DEWALOTTO

DEWALOTTO
Tersedia 6 Bank BCA, BNI, MANDIRI, BRI, DANAMON dan NIAGA ™DAFTAR™ Klik Gambar Diatas*****

Sunday, 15 January 2017

Certa Sex - Petualangan Si Ines..

Aqu bekerja sebagai pembantu disebuah rumah tangga. Keluarga itu terdiri dari sepasang suami istri yg telah berumur. Karena anak2nya telah menikah dan tak tinggal bersama mereka, pasangan manula itu menerima kos2an. Yg kos disitu hanya seorang, lelaki, umurnya 40 tahunan lah, Donni namanya. Aqu memanggilnya dgn sebutan om Donni, dan dia gak berkeberatan.


Om Donni suka bawa perempuan abg ke kamarnya. Memang kamarnya terpisah dari bangunan utama dimana pasangan manula itu tinggal. Dia keluar masuk tak lewat pintu utama tapi lewat pintu samping disebelah garasi. Garasinya cukup besar sehingga muat 2 mobil berjajar, mobil si bapak dan om Donni. Perempuan yg dibawa sering ganti2, tapi semuanya seksi. Buah dada dan pantatnya besar. Kalo telah dikamar, aqu suka nguping.

Terdengar cekikikan, tapi gak lama kemudian terdengar erangan si perempuan, pasti sedang dien tot. Nafsuku berkobar2 kalo sedang nguping dia bercinta. Tanpa terasa aqu sering meremas2 buah dadaku sendiri yg gak kalah gedenya dgn buah dada abg nya. Saking nafsunya, tanganku kemudian merogoh kedalam CD ku mengilik klitorisku sendiri sehingga tanpa sadar aqu terengah2 sendiri didepan kamarnya.

Ketika membersihkan kamarnya, aqu membuat posisi kordennya sedemikian rupa sehingga aqu bisa ngintip kedalam kamar. Dia tak mengetahui bahwa aqu bisa ngintip kedalam kamarnya, dan dari tempat aqu ngintip, aktivitas yg dilaqukan di ranjang bisa aqu lihat dgn jelas. Suatu malem, aqu lihat dia bawa abg lagi ke kamarnya. Setelah mereka masuk kamar, segera aqu ngintip mereka berdua. Dia sedang menelanjangi perempuannya, lalu ditelentangkan di ranjangnya. Buah dadanya besar, putingnya juga besar, berdiri tegak. Rambut kemaluannya lebat. Gak lama kemudian dia bergabung dgn perempuannya diranjang, bertelanjang bulat. Aqu terkejut melihat kemaluannya yg besar dan panjang, telah ngaceng dgn kerasnya. Dibandingkan dgn kemaluan suamiku di kampung, suamiku punya gak ada apa2nya.

Aqu memang telah menikah, seperti kebiasaan orang kampung, anak perempuan masih belasan tahun telah dinikahkan. Suamiku tetep tinggal didesa mengerjakan sawah milik bapakku. Dgn alasan mencari tambahan, aqu bekerja sebagai pembantu di kota. Aqu pulang kampung gak menentu, tergantung uang yg aqu kumpulkan telah cukup banyak atau belum. Karena tinggal misah makanya aqu belum hamil, aqu juga belum mau hamil karena aqu merasa masih abg juga.

Melanjutkan intipanku, dia telah menancapkan kemaluan gedenya di kemaluan perempuannya, si perempuan telah mulai mengerang keenakan karena enjotan kemaluan om Donni di kemaluannya. Aqu tak dapat menahan nafsuku, segera aqu kembali kekamar. Seluruh pakaian aqu buka dan aqu mulai meremas buah dadaku dan mengilik klitorisku sendiri, makin lama nafsuku makin memuncak sampai akhirnya dgn erangan panjang aqu nyampe juga. Pengen rasanya aqu ngerasain kemaluannya keluar masuk di kemaluanku. Selanjutnya setiap dia membawa abg ke kamar, aqu selalu ngintip aktivitasnya dan berakhir dgn terkaparnya aqu diranjangku setelah nyampe akibat ngilik klitoris sendiri.

Aqu mulai pasang aksi untuk memikat dia. Suatu malem minggu, dia tak kemana2. Aqu mengenakan baju terusan dari bahan kaus yg ngepas di badan. Agak mini sehingga pahaqu terlihat dgn jelas. Bagian dadanya agak terbuka, aqu tak mengenakan bra sehingga buah dadaku yg montok bergerak2 kalo aqu berjalan. Kalo aqu membungkuk, buah dadaku seakan mau loncat keluar dari belahan bajuku di dada. Aqu make CD yg mini, karena memang semua CDku yg tak banyak itu mini modelnya, malah ada yg minim sekali.

“Om, kok ngajak perempuannya”, tanyaqu sembari menyiapkan makan malem. Untuk yg punya rumah, meja makannya terpisah di ruang utama. Mereka sedang dan pergi menginap dirumah salah satu anaknya. “Enggak”, jawabnya sembari menyuap makanan yg kuhidangkan. Sengaja aqu membungkukkan badanku ketika meletakkan lauknya di meja makan. Dia melirik ke arah buah dadaku yg montok. “Emangnya om gak pengen”, pancingku lagi. “Pengen apa”, tanyanya. “Kan biasanya sama perempuannya, asik2an”, godaqu lagi. “Kamu suka nguping ya”, katanya sembari tersenyum. “Gak usah nguping juga kedengaran kok om, perempuannya keenakan”, jawabku lagi. Dia diam saja dan meneruskan makannya.

Aqu menambah air minumnya, ketika menambah air posisiku agak membungkuk. Kulihat matanya segera menerobos belahan dadaqu dan ‘menjilat’ buah dadaku. “Kamu montok ya Nes”, katanya, kelihatannya usahaqu untuk memancing perhatiannya mulai ada follow upnya. “Besar gitu, sering diremes ya Nes”, katanya lagi. “Siapa yg ngeremes om, paling Ines remes sendiri”, jawabku terus terang. “Kok diremes sendiri”, tanyanya. “Abis gak ada yg ngeremesin sih”, kataqu sembari tersenyum menggoda. “Aqu remesin mau enggak”, katanya lagi to the point. “Ntar perempuannya marah”, kataqu. “Aqu gak punya perempuan kok”, jawabnya. “Yg suka om bawa itu siapa”, tanyaqu. “Cuma temen, dia pengen aqu juga pengen, jadilah”, jawabnya. “Temennya banyak ya om, perempuannya ganti2 terus”, kataqu lagi. “Bosen dong kalo sama yg itu2 terus, kan perlu variasi”, jawabnya lagi. “Mau gak aqu remes”. “Kok om mau ngeremes Ines sih, kan Ines cuma pembantu”, kataqu. “Biar kamu pembantu tapi kamu gak kalah cantik dan sexi sama abg, lagian kamu masih abg juga kan”, jawabnya. Aqu tau dia telah terangsang dgn omongan barusan. Aqu diam saja, membereskan peralatan makan dan kubawa ke dapur. Demikian juga dgn makanan yg tak habis dimakan, aqu bawa dan simpan di lemari dapur. Aqu mencuci peralatan makan.

Dia berdiri dibelakangku, memelukku dan tangannya langsung meremes buah dadaku. “Nes, buah dada kamu kenceng ya, besar lagi”, katanya sembari terus meremes buah dadaku. Nafsuku telah berkobar, aqu berhenti memncuci peralatan makan dan bersandar didadanya menikmati remasan tangannya di buah dadaku. Tangan satunya segera mengelus pahaqu, sedikit demi sedikit tangannya naik dan terasa bajuku tertarik sampai atas. Kemudian tangannya ke selangkangan dan jarinya menggesek-gesek bagian sensitif ku dari atas CD. “Nes, telah basah sekali”, katanya. “Kamu telah nafsu ya”. Mendengar itu aqu tambah terangsang dan aqu semakin merenggangkan kaki. Kemudian aqu merasakan jarinya menyelinap ke balik cd dan terus masuk ke kemaluan ku. “Rambut kemaluan kamu lebat ya Nes, panter nafsu kamu besar”, katanya. Gerakan jarinya enak sekali, dia pintar memainkan jarinya, apalagi setelah dia menambah jarinya untuk masuk ke kemaluan ku. aqu sendiri telah tak ingat lagi apakah waktu itu aqu sempat mengeluarkan suara atau tak. tangan yg satu tetep meremas-remas buah dada ku.

Beberapa saat aqu biarkan dia begitu karena aqu juga merasa enak sekali. Kemudian aqu membalikkan diri dan berhadap-hadapan dgn dia. Tangannya seperti tergesa-gesa merauk baju di kedua pundak ku dan ditarik ke bawah hingga terbuka dada ku. Kemudian dia menjilat dan mengisap-isap puting ku. aqu benar benar terangsang dan telah tak bisa mengatur diri lagi. aqu juga mulai gemes dan menggenggam kemaluannya dari atas celananya, terasa telah menegang dan terasa ukurannya besar sekali. Begitu penasaran hingga aqu menarik kepalanya yg sedang berada di dada ku dan aqu cium bertubi-tubi.

Dia aqu dorong sedikit-sedikit ke belakang sampai menubruk kursi di belakang nya. Kemudian aqu paksa duduk dia. Resleting celananya aqu buka dan segera bersama dgn cdnya aqu turunkan. Dia hanya diam melihat apa yg aqu laqukan. kemaluannya besar dan panjang dan tak sabar lagi aqu untuk menciumnya, menjilat sekitar ujungnya. Baru sebentar saja telah terasa cairannya keluar sedikit dari ujungnya. Selanjutnya mulai kuemut. Terasa kemaluannya penuh di mulut. Tapi baru sebentar dia telah minta segera dilepas karena gak mau keluar di mulutku.

Setelah aqu lepas kemaluannya dari mulut, aqu segera naik keatasnya yg sedang duduk di kursi itu. aqu juga telah tak sabar lagi, kapan cd dilepas juga aqu tak ingat lagi. kemaluannya aqu genggam dan sedikit-sedikit aqu masukkan ke kemaluanku, terasa kemaluan yg besar masuk. Dia sedikit menarik nafas ketika kemaluannya masuk. “Om, enak banget deh kemaluannya…”, kataqu. “Kamu dah nafsu banget ya Nes”, jawabnya. Ketika aqu mulai gerak, dia berkali-kali mendesah dan memanggil-manggil namaqu. aqu juga tak bisa menahan perasaan yg enak itu dan berkali kali menyebut-nyebut namanya.

Akhirnya dia tak tahan juga berdiam diri, segera dia memeluk aqu dan membenamkan mukanya ke dadaqu. aqu hanya dapat mengelus-elus rambutnya yg ikal itu. Berkali-kali kemaluannya aqu jepit dan setiap di jepit, aqu juga merasakan enak di dalam kemaluanku. Tapi dia tak bisa lama-lama, dia bilang telah tak tahan lagi, tapi aqu tak ingin selesai sekarang, aqu sedang benar-benar menikmati kemaluan besarnya. Dia taqut pejunya keluar di dalam aqu, tapi aqu telah bilang biar keluar di dalam. Belum sempat aqu puas dia akhirnya ngecret juga terasa berkali-kali pejunya keluar dari kemaluannya. aqu diam sampai dia tenang. “Nes, nikmat banget deh kemaluanmu. Lebih nikmat dari semua abg yg pernah aqu en tot. kemaluanmu kerasa banget empotannya. Kamu udah pengalaman ngempot ya Nes”, katanya terengah. “Enggak kok om, cuma diajari suami di kampung aja”, jawabku. “O kamu dah kawin toh, panter nafsunya besar banget, dah lama gak ngerasain kemaluan masuk kemaluan kamu ya”. katanya sembari tersenyum.

Aqu bangkit dari pangkuannya. Terasa pejunya mengalir keluar dari kemaluanku. Dia segera menarik aqu kekamarnya. “Terusin di kamarku ya Nes”, katanya. Terasa dia mulai menciumi rambut ku dari belakang dan terasa bibirnya menyentuh kuduk dan berkali kali mengecupnya, aqu menjadi terangsang ketika itu dan terus dia menciumi punggung ku. Terus dia memegang kedua lengan ku dan membalikkan badan ku sehingga berhadapan. Dia memandang muka ku dari dekat dan salah satu tangannya memegang dan meremas remas buah dada aqu. Kemudian dia mencium aqu dgn nafsunya dan aqu pun menerimanya dgn saling menghisap lidah. aqu begitu terangsang hingga terasa kemaluanku semakin basah.

kemudian aqu duduk di tempat tidurnya dan terus merebahkan diri. kedua kaki aqu dia pegang dan perlahan-lahan dia buka hingga selangkangan aqu terlihat lebar-lebar, kemudian kaki kutekuk. Sembari menciumi paha ku, sedikit demi sedikit kepalanya terus naik ke atas. Ciumannya begitu membuat aqu terangsang dan aqu telah sedikit mendesah, apalagi ketika bibirnya telah dekat benar dgn selangkangan. Kemudian dia berkata “Nes, telah basah sekali…keluar banyak sekali. Kamu dah nafsu lagi ya”.

Mendengar itu aqu jadi bertambah terangsang, “Om…jilat…dong…”, desahku. Mukanya segera dibenamkannya di selangkangan ku, dan tak tahan lagi, kepalanya aqu pegang dgn agak kuat dan aqu tekan ke mulut kemaluanku. Terasa dia mulai menjilat dan menciumi sekitar klitorisku, dan terasa sekali lidahnya bergerak kesana kemari, benar-benar nikmat, beberapa kali klitorisku dikulumnya. Tapi dia tak sampai memasukkan lidahnya ke dalam kemaluanku. Ini nikmat sekali, tak seperti kemaluan, lidahnya terasa seperti benda hidup yg bergerak berak di dalam kemaluanku, dia begitu pintar memainkan lidahnya.

Dia naik ke tempat tidur. kemudian aqu minta merubah posisi agar aqu dapat mendekat ke kemaluannya. segera aqu pegang kemaluannya sembari mengelus-elus pangkal kemaluannya. Kepala kemaluan beberapa kali aqu kecup dan di jilat, terutama ujungnya yg ada belahan tempat cairannya keluar itu. Dgn ujung lidah sedikit ditekan, belahan ujung kemaluannya aqu jilat, terasa asin…sedikit-sedikit terlihat cairan yg agak lengket itu keluar dari ujung kemaluannya. Terdengar suaranya menahan karena nafsu. Kemudian kepala kemaluannya aqu kulum dan aqu mainkan dgn lidah berkali kali didalam mulut, ujungnya aqu hisap seperti menyedot minuman, kemaluannya berdenyut dan keluar sedikit cairan dari ujungnya.

Sementara itu dia terus menjilati kemaluanku dgn posisi 69. aqu tetap terlentang dan dia berada di atas. Tapi terus dia memberi kesempatan ke aqu dgn merubah posisi menjadi terbalik, aqu berada di atas dia. aqu jadi lebih bebas mengemut kemaluannya yg berukuran besar itu, terus aqu masukkan kemulut sampai se maksimal mungkin. air liur sengaja aqu keluarkan banyak agar terasa licin dan mudah mengeluarkan dan memasukkan kemaluannya kemulut.

Karena telah ngecret, dia bisa bertahan lebih lama selama kuemut. Jilatannyaa di seputar klitoris juga enak sekali terasa, beberapa kali terasa jarinya juga masuk ke kemaluan, entah berapa jari, tapi yg jelas bukan satu jari. Karena begitu asyiknya, tak terasa udara kamar semakin panas karena jendela tak dibuka. aqu merasa keringat dari sekitar leher mengalir ke bawah melewati belahan buah dadaku.

Setelah agak lama dalam posisi 69 kemudian dia mulai bergerak merubah posisi. Dia mundur ke bawah dan badannya keluar melewati selangkangan kaki. Terus dia berlutut di tempat tidur dan tetap minta aqu untuk nungging, dia mulai mendekati mulut kemaluan dari arah belakang. pelan-pelan kemaluan yg besar itu masuk ke dalam kemaluanku, terasa agak susah masuknya, padahal aqu telah sangat basah dan licin. Ketika dia mulai bergerak memainkan kemaluannya keluar masuk kedalam kemaluan, dia berkata “Nes….enak sekali ….kecang banget rasanya kemaluan kamu ngeremes kemaluanku….”, berkali kali aqu jepit kemaluannya dan setiap di jepit, tangannya menggenggam pinggul ku lebih kencang lagi, sampai akhirnya dia menyudahi sendiri posisi ini.

Terus dia merubah posisi, duduk berhadap-hadapan dan aqu seperti di pangkunya. Terasa kemaluannya lebih masuk kedalam aqu dan terasa ujungnya menyentuh bagian yg paling dalam. Dia dan aqu dgn irama teratur menggerak-gerakkan pinggul masing masing sehingga terasa benar benar nikmat sekali. aqu mendesah2 keenakan dgn keras. Badan ku dan om Donni telah basah dgn keringat.

Kemudian dia mendorong aqu sehingga aqu terlentang di tempat tidur yg telah mulai acak-acakan itu. Posisi telah berubah menjadi posisi normal dan dia terus semakin cepat gerakkannya, dan aqu bilang ke dia untuk nyampe sama-sama. Beberapa saat kemudian dia ngecret, terasa cairan panas seperti menyembur ke dalam kemaluanku berkali kali, dan aqu pun menyusul nyampe, berkali-kali. aqu jepit kemaluan nya sampai terasa badan begitu lemas dan tak bergerak, hanya nafas yg terputus putus seperti habis lari pagi saja. Kemudian dia menciumi bibir aqu, dan sembari berbisik “terima kasih Nes, nikmat banget. kapan2 kita bercinta lagi ya”. Dia rebahan di samping ku dan memandang ke langit langit, kemudian aqu merubah posisi miring kesamping menghadap dia, “Kalo om sama Ines, terus perempuan2 om mo dikemanain”. “Udah ada kamu, ngapain cari lagi yg lain”, jawabnya.

Seminggu ini dia menepati janjinya, gak bawa abg ke kamarnya. Malam minggu berikutnya, om Donni mengulangi lagi memberi aqu kenikmatan. Tentunya aqu tak menolak ajakannya. Di kamarnya, dia mendekatkan wajahnya perlahan, napas hangatnya menerpa wajahku. Aqu memejamkan matanya dan perlahan bibirnya mendarat lembut di bibirku. Aqu tak menolak kecupan tersebut, kembali bibirnya mendarat di permukaan bibirku. Dikecupnya lagi perlahan, dan mulai melumati bibirku. Aqu terpejam membalas lumatannya. Kecupan dan lumatan nya bergerak menjauhi bibirku menjalar sepanjang rahangku, bergeser turun menjelajahi leherku.

Mengecup dan menjilati dgn lidahnya yg kasap terus keatas menuju wilayah belakang telinga dan mengulum cuping telingaqu dgn lembut. Aqu memegang erat perg*****an tangannya, ”Om….” desah ku. Kedua tanganku meraih keatas dan merangkul bahu dan lehernya. Ciuman dan lumatan bibirnya makin bergelora. ”Hmhhhh”, desahku perlahan. Dia meraih badanku dan merebahkannya di tempat tidurnya. Kembali lidahnya menjalar dari bibir ranum bergerak menyusuri rahang terus mengecup leher dgn bergairah. Terus keatas ke balik cuping telinga, menjilati dan melumati nya. ”Om….” ,rintihku perlahan. Tangan nya tak tinggal diam mulai menjalar meraba -elus permukaan buah dadaku yg masih di balut pakaian itu. Terus turun ke bawah menemukan tepian kaos dan menyelusup kedalam.

Meraba- mengelus permukaan kulit ku dgn jemarinya. ”Mmmhhhh……oohhhh” ,kembali aqu mengerang. pakaianku mulai tersingkap dan dgn cekatan pula jarinya melepas kait braqu dan melepas pakaianku lewat kepala. Dia mengecup pangkal leherku, terus kebawah, menjilati permukaan kedua buah dada montokku bergantian. Hingga…”Ahhhh…..om….”,erangku seraya menggeliatkan badanku saat kedua bibirnya mencucupi putingku. Bergantian puting yg kiri dan kanan sehingga membuatnya mengkilap karena basah. Kulumannya pada putingku yg telah mengeras itu terasa sangat nikmat.

Kedua tanganku mengerumasi rambutnya dan terkadang menyelusup ke balik kaosnya. Sembari mencucupi kedua putingku tangannya bergerak turun mengelus kedua pahaqu yg ditumbuhi bulu halus. Dia bangkit dan melepas kaosnya dan celananya. Kita kini dalam keadaan hampir telanjang hanya ditutupi CD. ”Om…..ahhhh……..”, erangku tatkala mulutnya mencucupi kemaluanku yg masih terbalut CD tipis itu. Kedua tangannya tak tinggal diam mengelus dan merabai kedua buah dadaku. Jarinya juga turun dan mengelus permukaan paha, menyelinap ke balik karet cdku dan mengurut perlahan. ”Oghhhh.” ,aqu tersentak saat jemarinya menyelusup ke dalam kemaluanku yg telah lembab itu. Mataqu membeliak dan menggelinjang dgn napasnya seperti tersedak. Seluruh permukaan bagian dalam kemaluanku telah basah dan berdenyut-denyut.

Gerakan jarinya mengelitik seluruh pemukaan peka didalamnya. Dia kembali menarik jarinya yg telah basah dan mencucupi jarinya sendiri membersihkan cairan yg menempel pada jarinya. Tangannya kembali bergerak meraih karet CDku, menariknya hingga terlepas. Begitu juga CDnya juga telah terlepas. Dia meraih kedua kaki ku, mengecupi betisku dgn lembut, menjilati dgn lidahnya yg kasap, turun terus ke bawah menjilati paha bagian dalam kedua kaki ktu bergantian. ”Om……..”, kembali aqu mendesahi saat bibirnya mendarat pada bukit kemaluanku yg diliputi rambut kemaluan yg lebat. ”Nikmati aja” , ujarnya. Lidahnya menjilati permukaan kemaluanku dan mendesak masuk lebih dalam. ”Aahhhhh …ohhhhhhh” ,erangku lagi.

Menemukan klitorisku disana langsung dijilat dgn hisapan bertubi-tubi. Pinggulku bergerak-gerak gelisah mengimbangi serbuan lidahnya. Kedua tanganku menggerumasi rambut nya dan menekankan kepalanya. ”Om………..uhhhhhhhh” ,aqu melenguh kembali. Seluruh permukaan bagian dalam kemaluanku itu telah basah dgn aroma khas yg makin membangkitkan nafsunya. Jilatan dan hisapan yg dilaqukannya membuat aqu menggerinjal hebat, menggeliat-geliat di bawah tekanan kedua tangannya pada pinggulku. Gelombang demi gelombang nikmat makin bergelora menyeret dirikua hingga tak tertahankan lagi. ”Om .ooohhhhhh” ,jeritku saat aqu nyampe. Badanku melenting, kedua tanganku mencengkeram bahunya dgn kuat. Beberapa menit situasi itu berlangsung. Dia membiarkan aqu menikmatinya.

Dia merangkak naik perlahan, merebahkan badannya diatas badanku. Bergoyg ke kanan dan kekiri menyibakkan kedua paha ku yg secara naluriah membuka memberikan ruang pada pinggulnya untuk merapat. Aqu membuka mataqu, napasku masih memburu dgn keringat pada kening dan buah dadaku. ”Om, nikmat banget deh, padahal belum dien tot”, kataqu lirih. ”Nikmati saja Nes…” ujarnya. Sembari tersenyum aqu menarik kepalanya kearahku, kulumat dgn ganas bibirnya. Dia kembali bergerak menggosok kemaluannya menelusuri permukaan kemaluanku. Maju – mundur. ”Ohhh……om…………ya disana…” ,Kembali aqu melenguh karena gerakannya. Kedua tanganku yg tadi memeluk lehernya turun ke bawah dan mencengkeram pinggulnya.

Kutekan inggulnya kebawah lebih kuat dan kedua kakiku mengunci di belakang pinggangnya .Dia terus bergerak maju mundur menggesekkan kemaluannya ke kemaluanku. Naluriah aqu bergerak seirama gerakannya. Sesekali kepala kemaluannya menusuk… ”Ohh…..” desis ku karenanya.

Dia mengangkat badannya hingga duduk berselonjor. Menarik pinggulku menumpu paha kedua kakinya. Kedua kakiku menekuk di sisi badannya dalam posisi masih berbaring. kemaluanku semakin terkuak. Seraya menggenggam pinggulku, dgn tangan kirinya dia mengarahkan kemaluannya tepat pada kemaluanku. Dgn memegang batang kemaluannya dia mendorong kedepan….. ”Om..”, desahku lirih. Dia mendorong kembali, tak terlalu dalam, hanya kepalanya yg menyeruak kemaluanku. Aqu memegang lengannya menahankan dorongan yg terlalu jauh.

Dia bergerak… Dgn jarinya yg menggenggam kemaluannya untuk membatasi, hanya ujungnya saja yg masuk, dia menggerakkan kemaluannya keluar masuk kemaluanku. ”Ooooohhhh……..,ohhhh….!!” , desahku keras. Pinggulku ikut menggerinjal mengimbangi gerakan kepala kemaluannya. Dia mengelus lututku dgn perlahan. ”Oooohhh……om…”, aqu merintih berulang kali. Aqu enggerakkan pinggulku, bergoyg dan berputar- putar. Gerakan itu menyebabkan kemaluanku yg telah basah itu serasa di aduk – aduk oleh kepala kemaluannya. ”Om…”,panggilku lirih. ”Hmm…”, dia cuma menggumam, “Kenapa?”. “Rasanya makin nikmat om”, erangku lagi. “om..”, jeritku kecil seraya memutar pinggulku perlahan.

Badanku bergetar, pahaqu mengejang. Perlahan kemaluannya tenggelam mili demi mili di telan kemaluanku. aqu mencoba duduk, memeluk ketat lehernya, menggigit kecil pundaknya dan mendesakkan badanku turun, hingga seluruh kemaluannya terbenam utuh. ”Aah”, jeritku. Langsung aqu merebah ambruk menyeret badannya. kedua kakiku langsung kursilangkan di belakang mengunci pantatnya. Dgn napas tersengal – sengal kami berbaring melekat erat. Dia mengangkat wajahnya menatap wajahku yg berpeluh. Aqu mengecup keningnya, “om, tuntaskan dong”, pintaqu lirih. kemaluanku terasa mencengkeram erat kemaluannya. Dia bergerak naik hingga kemaluannya terlepas kembali dari cekalan kemaluanku. ”Mmmhhh…uhf”, dia mendesis.

Kedua tangannya bergerak turun menemukan kedua pahaqu, ditariknya kedua kakiku keatas melewati lengannya, mengunci kedua lututku dgn lengan dan sikunya. Sehingga pinggulku mengangkat menguakkan kemaluanku. Om, .lagi…lagi………terusskan sekarang……!”,pintaqu parau. ”Bener ini…? ”, tanyanya kurang yakin. ”Sekaraaanng……..om, ssekaraaang, Ines ga…tahann..ayoo..!” ,rengekku lagi seraya menekan pantatnya kearah badanku lebih erat. ”Ayo….om”, rintihku tatkala dia menempelkan kepala kemaluannya ke permukaan kemaluanku dan bersiap mendorong……. Ujung kemaluannya yg tegak dari tadi mendesak masuk. Aqu mencoba membantu mempermudah dgn menggerakkan pinggulku. Dia dgn sabar menunggu, menekan pelan, sangat pelan. ”Ohh……….om…….”, aqu kembali mengerang.
Dia menghentikan tekanan. Diiringi jeritanku dan tancapan kukuku ke punggungnya, kepala kemaluannya kembali membelah kemaluanku. Kedua bola mataqu membeliak. badanku menggigil dan cengkeraman kedua tanganku semakin kuat pada pantatnya. ”Ahhhhhh………………!!!” ,rintihku. Badanku mengejang, kepalaqu mendongak tatkala dia bergerak mendorong perlahan. Mataquu membeliak menikmati mili demi mili masuknya kemaluannya ke kemaluanku. Dia kembali mendorong pinggulnya dgn perlahan membenamkan seluruh kemaluan besarnya ke dalam kemaluanku. Dia mulai bergerak perlahan naik turun, merasakan jepitan dan denyutan kemaluanku mengurut dan memijat kemaluannya. ”Om…”, erangku semakin keras tak beraturan lagi. Badanku yg telah berkeringat di sana sini mengelinjang-gelinjang dgn hebat ditingkahi gerakan naik turun badannya diatasku.

Kaki kananku terlepas dari siku Dino dan mengunci ke belakang pinggangnya. Terkadang dia berhenti sejenak, tetapi dgn mengedan mendenyut-denyutkan kemaluannya di dalam kemaluanku menimbulkan variasi tekanan yg berbeda – beda pada permukaan kemaluanku. Peluh telah bercucuran membasahi badan kami. ”Ohhh,…….ahhhhhh,………….”,jerit ku setiap denyut-denyut kemaluannya dalam badanku menyentuh pusat birahiku. ”Lagiii…..teruss……..ahh…..”. Dia terus bergerak naik turun diatas badanku, aqu merasakan nikmat yg luar biasa setiap kali kemaluannya menghunjam.

Badanku mulai menggigil dan dia tahu aqu hampir nyampe. Diapun memacu gerakan memompanya, kemaluannya menghunjam keluar kemaluanku semakin cepat. ”Ya om…………ohhh..Ines ’ga tahan…lagiii…”, jeritku parau ”Ahhhhhhhh……………………….Om………..Ines nyampe om…ohh” ,jeritku. Aqu melengkungkan punggungku, kedua pahaqu mengejang serta menjepit dgn kencang, seluruhan badanku berkelojotan dan nafasku tersengal-sengal. Aqu merasa lemas seakan-akan seluruh tulangku copot. Aqu kelojotan di bawah dgn kedua tanganku memeluk ketat dan kakiku terkangkang lebar dgn kemaluannya masih terjepit didalam kemaluanku. kemaluanku berdenyut – denyut dgn cepat, berkontraksi mengurut kemaluannya.

Mataqu membeliak, badanku melenting dan kucengkeram pantatnya, menekannya dgn kuat kearah badanku. Dia bergerak makin cepat walaupun makin sulit, karena kuncian tanganku. Makin cepat menghunjam dan akhirnya tak tertahankan lagi dgn suatu sentakan menekan keras kemaluannya menyentuh dasar kemaluanku, “Oughhh………..” ,seraya menggeram dia ngecret, beberapa kali menyemburkan peju kentalnya dalam kemaluanku. Berkali-kali semburan itu terulang hingga daya semburnya melemah dan mereda, lalu badannya ambruk diatas badanku.

Setelah mereda dia menggeliat menjatuhkan badannya ke sisiku. Berdua kami terdiam sesaat. Aqu bergerak mengecup ringan pipinya. ”Makasih om…………, gile beneerrr…..” pujiku. ”Apanya yg terimakasih” ujarnya sembari merapihkan rambut yg jatuh di wajahku. ”Terus terang om, nikmatnya lebih dari ketika kita bercinta minggu yg lalu. Wuihhh….bukan main rasanya”,imbuhku lagi. ”Kapan-kapan lagi ya om?.”pintaqu memohon. Dia tak menjawab dan hanya menjatuhkan kecupan pada kedua mataqu.

No comments:

Post a Comment

Cerita Sex - Keluarga Yang Pengertian..

Hai namaku Siti Zubadiyah. Umurku 17 tahun. Saat ini aku sedang berada di dapur membantu ummi menyiapkan hidangan makan siang. “Kresh…k...