DEWALOTTO

DEWALOTTO
Tersedia 6 Bank BCA, BNI, MANDIRI, BRI, DANAMON dan NIAGA ™DAFTAR™ Klik Gambar Diatas*****

Friday, 13 January 2017

Certa Sex - Pusaka Gandhul..

Karena seringnya pencuri masuk ke perumahan yg kami tempati, maka warga perumahanku secara aklamasi menyewa penjaga malam dan warga boleh boleh saja membantu mereka malam hari. Memang kebetulan rumah yg kutempati di tengah perumahan itu tetapi dua rumah di sebelahku belom dihuni sehingga sering kali keempat rumah itu dibuat sebagai tempat persembunyian.


Malam itu aqu terkena influenza berat karena kehujanan sepanjang siang.

 “Aqu masih menyiapkan makanan untuk penjaga malam, mas….!!”, kata istriku yg berpostur mungil dgn tinggi 155 cm, berwajah menarik seperti bintang Film Mandarin, walaupun kulitnya agak sawo matang dgn rambut pendek, sehingga terlihat lebih muda dari umurnya yg menginjak 40 tahun.

Malam itu udara sangat panas sehingga dia cuma memakai daster yg lumayan tipis, sehingga memperlihatkan bentuk badannya, utamanya bokong bahenol nya yg empuk itu yg bergoyg waktu berjalan, walaupun perutnya tak ramping lagi, karena telah dua kali mengandung dan model dasternya berkancing di depan sehingga buah dada biarpun tak besar, tetapi padat berisi, yg berukuran 34C agak tersembul dan kedua puting susu nya terlihat menonjol dari balik dasternya karena memang dia kalo dirumah cuma memakai camisole tipis saja.

“sudah pukul sepuluh kok belom datang, ya ..!”, dia bergumam sendiri karena mengira aqu telah tertidur. Beberapa waktu kemudian kudengar dua orang bercakap-cakap di luar dan mengetuk pintu rumah pelan. Istriku yg rebahan di sampingkupun bangkit dan entah tersadar atau tak istriku membetulkan rambutnya dan memoles bibirnya sehingga bibirnya semakin merah.

“Lho ????”, gumannya pelan waktu tersadar dia memoles bibirnya, tetapi karena penjaga malam itu terus mengetuk pintu, dia pun tak jadi membersihkan bibirnya yg merah merangsang itu.

“Malam, Bu Ranti…!”, terdengar suara seseorang dan aqu mengerti kalo suara itu adalah Pak Dirman dan istriku telah dikenal oleh dua orang petugas jaga tersebut karena sering istriku pulang malam seusai mengajar di kampusnya.

“Masuk dulu Pak Dirman..!”, terdengar istriku mempersilahkan penjaga malam itu masuk, sementara kudengar bunyi halilintar yg cukup keras dan hujan tiba-tiba turun dgn derasnya.

“Wah hujan ? saya sama Pak Mukidi, Bu Ranti..!” katanya. “Nggak apa-apa,… masuk saja … lagian hujan deras, pak….!” kata istriku. “Selamat malam, Bu Ranti..!” kudengar Pak Mukidi memberi salam pada istriku. “Sebentar tak buatkan kopi ..!” kata istriku, kemudian kudengar istriku berjalan menuju dapur di belakang rumah.

“Di, lihat kamu ngga?!” terdengar suara bisikan Pak Dirman, “Kamu kacau, Man?!” balasan suara bisikan Pak Mukidi., “Kamu lihat, enggak..?” suara Pak Dirman lagi, “Iya, Man muncul…., kayak penghapus ?” kata Pak Mukidi, Rupanya mereka berbisik-bisik mengenai puting susu istriku yg menonjol di balik dasternya, karena malam itu istriku cuma mengenakan camisole di balik dasternya.

“Bokongnya bahenol, lagi….,” lanjut bisikan Pak Dirman, “Hus istri orang itu, Man..!” kata Pak Mukidi, “Eeh, ini malam Jum’at, kan..? Pas kuat-kuatnya ilmuku hi hi?!!!” kudengar Pak Dirman tertawa ditahan pelan, “Dicoba aja.., yok…, siapa tahu Bu Ranti mau…!” kata Pak Dirman.

Kuingat Pak Mukidi orangnya hitam agak tinggi dgn badan kekar dan Pak Dirman orangnya tambun pendek, keduanya berumur 50 tahunan lebih, aqu bergidik juga mendengar perkataan mereka mengenai istriku tadi, mereka penduduk asli daerah itu, terkenal sangat doyan dgn perempuan, bahkan mereka pernah bercerita waktu aqu jaga malam, kalo pernah membuat pedagang jamu yg berbadan bahenol, yg sering keliling dua minggu sekali di daerah tempat tinggalku, pernah dibuat hampir tak dapat berjalan karena digilir mereka berdua, dimana waktu itu pedagang jamu itu masih perawan dan sampai waktu bercerita malam itu, pedagang jamu itu masih sering meminta kepada mereka berdua untuk menggilirnya, biarpun sekarang telah bersuami, katanya tak pernah puas dgn suaminya yg masih muda, bahkan pedagang jamu itu pernah meminta mereka berdua datang ke rumahnya.

“Kalo telah kena punya kami, pak, …. Waahhh…perempuan pasti malas dgn suaminya dan?..suaminya tak berkutik kalo kami ada, dan membiarkan kami tidur bersama istrinya dalam satu kamar bersama suaminya”, kata Pak Dirman terkekeh kekeh malam itu.

Kemudian kudengar suara bisikan mereka lagi….. “Kamu jangan ngaco, Man. Telah nanti kelewatan?!” kata Pak Mukidi “Keris pusakaqu.. ku bawa.. Di…. Ini ..he he he ?!” kata Pak Dirman, “kamu jangan, gitu Man…, orangnya lagian baik…, kasihan suaminya nanti, pinginnya sama kamu aja nanti .. !!” suara Pak Kardi lagi. Karena perasaanku nggak enak akhirnya kuputuskan untuk keluar dan mereka berdua terlihat kaget melihatku, tetapi Pak Dirman yg membawa keris langsung mencabut kerisnya dan langsung mengarahkan kerisnya padaqu dan tiba-tiba gelap menyelimutiku.

Kemudian aqu terjaga dan kudapati diriku di tempat tidur kembali, kutoleh pintu kamarku dan kusen kamar dan lantai pintu kulihat seperti membara.

“Eeeecch ?….eeeeccchhh. …eeeeecccchhhh …..!!!! ” kudengar desis istriku dan aqupun turun, badanku terasa lemas sehingga aqu merangkak mendekati pintu kamar dan…… seperti terkena listrik beribu ribu volt waktu tanganku memegang kunci kamarku hingga aqu tersengkur makin lemas seperti karung bersimpuh di depan pintu kamar yg sedikit terbuka itu.

Aqu tak percaya melihat di ruang tamu dari pintu kamar yg terbuka sedikit itu, kulihat istriku berdiri di depan Pak Dirman yg membawa selongsong keris sebesar batang kemaluan orang dewasa lebih besar dari lampu TL 40 watt yg ujungnya di arahkan kepada istriku yg berdiri, sedangkan tangan yg satunya seolah memelintir di ujung lainnya yg berbentuk huruf U memanjang itu. Kedua tangan Pak Dirman kini memegang pangkal keris yg melengkung itu dan kedua jarinya memelintir ujung nya dan kulihat istriku yg berdiri, badannya bergetas dan kembali mendesis

“Heeeggghhh ?..oooooohhhhhhh. ……ooooooohhh hhhhh…. ..!!!!!” Pak Dirman bukan lagi seperti memelintir tetapi menarik narik kedua ujung keris berbentuk U itu dan terlihat istriku membusungkan dadanya seperti kedua puting susu nya tertarik ke depan. “Mmm heeeggggh ?..aaaaaaa… .aaaaduuuuuhhhhh h……!! !!!” istriku mendesis panjang dan Pak Dirman langsung mengulum salah satu ujung U itu dan …. “Paaak ?.paaakkkk… .jaa…jaaangaaa annnnn ?.paaakkkkk.. ….!!!!! ” suara desis istriku memelas dan tangan kanan istriku secara refleks memegang buah dada kanannya, istriku mendesis-desis kembali….. “Ummmppff?. Paakkkk….. jaaa….jaaaaang aaaannnn ? paaaakkkk ?..!!!!” istriku mendesis. Tangan kanan Pak Dirman memelintir ujung satunya dan istriku pun memegang kedua buah dadanya kembali yg masih terbungkus daster dan camisole nya itu.

“EEecccchhhhhhhgggg hhhhh ??!!!!!!!” istriku mendesah lagi waktu Pak Dirman memutar selongsong kerisnya sehingga pangkal keris berbentuk U itu berdiri, sementara jari-jari tangan kanannya mengelus-elus pinggiran lubang keris itu dan kulihat bokong bahenol istriku pun bergetar dgn hebat. Pak Dirman semakin cepat mengelus dan bahkan menggosok lubang keris itu dan istriku pun mengerang-erang …..

“Paaakk ? paaakkk….suuu. ..suuuuddaaaaahh ? paaakkk ?jangaaan diteruuuuskaaaaan ?.eeeecchghghghghghg h ??.!!!!!”, sementara bokongnya pun bergetar hebat dan kedua tangan istriku memegang bokong bahenol nya yg bergetar hebat waktu Pak Dirman menjilati lubang keris itu dan bokong bahenol istriku meliuk liuk tak karuan, kedua tangannya meramas bokong bahenol nya sendiri yg mulai maju mundur waktu Pak Dirman menyedot nyedot lubang keris itu dan bahkan lidah Pak Dirman menjilati lubang itu dan….. “Mmmppfffhhh hghghghgghghg ?.” istriku semakin keras mendesis desis, selangkangan nya terangkat angkat dan mendekati ujung selongsong keris ysng tengah disedot sedot dan dijilati lubangnya oleh Pak Dirman.

`Paaaak ? sudddaaaah ngngngngngngng hhhheeeghghghghgh??!!!” istriku mendesis kedua matanya tertutup dan selangkangan nya tertarik ke depan hingga selangkangan nya kini mengesek ngesek sarung keris itu.

“Suudddaaaaah paaaak jangaaaaan sudaaah eeeeechghghghg ?.!!!!” istriku terus mendesis desis. Kemudian Pak Dirman menghentikan aksinya. “Diii… , elus lubang kerisku ?!!!” kata Pak Dirman kepada Pak Mukidi yg dari tadi bengong, sementara di pangkal selangkangan nya telah menggelembung menunjukkan batang kemaluan nya telah berdiri tegang. Pak Mukidi langsung mengelus lubang keris Pak Dirman dan kembali…. “Eeeeee….. eeeeee… .eeeeehhhhh. ….eeeecccchhhg hghghg?..! !!!!” istriku mendesis. “Enak Bu Ranti….?” tanya Pak Dirman yg berdiri dihadapannya dan selangkangan istriku masih menempel di sarung keris itu. Istriku ngga menjawab, diam saja…… “Ooooo.. kurang enak rupanya?!!!” kata Pak Dirman kemudian…. ..
“Jaaa….jaaaangaaa nnnn….. , paaakkkk…. ..!!!!” rintih istriku memelas, “Singkap dastermu, Buuuu……! !!!” perintahnya. “Paaak …..oooohhhhhh. …jaaa.. ..jaaangaaannn ….paakkkk. …..!!!! ” istriku menghiba. “Ayooo .. nggak usah malu Buuu…. atau biar dia yg mencari jalannya sendiri?!” kata Pak Dirman.

Seperti diperintah sarung keris itupun menempel di selangkangan istriku waktu Pak Dirman melepasnya dan…. “Paak ….jaaa…jaaangaa nnnn…paaaakkkk ?.!!!!” desis istriku waktu sarung itu mulai menggosok selangkangannya kembali, sehingga bokongnya pun bergetar kembali. “Dii ?malam ini kita nonton dulu ? biar Mbah Gandul yg nyebokin Bu Ranti, malam ini punya dia?lihat Dii ? Bu Ranti menaikkan dasternya ? rupanya dia telah kebelet….” Kulihat istriku mendesis-desis dan mengelinjang, sementara kedua tangannya memegang bokong nya sendiri dan menarik ke atas dasternya pelan-pelan, sehingga mulai tersingkap paha mulusnya.

Semakin lama bokongnya semakin bergetar cepat dan selangkangannya maju mundur oleh gosokan sarung keris yg di sebut Pak Dirman, Mbah Gandul itu. Begitu dasternya tersingkap sampai pangkal pahanya, Mbah Gandul langsung menyusup ke selangkangan istriku dan ….. “Mmmmmmpppfff ..eeecchhhh ?..bessaaaar ??oooooohhhhhh. ….!!!” desis panjang istriku. “Telah, Di , kita keluar biar Bu Ranti malam ini milik Mbah Gandul?!!!” kata Pa Dirman. “Bu Ranti, titip Mbah Gandul yaa, selamat menikmati, besok baru kami,… Oh… ya…., besok kan ibu pulang malam?.nggak usah pake BH dan celana dalam ya kalo pulang, nanti dibungkus dan serahkan ke saya di pos kalo pulang? biar lebih enak ?he he he….!!! ” kata Pak Dirman sambil meremas buah dada istriku yg berdiri tak berkutik dgn kedua kakinya yg terkangkang. Merekapun keluar meninggalkan istriku yg terbengong.

“Mmmpppff ….oooohhhhh. …beee.. ..besaaar ?aaamaaatttt. …!!!!” rintihnya waktu kedua orang itu telah pergi. Istriku pun berusaha duduk di kursi panjang dan rupanya dia berusaha menarik sarung keris itu keluar tetapi….. “Mbaaaah uummppfff oooooohhh… aaammmmpuuunnn. ..mmmbaaaahhh. …. ?..!!!” istriku mendesis keras. “ooocch masuukkk ke daalaaam eeeccchh gilaaa uummpppfff heeecchhh gilaaa ?uuuccch geliiii aaaccch koook giniiii rasanyaaaaa uumppppccchh ennnnaaaaakkkkckccc hhhh??!!!” dan kulihat istriku mencengkeram erat sandaran kursi dan bokong nya bergetar keras maju mundur di tempat duduknya dan goygan bokongnya semakin kencang, sementara keringatnya memebanjir dan nafasnya terengah engah

“Eccchhhghghghg mbaaaaah Gaaanduuull ?. aquuuu keluaaaaar ?.!!!” istriku mengerang waktu mencapai orgasme malam itu. Badannya tersungkur miring di kursi panjang dan beberapa waktu kemudian kaki nya terkangkang lebar dan badannya bertumpu di kedua tangannya melihat selangkangan nya yg digarap Mbah Gandul kembali itu. Kembali bokongnya bergoyg sementara mulutnya mendesis-desis kenikmatan dan nafasnya memburu keras dan….

“Mbaaah…mmmbbaahh hhh…… ..aaaa… aaaakkuuuuu. .keee…keeeelua aaar lagiiiii ?.!!!!” dia mengerang waktu mencapai orgasme keduanya dan bokong nya tersentak-sentak. Kemudian dia duduk kembali dan berusaha berdiri dan berjalan menuju kamar, aqupun cepat-cepat rebahan di tempat tidur….

“Mas…maaasss. … bangun,….mass. …!!!!” panggil istriku “Kamu kelihatanya kok kumal dik, tadi… ku dengar ribut-ribut diluar…..! !!” “Maas ?!!!!!” kata istriku tersipu-sipu, sambil memelukku..

Selang seminggu kemudian, kembali Pak Dirman dan Pak Towari mendapat giliran tugas jaga Dan seperti kebiasaan yg lalu-lalu, mereka pasti akan mampir kerumahku dgn alasan untuk minum kopi. Telah sejak jam 7 malam aqu masuk kekamar, dgn pura-pura badan merasa ngga enak. Begitulah kira-kira jam 9 malam, terdengar ketukan pada pintu depan dan terdengar istriku yg masih nonton TV diruang tamu membuka pintu depan dan terdengar suara Pa Towari dan Pak Dirman… “Selamat bu Ranti…. apa bapak masih bangun…?” “Ohh…bapak ngga enak badan dan telah masuk tidur sejak jam 7 tadi…!!!” terdengar sahutan istriku….. “Oooo…maaf mengganggu, tetapi saya cuma mampir sebentar untuk mengambil kopi saja…!!” “Kalo begitu silakan duduk dulu, saya akan menyediakan kopi didapur…!” sahut istriku lagi, sambil berjalan masuk kedalam.

Sewaktu kemudian kudengar suara langkah kaki menyusul istriku kedapur dan… “Bu Ranti, nggak bilang suami ibu kan mengenai kejadian yg lalu…. ?..!!!” terdengar suara Pak Mukidi. Tak terdengar suara jawaban dari istriku. Tak selang kemudian terdengar suara ribut-ribut tertahan dari arah dapur dan……. “Ooooohhhh.. ..jangan. …Jangaan paak ?!!!!!” terdengar suara menghiba “Kenapa, Bu Ranti…? diam saja bu….ntar juga pasti enak kok….!!!” suara Pa Towari kembali. “Jangan pak, ampuun paaak ?.!!!” istriku semakin menghiba, kayaknya Pak Mukidi semakin mendesaknya, kemudian dgn mengendap-edapa aqu turun dari tempat tidur dan mengintip dari celah-celah pintu kamar…. dan….terlihat dgn cepat Pak Mukidi melompat dan berdiri diantara kedua kaki istriku yg terkangkang lebar, waktu istriku akan mengatupkan kedua kakinya. “Tutup selambunya, Ran…!!!” kata nya ke Pak Dirman, dan Pak Dirman langsung menutup selambu dan pintu rumah. “Ayo?emut kemaluanku Bu Ranti..” kata Pak Mukidi tiba-tiba sambil mengeluarkan kemaluannya yg agak kecil lemas tetapi panjang berbintil- bintil seperti buah pace mendekati mulut istriku.

“Jaaa….jaaangaann nn paaak?.aaampun paaak ??!!!!” istriku terisak sambil memegang pergelangan tangan Pak Mukidi yg menyambak rambutnya dan bokong Pak Mukidi maju dan batang kemaluannya yg panjang berbintil-bintil semakin dekat dgn mulut istriku. “Lepas rambut saya paaak…!!!” isak istriku dan Pak Mukidi melepas jambakannya dan istriku membuka mulutnya yg telah dekat dgn kemaluan Pak Mukidi dan istriku mengulum kemaluan berbintil Pak Mukidi. “Sedot Bu Ranti ?.wwwuhhh Raan Bu Ranti pinter nyedot kemaluanku ?!!!” kata Pak Mukidi ke Pak Dirman yg juga mendekati istriku dan “Sudaaah nanti biar Bu Ranti sendiri…!! !” katanya, aqu tak mengerti maksud kata-kata Pak Dirman, kemudian Pak Mukidi mencabut kemaluan berbintilnya dari mulut istriku dan mendorong istriku untuk duduk dibangku panjang yg ada di dapur, sementara dia duduk di kiri istriku, sedang Pak Dirman dikanan istriku. “Bu Ranti? gosok punyakmu sendiri ?!!” kata Pak Dirman sambil memegang tangan kanan istriku ke selangkangan nya sendiri.

“Ayooo ?.!!!” kata Pak Dirman lirihdan mulailah istriku masturbasi menggosok dan mengocok bibir kemaluannya sendiri sampai akhirnya bunyi kecepak terdengar dari selangkangannya. .. “Itilmu Bu Ranti…!!!” kata Pak Dirman dan istriku mengerang sendiri waktu memepermainkan kelentiitnya. “Paaak ?!!!!’ istriku mendesis “Kenapa, Bu Ranti…?” tanya Pak Mukidi “Paaaak ?.!’ istriku cuma mendesis “Ran Bu Ranti mulai naik niih…. ,!!!” kata Pak Mukidi dan Pak Dirman pun berdiri dan menuju pintu dan membukanya dan masuk kembali memegang tali dan betapa terkejutnya aqu waktu Pak Dirman menarik Tarzan, kemaluan herdernya yg setia, yg selalu menemani mereka jaga. Istrikupun terkejut sepertiku dan Pak Dirman mengunci pintu kembali dan Pak Mukidi memegang istriku yg akan lari. “Diaam ?” bentak Pak Mukidi “Jangaan paaak ?..” istriku akan mengatupkan kakinya tetapi Pak Dirman telah berdiri di depan istriku dan menahan kaki istriku dan Tarzan, langsung menyusup di antara kaki Pak Dirman yg menahan kaki istriku dan 

“Aaaaaauuuuwwwwwww. ……Paaaak ?..!!!!” suara istriku mengerang waktu selangkangan nya yg gundul dijilati Tarzan.

Rupanya si Tarzan telah terlatih merangsang perempuan karena istriku memegang pinggang Pak Dirman yg berdiri di depan istriku menahan agar kaki istriku tetap terkangkang lebar “Eeeccch eeh eeeeeecchchh ?..wwwuuucccggghhh paaaaak aaaahhcchhchchc ?” istriku mengerang ddan mendesis keras karena jilatan Tarzan di selangkangan nya. “Gimana Ibu Ranti? Enak Ibu Ranti?” kata Pak Dirman terkekeh kekeh “Paaak ampuuunn adduuuuuuccch aaduuucchh mmmppfsss paaaakkkkzzzzz ? eeh eeh eeeh eh eh?.paakk aquuu wwwwwwuucccch ngngngngngng? ..’ istriku mengerang keras dan memegang erat pinggang Pak Dirman sedangkan bokong bahenol terangakt angkat waktu orgasme ketiganya malam itu meledak dan Tarzan dgn ganasnya terus merangsang kelentit, bibir kemaluan istriku dan cuma terpaut beberapa menit istriku mengerang kembali waktu mencapai orgasmenya yg ke empat dan badan istriku pun terjatuh di kursi nafasnya mendengus dengus keringatnya mengalir deras namun Tarzan, si kemaluan herder itu terus merangsang istriku dgn jilatan jilatan mautnya di bibir kemaluan istriku dan kelentit istriku dan istriku pun mengejang dan mengerang kembali waktu oergasmenya ke lima meledak.


Badan istriku benar benar lunglai dan Pak Dirman membalikkan badan istriku yg terkapar di kursi panjang dan menarik kedua kaki istriku yg tertelungkup di lantai dan bertumpu di kedua lututnya sehingga istriku menungging dan Tarzan rupanya telah siap dan batang kemaluannnya yg merah telah membesar dan menegang langsung melompat di punggung istriku dan Pak Mukidi mengarahkan batang kemaluan Tarzan ke liang kemaluan istriku dan “MMmmppppfffh paaak jangaaaaan aquuu mnmmmn nn nggaaak mauuu mmmmppfffff .uuuucccch ucccchhh ?!!!!!” istriku mengerang waktu batang kemaluan Tarzan menerobos masuk ke liang kemaluan istriku dan kulihat begitu cepatnya Tarzan mengenjotkan bokongnya sehingga istriku tak lagi dapat mengerang cuma mendesis “wwwhhh wwwwhhhhhw wwhwhhhwhw ?..!!!!” dan bunyi kecepak-kecepak di selangkangan istriku semakin keras “”wwwwhhhhcchh wwwccchhhh ngngngngng ?.!!!” istriku mengejan waktu orgasme dan terus entah sampai orgasme yg keberapa hingga terlihatnya istriku hampir pingsan.

No comments:

Post a Comment

Cerita Sex - Keluarga Yang Pengertian..

Hai namaku Siti Zubadiyah. Umurku 17 tahun. Saat ini aku sedang berada di dapur membantu ummi menyiapkan hidangan makan siang. “Kresh…k...