Saya sudah berkeluarga dan mempunyai istri yang cantik pula,
saya dan istri selalu bersenggama hampir setiap hari, jadi saya tau kalau istri
ataupun saya sedang minta jatah malam, pernah sekali istri saya berkata kalau
saya boleh main dengan wanita lain , dan dia ingin sekali menonton permainanku
dan dari situ saya mempunyai cerita mesum yang saya tuliskan dan saya sebarkan,
kira kira waktu saat sedang jalan dengan mobil aku belokkan ke sebuah pom
bensin.
Di sana memang antriannya cukup panjang , kulihat kanan kiri
ada wanita wanita yang memkai seragam komplit dengan sepatu dan rok mininya
menjajakan sebuah produk minuman segar, dari banyak wanita di sana dial ah yang
paling mencolok akan kecantikan dan kerampingan tubuh dia, dia terlalu manis
untuk bekerja diterik matahari seperti ini meskipun menggunakan topi.
Tatkala tersenyum, senyumnya lebih mengukuhkan lagi bila di
sini bukanlah tempat yang cocok baginya untuk bekerja. Saya sempat cemas bila
dia tak berada di deretanku & saya masih hanyut dalam berbagai terkaan
tentangnya, saya tak sempat bereaksi saat dia mengangguk, tersenyum &
menawarkan produknya.
Alhasil dengan wajah memohon dia berkata, “Buka dong
kacanya..” Segera saya sadar dengan kondisi & refleks membuka kaca
jendelsaya . Istriku cuma melihat, tak ada komentar.
Meluncurlah kata-kata standar yang dia ucapkan tiap kali
bertemu calon pembeli. Suaranya enak didengar, tapi saya tak menyimaknya. Saya
malah balik bertanya, “Kau ngapain kerja di sini?”
“Mom, kita kan masih perlu sekretaris, mengapa tak dia aja
kita coba.”
“Ya, boleh aja”, jawab istriku.
“Gimana mau?” tanya saya terhadap gadis itu.
“Mau.. mau Mas”, katanya.
Sesudah kenalan sejenak & saling tukar nomor telepon,
kulanjutkan perjalananku sesudah mengisi bensin hingga penuh. Istriku alhasil
tahu bila maksudku yang utama hanyalah berharap ‘berkenalan’ dengannya. Dia
amat setuju & antusias.
Malam sekitar jam 20:00 HP istriku berdering, sesuai
pembicaraan dia akan datang menemui kami. Sesudah diberi tahu alamat hotel
kami, beberapa saat kemudian dia muncul dengan penampilan yang cukup rapi.
Dia cepat sekali akrab dengan istriku sebab ternyata berasal
dari daerah yang sama yaitu **** (edited), Jawa Barat. Tak hingga setengah jam
kami telah merasa betul-betul sebagai suatu keluarga yang akrab.
Dia telah berani menerima tawaran kami untuk ikut menginap
bersama. Dia sempat pamit sejenak untuk menyuruh sopir salah satu keluarganya
untuk pulang saja, & telepon ke saudaranya bahwa malam itu dia tak pulang.
Sesudah cerita kesana-kemari alhasil obrolan kami menjurus ke
masalah seks. sejenak kemudian suasana mencair kembali. Kini dia mulai
menimpali walau agak malu-malu. Singkat cerita dia masih perawan, telah
dijodohkan oleh keluarganya yang dia belum begitu puas.
Keingintahuannya terhadap masalah seks termasuk agak tinggi,
tapi pacarnya itu amat pemalu, termasuk agak di berharap & agak kampungan
walau berpendidikan cukup. Kami ceritakan bahwa dalam masalah seks kami selalu
terbuka, punya banyak koleksi photo pribadi, malah kali ini kami berharap
membuat photo saat ‘bercinta’.
“Udah ah, kita sambil tiduran aja yuk ngobrolnya”, ajak
istriku.
“Nih kau gunakan kimono satunya”, kata istriku sambil
memberikan pakaian inventaris hotel. Padahal saya yang tak ada persiapan untuk
menginap alhasil cuma menggunakan kaos & celana dalam. Dia & istriku
telah meremalah badannya di tempat tidur, kemudian saya menghampiri istriku
segera memeluknya dari atas.
Kucumbu istriku dari mulai bibir, pipi, leher, & buah
dadanya. Istriku mengerang menikmatinya. Saya menghentikan cumbuanku sejenak
kemudian meminta tamu istimewsaya untuk mengambil photo dengan kamera digital
yang selalu kami bawa. Tampak dia agak kikuk, kurang menguasai kondisi saat
saya menolehnya.
Sesudah saya mengajarinya bagaimana menggunakan kamera yang
kuberikan itu, kemudian kuteruskan mencumbu istriku. Dengan telaten kucumbu
istriku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kini tamuku tampaknya telah
menguasai keadaan, dia dengan leluasa mengintip kami dari lensa kamera dari
segala sudut. Alhasil istriku mencapai klimaksnya sesudah liang senggamanya
kumainkan dengan lidah, dengan jari, & terakhir dengan batang istimewa saya
. Padahal saya belum apa-apa.
“Kini gantian may, kau yang maen saya yang ngambil photonya”,
kata istriku.
“Ah Mbak ini ada-ada aja”, kata Maya malu-malu.
Sebagai laki-laki, saya amat mengerti dari bahasa tubuhnya
bahwa dia tak menolak. Dalam kondisi telanjang bulat saya berdiri & segera
memeluk Maya yang sedang memegang kamera. Tangan kirinya ditekuk seperti akan
memegang pinggangku, tapi telapaknya cuma dikepal seolah ragu atau malu. Kuraih
kamera yang masih di tangan kanannya kemudian kuberikan terhadap istriku.
Sekarang saya lebih leluasa memeluk & mencumbunya,
kuciumi pipi & lehernya, sedang tanganku terus menggerayang dari pundak
hingga lekukan bokongnya. Pundaknya beberapakali bergerak merinding kegelian.
Kedua tangannya kini ternyata telah berani membalas
memelukku. Kemudian saya memangkunya & merebahkannya di tempat tidur.
Kukulum bibir mungilnya, kuciumi pipinya, kugigit-gigit kecil telinganya,
kemudian kuciumi lehernya punuh sabar & telaten. Dia cuma mendesah, kadang
menarik nafas panjang & kadang badannya menggelinjang-gelinjang.
Tak terlalu sulit saya membuka kimononya, sejenak kemudian
tampak pemandangan yang cukup mempesona. Dua bukit yang cukup segar terbungkus
rapi dalam BH yang pas dengan ukurannya. Kulitnya putih, bersih dengan postur
ba& yang cukup indah.
Sejenak saya menoleh ke bawah, tampak pacuma cukup menawan.
Sementara itu onggokan kecil di selangkangan pacuma yang terbungkus CD menambah
pemandangan estetika.
Dia tak menolak saat saya membuka BH-nya, demikian juga saat
saya melepaskan kimononya melewati kedua tangannya. Kuteruskan permainanku
dengan mengitari sekitar bukit-bukit segar itu. Semua titik di bagian atasnya
telah kutelusuri tak ada yang terlewatkan, kini kedua bukti itu kuremas pelan.
Dia mendesah, “Eeehhh..”
Tatkala kukulum puting susunya, badannya refleks
bergerak-gerak, desahnya pun semakin jelas terdengar. Kuulangi lagi cumbuanku
dari mulai mengulum bibirnya, mencium pipinya, kemudian lehernya. Kemudian
kuciumi lagi bukit-bukit indah itu, & kemudian kupermainkan kedua puting
susunya dengan lidahku. Gelinjangnya semakin terasa bergerak mengiringi
desahannya yang terasa merdu sekali.
Petualanganku kuteruskan ke bagian bawahnya. Dia mencegah
saat saya akan membuka CD-nya yang merupakan pakaian satu-satunya yang tersisa.
“Ya nggak usah dibuka” ujarku, “Saya elus-elus aja ya bagian atasnya gunakan
punysaya ”, bujukku.
Dia tak bereaksi, tapi saya segera saja menyingsingkan CD-nya
ke bawah. Tampaklah dua bibir yang mengapit lembah cintanya dihiasi bulu-bulu
tipis. Kupegang penisku sambil duduk mengangkang di atas kedua pahanya,
kemudian kuelus-eluskan penis itu ke ujung lembah yang sebagian masih tertutup
CD. Agak lama dengan permainan itu, alhasil mungkin sebab dia juga penasaran,
maka dia tak menolak saat kulepaskan CD-nya.
Kini kami sama-sama telanjang, tak satu helai benang pun yang
tersisa. Kuteruskan permainan penisku dengan lebih leluasa. Tak lama kemudian
cairan kenikmatannya pun telah meleleh menyatakan kehadirannya. Penisku pun
lebih lancar menjelajah. Tapi sebab lembahnya masih perawan agak sulit juga
untuk menembusnya.
Saat kucoba untuk memasukkan penisku ke dalam lembah
sorganya, tampak bibir-bibir kenikmatannya ikut terdorong bersama kepala
penisku. Menyadari alam yang dilaluinya belum pernah dijamah, saya cukup sabar
untuk melsaya kan permainan hingga lembah kenikmatannya betul-betul menerimanya
secara alami.
Gelinjang, desahan, & ekspresi wajahnya yang sedang
menahan kenikmatan membuatku semakin bersemangat & lebih percaya diri untuk
tak segera ejsaya lasi. Dia telah tak menyadari apa yang sedang terjadi.
Alhasil kepala penisku berhasil menembus lubang kenikmatan itu.
Kuteruskan permainanku dengan mengeluarkan & memasukkan
lagi kepala penisku. Dia merintih kenikmatan, dia pasrah saja dengan kondisi
yang terjadi, sebab itu saya yakin bahwa rintihan itu bukan rintihan kesakitan,
kalaupun ada, maka akan kalah dengan kenikmatan yang diperolehnya.
Berikutnya kulihat penis yang beruntung itu lebih mendesak ke
dalam. Saya telah tak tahan untuk memasukkan semua penisku ke tempatnya yang
terindah.
Kemudian kuremalah badanku di atas tubuhnya yang indah,
kuciumi pipinya sambil bokongku kugerakkan naik turun. Sementara penisku lebih
jauh menjangkau ke dalam lembah nikmatnya. Alhasil semua berat badanku
kuhempaskan ke tubuh mungil itu.
Dan.., “Blesss.” semua penisku masuk ke dalam surga dunia
yang indah. Dia mengerang, gerakan penisku pun segera kuhentikan hingga liang
kewanitaannya menyesuaikan dengan situasi yang baru.
Sesudah agak lama saya pun mulai lagi memainkan
gerakan-gerakanku dengan gentle. Kini dia mulai mengikuti iramsaya dengan
menggerak-gerakkan pinggulnya.
Selang berapa lama kedua tangannya lekat mencengkram
punggungku, kakinya ikut menjepit kedua kakiku. Kemudian muncul erangan panjang
diikuti denyut-denyut dari lembah sorganya.
“Eeehhh” desahnya. Saya pun telah tak tahan lagi untuk
menumpahkan semua kenikmatan, segera kucabut penisku kemudian kumuntahkan di
luar dengan menekan ke selangkangannya. “Eeehhh” erangku juga. Kami berdua
menarik nafas panjang.
Sesudah agak lama kemudian saya duduk, kuraih kaos dalamku
kemudian saya mengelap selangkangnya yang penuh dengan air kenikmatanku.
Tampak tempat tidurnya basah oleh cairan-cairan bercampur
bercak-bercak merah. Dia pun segera duduk, sejenak dari raut wajahnya tampak
keraguan terhadap situasi yang telah dialaminya. Saya & istriku memberi
keyakinan untuk tak menyesali apa yang pernah terjadi.
Esok paginya saya sempat bermain lagi dengannya sebelum check
out. Betul-betul suatu akhir Minggu yang sulit dilupakan. Alhasil dia
kutitipkan bekerja di perusahaan temanku. selesai cerita seks perawan panas
No comments:
Post a Comment