malam, ketika malam pertama
Delima aku sempat iri terhadap putriku karena aku mendengar desah nikmat
persetubuhan Delima dengan Erlang.
Aku sering kesepian dikamar bahkan aku sering membayangkan
kegagahan Erlang. Aku sering mimpi aku disetubuhi oleh Erlang. Tetapi setelah
kelahiran Olivia kulihat Erlang sering menampakkan kecewaannya setelah
bersetubuh dengan Delima bahkan karena saking kesalnya, Erlang sering
mengadukan hal ini padaku. Bahkan secara tersirat bahkan Erlang mau bersetubuh
denganku.
Aku tetap menasehati Erlang agar tetap sabar dan menolak kemauannya
karena itu akan menyebabkan keaiban keluarga. Malang tak dapat ditolak, untung
tak dapat diraih. Suatu hari Delima mengalami kecelakaan sewaktu bepergian
dengan teman-temannya. Ketika itu mereka dalam keadaan mabuk sewaktu
mengendarai mobil, sehingga itu menyebabkan Delima terperosok kedalam jurang.
Hal itu menyebabkan Delima dan semua penumpang yang berada
didalam mobil tidak ada yang selamat. Dengan keadaan itu Erlang sangat berduka
dan malu karena kejadian itu, aku pun sangat malu dengan kelakuan Delima. Aku
minta maaf atas kelakuan putriku kepada Erlang. Akupun berinisiatif mengambil
seorang suster yang muda dan cantik bernama Melani untuk merawat Olivia.
Hal itu bertujuan agar Erlang tertarik kepada Melani, aku
rela Erlang menikahi Melani untuk menggantikan Delima. Tetapi Erlang sama
sekali tidak tertarik pada Melani, bahkan Erlang sering memperhSonianku dan aku
merasakan hal ini. Sebulan setelah kematian Delima, Erlang mengajakku untuk
menemui keluarga besar kami dan dia dengan nekad mengajukan usul untuk
menikahiku.
Hal itu dilakukan erlang dengan alasan aku harus bertanggung
jawab atas kelakuan Delima putriku. Erlang bahkan mengancamku bila aku tidak
mau menjadi pengganti Delima putriku, dia akan pindah kekota lai dengan membawa
Olivia pergi dan aku tak boleh mendekati Olivia lagi. Saat itu Aku menjadi
kebingungan, disatu sisi memang aku dapat mencapai impianku melayani Erlang
seutuhnya.
Namun dalam hatiku di sisi lain mengatakan hal ini akan
melanggar norma-norma umum. Tetapi pada akhirnya setan memberikan jalan agar
rencana ini dapat terkabul bahkan keluar besar menyetujui bahkan mendorong aku
untuk permintaan itu dengan alas an agar keluarga kami dapat utuh kembali
bahkan aku tetap kaya raya. Rencana pernikahan kami-pun ini berjalan dengan mulus
karena Erlang orang terpandang.
Mulai dari Penghulu, kantor agama dan hal yang menyangku
tentang pernikhan kami-pun dapat diatur dengan baik sehingga pernikahan kami
berjalan dengan mulus.Waktu akad nikah aku didandani oleh salon terkenal yang
dipilih Erlang sehingga sewaktu melihat dicermin aku tak mengenali diriku lagi,
yang kulihat adalah seorang gadis muda yang siap memberikan pelayanan yang
komplit kepada suaminya.
Semua keluarga terMasuk Erlang kagum melihat kecantikanku
itu. Bahkan Erlang mengatakan kepadaku agar tidak berganti pakaian sewaktu
melayaninya. Pesta pernikahan berjalan lancar. Disore hari kami sudah sampai
rumah untuk melakukan ritual malam pertama kami. Olivia dan susternya Melani
kami titipkan dirumah keluarga kami agar tidak mengganggu malam pertama kami.
Olivia merengek minta ikut pulang tapi setelah kuhibur bahwa
Bunda harus melayani ayahnya secara total, akhirnya dia mau mengerti. Hatiku
berdebar-debar membayangkan aku berduaan bermesraan bersama suamiku, aku
membayangkan dimana aku disetubuhi pertama kali oleh almarhum suamiku 10 tahun
yang lalu. Aku membayangkan kesakitan pertama kali aku diperawani dulu.
Pada waktu aku bersetubuh dulu aku hanya tidur terlentang dan
suamiku langsung meMasukan kemaluannya ke maluanku tanpa prolog sama sekali
bahkan bajuku nyaris tidak dibuka tidak seperti cerita teman-temanku. Sesampai
dirumah aku minta ijin suamiku aku menyiapkan jamu kuat sex untuk suamiku
tetapi suamiku menolak dengan alasan ia sanggup memuaskanku sampai 10 ronde
sekalipun.
Bahkan sambil bercanda dia kasihan nanti aku tidak kuat
melayani nafsunya. Akupun minta ijin Masuk kekamar pengantin lebih dulu untuk
mempersiapkan diri terlebih dulu suamiku mempersilahkan aku Masuk dan berkata
setengah jam kemudian dia akan menyusul. Suamiku lalu pergi mengunci pintu
–pintu rumah karena sepanjang malam nanti dia akan menyetubuhiku.
Sesampai dikamar aku merapihkan pakaianku mencuci
kewanitaanku dan menyemprotkan parfum kebagian penting diriku. Wangi parfum
bercampur keringatku menambah sexy bau diriku sehingga akan merangsang lawan
jenisku. Setelah itu aku duduk ditempat tidur sambil berdebardebar menunggu
persetubuhan kami yang pertama. Tak lama kudengar ketukan lembut suamiku dan
Erlang kupersilahkan Masuk.
Erlang-pun Masuk setelah Masuk dan mengunci pintu dan Erlang
bergegas ke kamar mandi. Dia akan menggosok gigi dan pipis. dan tak sangka
setelah selesai dia menyabun dan mengeringkan kemaluannya. Rasanya hal yang
jarang dilakukan laki-laki. Setelah itu dia duduk disebelahku,
“ Sonia, kamu sudah tahu apa yang akan kita laku kan? ”,
katanya lirih di telingaku.
Saat itu terasa merinding aku mendengarnya, dan aku hanya
menganguk.
“ Ya aku tahu… ”, jawabku.
Belum selesai aku menjawab, kurasakan bibirnya sudah menyentuh
leherku, terus menyusur ke pipiku. Dengan tubuhnya bergeser merapat, bibirku
dilumatnya dengan lembut. Ternyata dicium laki-laki bibir tebal itu nikmat
sekali, aku bisa mengulum bibirnya lebih kuat dan ketebalan bibirnya memenuhi
mulutku. Sensasi nikmat yang belum pernah kudapat.
Ketika sedang kunikmati lidah Erlang yang menjelajah di
mulutku, kurasakan tangan besarnya mereMas lembut buah dadaku. Oughhh…, buah
dadaku ternyata tercakup seluruhnya dalam tangannya. Dan aku rasanya sudah
tidak kuat menahan gejolak birahiku, padahal baru awal pemanasan. Kututup
mataku dan kubalas dengan agresif ciumam suamiku.
Lama sekali kami berciuman lidah kami saling membelit dan
ludah kamipun bercampu menjadi satu. Pertamakali ini aku berciuman dengan
seorang laki-laki. Almarhum suamiku dulu orangnya kolot dan tidak pernah mau
berciuman. Bagi almarhum berhubungan sex hanya untuk menambah keturunan dan
bukan untuk kenikmatan. Nafsuku mulai naik maka taksegan-segan aku merintuh
kenikmatan.
Tiba-tiba Erlang melepaskan ciumannya, sehingga aku gelagepan
dan kecewa atas perlakuannya itu karena nafsu sexku sudah naik. Erlang
menatapku dengan tajam dan akupun menantang dengan membalas menatapnya dengan
tajam. Erlang menanyakan sekali lagi apakah aku rela menyerahkan tubuhku untuk
disetubuhi ? lalu aku langsung menjawab bahwa aku rela melayaninya malam ini
karena aku istrinya.
Karena malam ini aku adalah istri sahnya dan dengan jengkel
kubalas kenapa dia berulang kali Masih meragukanku dan dijawab oleh Erlang ,
dia takut aku terpaksa melayaninya karena dari dulu dia sebenarnya lebih suka
denganku daripada dengan Delima. Untuk membuktikan ucapank aku langsung mulai
menanggalkan pakaianku hingga aku telanjang bulat.
Erlang ternganga melihat kondisi tubuhku yan terawat baik bak
seorang wanita remaja dan tidak kalah dengan tubuh Delima. Setelah aku
telanjang bulat akupun langsung sungkem mencium kaki dihadapannya tanda aku
benar-benar pasrah sebagai seorang istri dan siap disetubuhi. Akupun ditarik
bangun dan Erlang minta aku membuka pakaiannya agar sama-sama telanjang.
Langsung kutelanjangi tubuhnya dan tak lama kemudian berdiri
seorang lelaki yang sangat macho. Sehingga akupun amat bangga menjadi istrinya.
Setelah kami berdua telanjang bulat tanpa ragu-ragu aku dibimbing Erlang ketempat
tidur dan kemudian aku direbahkan sambil Erlang menelungkup disampingku. Aku
menutup mataku kembali meMasrahkan tubuhku dijamah oleh Erlang.
Pelan-pelan bibirku dicium Erlang. Kuluman itu langsung
kusambut dan tak lama kemudian tangan Erlang mulai mengelus rambutku kemudian
turun membelai punggungku terus turun merabah pantatku. Pantatkupun
direMas-reMasnya nafsuku langsung naik sehingga akupun menggigil tanpa sadar
pahaku membuka dan akupun siap menerima penetrasi Erlang Tetapi Erlang nakal
dia Masih menjelajahi tubuhku.
Akupun bagai cacing kepanasan menerima perlakuan itu.
Ciumannya dibibirku langsung turun kebawah dan berhenti dibuah dadaku. Buah
dadaku disedot-sedot bergantian Rangsangan seperti ini belum pernah kudapat
sampai usiaku setua ini. Aku membayangkan Delima kelojotan menerima rangsangan
dari suaminya Sehingga terbersit pikiran jahatku alangkah beruntungnya akhirnya
aku yang menjadi istri Erlang menggantikan anakku.
Perlahan-lahan ciuman itu merambat kepusarku dan tangannya
mulai merabahi pahaku. Ketika ciuman itu terus merambat turun kekakiku aku
menolak karena menurutku sangat tidak pantas seorang suami menciumi telapak
kaki istrinyanya tetapi Erlang bersikeras karena menurut dia kakiku sangat
terawat dan mulus san salah satu sebab dia memilihku sehingga aku akhirnya
mengalah.
Akupun merasakan sensasi aneh ketika suamiku menciumi telapak
kakiku. Kemudian ciumannya merambat lagi naik menuju kewanitaanku. Kali ini
diciumnya bulu tipis kemaluanku dan aku rasakan bibir kemaluanku dibuka dengan
dua jari. Dan akhirnya kembali kemaluanku dibuat mainan oleh bibir Erlang,
kadang bibirnya dihisap, kadang klitorisku.
Tetapi hal yang membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya
Masuk di antara kedua bibir kemaluanku sambil menghisap kllitoris. Erlang benar
benar mahir memainkan kemaluanku. Hanya dalam beberapa menit aku benar-benar
tak tahan. Dan aku mengejang dan dengan sekuatnya aku berteriak sambil
mengangkat pantatku supaya merapatkan kllitorisku dengan mulutnya.
Kemudian kureMas-reMas kepalanya yang botak, untuk kedua
kalinya aku Klimaks hanya dengan bibir dan lidah Erlang. Erlang terus mencumbu
kemaluanku, rasanya belum puas dia memainkan kemaluanku hingga kembali bangkit
birahiku dengan cepat.
“ Mas… , setubuhi aku sekarang aku sudah tak kuat lagi … ”,
kataku memohon sambil merintih dan kubuka pahaku lebih lebar.
Aku sudah terangsang hebat sehingga aku tak kuat menahan
gejolak nafsuku sehingga akhirnya Klimaks untuk pertama kali. Lendir Kawinku
disedot habis oleh suamiku.
Dan dengan berdebar menunggu dengan semakin berharap.
Sepintas kulihat, kemaluan Erlang sudah maksimal, tegak hampir menempel ke
perut. Dan saat Erlang pelan-pelan kembali menindihku, aku membuka pahaku makin
lebar.
Sungguh serasa tidak sabar kewanitaanku menunggu Masuknya
kemaluan raksasa itu. Aku pejamkan mata. Cukup lama kemaluan suamiku Masuk
kekewanitaanku karena selain kemaluan Erlang yang besar kewanitaanku juga belum
pernah diMasukin selama 12 tahun sehingga seperti perawan saja dan itu juga
karena Delima dilahirkan lewat operasi.
Aku berbisik pada Erlang agar pelan-pelan karena aku sudah
lama tidak disetubuhi. Aku berteriak kesakitan seperti diperawani ketika
kemaluan Erlang mulai menerobos Masuk. Dan Erlang mulai mendekapku sambil terus
mencium bibirku lagi, kurasakan di antara bibir kemaluanku mulai tersentuh
ujung kejantanan raksasa. Sebentar diusap-usapkan dan pelan sekali mulai
kurasakan bibir kemaluanku terdesak menyamping. Terdesak benda besar itu.
Oughhh, benar benar kurasakan penuh dan sesak liang kemaluanku diMasuki kejantanan
suamiku itu. Aku menahan nafas. Dan nikmat luar biasa. Mili per mili. Pelan
sekali terus Masuk kemaluannya.
Aku mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya.
Terus… Terus… Akhirnya ujung kejantanan itu menyentuh bagian dalam kemaluanku,
maka secara refleks kurapatkan pahaku, tapi betapa aku terkejut. Ternyata
sangat mengganjal sekali rasanya, besar, keras dan panjang. Erlang terus
menciumi bibir dan leherku. Dan tangannya tak henti-henti meremas-remas buah
dadaku.
Tapi konsentrasi kenikmatanku tetap pada kejantanan besar
yang mulai beraksi dipompakan halus dan pelan. Mungkin Erlang menyadarinya,
supaya aku tidak kesakitan. Aku benar benar cepat terbawa ke puncak nikmat yang
belum pernah kualami. Nafasku cepat sekali memburu, terengah-engah. Aku benar
benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan kejantanan besar itu.
Kenikmatan, keanehan, tidak bisa kutuliskan, maka hanya dalam
waktu yang singkat aku makin tak tahan. Dan Erlang tahu bahwa aku semakin
hanyut. Maka makin gencar dia melumat bibirku, leherku dan reMasan tangannya
makin kuat. Dengan tusukan kemaluan Erlang yang agak kuat dan dipepetnya
kllitoris-ku, ditambah dengan goyanganya yang liar, hal itu membuat aku
menggelepar.
Mulailah tubuhku mengejang, tanganku mencengkeram kuat-kuat
sekenanya. Kewanitaanku menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat,
benar-benar puncak kenikmatan yang belum pernah kualami senikmat seperti
sekarang. Oughhh, aku benar benar menerima kenikmatan yang luar biasa. Aku tak
ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan kenikmatan.
“ Oughhhhh…. enaknya… Ssss… Aghhh… aku keluuuuuar lagi Mas…
Aghhh… ” ucap puasku merasakan klimaksku lagi.
Aku sendiri terkejut atas teriakkan kuatku. Oh, setelah
selesai, pelan pelan tubuhku lunglai, leMas. Setelah dua kali aku Klimaks dalam
waktu relatif singkat, namun terasa nyaman sekali, Erlang membelai rambutku
yang basah keringat. Kubuka mataku, Erlang tersenyum dan menciumku lembut
sekali, tak henti hentinya buah dadaku diremas-remas pelan.
Tiba tiba, serangan cepat bibirnya melumat bibirku kuat dan
diteruskan ke leher serta tangannya mereMas-remas buah dadaku lebih kuat.
Birahiku naik lagi dengan cepat, saat kembali Erlang memompakan kejantanannya
semakin cepat. Uuhh, sekali lagi aku mencapai Klimaks, yang hanya selang beberapa
menit, dan kembali aku berteriak lebih keras lagi.
Erlang terus memompakan rudalnya dan kali ini Erlang ikut
menggelepar, wajahnya menengadah. Satu tangannya mencengkeram lenganku dan
satunya menekan buah dadaku. Aku makin meronta-ronta tak karuan. Puncak
kenikmatan diikuti semburan sperma yang kuat di dalam kewanitaanku, menyembur
berulang kali, seperti yang pernah kulihat.
Oughhh…, terasa banyak sekali cairan kental dan hangat
menyembur dan memenuhi kewanitaanku, hangat sekali dan terasa sekali cairan
yang keluar seolah menyembur seperi air yang memancar kuat. Setelah selesai,
Erlang memiringkan tubuhnya dan tangannya tetap mereMas lembut buah dadaku
sambil mencium wajahku. Aku senang dengan perlakuannya terhadapku.
“ Sonia, kamu luar biasa, kewanitaanmu nikmat sekali, Masih
sempit dan tetapi kuat seakli cengkramanya”, pujinya sambil membelai dadaku.
“ Kamu juga. Kamu hebat. Bisa membuat aku Klimaks beberapa
kali, dan baru kali ini aku bisa Klimaks beberapa kali dan merasakan kejantanan
raksasa. … ” ucapku balik memujinya.
“ Emmm… Jadi kamu suka dengan punyaku? ”, godanya sambil
menggerakkan kejantanannya dan membelai belai wajahku.
“ Iya suamiku… Erlang, kamu punya kejantanan yang besar ,
keras dan tahan lama tak seperti almarhum suamiku dulu ”, jawabku jujur pada
Erlang.
Memang sebelumnya aku hanya penasaran dan hanya bisa
membayangkannya, tapi ternyata memang luar biasa. Erlang memang sangat pandai
memperlakukan wanita. Dia tidak langsung mencabut kejantanannya, tapi malah
mengajak mengobrol sembari kejantanannya makin mengecil. Dan tak henti-hentinya
dia menciumku, membelai rambutku dan paling suka membelai buah dadaku.
Aku merasakan cairan sperma yang bercampur cairanku mengalir
keluar. Aku berharap hamil dan mendapat seorang anak dari Erlang. Benar juga
bila aku tadi memaksa Erlang minum jamu aku yang akan kuwalahan tidak minum
jamu saja badanku seakan rontok mengimbangi permainannya. Singkat cerita
hubungan kamipun berjalan dengan langgeng dan damai. Sungguh hal yang tak
terduga, aku bisa menjadi istri dari almarhum putriku sendiri.
No comments:
Post a Comment