DEWALOTTO

DEWALOTTO
Tersedia 6 Bank BCA, BNI, MANDIRI, BRI, DANAMON dan NIAGA ™DAFTAR™ Klik Gambar Diatas*****

Monday, 30 October 2017

Cerita Sex - Kesepian Seorang Ibu..


“Maa.. Mamaa..” Tio (16 tahun) memanggil ibunya (Ratih, 42 tahun) yg memang sdh 2 hari selalu di rumah, karena cuti selama 12 hari kerja untuk mengurus pernikahan kakak perempuan Tio yg bernama Surti (22 tahun).

Ternyata ia tdk mendapat jawaban, lalu terdengar langkah orang berjalan mendekati diri Tio, ternyata Sasma, pembatunya yg sdh bekerja di rumah Tio sejak 4 tahun yg lalu (waktu itu Tio berusia 12 tahun).

Bersamaan dgn meninggalnya ayah Tio karena kecelakaan lalu lintas, Ibu Tio mengambil keputusan untuk bekerja, karena alasan untuk mempertahankan kehidupan keluarga dan membiayai sekolah anak-anaknya. Sejak saat itu mereka tinggal hanya berempat termasuk Sasma.

“Nyonya sedang tidur Den.., di kamar atas.. Kata nyonya, kalo Den Tio ada perlu bangunin aja..”

“Iya deh Bi.. nanti saya ke atas..”

Tio membuka sepatunya dan melangkah ke lantai atas rumahnya. Tio berniat mengetuk pintu, tp ia mengurungkan niatnya karena dilihatnya bahwa pintu kamar ibunya tdk tertutup dgn sempurna, sehingga masih terdapat celah yg cukup besar untuk melihat keadaan di dlm kamar.

Tio mencoba mengintip ke dlm kamar, dan terdiam sesaat karena melihat ibunya sedang tertidur lelap dan roknya tersingkap sampai ke perut. Terlihat ibunya mengenakan celana dlm yg terbuat dari nylon, dan terlihat sangat menggairahkan.

Tio memang sdh biasa melihat pemandangan seperti ini, bahkan ia sering melihat ibunya bila sedang ganti pakaian, dan Ratih memang tdk memperdulikan keberadaan anaknya pada saat ia sedang dlm keadaan setengah telanjang. Ratih memang berumur kepala empat, tetapi ia sangat menjaga kebugaran tubuhnya dgn selalu mengikuti latihan-latihan aerobic di kantornya, jadi meskipun sdh berumur, Ratih masih memiliki tubuh yg indah dan sexy, itulah sebabnya Tio mengagumi ibunya.

Tetapi kali ini Tio merasakan ada perasaan lain yg menjalar di seluruh tubuhnya, ia membuka pintu dgn perlahan dan masuk dgn mengendap-endap, dgn harapan bahwa kedatangannya tdk diketahui oleh Ratih. Mata Tio menatap nanar ke arah selangkangan Ratih, terlihat dgn jelas gundukan yg menyembul lembut di balik bahan nylon putih, dan terlihat samar-samar bulu-bulu hitam yg membuat Tio menelan ludah.

Tio mencoba ingin menyentuh paha mulus Ratih, tp sejenak ia mengurungkan niatnya, dan ia sempat berpikir akibat perbuatan yg akan dilakukannya. Ia merasa takut kalau-kalau nantinya Ratih akan marah dan menghukum dirinya, dan Tio berusaha menekan nafsunya dgn berkata dlm hati bahwa apa yg dilakukannya adalah salah, karena Ratih adalah ibu kandungnya. Tio tetap berdiri di sebelah tempat tidur dgn pandangan matanya tdk lepas dari tubuh Ratih.

Entah setan apa yg mempengaruhinya, Tio mengulurkan tangannya dan mulai mengelus-elus paha Ratih. Pada saat elusan tangan Tio hampir sampai ke pangkal paha ternyata Ratih terbangun dan lagnsung menarik diri mengambil posisi duduk di atas kasur sambil membereskan pakaiannya. Tio terperanjat dan ketakutan setengah mati, tp apa mau dikata, semuanya telah terjadi, Tio terdiam menunggu apapun yg akan terjadi selanjutnya.

“Kamu sdh pulang sekolah..? Mama pikir siapa..,” Ratih menegur Tio dgn nada yg sama sekali tdk terlihat marah.

Mendengar nada bicara ibunya, Tio yakin bahwa ibunya tdk marah kepadanya, Tio hanya mengangguk menjawab pertanyaan ibunya.

“Kamu sdh makan..?” tanya Ratih.

“Belon nih Ma.. Tp Tio sdh jajan Mie Ayam disekolahan, jadi masih kenyg..,” jawab Tio sambil mengambil posisi duduk di pinggiran tempat tidur.

Tio duduk sambil memandang ke arah dada Ratih yg memang tdk memakai bra. Ratih menyadari bahwa anak sebaya Tio memang sedang terobsesi dgn lawan jenis.

Dgn tersenyum dan mengusap pipi Tio, Ratih berkata, “Kamu liat apa sih, ko sampe bengong gitu..?”

“Ah nggak Ma..” jawab Tio grogi.

“Wajar ko, kalo seusia kamu berbuat seperti itu, tp jangan ke Mama, soalnya Mama kan ibu kamu..”

“Tio kan cuma liat Ma..”

“Apa yg kamu liat..? Waktu kecil kamu minum susu dari sini.” kata Ratih sambil memegang tete sebelah kiri dgn tangan kanannya.

“Kalo sekarang susunya masih ada nggak Ma..?” Tio bertanya dgn lugu dan manjanya.

“Ya.. enggak lah..”

“Boleh nggak Tio cobain nyusu lagi..? Kan Tio udah lupa rasanya..”

“Ih.. kamu ini apa sih, udah gede ko masih kolokan..”

“Ya Mama.. sebentar.. ajaa.. Ya Ma.. Yaa..?”

Ratih berpikir sejenak sebelum memberi keputusan, Ratih memang berpikir bahwa permintaan Tio menyalahi aturan, tp ia tdk ingin mengecewakan Tio, toh tdk ada salahnya kalau cuma sebentar pikir Ratih.

Ratih lalu mengangguk tanda setuju dan membuka bagian atas dasternya, dan mengeluarkan payudaranya sambil berkata,

“Tp kamu janji cuman sebentar yaa..”

Tio tersenyum dan mendekatkan mulutnya ke arah puting susu Ratih.

Saat mulut Tio mengulum, Ratih merasakan seluruh tubuhnya bagai tersengat aliran listrik, karena memang sdh empat tahun ia tdk merasakan bagian-bagian sensitif di tubuhnya disentuh oleh laki-laki. Tio bukan cuma mengulum, tetapi juga memainkan lidahnya di sekitar puting susu Ratih, Ratih menikmatinya untuk sesaat dan dia berusaha mendorong Tio yg mulai keasikan. Tio menahan dorongan Ratih dan tetap pada posisi mengulum puting Ratih.

“Tio.. cukup sayang.., udahan yaa..!”

Tio tdk menjawab dan tetap pada aksinya, malah Tio memberanikan diri menambah aksinya dgn mengelus paha ibunya. Ratih mendorong Tio dgn sekuat tenaga sampai Tio terjatuh ke lantai. Ratih membalikkan badan dan tidur telungkup sambil membenamkan wajahnya ke bantal. Tio berdiri dan berjalan ke arah lain sisi tempat tidur, dan duduk di tepian tempat tidur. Kini posisi Tio dan Ratih saling membelakangi.

Tio berusaha memecahkan keheningan di dlm kamar itu dgn bertanya,

“Mama marah sama Tio Ya..? Maafin Tio ya Maa.. Tio janji nggak lagi-lagi deh Ma..”

“Mama nggak marah ko Di.. Mama cuma inget sama Papa, dan Mama takut.. keterusan, lagipula apa yg kita lakukan tTio tdk dibenarkan.”

Tio lalu naik ke tempat tidur dan berbaring di sebelah Ratih yg masih membelakanginya, lalu Tio memeluk Ratih dari belakang sambil mencium pipi Ratih.

“Tio sayang sama Mama dan nggak mau Mama sedih karena inget sama Papa,” sambil berkata Tio nekat mencium bagian belakang telinga Ratih dan tangannya mengelus buah pantat Ratih.

Kembali Ratih terasa distrum dan membiarkan tangan Tio yg meremas dan mengelus buah pantatnya. Tanpa sepengetahuan ibunya yg memang menghadap membelakangi Tio, Tio membuka resleuting celananya dan mencopot celananya sampai tinggal hanya celana dlm yg tersisa.

Tio kemudian menyilangkan tangannya ke depan dan meremas payudara Ratih, sementara itu Tio menempelkan barangnya yg tampak menyembul ke belahan pantat Ratih yg masih terbungkus CELANA DLM. Sesaat kemudian Tio membalikkan tubuh Ratih hingga telentang dan mengangkat daster Ratih bagian bawah sampai ke atas, dan Ratih hanya diam dan mengikuti semua gerakan Tio.

Kini Ratih hanya tinggal mengenakan CELANA DLM, Tio membuka pakaiannya dan keadaan Tio kini pun tinggal hanya mengenakan CELANA DLM. Tio menindih tubuh Ratih dan menempelkan barangnya yg masih terbungkus CELANA DLM tepat di atas barang Ratih yg juga masih terbungkus CELANA DLM. Tio kembali mengulum puting susu Ratih dan terus menjilat sampai ke perut, dan pada akhirnya sampai ke bawah pusar Ratih. Tio menarik CELANA DLM Ratih ke bawah, dan Ratih pun mengangkat pantatnya sehingga memudahkan Tio dlm membuka CELANA DLM ibunya. Tio kembali menjilati perut Ratih yg akhirnya ke paha dan mulai ke bagian sekitar pangkal paha.

Ratih mendesah karenanya,

“Shhshh.. Ouhh Tio.. Jilatin barang Mama sayang.. ouh..!”

Tio terus menjilat, dan akhirnya Tio menjilati penis Ratih,

“Tio.. enak sekali sayang.. oohh..”

Tio terus menjilati dgn semangat, dan akhirnya Ratih sampai pada puncaknya.

“Tio.. Mama keluar.. sayaang..!”

Ternyata baik Ratih maupun Tio sdh dirasuki nafsu yg sangat mendlm, Ratih menarik tangan Tio pertanda ia ingin merubah posisi. Ia membiarkan Tio berbaring, sementara ia duduk bersimpuh di tempat tidur dan menarik CELANA DLM Tio sampai terbuka. Lalu Ratih mengulum batang penis Tio.

“Ma.. enak Ma.. teruss Ma.. ouuhh..”

Mendengar Tio mendesah sedemikian rupa, nafsu Ratih kembali bangkit dan dia mengambil posisi menduduki barang Tio dan menuntunnya masuk ke dlm lubang memeknya.

“Oooh.. Tio.. kenapa nggak dari dulu sayaang.. Mama kangen.. sekali pingin ngerasain seperti ini..”

“Iya Ma.. ouhh.. enak Ma.. sshhsshh..”

Ternyata karena sdh lama tdk bersetubuh, Ratih sangat terobsesi dgn keadaan dimana ia dan Tio sedang menikmati permaianan sex, sehingga ia tdk dapat mempertahankan perasaannya dan sangat mudah sekali mencapai orgasme.

“Tiooo.. mama keluar lagi Tio..oouuhhgg..”

Tio mengambil inisiatif untuk merubah posisi, ia membalikkan tubuh ibunya, dan kini posisi Tio ada di atas tubuh ibunya. Tio mengocok keluar masuk batang penisnya dgn sangat penuh perasaan karena ia tdk ingin menyakiti ibunya. Karena kelembutan yg diberikan Tio, Ratih kembali terangsang dan menggoyangkan pantatnya.

“Sshhss.. Tioo.. kamu kuat sekali.. persis seperti Papamu.. ouuhhgg.. terus sayang.. shhgg..!”

Tio melepaskan penisnya, dan menarik tangan Ratih untuk mengambil posisi menungging. Ratih mengikutinya, kini mereka dlm posisi doggy style.

“Tioo.. ough.. Tio.. Mama mo keluar lagi sayang..”

“Kita bareng ya Ma.., Tio juga mau sampe.. oouughh..! Tio keluar Maa..”

Ratih menggoyangkan pantatnya dgn cepat, dan terasa ada cairan hangat yg menyembur di dlm tubuhnya.

“Mama keluar juga sayang..”

Dan akhirnya mereka berdua terkulai lemas, Tio mencium kening Ratih dan berkata,
“Tio sayaang deh sama Mama..”

Ratih hanya tersenyum karena masih terbayang kenikmatan yg baru saja ia rasakan.

“Boleh nggak kalo kapan-kapan kita begini lagi..?” tanya Tio sambil memelas.
Ratih mengangguk dan berkata,

“Boleh sayang.. kapan pun kamu mau, kamu tinggal bilang, tp janji jangan sampai orang lain tau.”


Demikianlah semenjak kejadian itu Tio dan Ratih sering melakukannya setiap ada kesempatan.

Saturday, 28 October 2017

Cerita Sex - Pembantu Janda Tapi Perawan..


Jabatan ini ku peroleh sebulan yg lalu karena sudah 4 tahun aku menjabat sebagai assisten kebun di wilayah Kalbar dan dianggap mampu serta mengetahui seluk beluk bidang pekerjaanku terutama masalah budget dan controlling selain keahlianku di lapangan.

Hidup di Jakarta memang tdklah mudah, perlu penyesuaian dan kesabaran yg tinggi serta masalah pengaturan keuangan agar bisa hidup di belantara beton. Walau sama-sama belantara, namun hidup di lokasi kebun perusahaan yg notabene belantara hutan beneran lebih sri, sejuk dan tenang dibandingkan belantara beton di kota ini.

Untung dgn posisiku, aku mendapat beberapa fasilitas dari perusahaan yg tdk aku dapat pada posisi terdahulu. Aku mendapat uang sewa rumah yg cukup besar dan beberapa fasilitas lain seperti mobil operasional dan UPD yg lumayan besar bila melakukan audit di lokasi perkebunan.

Setelah 2 bulan mencari rumah kontrakan, akhinya aku dapat di sebuah perumahan di Bekasi. Atau sekitar 1 jam dari kantor menggunakan mobil.

Sebulan aku mengurus rumah, aku sudah tdk sanggup, apalagi sering aku tinggal ke luar kota. Aku kemudian mencoba mencari pembantu untuk mengurus dan membersihkan rumahku. Saat aku mencari makan di perbatasan Tasikmalaya sepulang aku dari rumahku di Magelang, aku coba menanyakan kepada salah satu pelayan warung makan yg lumayan manis dan montok walau kulitnya agak gelap.

“Mbak, mau nanya boleh?” kataku pada seorang pelayan warung makan saat aku makan siang

“Iya mas, ada apa?” jawabnya

“Mbak tau tempat untuk mencari pembantu rumah tangga di sekitar sini?” tanyaku

“Emang masnya nyari pembantu untuk siapa dan dimana tinggalnya?” tanyanya

“Untuk saya dong, rumah saya ngga ada yg ngurus kalo saya tinggal, apalagi kalo keluar kota. Selain itu saya masih sendiri mbak. Kalo bisa yg bisa masak sekalian, biar ngga repot kalo saya tinggal di Jakarta” jawabku

“Kalo gajinya mas?” tanyanya lagi

“Berapa mbak rata-rata gaji pembantu disini ?” tanyaku

“Saya kurang tahu mas, tp kalo saya disini digaji 600 ribu sebulan” jawabnya

“Ooo…..kalo mau ya saya gaji 850 ribu deh plus makan, tempat tinggal dan MCK ditanggung” kataku sambil bergurau

“Kalo gitu saya aja mas, tp gajinya digenepin yah jadi 1 juta gitu” katanya menawarkan diri sambil tersenyum

“Masalah gaji sih ngga masalah, tp suami apa orangtua mbak keberatan nggak?” tanyaku sambil menyelidik

“Saya udah cerai kok mas, jadi agak bebas. Kalo orangtua saya nggak masalah” jawabnya

“Oya, nama mbak siapa? Dari tadi aku lupa nanya nama. Saya Yudi ” kataku

“Kalo saya Tyas, lengkapnya Tyas Nurlela” jawabnya

Akhirnya aku menunggunya untuk ngomong sama pemilik warung dan ketika pemilik warung mengantar Tyas ke mejaku, aku berdiri dan ngomong kepada pemilik warung agar mengerti. Dia mengangguk dan mendoakan Tyas agar berhasil ikut aku.

Kemudian aku mengantar Tyas ke rumahnya yg terletak sekitar 5 km dari warung itu di sebuah desa yg masih tertinggal. Sampai disana aku ngomong kepada orangtua Tyas sambil memberi kartu nama dan alamat serta nomor telpon rumahku. Setengah jam kemudian Tyas kembali keruang tamu sambil membawa tas kecil berisi pakaian.

Setelah itu aku memberi uang 500 ribu untuk ibunya Tyas karena hatiku iba dgn kehidupan mereka di desa ini, dan mereka berterima kasih kepadaku. Tyas juga tersenyum kepadaku saat adiknya aku berikan uang 50 ribu untuk beli buku. Kamipun berangkat ke Jakarta lewat Bandung. Akhirnya kami tiba di Jakarta pukul 10 malam dan kemudian meunjukkan tempat tidur Tyas. Setelah itu aku segera mandi kemudian tidur.

Keesokan harinya aku bangun dan saat menuju kamar mandi, aku lihat Marni sedang mengepel lantai. Di meja makan sudah tersedia segelas kopi panas dan nasi goreng. Setelah aku mandi aku lalu sarapan dan sempat aku lihat Marni mengepel lantai dlm posisi membungkuk. Terlihat pantatnya yg indah membulat bergerak-gerak dan membuat aku terangsang.

Setelah sarapan aku jelaskan tugas Marni dan fasilitas yg ada di rumah. Dia mengangguk tanda mengerti dan saat kulihat bajunya, ternyata sudah ada yg robek. Siang harinya Marni aku ajak berbelanja beberapa baju, celana,daster, pakaian dlm dan sandal serta tdk lupa make up. Tyas juga sekalian aku ajak ke pasar untuk membeli bahan mentah untuk dimasak.

Setelah sampai dirumah, aku suruh Tyas untuk mencoba baju dan celana yg dibeli tadi. Umur Tyas baru 23 tahun, tingginya 160 cm dan beratnya sekitar 45 kg dan yg membuatku terpesona adalah teteknya yg berukuran 36 B. Kulitnya agak putih namun terawat dan wajahnya yg manis membuat baju yg dibeli sangat cocok dgn tubuhnya.

Malam harinya dia bercerita tentang keluarganya, mantan suaminya dan pekerjaannya. Dia lulusan sebuah SMK di daerahnya dan dulu dinikahi oleh seorang lelaki yg sudah tua tp kaya raya. Dia merupakan rentenir di desanya dan orangtuanya mempunyai hutang yg banyak pada lelaki tersebut sehingga ketika orangtuanya tdk bisa membayar hutang, Tyas dipaksa menikah oleh lelaki tersebut dgn ancaman orangtuanya akan dibunuh karena tdk bisa membayar hutang. Pernikahan mereka hanya bertahan 1 tahun ketika lelaki tersebut meninggal dan oleh istri tua lelaki tersebut Tyas tdk diberi apapun. Tyas sempat bekerja di sebuah toko di Tasikmalaya selama 2 tahun, tp disuruh pulang untuk dinikahkan dgn rentenir tersebut.

Setelah 3 bulan Tyas bekerja dirumahku, dia sudah agak berubah. Kulitnya putih bersih dan mulus serta sudah bisa menggunakan make up walau hanya sesekali. Aku yg sering dinas keluar kota merasakan perubahan tersebut. Keakraban kami juga bertambah sebagai teman, bukan majikan dan pembantu.

Dan pada hari Jumat malam, setelah gajian, aku ajak dia ke sebuah restoran untuk makan malam walaupun hujan rintik mengguyur Jakarta. Setelah makan malam, dia aku ajak menonton film di ruang keluarga dgn DVD yg aku beli di mangga dua. Dia memakai daster tanpa lengan yg aku belikan dan aku hanya bercelana kolor pendek dan kaos longgar.

Saat ada adegan percintaan yg agak panas, kurasakan nafasnya terasa berat. Akupun segera mendekatkan posisi dudukku sampai disamping badannya.

Agen Bola Agen Bola Terpercaya Agen Sbobet Indonesia Bandar Bola Bandar Judi Judi Online Judi Poker Judi Bola Judi Casino Casino Online Indonesia

“Yas, serius bener nonton filmnya?” tanyaku

“Ehh…..mas Yudi emangnya ngga serius?” jawabnya

“ Hehehe…kalo bagian gituan aku pasti serius” candaku

“Bagian yg mana? Ooo….pasti bagian yg buka-bukaan ya…” katanya sambil tersenyum.

“Iya dong, kalo dulu kamu ama suamimu dulu gimana?” Kataku sambil tertawa

“Ihh….mas Yudi ini ada ada aja” katanya sambil tersenyum

“Ceritain dong….jadi penasaran nih..” kataku sambil mendekatkan tubuhku ke tubuhnya

“Malu ah…pamali atuh….” Katanya sambil mencubit pinggangku

“Dulu pasi enak terus dong ama suami yg sudah ahli” kataku sambil membalas mencubit pinggangnya

“Ihh….sakit dong mas…Suamiku dulu dah ngga kuat kok, aku aja ngga ngerasa” katanya

“Mosok…..bisa dong diajarin…” kataku

“Yee….ama pacar mas atuh. Mosok ama saya, saya kan jelek. Janda lagi” katanya

“Aku belum punya pacar koq. Masih seneng sendiri” kataku sambil merangkul Tyas dan tdk ada tanda penolakan

Setelah itu aku menawarkan untuk memutar film yg lebih hot. Tyas yg penasaran segera mengiyakan tawaranku. Segera aku ambil VCD XXX romantis dari kamarku. Setelah itu aku duduk disamping Tyas dan merangkul pinggulnya. Terlihat seorang cewek Jepang sedang bercakap cakap dgn lelaki bule dan saling merangsang. Kemudian meraka terlibat percintaan yg lembut dan romantis.

30 menit kemudian, Tyas ternyata sudah sangat terangsang melihat adegan tersebut dan akupun yg sudah tegang, lalu mencium pipinya. Ketika dia menoleh ke arahku, segera aku cium bibirnya yg tipis dan dia membalas dgn lembut. Tanganku mulai menjelajahi toketnya yg montok dan menantang.

“Mass….jangaannn..ntar keterusan….” Kata Tyas pelan sambil tangannya menolak badanku lembut, tp aku pegang tangannya hingga tubuhnya terpojok di sudut sofa.

Tangannya memegang badanku dan berusaha mendorongku hingga aku harus memegang kedua tangannya dgn tangan kiriku.

Aku tdk memperdulikan omongan Tyas dan terus mencium bibir dan lehernya. Tangan kananku juga bergerilya kearah meqinya dan ketika sampai di meqinya, ternyata celana dalamnya sudah basah.

“Masss………..janggaaann……..” katanya dan segera aku sumpal bibirnya dgn bibirku sampai lidahku masuk dan mempermainkan lidahnya. Tanganku segera bergerilya kembali di toket dan pusarnya.

Dgn serangan di tubuh atasnya, Tyas lupa mempertahankan bagian bawahnya. Dgn cepat, tanganku kemudian melepas celana dalamnya dan tangan Tyas terlambat menghalanginya. Tubuhnya bergerak-gerak untuk melepaskan diri tp kalah dgn kekuatanku. Kemudian, tangan kananku mengelus meqinya lembut dan kurasakan meqinya sudah basah sekali. Beberapa kali jariku menelusup ke belahan meqinya dan mengenai clitorisnya, sedangkan kakiku aku gunakan menganjal kedua pahanya agar aku leluasa.

“Masss…..janggggaaannn…..aaduuhhh…..” desahnya tp tdk melarang tanganku yg masih menggosok bagian enaknya.

Setelah itu aku angkat tubuhnya dan aku lepas dasternya walau dgn penolakan keras. Tangannya mencoba menghalangi tp masih kalah kuat dgnku. Setelah itu aku lepas sekalian BH-nya hingga toket yg indah menggantung. Pentilnya coklat muda tp sangat menggirahkan. Kemudian aku dudukkan Tyas disofa dan aku hisap pentilnya. Tangan kiriku memegang kedua tangannya yg sudah aku arahkan ke belakang punggungnya. Tangan kananku menggosok clitorisnya hingga meqinya basah. Tubuhnya dan kakinya bergerak dan mencoba meloloskan diri tp segera aku kuasai dgn tubuhku serta kakiku.

Bibirku kemudian bergerilya di toketnya yg sudah mengeras dan putingnya sangat tegang. Perlahan semakin kuturunkan jilatanku ke perut dan pusarnya sambil tanganku masih meremas dan mempermainkan putingnya yg tegang mengacung sambil memposisikan tubuh Tyas menyandar di sofa.

“Oooohhh…sudaaah masss……….jangaannn……..” desahnya

Aku tdk memperdulikan dan segera jilatanku menuju ke meqinya yg basah sekali. Aku lihat jembut Tyas yg tebal sangat mengairahkan ditambah lagi meqinya yg tanpa ada cacat berwarna merah muda menambah naik nafsuku. Tyas mendesah ketika jilatanku mengenai meqinya.

“Mass……….kotorr…..akuu…maluu………” teriaknya sambil mendorong kepalaku

Tanganku lalu memilin pentil toketnya dan tangannya mencoba melepaskan mendorong kepalaku untuk menjauhi meqinya yg sudah sangat basah oleh lendir nikmatnya dan air liurku. Sensasi yg aku buat ternyata lama-lama membuat Tyas mulai merasa keenakan dan menikmati yg kulakukan. Tangannya meremas rambutku dan kakinya diangkat ke atas pundakku.

“Ohh…..masss…..enaaaaakkkk……..” desah Tyas

Aku lalu menggodanya dgn menjauhkan mulutku dari meqinya. Tp tangannya segera mendorong kepalaku untuk menjilati meqinya lagi. Sampai 5 menit kemudian tubuh Tyas mengejang hebat disertai jepitan kakinya dan tangannya menekan kepalaku.

“Masss…aku keeluuuarrrr….” Jerit Tyas

Cairan orgasmenya menyembur dan segera aku telan. 2 menit kemudian aku lihat Tyas lemas tak berdaya dan segera aku gendong tubuhnya ke kamarku. Aku lalu melepas celana dan kaosku. K0ntolku yg berukuran 16 cm diameter 3,5 cm dan telah tegak mengacung aku arahkan ke mulut dan aku paksa Tyas menjilati k0ntolku. Walau agak canggung, Tyas mulai menjilat dan menghisap k0ntolku serta tangannya mengocok k0ntolku.

Setelah 5 menit, aku lalu mencium Tyas dan menjilati leher, pentil dan ketiaknya yg putih bersih. Perlahan, jilatanku merambah pusar dan perutnya. Akhirnya meqi Tyas aku jilat beserta clitorisnya yg sudah mulai besar kembali.

“Mass….sudahhh..jangan teruskan…” kata Tyas pelan

Setelah meqinya banjir aku lalu mencium bibirnya lagi dan disambut dgn pagutan bibirnya yg ganas. K0ntolku aku arahkan ke lubang meqinya. Aku sangat kesulitan memasukkan k0ntolku dan lama, sampai akhirnya kepala k0ntolku terselip di celah meqinya. Setelah itu aku dorong perlahan k0ntolku dan perlahan mulai masuk sedikit K0ntolku serasa dijepit keras oleh meqi Tyas.

“Masss…..” dasah Tyas saat k0ntolku mulai masuk dlm meqinya

Aku kemudian memasukkan lagi k0ntolku dan aku menyodok lembut meqinya sampai sepertiga k0ntolku masuk. Tyas mulai mengelinjang keenakan dan k0ntolku terasa terhalang oleh suatu lapisan. Aku kemudian menarik k0ntolku dan kemudian mendorong kuat k0ntolku dlm meqi Tyas.

“Ahh…masss…….sakiitttt….” teriak Tyas saat k0ntolku masuk dan mentok sampai dinding rahimnya

Pinggulnya bergerak ke kanan dan kekiri mencoba mengurangi rasa sakit yg menjalari meqinya. K0ntolku yg telah masuk terasa terjepit kuat oleh meqinya. Akupun mengikuti gerakan pinggul Tyas sambil mendiamkan k0ntolku dlm meqinya yg sempit. Akhirnya tubuh Tyas yg sudah kelelahan tdk bergerak gerak lagi. Nampak tetesan air matanya membasahi sudut mata dan mengalir ke bantal. Dari wajahnya, Tyas sepertinya sudah pasrah terhadap apa yg akan aku lakukan selanjutnya.

“Tenang Yas….abis ini kamu akan merasa enak dan merasa diawang-awang” kataku sambil mencium pipi dan bibirnya yg masih tertutup.

Sekitar 2 menit aku mendiamkan k0ntolku sambil mulutku menghisap dan menjilati pentilnya yg mengacung tegak. Kemudian aku mulai menggerakkan k0ntolku maju mundur dgn lembut. Disertai ciuman dan jilatan di tubuhnya.

“Ooohh…masss…..enaaaakkk……” desah Tyas ketika sodokanku mulai lancar dlm meqinya

“Meqimu juga enak sayang…..sempit banget..” desahku sambil menyodok dgn kecepatan sedang

“Kecepok…kecepok….kecepok….” suara k0ntolku beradu dgn meqinya yg sudah banjir

Setelah 10 menit, aku merasakan k0ntolku dijepit dan disedot keras oleh meqi Tyas. Yg merupakan tanda bahwa Tyas mengalami orgasme.

“Masssss…..akuuu…keeee….luuaaaarrrr……..” Jerit Tyas sambil tangannya menjambak rambutku dan kakinya mengapit erat pinggulku.

Akupun mendiamkan sebentar k0ntolku dlm meqinya yg masih mencengkram dan menyedot kuat k0ntolku. Dan sebentar kemudian aku mulai menyodok kembali k0ntolku dlm meqinya yg sangat basah akibat cairan orgasmenya yg lumayan hangat. Ciuman dan jilatanku menejelajahi kembali bibir, leher dan pentil toketnya serta ketiaknya yg bersih. Setelah itu, sodokanku mulai cepat dan mengakibatkan tubuh Tyas terguncang guncang lemas dibawah tubuhku. Semakin lama sodokanku makin cepat karena aku aku sudah merasa spermaku sudah mau dikeluarkan.

“OOhhh…..masssss……” desah Tyas yg dilanda nafsu birahi kembali

“Tyas…meqimu memang seret…..aku sukaaa….” Desahku

Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan k0ntolku terasa dijepit dan disedot oleh meqi Tyas lagi. Beserta itu, tangannya mencakar punggungku dan kakinya mengapit pinggulku dgn kuat. Kali ini semburan cairan orgasme Tyas terasa panas dan banyak.

Agen Bola Agen Bola Terpercaya Agen Sbobet Indonesia Bandar Bola Bandar Judi Judi Online Judi Poker Judi Bola Judi Casino Casino Online Indonesia

“Masss……akuuu……dapat laaa…ggiiiiii……” jerit Tyas ketika mendapat orgasme yg kedua saat bercinta dgnku.

Aku yg sudah tdk tahan lagi bermaksud mengeluarkan k0ntolku dari meqinya. Tp kakinya yg masih mengapit pinggulku dgn kuat menghalangi niatku dan sebentar kemudian

“Crottt….croottt…croottt…….” sekitar 10 kami semburan spermaku yg sudah tdk aku keluarkan selama 2 minggu mengucur deras dlm meqi Tyas.

“Ohhh….Tyasaaa…….akuu…keluaarrr….” teriakku saat bendungan spermaku sudah tdk dapat dibendung lagi.

Tubuhku ambruk di atas tubuh Tyas yg lemas. “Plop….” Suara k0ntolku saat terlepas dari meqi Tyas.

Setelah itu aku membaringkan badanku disebelah tubuhnya. Aku sempat melihat sprei ranjangku terdapat cairan dgn warna merah jambu hingga aku kaget.

“Tyas, kamu masih perawan ya?” tanyaku dgn kaget

“Iya mas, dulu k0ntol suamiku sepertinya hanya sampai depan meqi lalu keluar” jawabnya sambil terengah-engah dan tersenyum

“Waahh aku dapat Janda tp perawan nih” candaku

“Mas, tadi dikeluarkan di dalem ya” tanyanya dgn muka khawatir

“Iya Yas, abis kakimu masih mengapit pinggulku padahal aku udah ngga tahan” jawabku

“Lalu kalo aku hamil bagaimana” tanyanya sambil matanya menitikkan air mata

“Aku akan bertanggung jawab sayang. Apalagi aku sudah butuh pendamping sepertimu” kataku pelan

“Makasih ya mas, Tyas bahagia banget malam ini” katanya

“Aku juga, walau kamu menolak pada awalnya” kataku

“Abis aku takut. Kata temenku saat malam pertama katanya sangat sakit” katanya

“Itu berarti suaminya yg nggak mahir bercinta” candaku

“Kalo mas udah sering ya ngelakuin ini” tanyanya

“Hanya 3 kali ama pacarku dulu sampai dia lulus dan pulang ke Kalimantan” jawabku berbohong

“Makannya sudah ahli memuaskan perempuan….” katanya sambil tersenyum

“Dan pacar mas pasti senang karena burung mas besar dan panjang, sampe kerasa penuh mamekku” tambahnya

“Tp kamu suka kan…..?” tanyaku

“He..he…he….sekarang sudah genap status jandaku, tdk perawan lagi…” katanya sambil tersenyum

Sambil bercakap-cakap, k0ntolku sudah mulai tegang lagi karena Tyas mengosok halus k0ntolku. Dan akupun lalu mencium bibirnya yg tipis dan disambutnya dgn ciuman yg ganas. Setelah Tyas aku rangsang kembali, perlahan nafsunya mulai naik dan meqinya mulai basah. Segera lidahku menyapu meqinya yg masih ada sedikit cairannya dan menghisap clitorisnya yg sudah membesar.

Setelah puas menjilati meqinya, aku lalu tidur terlentang dan aku suruh Tyas di atas. Tangannya membimbing k0ntolku memasuki liang meqinya yg sudah banjir. Baru setengah k0ntolku masuk terasa agak susah masuk lagi. Tanganku lalu memegang pantat Tyas agar lebih terbuka dan menyuruhnya memutar pinggulnya. Sebentar kemudian seluruh k0ntolku masuk dlm meqinya yg sangat sempit.

Tyas kemudian menggerakkan badannya naik turun dan tanganku memegang toketnya yg menantang serta memilin pentilnya. Beberapa kali wajahnya aku tarik untuk mencium bibir tipisnya dan beberapa kali pula jari tanganku menggosok clitorisnya hingga membuat Tyas keenakan

“Massss……….k0ntolmu besar banget…akuuu..nggaa tahannn…” kata Tyas sambil menggerakkan badannya

“Meqimu juga sempit banget Yass….” Desahku

Baru lima menit Tyas bergoyang diatasku, tubuhnya mengejang dan ambruk diatas tubuhku. Meqinya menjepit dan menyedot k0ntolku dgn kuat disertai dgn remasan tangannya di kedua pentilku. Aku membiarkan Tyas meresapi orgasmenya dan sebentar kemudian aku suruh Tyas menungging.

“Masss…jangan dimasukin disitu…kotorr….” kata Tyas yg ketakutan kalo aku menyodominya

“Ngga sayang, kamu santai saja” jawabku

Aku lalu memasukkan kembali k0ntolku dlm meqinya yg banjir dan sambil memilin pentil toketnya yg menggantung bebas

“Ahh…masss…enak bangetttt……..” katanya ketika sodokanku mulai lancar dan cepat

“Tyas…aku sayang kamuu…” kataku

“Aku juga sayang mas Gun….” Katanya

“Plok…plok…plok….” Suara pangkal k0ntolku beradu dgn pantat Tyas yg bulat dan seksi

Lama-lama sodokanku semakin cepat dan 10 menit kemudian Tyas mengalami orgasmenya kembali

“Ahh….massss…aku keluarr……laaaa…ggiiiii..” jerit Tyas sambil meremas ujung bantal dgn kuat.

Kembali k0ntolku dijepit dan disedot kuat oleh meqinya dan sebentar kemudian Tyas ambruk dan aku yg masih tanggung lalu merebahkan tubuhnya dan aku atur dgn posisi miring. Kemudian aku menyodok lagi meqinya dgn mengangkat salah satu kakinya ke pundakku. Sekitar 10 menit meqi Tyas aku sodok dgn cepat, Tyas kemudian kembali merasakan orgasmenya lagi. Dia meremas bantal di depannya.

“Oohh……massss……aku keluaarrr…” Desah Tyas pelan

Aku yg mulai merasakan adanya dorongan spermaku untuk dikeluarkan segera menaiki tubuh dgn posisi misionaris. Dan aku segera menyodok meqinya dgn cepat. Sekitar 5 menit kemudian, spermaku sudah tdk dapat ditahan lagi dan akhirnya 6 semburan spermaku mengisi meqi Tyas.

“Aku…keee..luuaaarrrr…….” teriakku

Saat spermaku mulai menyembur, aku rasakan Tyas kembali mengalami orgasme. Tangannya mencakar punggungku dan kakinya mengapit pahaku. Akhirnya setelah puas menyemburkan spermaku, aku tidur disamping Tyas yg sudah lemas tak berdaya. Tanganku memeluk erat tubuhnya dan nafas kami yg terengah-engah terdengar di seluruh kamar.

Hujan yg tdk kunjung berhenti sangat membantu suasana percintaan kami, dan tdk mungkin tetanggaku tahu bahwa kami sedang bercinta. Sempat aku lihat jam dinding yg menunjukkan pukul 12 malam. Berarti kami telah bercinta hampir 2,5 jam. Setelah itu kami tertidur pulas tanpa pakaian yg menempel.


Semenjak itu kami sering bercinta dan memuaskan birahi kami. Agar tdk hamil, Tyas teratur minum pil KB. Kami juga sering bereksperimen birahi dan semua tempat menjadi tempat bercinta kami dari ruang tamu, kamar, dapur dan halaman belakang. Cuman di halaman depan saja yg kami hindari karena takut kepergok tetangga.

Thursday, 26 October 2017

Cerita Sex - Seharusnya ini tak terjadi mak..



Sulastri dan Haryo tinggal menyewa rumah di sebuah kampung. Surya, berumur 51 tahun yg bekerja sebagai buruh kontrak menebang hutan seringkali masuk ke hutan hingga berhari-hari lamanya, malah kadang kala hingga sebulan tak pulang ke rumah. Manakala Sulastri pula, 48 tahun, menjadi ibu rumah tangga sepenuh waktu menjaga anaknya Syifa yg masih duduk di bangku sekolah dasar. Anaknya Mansyur, atau sering dipanggil Rosid oleh temannya yg berumur 20 tahun bekerja di bengkel motor yg terletak selang 2 buah rumah dari rumahnya. Jarak umur Rosid dengan adiknya memang jauh, malah Sulastri dan Haryo sendiri tdk menygka bahwa mereka masih boleh menimang buah hati setelah sekian lama diterka hanya Rosid sajalah anak tunggalnya.

Kerja Rosid sebagai mekanik dimulai sejak dia menamatkan sekolah kejuruannya. Lantaran masalah keuangan keluarganya, dia tdk dapat melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Demi membantu keluarga, Rosid bekerja di bengkel pak Abu. Berawal sebagai anak suruhan, Rosid kini sudah pandai memperbaiki motor, hasil didikan pak Abu yg percaya dan yakin dengan keahlian terpendam Rosid. Uang gajinya selalu digunakan untuk membantu ibu dan adiknya membeli kebutuhan lantaran bapaknya, Haryo yg jarang pulang ke rumah karena bertugas di pedalaman dan jauh dari rumah.

Sulastri yg merupakan ibu rumah tangga, masih cantik wajahnya. Berwajah putih berseri dengan tahi lalat di kiri dagunya, sering memakai kerudung ketika keluar rumah, menyembunyikan rambutnya yg pendek sebahu. Selalu juga Sulastri merasakan kesepian menikmati hubungan suami isteri lantaran hidupnya yg selalu ditinggalkan suami.

Namun apa daya, dia tetap meneruskan hidup bersama anak-anaknya. Malah, Sulastri juga pernah berniat untuk selingkuh demi tuntutan nafsu yg seringkali sulit untuk dibendung, namun hati baiknya berkata tdk, lantaran statusnya sebagai isteri orang. Sulastri tahu, hanya pinggulnya yg besar dan montok itulah senjatanya lantaran bentuknya yg memang semok dan menggoda.

Walau pun dia cantik, bertubuh semampai namun padat berisi, toket yg besar (36 C) sedikit melayut karena telah berumur, perut yg agak buncit, paha dan pantat yg lebar namun karena telah berumur itulah memberi kemungkinan bahwa tak ada siapapun yg bernafsu kepadanya. Ini mendorong Sulastri untuk memendamkan saja kesepiannya sendirian. Sejak suaminya masuk ke hutan 2 minggu lalu, dia tdk pernah merasakan kenikmatan seksual. Pernah juga dia mencoba masturbasi sendirian, tdk nikmat rasanya, jadi, dipendamlah saja perasaan birahinya.

Namun, sudah hendak menjadi cerita, pada suatu pagi yg indah, Syifa pergi untuk mengikuti kegiatan alam dari sekolahnya . Esok baru pulang ke rumah. Jadi tinggal hanya Sulastri dan Rosid saja di rumah. Oleh karena hari itu adalah hari Minggu, bengkel di tutup, maka Rosid mengambil keputusan untuk bangun siang di pagi yg indah itu. Sulastri yg sendirian menonton televisi merasa bosan karena tak ada teman berbagi cerita, dikarenakan anak keduanya Syifa sudah pergi bersama rombongan sekolahnya. Lantas dia teringat Rosid yg sedang tidur di kamarnya.

Sulastri masuk ke kamar Rosid, dilihatnya anaknya itu masih berselimut di atas tempat tidur. Di gerakkan kakinya supaya bangun dari tidur. Dengan mata yg malas, Rosid membuka mata. Terlihat emaknya sedang berdiri di pinggir tempat tidur meperhatikannya.

“Rosid, dah pukul 9.00 pagi ni. Kenapa tak bangun, Mak bosan sendirian.” Kata Sulastri .

“Hmmm… bentar lagi Rosid bangun…” kata Rosid sambil kembali melelapkan matanya.

“Ayo bangun, sbentar lagi kalau mak datang tak bangun, mak siram dengan air.” Kata Sulastri sambil tersenyum dan berlalu dari kamar anak bujangnya.

Rosid, yg terjaga itu sukar hendak melelapkan matanya kembali. Terlalu sayang rasanya hendak meninggalkan tempat tidur di pagi hari Minggu yg dingin itu. Kabut yg masih menerawang menyejukkan suasana. Batang penis Rosid yg jadi keras sendiri setelah bangun tidur menongkat selimut yg di pakainya. Perlahan-lahan di urut batang penisnya dari luar selimut, fikirannya terbayang Nur, anak pak Haji Ali yg selalu menjadi bayangan onaninya itu.

Tiba-tiba emaknya muncul kembali. Rosid pun pura-pura tidur karena takut emaknya tahu kelakuannya yg sedang mengurut batang penisnya yg sedang ngacung menongkat selimut itu.

“Ish.. ish.. ish… masih tak bangun lagi si bujang ni…” bisik hati Sulastri .

Namun, perhatiannya tertarik kepada bonjolan yg menongkat tinggi selimut anaknya. Serta merta perasaannya berdebar. Naluri kebirahian seorang wanita yg membutuhkan sentuhan nafsu itu terus bangkit melihat kain yg menyelimuti anaknya di tongkat batang penis anaknya yg sedang keras itu. Niatnya yg hendak mengejutkan Rosid serta merta mati, apa yg ada di fikirannya adalah, gelora ingin melihat batang penis keras milik anaknya.

Sulastri yg menygka anaknya masih tidur itu perlahan-lahan duduk di tepi tempat tidur. Tangannya terasa ingin sekali memegang batang penis yg sedang keras menegak itu. Sudah lama rasanya dia tdk dapat memegang batang penis suaminya. Keinginannya telah mendorong Sulastri untuk memberanikan diri memegang batang penis Rosid. Batang penis Rosid di pegangnya lembut. Kekerasan otot batang penis anaknya menambah kebirahian Sulastri untuk melihatnya lebih dekat.

Perlahan-lahan Sulastri membuka selimut Rosid, maka terpampanglah tubuh Rosid yg tidur tanpa seurat benangpun di hadapan matanya. Batang penis Rosid yg sudah tdk tertutup itu di usapnya lembut. Hampir sama dengan batang penis milik suaminya. Sulastri mengusap-usap batang penis Rosid dengan perasaan birahi. Nafsunya yg merindukan batang penis suaminya itu telah menghilangkan kewarasannya dan membuatnya lupa bahwa dia sebenarnya sedang bernafsu memegang batang penis anaknya sendiri.

Rosid yg pura-pura tidur itu, berdebar-debar merasakan batang penisnya dipegang emaknya. Dia tdk menygka emaknya berani memegang batang penisnya. Hendak di buka matanya, takut emaknya memarahinya pula karena terlambat bangun tidur dan menipu berpura-pura tidur. Jadi Rosid mengambil keputusan membiarkan saja perlakuan emaknya terhadap batang penisnya.

Sentuhan lembut tapak tangan dan jari jemari Sulastri di batang penis Rosid membangkitkan kenikmatan kepada Rosid. Batang penisnya menegang setegang-tegangnya dan ini memberikan sensasi kepada Sulastri untuk memegangnya lebih kuat lagi. Sulastri mengocok batang penis Rosid dengan nafasnya yg semakin terburu-buru. Bukan main senang rasanya merasakan batang penis lelaki, jadi, peluang sudah ada didepan mata, ini lah waktunya.

Rosid yg masih berpura-pura tidur itu benar-benar menikmati batang penisnya dikocokkan emaknya sendiri. Dia membiarkan emaknya mengocok batang penisnya dan di fikirannya terbayang Nur anak pak Haji Ali yg sedang mengocoknya. Kebirahiannya akhirnya memuncak dan membuat air maninya memancut keluar dari batang penisnya yg keras.

Sulastri yg terkagum-kagum dengan pancutan demi pancutan air mani anaknya, Rosid itu terus mengocokkan batang penis anaknya hingga tak ada lagi air mani yg keluar. Aroma air mani yg sudah lama tdk menusuk ke hidungnya memberikannya satu perasaan yg melambangkan sedikit kepuasan. Air mani anaknya yg melekit di tangannya di ciumnya dan di hirupnya sedikit demi sedikit dengan penuh nafsu. Rosid yg terkejut mendengar bunyi hirupan itu membuka sedikit matanya dan terlihat olehnya Sulastri sedang menjilat air maninya yg berlumur di tangan. Berdebar-debar perasaan Rosid ketika itu. Dia tdk menygka bahwa emaknya mampu bertindak seperti itu.

Sulastri yg puas merasakan air mani anaknya yg melekit di tangannya kembali bangun dari tempat tidur dan menyelimuti anaknya. Dia kemudian keluar dari kamar Rosid dan kembali ke ruang tamu menonton tv. Terasa sayang hendak mencuci tangannya. Bau air mani lelaki yg dirindui itu terasa sayang hendak dihilangkan dari tangannya. Kalau boleh, dia ingin tangannya terus melekat dengan air mani anaknya itu selama-lamanya. Perasaan bersalah ada sedikit terpikirkan, namun, baginya ia tdk perlu dirisaukan karena perbuatannya itu tdk disadari anaknya. Dia melakukannya ketika anaknya sedang terlelap tidur.

Namun berbeda pula bagi Rosid, dia benar-benar tdk menygka bahwa batang penisnya di kocokkan oleh emaknya sendiri. Malah, air maninya juga dinikmati dengan nikmat di hadapan matanya sendiri. Rosid terasa malu kepada diri sendiri, juga kepada emaknya. Namun kenikmatan yg baru saja di nikmati secara tiba-tiba membangkitkan seleranya dan kalau boleh dia ingin emaknya melakukannya lagi, tetapi perasaan hormatnya sebagai anak serta merta mematikan hasratnya. Baginya, yg lebih baik adalah, merahasiakan perkara ini dan membiarkan emaknya masih menganggap bahwa dirinya sedang tidur ketika kejadian itu berlangsung.

Hari itu, mereka anak beranak berlagak seperti tak terjadi apa-apa. Masing-masing membuat kesibukan sendiri. Namun di hati masing-masing, hanya tuhan saja yg tahu…

Pada sore harinya, Sulastri yg selesai mengangkat pakaian dari jemuran terlihat kelibat anaknya yg sedang terbaring di sofa. Bunyi tv masih terdengar namun tdk pasti apakah anaknya sedang tidur atau tdk. Perlahan-lahan dia menghampiri anaknya dan dia melihat mata anaknya terpejam rapat. Terlintas di fikirannya ingin mengulangi kembali saat-saat indah menikmati batang penis keras anaknya di dalam genggamannya.

Sementara itu, Rosid yg terbaring di sofa sebenarnya tdk tidur. Dia sebenarnya ingin memancing emaknya karena kenikmatan batang penisnya dikocok pagi tadi mendorongnya untuk menikmatinya sekali lagi. Dia tahu emaknya ragu-ragu memastikan apakah dirinya sedang tidur. Jadi Rosid sengaja mematikan dirinya di atas sofa.

Sulastri sadar, inilah waktunya yg paling sesuai untuk melepaskan nafsunya. Tanpa segan lagi, Sulastri menyelak celana pendek tipis anaknya. Batang penis anaknya yg gemuk dan panjang itu di pegang dan terus di kocoknya. Tdk sampai semenit, batang penis anak bujangnya itu sudah mengeras di dalam genggamannya. Sulastri berkali-kali menelan air liur melihat batang penis yg keras di hadapan matanya itu. Semakin di kocok semakin galak kerasnya. Kepala batang penis Rosid yg kembang berkilat bak kepala cendawan itu di mainkan dengan ibu jarinya. Rosid sedikit menggeliat karena ngilu. Serta merta Sulastri memperlambat kocokkannya karena takut Rosid akan terbangun.

Sulastri sadar, seleranya kepada batang penis anak lelakinya itu meluap-luap di lubuk nafsunya. Dia tahu risiko melakukan perbuatan terkutuk itu, lebih-lebih lagi bersama darah dagingnya sendiri. Sulastri menggigit bibirnya gemas. Sulastri tdk peduli, tekaknya seolah berdenyut ketagihan melihat batang penis tegang anaknya di depan mata. Nafasnya semakin naik. Sulastri akhirnya membuat keputusan nekat. Birahinya yg sudah semakin hilang arah itu membuat dia berani membenamkan batang penis anaknya ke dalam mulutnya yg lembab itu.

Rosid sekali lagi menggeliat kenikmatan. Batang penisnya yg sedang di pegang emaknya tiba-tiba merasakan memasuki lubang yg hangat dan basah. Perlahan-lahan dia membuka matanya kecil. Dilihatnya batang penisnya kini sudah separuh hilang di dalam mulut emaknya. Terlihat olehnya raut muka emaknya yg masih cantik itu sedang mengulum batang penisnya dengan matanya yg tertutup. Hidung emaknya kelihatan kembang kempis bersama deru nafas yg semakin cepat. Inilah pertama kali Rosid merasakan bagaimana nikmat batang penisnya di nikmati mulut wanita. Kenikmatan yg dirasakan membuatnya tdk peduli siapa wanita yg sedang mengulum batang penisnya itu. Lebih-lebih lagi, itu bukan dilakukan secara paksa. Rosid cepat-cepat kembali memejamkan matanya apabila dilihat emaknya seakan ingin membuka mata.

Sulastri yg yakin anaknya tidur, perlahan-lahan menghisap batang penis anaknya. Perlahan-lahan dia menghirup air liurnya yg meleleh di batang penis anaknya. Penuh mulut Sulastri menghisap batang penis Rosid. Semakin lama Sulastri menghisap batang penis Rosid, semakin dia lupa bahwa dia sedang menghisap batang penis anaknya sendiri. Perasaan Sulastri yg diselubungi nafsu membuatkan dia semakin galak menghisap batang penis anaknya. Batang penis keras yg penuh menusuk lelangit mulutnya dirasakan sungguh menggairahkan, air pelumas anaknya yg menyatu dengan air liurnya dirasakan sungguh membangkitkan selera. Sudah lama benar dia tdk menikmati batang penis suaminya. Dirinya seolah-olah seperti seorang anak kecil yg senang setelah mendapat pemainan baru.

Rosid semakin tdk tahan. Hisapan ibunya di batang penisnya yg keras menegang itu membuat Rosid semakin tak karuan. Dia nekat, apa yg terjadi, jadilah. Dia tak dapat bertahan lagi berpura-pura tidur seperti itu. Akhirnya disaat air maninya hendak meledak. Rosid memberanikan dirinya memegang kepala emaknya, Sulastri . Kepala ibu kandungnya yg sedang galak turun naik menghisap batang penisnya itu di pegang dan di tarik rapat kepadanya, membuatkan batang penisnya terbenam jauh ke tekak Sulastri , ibu kandungnya.

Sulastri terkejut, jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Serta merta dia merasakan teramat malu apabila disadarinya, anaknya sadar dengan perbuatannya, malah, anaknya memegang kepalanya sementara batang penis anaknya itu semakin terbenam jauh ke dalam mulutnya. Sulastri coba menarik kepalanya dan coba mengeluarkan batang penis anaknya dari mulutnya namun dia gagal. Rosid menarik kepala Sulastri serapat mungkin ke tubuhnya dan serentak itu, memancut-mancut air mani Rosid memenuhi mulut Sulastri . Rosid benar-benar kenikmatan.

Sulastri yg sadar, batang penis anaknya itu sedang memuntahkan air mani di dalam mulutnya terus diam tdk meronta. Dia membiarkan saja mulutnya menerima pancutan demi pancutan panas air mani anaknya hingga tdk dapat ditampung oleh mulutnya itu. Sulastri tak ada pilihan, dia tdk dapat melepas kepalanya agar batang penis anaknya memancut di luar mulutnya. Maka, dalam keterpaksaan, berdegup-degup Sulastri meneguk air mani anaknya yg menerjang kerongkongannya. Cairan pekat yg meledak dari batang penis anak bujangnya yg dihisap itu di telan sepenuhnya bersama air mata yg mulai mengalir ke pipinya.

Pautan tangan Rosid di kepala emaknya semakin longgar, seiring dengan air maninya yg semakin habis memancut dari batang penisnya. Sulastri mengambil peluang itu dengan terus menarik kepalanya hingga terlepas batang penis Rosid dari mulutnya. Segera Sulastri bangun dan berlari ke kamar. Rosid yg tiba-tiba merasakan penyesalan itu segera bangun ke kamar emaknya. Pintu kamar emaknya terkunci dari dalam. Rosid mengetuk pintu perlahan berkali-kali sambil suaranya lembut memanggil emaknya. Namun hanya suara isakan emaknya di dalam kamar yg di dengarnya.

“Makk… Maaf makk… Rosid minta maaf mak… Rosid tak sengaja makk… Mak…” Rayu Rosid di luar kamar emaknya.

Sementara di dalam kamar, Sulastri sedang tertelungkup di atas tempat tidur. Membenamkan mukanya ke bantal dengan air matanya yg semakin bercucuran jatuh. Rasa penyesalan akibat pengaruh nafsu telah membuat dirinya seolah hilang harga diri hingga melakukan perbuatan terkutuk itu dengan anak kandungnya sendiri. Sulastri benar-benar menyesal atas segala perbuatannya. Dia sadar, ini semua bukan salah anaknya. Ini semua salahnya. Sulastri tersedu-sedu menenangkan tangisnya di atas tempat tidur sendirian, membiarkan anaknya, Rosid sendirian membujuk minta maaf di luar kamarnya.

Rosid.. mari makan nak…. “ ajak Sulastri kepada Rosid di pintu kamar anaknya.

Rosid yg sedang termenung di tepi tempat tidur seolah tdk menghiraukan emaknya. Fikirannya merasa bersalah dan malu atas apa yg telah terjadi sore tadi. Sulastri sadar perubahan sikap anaknya. Dia terus duduk rapat di sebelah Rosid. Jari jemarinya memegang telapak tangan Rosid. Di remas lembut jari jemari Rosid.

“Mak.. Rosid merasa bersalah mak… Rosid minta maaf makk…” kata Rosid sambil matanya masih terus menatap kosong ke lantai.

“Rosid…. Mak yg seharusnya minta maaf.. Rosid gak salah, kalau bukan mak yg mulai, perbuatan ini takkan terjadi…” kata Sulastri .

Mereka terdiam seketika. Suasana sepi malam seolah memberikan ruang untuk ibu dan anak itu berbicara secara pribadi dari hati ke hati. Sulastri menarik tangan Rosid yg digenggamnya ke atas pahanya yg padat berisi. Jari jemari anaknya di remas lembut, penuh kasih sayang seorang ibu kepada anak.

“Mak…. Kenapa begini mak … mmm.. boleh Rosid tahu?…. “ Tanya Rosid sedikit gugup.

Sulastri terdiam sejenak. Otaknya cepat mencari jawaban untuk pertanyaan yg terlalu sensitif dari anaknya itu. Secara tak langsung, dia gugup ingin menjawabnya. Tangannya yg memegang tangan anaknya di atas paha yg lembut itu semakin di tarik ke arah memeknya. Fikirannya berkecamuk, buntu.

“Mak… kenapa mak…” sekali lagi Rosid bertanya kepada Sulastri .

“Rosid… susah mak mau bilang… masalah perempuan… nanti Rosd pasti tau … “ kata Sulastri ringkas dan dia terus berdiri lalu keluar dari kamar Rosid, meninggalkan anaknya diam sendirian.

Rosid keliru dengan jawaban emaknya. Akal mudanya tdk terlalu memahami objektif jawaban emaknya. Dia hanya mampu melihat emaknya pergi keluar dari kamarnya meninggalkannya sendiri bersama seribu satu pertanyaan di kepala. Pantat lebar emaknya yg semok itu terlihat melenggok ketika melangkah keluar. Rosid menelan air liur melihat harta berharga milik emaknya. Hatinya berdebar, perasaannya tiba-tiba berkecamuk.

Rasa kasihan dan sayang kepada emaknya yg sebelum ini terbit dari hatinya secara tiba-tiba di hinggapi oleh perasaan nafsu yg terlalu malu bagi dirinya untuk dipikirkan. Rosid lantas beranjak ke dapur, terlihat emaknya sedang duduk di meja makan. Mata emaknya seolah merenung kosong, hidangan makan malam yg telah disediakan di atas meja. Perlahan-lahan Rosid menghampiri emaknya, di pegangnya kedua bahu emaknya lembut. Rosid menunduk dan bibirnya menghampiri telinga emaknya.

“Mak… Rosid janji, Cuma kita berdua yg tau…. Mak janganlah risau… Rosid sayang mak… “ bisik Rosid di telinga emaknya.

Sulastri merasakan sejuk hatinya mendengar kata-kata Rosid yg lembut itu. Jari jemari Rosid yg sedang memegang bahunya terasa sungguh berbeda. Hembusan nafas di telinganya membangkitkan bulu roma Sulastri . Perasaan berdebar-debar menyelinap ke dadanya bersama selautan rasa sayang yg tinggi menggunung kepada anak bujangnya itu. Sulastri menoleh perlahan memandang wajah Rosid yg hampir rapat di pipinya. Sikap Rosid kepadanya seolah mengisi sedikit kekosongan batinnya yg merindukan belaian lelaki, yaitu suaminya.

Wajah mereka saling berhadapan. Rosid mengukir senyuman yg ikhlas di bibirnya, begitu juga Sulastri . Pipi halus Sulastri di usap Rosid dengan lembut. Sulastri memejamkan matanya. Bibirnya yg lembab dan tipis terbuka sedikit. Rosid yg seperti di pukau dengan bisikan gendang setan itu pun tanpa ragu-ragu membenamkan mulutnya mengecup bibir emaknya. Mereka berkecupan, penuh kasih sayang. Perasaan yg sejak awalnya kasih sayang antara ibu dan anak akhirnya bertukar menjadi perasaan kasih sayang yg berlambangkan seks yg saling memenuhi dan memerlukan.

Tangan Sulastri perlahan-lahan mengusap rambut anak bujangnya yg sedang hangat mencumbui bibirnya. Bibir Sulastri lihai memagut bibir Rosid yg nampaknya masih tdk mahir dalam permainan manusia dewasa itu. Nafas masing-masing saling bertukar silih berganti. Degup jantung dua insan itu semakin kencang, seiring dengan deru nafsu yg semakin bergelora. Sulastri semakin lemah, dia terus memeluk tubuh Rosid. Tertunduk Rosid di peluk emaknya, mulutnya masih mengecup bibir emaknya. Gairah Rosid kembali bangkit, lebih-lebih lagi apabila bayangan emaknya menghisap batang penisnya di pagi dan sore hari itu silih berganti di kotak fikiran.

Rosid semakin berani melangkah, tangannya yg tadi memegang bahu emaknya kini menjalar ke toket emaknya yg masih berbalut kaos. Kekenyalan toket emaknya yg tdk memakai bra itu dirasakan sungguh mengasyikkan. Puting emaknya yg semakin keras dan menonjol di permukaan kaos dipelintir lembut berulang kali, Sulastri semakin terangsang dengan tindakan anaknya itu. Ini mendorong Sulastri untuk meraba dada anaknya yg bidang itu. Tangannya kemudian turun ke pinggang anaknya dan seterusnya dia menangkap sesuatu yg keras dan membonjol menusuk sarung yg dipakai anaknya.

Batang penis Rosid yg semakin keras di dalam kain sarung di genggam Sulastri . Di genggam batang penis anaknya penuh nafsu. Perasaan penuh nafsu yg melanda Sulastri mendorongnya untuk mengulangi sekali lagi perbuatannya seperti di waktu siang tadi. Sulastri melepaskan kecupan di bibir anaknya. Senyuman terukir di wajahnya, mempamerkan rasa birahi yg tak terbendung lagi. Sulastri melepaskan kain sarung Rosid, maka jatuhlah kain sarung yg Rosid pakai ke lantai dan sekaligus memperlihatkan batang penisnya yg keras dan berotot itu tegak mengacung ke wajah emaknya. Sulastri tau kehendak Rosid. Malah, dia juga menginginkannya juga. Perlahan-lahan Sulastri membenamkan batang penis keras Rosid ke dalam mulutnya.

Rosid memperhatikan perbuatan emaknya tanpa malu lagi. Sedikit demi sedikit batang penisnya di lihat tenggelam ke dalam mulut emaknya yg menggemaskan. Tahi lalat di dagu emaknya menambah kecantikan emaknya yg sedang menghisap perlahan batang penisnya.

Sulastri semakin galak menghisap batang penis anaknya. Perasaan keibuan yg sepatutnya dicurahkan kepada anaknya sama sekali hilang. Nafsu dan kerinduan batinnya menguasai akal dan fikiran membuatnya hilang pertimbangan hingga terjerumus permainan nafsu bersama anak kandungnya sendiri. Sulastri benar-benar tenggelam dalam arus birahi.

Batang penis anaknya yg di hisap dan keluar masuk mulutnya benar-benar memberikan sensasi kelezatan menikmati batang penis lelaki yg di rindui selalu. Setiap lengkuk batang penis anaknya di hisap dan dinikmati penuh perasaan. Tangan kirinya mengusap-usap memeknya dari luar kain batik. Sungguh terlena dirinya dirasakan ketika itu, dahaga batin yg selama ini membelenggu jiwanya terasa seolah terbang jauh bersama angin. Dirinya merasakan begitu dihargai. Jiwanya semakin tenteram dalam gelora nafsu.

Rosid pula benar-benar menikmati betapa nikmat merasakan batang penisnya di hisap oleh emaknya. Wajah emaknya yg sedang terpejam menikmati batang penisnya penuh nafsu itu memberikan satu kenikmatan yg sulit untuk di ucapkan. Matanya tertuju kepada tangan emaknya yg sedang menggosok-gosok memeknya. Kain batik yg dipakai emaknya terlihat merosot ke bawah akibat kelakuan emaknya. Paha montok emaknya yg kelihatan lembut dan membangkitkan selera Rosid.

Serta merta Rosid menarik batang penisnya keluar dari mulut emaknya. Rosid terus menunduk mengecup emaknya dan sekaligus dia memeluk tubuh emaknya. Sulastri membalas perlakuan Rosid dengan kembali mengecupinya. Sambil bibirnya mengecup emaknya, Rosid menarik Sulastri agar berdiri dan Sulastri terdorong untuk mengikuti kemauan Rosid.

Mereka pun sama-sama berdiri dan berpelukan erat, dengan bibir masing-masing yg berkecupan penuh birahi. Rosid mengusap selangkangan emaknya. Kain batik lusuh yg menutupi memek emaknya terasa basah akibat lendir nafsu yg semakin banyak membanjiri lorong nikmat kewanitaan emaknya. Rosid menyelak kain batik emaknya ke atas, mencoba mengarahkan batang penis mudanya memasuki lubang memek emaknya.

Sulastri tahu keinginan anaknya. Sambil tersenyum, dia menyingkap kain batiknya ke atas dan berbalik menghadap meja makan, mempamerkan pantatnya yg tdk memakai celana dalam kepada anaknya. Rosid seperti terpukau menatap pantat emaknya yg putih mulus dan bulat montok di hadapan matanya. Pantat lebar emaknya di usap dan di remas penuh nafsu. Usapannya kemudian semakin bernafsu, dari pinggang turun ke paha, kelentikan pinggang emaknya yg seksi benar-benar membakar nafsunya.

Sementara Sulastri memegang batang penis Rosid yg mengacung di belakangnya. Tanpa segan, Sulastri menarik batang penis Rosid agar mengambil posisi yg memudahkan mereka menjalankan misi yg selanjutnya. Batang penis Rosid di tarik hingga terselip di celah kelengkangnya. Rosid yg membiarkan saja tindakan emaknya itu terdorong ke depan memeluk belakang tubuh emaknya dan batang penisnya terus menyelinap ke celah selangkang emaknya yg sudah terlalu licin dan becek dengan lendir nafsu.

Sulastri menunggingkan tubuhnya dan tubuhnya maju mundur menggesek batang penis Rosid di celah selangkangnya. Rosid yg pertama kali menikmati pengalaman mengasyikkan itu semakin terbakar birahinya. Tangannya tak henti meraba dan meremas pantat lebar emaknya yg montok menyentuh perutnya. Sulastri sudah tdk sabar lagi, tangannya segera mencapai batang penis Rosid yg keras di alur selangkangnya dan mengarahkannya masuk ke mulut lubang kenikmatan miliknya. Dia sudah tdk peduli batang penis siapa yg sedang dipegangnya itu. Dengan sekali sentak saja, tubuhnya dengan mudah menerima seluruh daging keras anaknya menerobos lubang memek nya yg sudah lama merindukan tusukan batang penis lelaki.

Rosid dan Sulastri saling menahan nafas, terdiam menikmati batang penis dan lubangnya bertemu. Sulastri membiarkan batang penis hangat Rosid terendam di lubuk kewanitaannya. Statusnya sebagai ibu kepada anak lelakinya itu sudah hilang begitu saja. Nafsu benar-benar menghilangkan kewarasannya sebagai ibu, hingga sanggup menyerahkan seluruh tubuhnya, malah mahkota kewanitaan yg selama ini hanya dinikmati oleh suaminya seorang, dinikmati oleh anaknya atas keinginannya dan kerelaannya sendiri. Sulastri benar-benar menikmati batang penis anaknya menusuk-nusuk pangkal lubang nikmatnya. Dia mengemut batang penis anaknya semau hatinya, terasa seperti ingin melumat batang penis itu di dalam memek nya.

Manakala Rosid benar-benar menikmati kemutan yg dirasakan oleh batang penisnya di liang senggama emaknya yg hangat itu. Seluruh otot batang penisnya yg mengembang keras terasa dihimpit oleh dinding daging yg lembut dan licin. Terasa seolah batang penisnya di hisap oleh memek emaknya. Rosid kemudian perlahan-lahan memompa batang penisnya hingga kepalanya yg berkembang besar itu menggesek pangkal memek wanita yg seharusnya disanjung sebagai ibu.

Perasaan sayang Rosid yg sebelum itu sekedar hubungan anak kepada ibu semakin dihantui nafsu yg membara. Birahi yg diciptakan ibunya mendorong Rosid untuk menyaygi ibunya seolah seorang kekasih, yg rela memberikan kenikmatan persetubuhan sumbang antara darah daging. Rosid tahu, dari lubang yg sedang di pompanya itulah dirinya keluar dahulu. Namun kini lubang itu sekali lagi dia masuki dengan penuh kerelaan, hanya cara dan permainan perasaan saja yg berbeda.

Begitu juga Sulastri , terfikir juga di benaknya, bahwa batang penis lelaki yg sedang dinikmati di liang senggamanya itu adalah milik seorang bayi yg keluar dari liang senggamanya dahulu. Namun kini, bayi itu sudah besar dan kembali memasuki liang senggamanya atas desakan batinnya sendiri. Perasaan birahi Sulastri yg selama ini terpendam terasa seolah ingin meletup di dalam dirinya. Keringat semakin deras mengalir di dahi dan tubuhnya bersama nafas yg semakin cepat dan memburu.

Batang penis yg semakin galak dan cepat menompa memeknya semakin menenggelamkan Sulastri dalam lautan nafsu. Akhirnya Sulastri menikmati puncak kenikmatan. Sulastri merasakan tubuhnya menegang karena klimaks yg telah dia tunggu-tunggu. Tubuhnya bergetar bersama ototnya yg mengejang. Batang penis anaknya yg menusuk lubang memeknya dari belakang di himpit penuh. Pantatnya semakin di lentikkan agar batang penis itu semakin kuat menghentak dasar memeknya. Sulastri benar-benar hilang akal. Dia benar-benar dipuncak segala nikmat yg selama ini dirindukan.

Rosid hanya memperhatikan perubahan demi perubahan pada tubuh emaknya. Dia tahu, emaknya baru saja mengalami satu kenikmatan yg terlalu nikmat. Belakang baju kaos emaknya nampak basah dengan keringat.

“Rosid… terima kasih sayanggg…. Mak sayangg Rosidn… “ Kata Sulastri sambil menoleh kebelakang melihat Rosid yg masih berdiri gagah.

Rosid hanya tersenyum, tangannya meremas-remas lembut daging lembut di pinggul emaknya. Lemak-lemak yg menambah kemontokan dan kebesaran bokong emaknya di usap penuh kasih sayang. Sulastri tahu, Rosid butuh kenikmatan seperti dirinya. Sulastri melentikkan tubuhnya, sambil menekan batang penis Rosid agar tenggelam lebih dalam dan menusuk dasar memek. Bokongnya di gerakkan seperti penari dangdut di klab malam, membuat batang penis Rosid lebih menikmati gesekan dengan dinding memeknya. Rosid merintih kecil menahan gelora kenikmatan. Sulastri tau, Rosid menikmati perbuatannya.

“nikmat sayangg….?” Tanya Sulastri manja.

“Uhhh…. Ee.. nikmat mm..makk.. ooohhh…. “ jawab Rosid tersengal-sengal.

Batang penisnya semakin ditekan dalam. Tubuh emaknya yg padat berisi itu ditatap penuh nafsu. Sulastri sekali lagi menoleh melihat Rosid yg sedang bernafsu menatap tubuhnya.

“Mak cantik tak sayangg….? “ Tanya Sulastri menggoda anaknya.

“Oooohhhhh… mak cantikkk…. Mmm…mmakk… Rosid…. Ttt.. tak tahannn…. “ rintih Rosid tak tahan di goda emaknya.

“Nanti kalau mak mau lagi boleh….? “ Tanya Sulastri penuh kelembutan dan godaan kepada anaknya yg sudah semakin di ambang puncak kepuasan.

“Aaaahhhhh…. Makkkk…….. “ Rosid semakin tdk tahan melihat Sulastri tak henti menggodanya.

Tubuh Sulastri yg menungging di tepi meja itu memberikan sensasi birahi yg meluap-luap kepada Rosid. Dia benar-benar tdk menygka dirinya telah menyetubuhi emaknya. Pantat emaknya yg besar itu semakin menaikkan nafsu Rosid. Dia tdk mampu bertahan lagi. Malah, dia ingin meluapkan perasaannya kepada emaknya tentang apa yg diinginkannya, demi perasaannya yg benar-benar ingin menikmati kepuasan yg terlalu sulit untuk diungkapkan itu.

“Ooohhhhh…. Makkk… Pasti makkk… Rosid… ss.. sukaa tubuh makkk…. “ akhirnya Rosid meluapkan perasaannya yg ingin sekali diluapkan.

“Sayanggg…. Rosid anak makkk…. Rosiid sayangg…… “ Sulastri juga menikmati perasaan birahi yg sedang melanda Rosid.

“Makkk….. ooooooohhhhh….” Rintih Rosid.

“Croooott….. Croooott!!! Croooott….. “ akhirnya muncratlah benih jantan anak muda itu ke dalam rahim ibu kandungnya sendiri.

Rosid menikmati betapa nikmatnya melepaskan air mani di dalam liang kewanitaan emaknya. Air maninya banyak menyemprot keluar dari batang penisnya di dalam memek. Sulastri memejamkan mata menikmati air mani anaknya yg hangat memenuhi lubang memeknya. Dasar memeknya terasa disirami air hangat yg memenuhi segenap rongga kewanitaannya yg sepatutnya hanya untuk suaminya seorang.

Dalam posisi yg sama Sulastri masih terpejam matanya, menungging berpegangan di tepi meja makan. Kain batiknya yg diselakkan ke atas pinggang masih memperlihatkan pantatnya yg sedang dihimpit rapat oleh anaknya, menikmati keindahan dan kenikmatan menyetubuhi emaknya. Batang penis Rosid masih terendam di dalam lubuk birahi Sulastri , seolah begitu sayang untuk melepaskan saat-saat manis itu hilang begitu saja.

Perasaan kasih dan sayang yg selama ini diperuntukan untuk seorang ibu hilang bersama angin malam, diganti oleh perasaan kasih dan sayang yg sepatutnya hanya dimiliki oleh seorang kekasih. Sulastri kepuasan, dahaga batinnya yg selama ini dirindukan akhirnya terurai sudah. Kenikmatan yg dialami sebentar tadi sama sekali tdk disesali, malah dia benar-benar menghargainya.


Sulastri merelakannya, disetubuhi oleh darah dagingnya sendiri, demi kepentingan batinnya. Dia tahu, dirinya kini bukan lagi dimiliki oleh suaminya seorang, malah anaknya sendiri, yg sudah menikmati tubuhnya. Anaknya kini suaminya, yg didambakan belaian penuh nafsu untuk dinikmati melebihi dari suaminya. Demi nafsu dan kasih sayang yg semakin membara, Sulastri kini mencintai suami barunya….. anaknya…

Cerita Sex - Keluarga Yang Pengertian..

Hai namaku Siti Zubadiyah. Umurku 17 tahun. Saat ini aku sedang berada di dapur membantu ummi menyiapkan hidangan makan siang. “Kresh…k...