Moment yang saya alami ini terjadi beberapa bulan yang lalu,
dimana aku pulang ke daerah asal saya, karena merantau di ibu kota, seminggu
sebelum lebaran saya sudah sampai di rumah kakakku Erwin, saya tinggal disana
lantaran rumah waktu kecilku sekarang di kontrkakkan soalnya kakaku juga gak
mau tinggal disana dan ibuku juga ikut kakak Erwin semua kakakku sudah
berkeluarga hanya saya saja yang belum.
Sampai lupa memperkanalkan nama saya, biasa dipanggil dengan
Deka umur 29 tahun, Saat sampai di rumah saya begitu senang, suasananya yang
tenang dan udaranya yang sejuk membuatku merasa rileks. Di rumah ini saya
banyak menghabiskan waktu di rumah dan cuma membantu kakak iparku saja yang
bernama Mbak Vania(35 tahun). Kebetulan selama puasa ia mendapat banyak pesanan
kue dari para tetangga dan teman-temannya.
Selama itu saya menjadi akrab dengan mbak Vania. Tiap sore
dengan sepeda motor saya mengantarkan ia mengirimkan pesanan kue ke desa
sebelah dan ada juga yang sampai keluar kecamatan. Sedangkan suaminya begitu
sibuk di kantornya menjelang lebaran.
Karena tempat yang ku tuju terkadang jauh saya jadi sering
berbuka puasa di luar rumah. Sambil berbuka kami mengobrol banyak hal, mbak
Vaniamemang terbuka orangnya sehingga ia enak diajak ngobrol. Selain itu ia
juga banyak bertanya tentangku selama di Jakarta, maklum saja ia memang pernah
ke Jakarta.
Dari perbincangan santai itulah saya jadi dekat dengannya, semua
pengalamanku saya ceritakan dan ia begitu kaget ketika saya bercerita tentang
perselingkuhanku dengan ibu Kos. Ia begitu tertarik dengan cerita saya, ia diam
menyimak kata demi kata yang saya ucapkan. Saat kuperhatikan sesekali ia
mengubah posisi duduknya, entah karena terangsang atau merasa tak nyaman tetapi
yang jelas pipinya yang putih jadi tampah memerah.
Sesudah selesai bercerita saya menanyakan keherananku itu dan
ia tampak salah tingkah dan sedikit malu-malu. Saat perjalanan pulang ada yang
kurasakan berbeda, ia memelukku dengan erat dan menempelkan dadanya yang montok
ke punggungku. Sayapun mencoba menggodanya, kebetulan kami melintasi jalan yang
sepi dan agak gelap dan saya menghentikan laju motor.
Deka…. ko berhenti di sini… kan sepi memangnya ada apa sih?
maaf mbak… saya mau pipis sebentar. Kamipun turun dari motor
dan menuju sebuah gubuk sawah yang tak jauh dari jalan.
Mbak ko ikut saya kesini… kan saya mau pipis, mau ngintip
ya…. Canda saya.
Ih kau itu Deka ada-ada aja, saya tu tsayat kalo di tinggal
sendiri….
Maaf deh… saya kan cuma bercanda…
Sesudah itu saya langsung ke sungai kecil yang berada di
samping gubuk untuk buang air dan sesaat kemudian kembali ke gubuk.
Di dalam gubuk kulihat Mbak Vaniatampak melamun, sayapun
segera menyapanya…
lho ko melamun mbak… pasti lagi melamun yang jorok ya….
hee..hee,
Ah kau Dek….. bikin kaget aja.
Eh mbak saya mau tanya sesuatu tetapi jangan marah ya…
Mau tanya apa.?? jawabnya.
Itu mbak, tadi sesudah buka dan mendengar cerita saya ko
wajah mbak jadi merah dan jadi salah tingkah, selain itu sepanjang perjalanan
tadi mbak memeluk erat banget sampai toketnya nempel di punggungku, mbak
Vaniaterangsang yaa?? Mendengar pertanyaanku ia langsung terperanjat, antara
malu dan marah menjadikannya salah tingkah.
Dekakau ini suka ngarang ya… udah ah pulang aja yuk…
mbak jujur aja… mbak terangsangkan?
Iya deh….. mbak jujur saya memang terangsang, habis cerita
kau hot banget sih… saya kan jadi ga tahan…
Emangnya mbak lagi pingin ya?? sahutku.
Idih… jangan gitu ah.
mbak kalo pingin saya mau ko melakukannya… Mbak Vania
langsung kaget..
Deka… kau ko berpikir begitu sih..? saya kan kakak ipar kau.
Mbak.. di rumah memang kakak ipar, tetapi di sini kan cuma
kita berdua…
Betul juga si Deka tetapi kalo main begituan di sini kan bisa
ketahuan orang yang lewat…
maksud mbak ngentot disini..?
Ya iya dong Deka… emangnya apa lagi…
Wahhh ternyata benar, saya bakal bisa ngentotin iparku yang
cantik dan bahenol ini… gumamku dalam hati.
Mbak… ya nggak di sini tetapi nanti di rumah aja, kan malam
ini mas Erwin dinas malam, jadi kita bisa ngentot di rumah…
Tetapi Deka, kan ada ibu sama 2 anakku…
Itu masalah gampang mbak, saya telah pengalaman untuk
mengaturnya.
Oke deh.. terserah kau… ya udah kita pulang yuk…
Tunggu sebentar mbak, kan baru jam 6.30 masih sore kita
pemanasan dulu aja yuk… bujukku.
Tetapi jangan di sini Deka… di tempat lain aja yaa…
Akhirnya kami meninggalkan gubuk itu dan kuarahkan motorku
masuk kedalam kebun tembakau yang cukup rimbun dan jauh dari jalan maupun rumah
warga. Saya hafal daerah ini karena tak saya pernah tinggal di daerah sini.
Saat masuk ke kebun sengaja kumatikan motor agar tak ada yang
melihat, kami berjalan perlahan menuju gubuk petani tembakau yang berada di
tengah. Sesampainya disana segera kupeluk mbak Vania, karena sejak tadi saya
sendiri telah birahi. Ia cuma diam saja dan langsung kubuka kancing celananya
dan kulepas berikut CD yang ia pakai.
Saat ku usap memeknya terasa basah dan mbak Vania cuma
mendesah saja. jari tanganku terus bergerilya di selangkangannya sementara
dibagian atas kumainkan lidah dan bibirku, kebetulan ia pakai baju yang longgar
sehingga cukup kusingkapkan keatas dan kuplorotkan BRA yang ia pakai.
Dengah penuh nafsu kujilat dan kusedot toket yang berukuran
36C itu secara bergantian kanan dan kiri. Saya juga menikmati permainan mbak
VaniaTangannya yang biasa mengaduk-aduk adonan kue begitu pintar mengocok
kontolku yang telah kulepas dari sangkarnya. Cukup lama kami beradegan mesum
semacam itu sampai akhirnya saya tak tahan lagi.
Segera kuarahkan kontolku ke memek mbak Vaniadan dengan
sedikit dorongan Slepp… Blezss.
Oh… Deka, ko dimasukin sih…. protes mbak Vania.
Maaf mbak, Deka nggak tahan…. Sayapun terus bergoyang maju
mundur sambil memeluk mbak Vania.
Dan ia pasrah saja karena juga merasakan nikmat goyanganku.
Slepp…slepp..slep. Ohhh….ahh…ahhh…. mbak Vaniaterus mendesah lalu beberapa
menit kemudian ia mencapai orgasme. Saya segera mencabut kontolku dan segera
meminta mbak Vaniamenungging membelakangiku, ia menurut saja sambil berpegangan
pada tiang gubuk.
Lalu dari belakang segera kuarahkan kontolku Blezzz…Slepp.
Kembali kuentoti meki mbak Vania, namun kali ini dari belakang. Sambil meremas
dan mengusap-usap pantat mbak Vania kugoyangkan pinggulku dengan irama yang
cepat. clepp.. clep… plak.. plaakk.
Tumbukan antara pinggulku dengan bokong mbak Vaniayang montok
menimbulkan suara yang cukup keras. Saya begitu bersemangat sehingga akhirnya
sayapun mencapai orgasme. Semburan sperma saya mengalir deras di dalam memek
mbak Vania, karena begitu banyak jumlahnya saat kucabut kontolku cairan putih
itupun mengalir keluar membasahi paha saya dan paha mbak Vania.
Sesudah selesai kami sempat bingung untuk membersihkan
kelamin kami yang bergelepatan Sperma, karena tak ada air di sekitar situ.
Akhirnya mbak Vaniamerelakan CD miliknya untuk digunakan sebagai serbet dan
terpaksa ia tak pakai CD saat pulang.
Sesampainya di rumah keadaan sepi, karena Ibu, Mas Erwin dan
anaknya sedang tarawih. Kamipun langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan
badan. Saat semua keluarga pulang tarawih kami bertingkah biasa saja. Dan Mas
Erwin pun tak curiga kalau istrinya baru saja kuentoti. Sekitar jam 9 malam
kulihat mas Erwin berangkat kekantornya untuk piket.
Malam semakin larut dan sepi karena semuanya telah tidur.
Sekitar jam 12 malam saya masuk kekamar mbak vania, ia sempat kaget namun
sesaat kemudian ia tau maksud kedatanganku. Saya segera mengajaknya pindah ke
kamarku, dan ia cuma menurut saja saat kugandeng keluar kamar. Sesampainya di
kamarku ia langsung melucuti pakainnya.
Saya telah tak sabar menikmati mbak Vaniauntuk kedua kalinya
di tempat yang lebih nyaman. Sesudah melepas semua pakaianku segera kurengkuh
ia dan kubaringkan di kasur. Dengan penuh gairah kucumbui tubuhnya yang bahenol
dan putih itu, mbak Vaniacuma menggeliat dan mendesah saat kucumbui bagian
intimnya.
Memeknya yang berbulu tipis menjadi maninan bagi bibir dan
lidahku dan bersamaan dengan itu tanganku juga terus menerus meremas
payudaranya yang montok. Tak lama berselang ia mulai tak tahan dan akhirnya
mencapai orgasme sebelum kuentoti.
Sesudah istirahat sejenak saya kembali mencumbui mbak vania,
namun cuma sebentar karena saya telah tak sabar segera kuarahkan kontolku ke
memeknya. Dalam posisi terlentang dan meki yang sudag basah tak sulit bagiku
untuk memasukkan kontol hingga penuh.
Zleppp….. blesss……… Ahhhh, rasanya sungguh nikmat. Sayapun
mulai bergoyang menyalurkan hasratku, walaupun beberapa jam yang lalu saya
telah kami telah sama-sama orgasme saat ngentot di dalam gubuk namun kami tetap
semangat.
Suasana yang kondusif dan tempat yang nyaman membuatku berani
mencoba berbagai macam gaya ngentot sesuai keinginanku. Mbak Vaniatetap pasrah
saja saat kuentoti, ia selalu menuruti semua keinginanku termasuk saat kuminta
mengulum kontolku.
Di malam yang penuh gairah itu, saya benar-benar puas. Mbak
vaniapun begitu menikmati permainanku hingga ia mencapai 3 kali orgasme. Dan
keperkasaanku inilah yang membuatnya menjadi ketagihan untuk saya entoti
sehingga sejak saat itu setiap malam saya bisa ngentot dengan dia. Kegiatan ini
terus berlangsung hingga lebaran datang. Dan perselingkuhanku ini baru berakhir
sesudah saya harus kembali ke Jakarta.
No comments:
Post a Comment