DEWALOTTO

DEWALOTTO
Tersedia 6 Bank BCA, BNI, MANDIRI, BRI, DANAMON dan NIAGA ™DAFTAR™ Klik Gambar Diatas*****

Wednesday, 31 August 2016

Cerita Sex - Mengayuh Kenikmatan Dengan Bapak Kost...

Pagi itu aku berbincang-bincang dgn bapak kostku di kamarku karena kebetulan lewat kamarku. Hen kakimu mulus sekali ya. Ah.. Oom bisa aja, kan kulit Tante lebih mulus lagi, balasku sekenanya. Tangannya masih memijit kakiku dari bawah ke atas berulang-ulang.


Lama-lama kurasakan tangannya tdk lagi memijit tetp mengelus-mengelus pahaku, aku diam saja, aku menikmatinya, birahiku makin lama makin bangkit.

"Hen, Oom jadi terangsang, gimana nih?" suaranya terdengar kalem tanpa emosi.
"Jangan om, nanti Tante marah.. " Mulutku menolak tp wajah dan tubuhku bekata lain, dan aku yakin Oom Har sebagai laki-laki sudah matang dapat membaca bahasa tubuhku.

Aku mengejang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat memekku yg terbungkus CD. Dan astaga! ternyata dibalik baju mandinya Oom Har tdk mengenakan celana dalam sehingga k0ntolnya yg membesar dan tegak, keluar belahan baju mandinya tanpa disadaHenya.

Cerita dewasa terbaru, Nafasku sesak melihat benda yg berdiri keras penuh dgn tonjolan otot di sekelilinya dan kepala yg licin mengkilat. Ingin rasanya aku memegang dan mengelusnya. Tetp kutahan hasratku itu, rasa maluku masih mengalahkan nafsuku.

Oom Har membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yg hangat menyentuh bibirku dgn lembut. Kehangatan menjalar ke lubuk hatiku dan ketika kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku dan maka kusambut dgn lidahku pula, aku melayani hisapan-hisapannya dgn penuh gairah. Separuh tubuhnya sudah menindih tubuhku, kemaluannya menempel di pahaku sedangkan tangan kiHenya telah berpindah ke buah dadaku.

Dia meremas payudaraku dgn lembut sambil mengulum bibirku. Tanpa canggung lagi kurengkuh tubuhnya, kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah pahanya yg penuh ditumbuhi rambut. Dadaku berdesir enak sekali, tangannya sudah menyelusup ke balik dasterku yg tanpa BH, remasan jaHenya sangat ahli, kadang putingku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yg luar biasa.

Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap wajahnya, aku kecewa, tp dia tersenyum dibelainya wajahku.Hen kau cantik sekali.. dia memujaku. Aku ingin menyetubuhimu? Kulihat dgn jelas pengendalian diHenya, dia tdk menggebu dia memainkan tangannya, bibirnya dan lidahnya dgn tenang, lembut dan sabar. Justru akulah yg kurasakan meledak-ledak.

Bagaimana Hen? kita teruskan? tangannya masih mengusap rambutku, aku tak mampu menjawab. Kupejamkan mataku menghindari tatapannya. Oom pakai tangan saja, bisikku kecewa. Tanpa menunggu lagi tangannya sudah melucuti seluruh dasterku, aku tinggal mengenakan celana dalam, dia jg telah telanjang utuh. Seluruh tubuhnya mengkilat karena keHengat, batang kemaluannya panjang dan besar berdiri tegak. Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yg telah basah sejak tadi.

Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar. Kulihat memekku telah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab, klitorisku terasa sudah membesar dan memerah, di dalam lubang kemaluanku telah terbanjiri oleh lendir yg siap melumasi, setiap barang yg akan masuk. Oom Har membungkuk dan mulai menjilat dinding kiri dan kanan kemaluanku, terasa nikmat sekali aku menggeliat, lidahnya menggeser makin ke atas ke arah klitosris, kupegang kepalanya dan aku mulai meHentih kenikmatan.

Berapa lama dia menggeserkan lidahnya di atas it1lku yg makin membengkak. Karena kenikmatan tanpa terasa aku telah menggoyang pantatku, kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba Oom Har melakukan sedotan kecil di it1lku, kadang disedot kadang dipermainkan dgn ujung lidah. Kenikmatan yg kudapat luar biasa, seluruh kelamin sampai pinggul, gerakanku makin tak terkendali, Oom aduh.. Oom Hen mau keluar.

Kuangkat tinggi tinggi pantatku, aku sudah siap untuk berorgasme, tp pada saat yg tepat dia melepaskan ciumannya dari memek. Dia menarikku bangun dan karena aku memegang kontolnya, dia menyorongkan kemaluannya yg kokoh itu kemulutku. Aku tau maksudnya dia minta di emut kontolnya. Kutangkap kemaluannya, terasa penuh dan keras dalam genggamanku. Oom Har sudah terlentang dan posisiku membungkuk siap untuk mengulum kelaminnya.

Aku seHeng membayangkan dan aku jg beberapa kali menonton dalam film biru. Tetp baru kali inilah aku melakukannya. Birahiku sudah sampai puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dgn lidahku dari pangkal sampai ke ujung k0ntolnya yg mengkilat berkali-kali. Ahhh Enak sekali Hen dia berdesis. Kemudian kukulum dan kusedot-sedot dan kujilat dgn lidah sedangkan pangkal kemaluannya kuelus dgn jariku.

Suara desahan Oom Har membuatku tdk tahan menahan birahi. Kusudahi permainan di kelaminnya, tiba-tiba aku sudah setengah jongkok di atas tubuhnya, kemaluannya persis di depan lubang memekku. Oom, Hen masukin dikit ya Oom, Hen pengen sekali. Dia hanya tersenyum. Hati-hati ya jangan terlalu dalam Aku sudah tdk lagi mendengar kata-katanya.

Kupegang kemaluannya, kutempelkan pada bibir kemaluanku, kusapu-sapukan sebentar di klitoris dan bibir bawah, dan oh, ketika kepala kemaluanya kumasukan dalam lubang, aku hampir terbang. Beberapa detik aku tdk berani bergerak tanganku masih memegangi kemaluannya, ujung kemaluannya masih menancap dalam lubang memekku. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam bibir bawahku, aku tdk yakin apakah kedutan berasal dariku atau daHenya.

Kuangkat sedikit pantatku, dan gesekan itu ujung kemaluannya yg sangat besar terasa menggeser bibir dalam dan pangkal klitoris. Kudorong pinggulku ke bawah makin dalam kenikmatan makin dalam, separuh batang kemaluannya sudah melesak dalam kemaluanku. Kukocokkan kemaluannya naik-turun, tdk ada rasa sakit seperti yg seHeng aku dengar dari temanku, padahal sudah separuh. Kujepit kemaluannya dgn otot dalam, kusedot ke dalam. Kulepas kembali berulang-ulang.

Oh.. Hen kau hebat, jepitanmu nikmat sekali. Kudengar Oom Har mendesis-desis, payudaraku diremas-remas dan membuat aku meHentih-Hentih ketika dalam jepitanku itu. Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah. Aku meHentih, mendesis, mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, terus ke bawah sehingga k0ntol Oom Har sudah utuh masuk ke memekku, tdk ada rasa sakit, yg ada adalah kenikmatan yg meledak-ledak.Dari posisi duduk, kurubuhkan badanku di atas badannya, susuku menempel, perutku merekat pada perutnya.

Kudekap Oom Har erat-erat. Tangan kiri Oom Har mendekap punggungku, sedang tangan kanannya mengusap-usap bokongku. Aku makin kenikmatan. Sambil meHentih-Hentih kukocok dan kugoyang pinggulku, sedang kurasakan benda padat kenyal dan besar menyodok-nyodok dari bawah. Tiba-tiba aku tdk tahan lagi, kedutan tadinya kecil makin keras dan akhirnya meledak. Ahhh Kutekan memekku ke k0ntolnya, kedutannya keras sekali, nimat sekali.


Dan hampir bersamaan dari dalam memek terasa cairan hangat, menyemprot dinding rahimku. Ooohhh Oom Har jg ejakulasi pada saat yg bersamaan. Beberapa menit aku masih berada di atasnya, dan kemaluannya masih menyesaki memekku. Kurasai memekku masih berkedut dan makin lemah. Tp kelaminku masih menyebarkan kenikmatan.

Tuesday, 30 August 2016

Cerita Seks - Yunita Gadis SMA...


Di sekolah ini aku dan Dol bekerja sendirian. Kami sengaja hidup berpindah-pindah tempat. Kami bukanlah pekerja tetap di sekolah negeri ini, aku hanya mendapat order sebagai cleaning service.

Kami tidak dibayar mahal namun aku memiliki kebebasan untuk tinggal di lingkungan sekolah ini. Maklumlah aku adalah perantau yang hidup nomaden.

Diantara gadis-gadis di sekolah tempatku bekerja, ada salah seorang yang paling menonjol. Aku sangatlah hafal dengannya.Karena memang dia cantik, lincah dan aktif dalam kegiatansekolah, sehingga akupun sering melihat dia mondar-mandir di sekolahan ini. YUNITA namanya. Postur tubuhnya besar, wajahnya cantik dan manis, kulitnya putih bersih serta wangi selalu,rambutnya lurus panjang sepunggung dan selalu diurai.

Penampilannyapun modis sekali, seragam sekolah yang dikenakannya selalu berukuran ketat, rok seragam abu-abunya berpodolgan sejengkal diatas lutut sehingga pahanya yang putih mulus itu terlihat, ukuran roknyapun ketat sekali membuat pantatnya yang sekal itu terlihat menonjol, sampai-sampai garis celana dalamnyapun terlihat jelas melintang menghiasi lekuk pantatnya, tak lupa kaos kaki putih selalu menutupi betisnya yang putih mulus itu.

Tidak bisa kupungkiri lagi aku tengah jatuh cinta kepadanya.Namun perasaan cintaku kepada Yunita lebih didominasi oleh nafsu sex semata. Gairahku memuncak apabila aku memandanginya atau berpapasan dengannya di saat aku tengah bekerja di sekolah ini.

Ingin aku segera meyetubuhinya. Banyak sudah WTS-WTS kunikmati akan tetapi belum pernah aku menikmati gadis perawan muda yang cantik dan sexy seperti Yunita ini. Aku ingin mendapatkan kepuasan itu bersama dengan Yunita. Informasi demi informasi kukumpulkan dari orang-orang di sekolah itu, dari penjaga sekolah, dari tukang parkir, dari karyawan sekoah.

Dari merekalah aku mengetahui nama gadis itu. Dan dari orang-orang itupun aku tahu bahwa gadis yang bernama lengkap Yunita********* (nama kusamarkan) adalah seorang siswi yang duduk di kelas 3 SMA, umurnya baru 18 tahun.

Beberapa saat yang lalu dia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-18 di kantin sekolah ini bersama teman-temannya sekelas. Diapun termasuk siswi yang berprestasi, aktif dalam kegiatan OSIS di sekolah ini. Dan yang informasi terakhir yang kudapat bahwa dia ternyata adalah salah seorang murid yang akan diberangkatkan ke luar negeri, bulan depan dalam rangka pertukaran pelajar antar SMA.

Kini di saat sekolah telah sepi, salah satu dari gadis-gadis anggota OSIS tadi itu tengah merintih-rintih dihadapanku. Dia adalah gadis yang terakhir kalinya masih tersisa didalam sekolah ini, yang sedang asyik bercanda ria dengan temannya melalui HP-nya, semetara yang lainnya telah meninggalkan halaman sekolah.

Beberapa menit yang lalu melalui sebuah pergulatan yang tidak seimbang aku telah berhasil meringkusnya dengan mudah, kedua tangannya kuikat dengan kencang kebelakang tubuhnya, dan mulutnya kusumpal dengan kain gombal.

Setelah itu kuseret tubuhnya ke massal olahraga yang berada di bagian belakang bangunan sekolah ini.Tidak salah salah lagi gadis itu adalah Yunita, gadis cantik sang primadona sekolah ini yang telah lama kuincar. Aku sangat hafal dengan kebiasaannya yaitu menunggu jemputan supirnya dikala

selesai rapat OSIS sore dan sang supir selalu terlambat datang setengah jam dari jam bubaran rapat. Sehingga dia paling akhir meninggalkan halaman sekolah. Kini dia meringkuk dihadapanku, dengan tangisannya yang teredam oleh kain gombal yang kusumpal di mulutnya.

Sepertinya dia memohon-mohon sesuatu padaku tetapi apa peduliku, air matanya nampak mengalir deras membasahi wajahnya yang cantik itu. Sesekali nampak dia meronta-ronta mencoba melepaskan ikatan tali tambang yang mengikat erat di kedua tangannya, namun sia-sia saja, aku telah mengikat erat dengan berbagai simpul.

Posisinya kini bersujud dihadapanku, tangisannya kian lama kian memilukan, aku menyadari sepenuhnya bahwa dia kini tengah berada dalam rasa keputusasaan dan ketakutan yang teramat sangat didalam dirinya.

Kutatap tajam dan kupandangi tubuh gadis cantik itu, indah nian tubuhnya, kulitnya putih bersih, pantatnya sekal berisi. Kunikmati rintihan dan tangis gadis cantik yang tengah dilanda ketakutan itu, bagai seseorang yang tengah menikmati alunan musik didalam ruangan sepi.

Suara tangisnya yang teredam itu memecahkan kesunyian massal olahraga di sekolah yang tua ini. Sesekali dia meronta-ronta mencoba melepaskan tali ikatan yang mengikat kedua tangannya itu. Lama kelamaan kulihat badannya mulai melemah, isak tangisnya tidak lagi sekeras tadi dan sekarang dia sudah tidak lagi meronta-ronta mungkin tenaganya telah habis setelah sekian lamanya menagis meraung-raung dengan mulutnya yang telah tersumbat.

Sepertinya didalam hatinya dia menyesali, kenapa Pak Jos supirnya selalu terlambat menjemputnya, kenapa tadi tidak menumpang sahabat karibnya yang tadi mengajaknya pulang bareng, kenapa tadi tidak langsung keluar dari lingkungan sekolah di saat latihan usai, kenapa malah asyik melalui HP bercanda ria dengan sahabatnya yang lain.

Yah, semua terlambat untuk disesali pikirnya, dan saat ini sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada dirinya. “Beres Gol, pintu pagar depan sudah gue tutup dan gembok” terdengar suara dari seseorang yang tengah memasuki massal.

Ternyata Dol dengan langkah agak gontai dia menutup pintu massal yang mulai gelap ini. “OK sip, gue udah beresin nih anak, tinggal kita pake aja” ujarku kepada Dol sambil tersenyum. Kebetulan malam ini Pak Marijan sang penjaga sekolah beserta keluarganya yang tinggal di dalam lingkungan sekolah ini yaitu sedang pulang kampung, baru besok lusa mereka kembali ke sekolah ini.

Mereka langsung mempercayakan kepada kami untuk menjaga sekolah ini selama mereka pergi. Maka tinggallah kami berdua bersama dengan Yunita yang masih berada didalam sekolah ini. Pintu gerbang sekolah telah kami rantai dan kami gembok sehingga orang-orang menyangka pastilah sudah tidak ada aktifitas atau orang lagi didalam gedung ini.

Pak Jos sang supir yang menjemput Yunita pastilah berpikiran bahwa Yunita telah pulang, setelah melihat keadaan sekolah itu. Kupandang lagi tubuh Yunita yang lunglai itu, badannya bergetar karena rasa takut yang teramat sangat didalam dirinya. Hujanpun mulai turun, ruangan didalam massal semakin gelap gulita angin dinginpun bertiup masuk kedalam massal itu, Dol menyalakan satu buah lampu TL yang persis diatas kami, sehingga cukup menerangi bagian disekitar kami saja.

Mulailah kubuka bajuku satu per satu, hingga akhirnya aku telanjang bulat. Batang kemaluanku telah lama berereksi semenjak meringkus Yunita di teras sekolah tadi.

“Gue dulu ya” ujarku ke Dol.

“Ok boss” balas Dol sambil kemudian berjalan meninggalkan aku keluar massal.

Kudekati tubuh Yunita yang tergolek dilantai, kuraba-raba punggung gadis itu, kurasakan detak jantungnya yang berdebar keras, kemudian tanganku turun hingga bagian pantatnya yang sekal itu, kuusap-usap pantatnya dengan lembut, kurasakan kenyal dan empuknya pantat itu sambil sesekali kutepok-tepok.

Badan Yunita kembali kurasakan bergetar, tangisnya kembali terdengar, sepertinya dia kembali memohon sesuatu, akan tetapi karena mulutnya masih tersumbat suaranyapun tidak jelas dan aku tidak memperdulikannya.

Dari daerah pantat tanganku turun ke bawah ke daerah lututnya dan kemudian menyelinap masuk kedalam roknya serta naik ke atas kebagian pahanya. Kurasakan lembut dan mulus sekali paha Yunita ini, kuusap-usap terus menuju ke atas hingga kebagian pangkal pahanya yang masih ditutupi oleh celana dalam.

Karena sudah tidak tahan lagi,kemudian aku posisikan tubuh Yunita kembali bersujud, dengan kepala menempel dilantai, dengan kedua tangannya masih terikat kebelakang. Aku singkapkan rok seragam abu-abu SMUnya sampai sepinggang.

“Waw indah nian gadis ini” gumamku sambil melototi paha dan pantat sekal gadis ini.

Kemudian aku lucuti celana dalamnya yang berwarna putih itu, terlihatlah dua gundukan pantat sekal gadis ini yang putih bersih.

Sementara Yunita terus menagis kini aku memposisikan diriku berlutut menghadap ke pantat gadis itu, kurentangkan kedua kakinya melebar sedikit. Dengan jari tengahku, aku coba meraba- raba selangkangan gadis ini.

Di saat jari tengahku menempel pada bagian tubuhnya yang paling pribadi itu, tiba-tiba tubuh gadis ini mengejang. Mungkin saat ini pertama kali kemaluannya disentuh oleh tangan seorang lelaki. Di saat kudapatkan bibir kemaluannya kemudian dengan jariku itu, aku korek-korek lubang kemaluannya.

Dengan maksud agar keluar sedikit cairan kewanitaannya dari lubang kemaluannya itu. Tubuhnya seketika itu menggeliat-geliat di saat kukorek-korek lubang kemaluannya, suara desahan-desahanpun terdengar dari mulut Yunita, tidak lama kemudian kemaluannya mulai basah oleh cairan lendir yang dikeluarkan dari lubang vaginanya. Setelah itu dengan segera kucabut jari tengahku dan kubimbing batang kemaluanku dengan tangan kiriku kearah bibir vagina Yunita.

Pertama yang aku pakai adalah gaya misionaris, ini adalah gaya favoritku.

Dan…

“Hmmmpphhhh” terdengar rintihan dari mulut Yunita di saat kulesakkan batang kemaluanku ke bibir vaginanya.

Dengan sekuat tenaga aku mulai mendorong-dorong batang kemaluanku masuk kelubang kemaluannya. Rasanya sangat seret sekali, karena sempitnya lubang kemaluan gadis perawan ini.

Aku berusaha terus melesakkan batang kemaluanku kelubang kemaluannya dengan dibantu oleh kedua tanganku yang mencengkram erat pinggulnya. Kulihat badan Yunita mengejang, kepala mendongak ke atas dan sesekali menggeliat-geliat.

Aku tahu saat ini dia tengah merasakan sakit dan pedih yang tiada taranya. Keringat terus mengucur deras membasahi baju seragam sekolahnya, namun harum wangi parfumnya masih terus tercium, membuat segarnya aroma Yunita saat itu, rintihan- rintihan terdengar dari mulutnya yang masih tersumpal itu.

Dan akhirnya setelah sekian lamanya aku terus melesakkan batang kemaluanku, kini bobol sudah lubang kemaluan Yunita. Aku telah berhasil menanamkan seluruh batang kemaluanku kedalam lubang vaginanya. Kurasakan kehangatan disekujur batang kemaluanku, dinding vagina Yunita terasa berdenyut-denyut seperti mengurut-urut batang kemaluanku.

Sejenak kudiamkan batang kemaluanku tertanam didalam lubang vaginanya, kunikmati denyutan-demi denyutan dinding vagina Yunita yang mencengkram erat batang kemaluanku. Selanjutnya kurasakan seperti ada cairan mengucur mengalir membasahi batang kemaluanku dan kemudian meluber keluar menetes-netes.

“Ah, ternyata itu darah, berarti aku telah merenggut keperawanan dari gadis cantik ini.” batinku.

Sementara itu kepala Yunita kembali tertunduk dilantai, desah nafasnya terdengar keras, badannya melemas. Setelah itu, aku mulai memompakan kemaluanku didalam lubang vaginanya. Kedua tanganku yang mencengkram erat pinggulnya juga membantu memaju mundurkan tubuhnya.

Badan Yunita kembali tegang, rintihan kembali terdengar. Semakin lama aku semakin mempercepat gerakanku, hingga tubuh Yunita tersodok-sodok dengan cepat sesekali, badannya juga menggeliat-geliat. Raut mukanya meringis-ringis akibat rasa sakit diselangkangannya.

Hujanpun mulai turun dengan deras dan aku ingin menikmati rintihan-rintihan dari gadis ini. Sementara aku terus menyodok-nyodok dari belakang, aku putuskan untuk membuka gombal yang sedari tadi membekap mulutnya. Dan…

“Aakkk…akkkhh…oohh…ooh…iihh…oohh…” suara erangan Yunita kini terdengar, kunikmati suara-suara itu sebagai penghantar diriku yang tengah menyetubuhi gadis ini.

Suaranya menggema diseluruh massal olahraga ini, namun masih tertelan oleh suara derasnya hujan diluar. Yunita semakin terlihat kepayahan, tubuhnya melemah namun aku masih terus menggenjotnya, gerakanku semakin cepat.

Bosan dengan posisi itu aku cabut kemaluanku dari lubang vaginanya dan kulihat darah berceceran membasahi selangkangannya dan kemaluanku. Sejenak Yunita mendesahkan nafas lega, kubalik tubuhnya, dan kini posisi dia terlentang. Setelah itu kurentangkan kedua kakinya dan kulipat hingga kedua pahanya menyentuh dadanya. Kulihat jelas kemaluan gadis ini, indah sekali. Bulu-bulunya yang masih jarang-jarang itu tumbuh menghias disekitar bibir kemaluannya.

“Ohh…jangann mas…ampun mas…ooohh sakittt sekali…mas” terdengar Yunita merintih pelan memohon belas kasihan kepadaku.

Dengan menyeringai aku tindih tubuh Yunita itu. Kembali aku benamkan batang kemaluanku didalam lubang vaginanya.

“Aakkhh” Yunita terpekik matanya terpejam, roman mukanya kembali meringis kesakitan dikala aku menanamkan batang kemaluanku kedalam lubang kemaluannya.

Setelah itu aku kembali memompakan tubuhku, menggenjot tubuh Yunita. Batang kemaluanku dengan gaharnya mengaduk aduk, menyodok-nyodok lubang kemaluannya. Tubuh Yunita kembali tersodok-sodok. Sesekali kuputar-putar pinggulku, yang membuat tubuh Yunita kembali kelojotan, dari bibir Yunita terdengar desahan-desahan halus

“Ohh…enngghh…oohh…ohhh…oohh”

Setelah sekian menit lamanya aku menyetubuhinya, aku merasakan diriku akan berejakulasi. Segera kupeluk kepalanya dan kucengkram erat dengan kedua tanganku setelah itu irama gerakanku kupercepat.

“Aakkhhh…” akupun menejan, tubuhku mengeras.

Croot…croottt…croott… akupun berejakulasi, kusemprotkan spermaku didalam rahimnya. Banyak sekali sperma yang kukeluarkan menyemprot membasahi liang vaginanya hingga meluber keluar meleleh membasahi pahanya.

Kulihat raut muka Yunita saat itu nampak panik, sinar matanya menunjukkan kekalahan dan kepedihan. Dengan tatapan sayu dia memandangiku di saat aku mengejan menyemprotkan spermaku yang terakhir. Ahh nikmat sekali gadis ini, baru kali ini aku merengut keperawanan seorang gadis kota yang cantik.

Setelah itu akupun merebahkan tubuhku menindih tubuhnya yang lemah, sambil mengatur nafasku. Tubuhku berguncang- guncang akibat dari isakan-isakan tangisnya serta nafasnya yang tersengal-sengal, sementara itu kemaluanku kubiarkan tertanam didalam lubang kemaluannya. Kubelai-belai rambutnya, kukecup-kecup pipi dan bibirnya.

Terasa lembut sekali bibirnya, kumainkan lidahku didalam mulutnya, sejenak aku bercumbu mesra dengan Yunita. Dia hanya terisak-isak dengan nafas yang terus tersengal-sengal. Akhirnya kusudahi permainanku ini, aku bangkit sambil mencabut kemaluanku.

“Ouugghhhh…” Yunita merintih panjang saat kutarik kemaluanku keluar dari lubang vaginanya.

Kulihat diselangkangannya telah penuh dengan cairan-cairan

kental dan darah penuh membasahi bulu-bulu kemaluannya. Tak kusadari Dol ternyata telah berdiri didekatku, dan rupanya dia telah telanjang bulat menunggu gilirannya, badannya yang kekar dan tinggi itu nampak semakin sangar dengan banyaknya gambar-gambar tatto yang menghiasi sekujur dada dan lengannya.

Dengan rasa toleran sebagai seorang sahabat, akupun menyingkir dari tubuh Yunita yang tergolek lemas dilantai. Aku ambil jarak beberapa meter dari tubuh Yunita kemudian aku kembali merebahkan tubuhku. Dengan tiduran terlentang dilantai aku menggali kembali rasa nikmatku setelah melampiaskan nafsuku ke Yunita tadi. Sedang asyik-asyiknya aku istirahat, terdengar olehku bunyi sesuatu,

srett…sreettt…sreett…brett… diikuti oleh isak tangis Yunita yang terdengar kembali. Setelah kuperhatikan, oh ternyata Dol dengan sebuah pisau cutter ditangannya tengah sibuk merobek-robek baju seragam Yunita.

Dengan kasarnya Dol mencabik-cabik baju seragam putih Yunita, termasuk BH putih yang dikenalkannya. Dan akhirnya kini badan Yunita telah telanjang, kedua buah payudaranya yang putih mulus namun tidak begitu besar kini terpampang jelas.

Termasuk juga rok abu-abu yang melilit dipinggangnya setelah kusingkap tadi dirobek-robeknya, hanya sepasang kaos kaki putih setinggi betisnya serta sepatu kets masih dikenakannya.

“Ouuhh…ammpuunn…mas…ampun…” suara Yunita terdengar lirih memohon-mohon ampun ke Dol yang sepertinya tengah kalap kemasukan setan itu. Setelah itu dengan kain gombal yang tadi menyumpal mulut Yunita, Dol membersihkan daerah selangkangan Yunita.

Dengan sedikit kasar Dol mengusap-usap selangkangan Yunita sampai-sampai tubuh Yunita menggeliat-geliat. Akupun kembali merebahkan tubuhku dan mengatur nafasku.Sementara itu hujan diluar mulai reda, namun angin dingin terus berhembus masuk kedalam massal tempat pembantaian Yunita ini. Tiba-tiba semenit kemudian dikala aku sedang rebahan, terdengar olehku jerit Yunita yang memilukan

“Aaakkhhhhh…”

Akupun terbangun, kulihat dari asal suara itu. Ternyata Dol tengah menyodomi Yunita. Posisi Yunita kembali bersujud dengan kepala yang mendongak ke atas, bola matanya terbelalak,

wajahnya cantiknya terlihat miris sekali, mulutnya menganga membentuk huruf “O” dan Dol berada dibelakangnya tengah asyik menanamkan batang kemaluannya yang besar itu ke dalam lubang anus Yunita.

“Aakkhh…”

Dolpun mendesah lepas tatkala dia berhasil menanamkan batang kemaluannya di lubang anus Yunita. Setelah itu lubang anus Yunita dihujani sodokan-sodokan batang kemaluan Dol, Dol melakukannya dengan gerakan yang cepat dan kasar sampai- sampai tubuh Yunita terdorong-dorong dan tersodok-sodok dengankeras.

Tidak ada suara rintihan lagi yang keluar dari mulut Yunita mungkin karena suara tertahan ditenggorokannya karena menahan rasa sakit yang dideritanya, akan tetapi badannya masih kaku menegang, raut mukanya kini meringis-ringis, mulutnya masih saja menganga terbuka. Rasa sakit dan pedih kembali melanda dirinya yang tengah disodomi oleh Dol.

Melihat ini aku kembali terangsang, nafsu birahiku kembali memuncak. Aku bangkit dari rebahanku mendekati mereka berdua. Kemaluanku kembali ereksi melihat keadaan Yunita yang tengah menderita. Kuamati wajahnya dari dekat dan dia masih terlihat cantik, keringatpun mengucur deras membasahi wajah cantiknya.

Aku dengan posisi berlutut berada didepan wajah Yunita, yang masih mendongak kesakitan itu, sementara itu seluruh badannya terus tersodok-sodok karena ulah Dol yang menggenjotnya dari belakang.

Kini aku dan Dol berhadap-hadapan sementara Yunita berada ditengah-tengah kami. Dolpun menghentikan sejenak genjotannya untuk memberikan kesempatan padaku memposisikan diri. Kuraih batang kemaluanku yang telah berdiri tegak, dan kujejalkan kemulut Yunita yang masih menganga itu.

Ah, rasa dingin dan basah menyelimuti sekujur batang kemaluanku tatkala masuk didalam rongga mulut Yunita. Nikmat rasanya, juga kurasakan kelembutan mulut dan bibirnya disekujur batang kemaluanku.Setelah itu kembali Dol menggenjot tubuh Yunita dari belakang.

Kulirik mata Yunita menjadi sayu, nafasnya tersengal-sengal, aku hanya berdiri santai saja, karena tubuh Yunita yang bergerak-gerak maju mundur sebagai akibat sodokan-sodokan Dol yang tengah mulai menyodominya kembali dari belakang. Kubelai-belai rambutnya yang indah, sambil kutatap wajah dan badannya.

“Ahh…ahh…ah…“

Nikmat sekali rasanya mulut gadis ini, sambil memejamkan mata aku terus merasakan kenikmatan di sekujur batang kemaluanku yang tengah dikulum keluar masuk mulut Yunita. Tidak lama kemudian Dol semakin cepat menggenjot, memompa lubang anus Yunita, badannya semakin banyak mengeluarkan keringat, kulihat dia sepertinya akan berejakulasi.

Benar saja, tubuhnya nampak menggelinjang dan dan menegang, dari mulut Dol keluar pekikan kecil yang disusul oleh desahan yang penuh dengan kepuasan. Dolpun berejakulasi di lubang pantat Yunita. Setelah itu badan Dolpun ambruk disamping badan Yunita. Akan tetapi posisiku masih tetap seperti semula, kemaluanku masih tertanam dimulut Yunita.

Dengan kedua tanganku kuraih kepala Yunita, kini dengan gerakan tanganku kepala Yunita ku maju-mundurkan. Ah, nikmat rasanya, kemaluanku seperti dipijit-pijit dengan mulut Yunita, bibir sensualnya melingkari batang kemaluanku, memberi rasa nikmat tersendiri, kurasakan pula lidahnya menggelitik kepala batang kemaluanku, ah nikmatnya penuh sensasi.

Setelah sekian lama menikmati itu, tiba-tiba kembali aku akan berejakulasi, maka kugerakkan kepalanya semakin cepat untuk mengulum batang kemaluanku. Dan, akupun berejakulasi didalam mulut Yunita, spermaku memancar keluar membasahi mulut hingga tenggorokannya sampai-sampai meleleh keluar dari mulutnya. Rasa nikmat yang tiada taranya kembali melanda sekujur tubuhku.

Kucabut batang kemaluanku dari mulutnya, dan Yunita terbatuk-batuk sepeti akan muntah, samar-samar kulihat mulutnya penuh dengan cairan-cairan lendir kental sampai membuat mulutnya nampak mengkilat karena belepotan cairan sperma.

Wajahnya yang lesu dan lemah sejenak memandangku dengan tatapan mata sayu penuh dengan keputus-asaan serta air mata yang kembali meleleh. Kemudian dia terjatuh lunglai dilantai, hanya suara nafasnya yang terdengar menderu-deru tersengal-sengal dan isakan-isakan tangisnya.

Aku kembali merebahkan tubuhku disamping Yunita, akhirnya akupun tertidur. Tidak lama rupanya aku tertidur, dan kemudian terjaga setelah kembali telingaku menangkap suara erangan- erangan dan rintihan-rintihan.

Setelah aku bangun ternyata Dol tengah menyetubuhi Yunita, tubuh telanjang Yunita yang hanya tinggal mengenakan sepasang kaos kaki dan sepatu kets ditiduri oleh Dol. Dengan garangnya Dol menggenjot tubuh Yunita, iramanya cepat dan kasar sekali, tubuh lemah Yunita kembali terguncang-guncang.

Kini nampak roman muka Yunita telah lunglaisepertinya hampir pingsan, beberapa saat yang lalu masih kudengar suara rintihan lemah yang keluar dari mulut Yunita namun kini suara itu hilang sama sekali. Tidak lama kemudian Dolpun berejakulasi, kembali rahim Yunita disiram dan dipenuhi oleh cairan sperma. Yunita nampak tidak sadarkan diri dan pingsan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, 4 jam lamanya kami memperkosa Yunita. Kini tibalah waktu kami untuk angkat kaki, setelah kami berpakaian rapi kemudian kami angkat tubuh Yunita dari ruang aula menuju ke sebuah gudang dibagian paling belakang sekolah ini. Kami rebahkan gadis cantik primadona sekolah ini disana.

Disisinya kami tebarkan baju seragam sekolah, tasnya serta HP miliknya yang sedari tadi terus berbunyi.Kini gadis cantik itu, terkulai pingsan didalam gudang yang kotor,badan telanjangnya dipenuhi dengan cairan-cairan sperma yang mulai mengering, juga darah yang nampak masih menetes dari lubang pantatnya sebagai akibat disodomi oleh Dol tadi.


Kemaluannyapun terlihat kemerahan dan membengkak. Puas kami memperkosanya. Tepat pukul 22.15 setelah kami menghilangkan jejak kami, kami pun pergi meninggalkan gedung sekolah negeri ini, berjalan menuju ke terminal di kota metropolitan ini untuk menumpang bus yang entah kemana membawa kami, menuju ke suatu tempat yang jauh dari kota metropolitan ini.

Sunday, 28 August 2016

Berita Unik - Cerita Sex: Resepsionis Ketagihan Ngesex...

Kembali aku akan bercerita tentang pengalaman bejatku, meniduri istri orang. Yah yg namanya nafsu mau gimana lagi, kadang nafsu bikin gelap mata. Ini cerita sex terbruku dimana aku bermain gila dgn teman sekantorku yg bernotabene bersuami dan beranak dua. Tyas namanya Resepsionis ditempatku bekerja.


Perusahaan kami bergerak di bidang percetakan kertas / Offset digital printing melayani jg eksport maupun Import, ouuw iya aku bagian desainer. -cerita sex terbaru- Kita berdua memang menjabat sebagai staff kantor. Sebenarnya dikantorku banyak jg pegawai wanita dan rata – rata mereka semua sdh berkeluarga, banyak jg yg deket sama aku selain si Tyas ini. Aku jg dekat dgn 2 marketingku yg bernama Dewi dan Desi.

Sama seperti yg lain mereka jg memiliki suami bedanya Mbak Dewi sampai saat ini belum diberi anak oleh yg maha kuasa. Katanya saat dia curhat ma aku suaminya mandul, dan dia ingin setia atau mengabdi sepenuhnya kepada suaminya. Sehingga aku dianggap anak oleh Mbak Dewi ini, tentunya aku tak menceritakan mereka. Mungkin lain waktu aku berbagi pengalaman tentang kedua marketingku ini kepada kalian, lanjut saja ke topik kita.

Alkisah, saat ini kantorku mengadakan seminar untuk memajukan perusahaan atau bisa disebut dgn TQ. Kebetulan aku dan Mbak Tyas tak terpilih pada tahap gelombang pertama, sehingga hari ini kantor sangat sepi dibagian depan aja cuma tinggal aku dan Mbak Tyas, Bos ku memilih aku untuk masukgelombang 2 dikarenakan kerjaan masih banyak dan tak memungkinkan untuk aku hadir mengikuti seminar. Begitu jg Nbak Tyas dia harus tunggu kantor, barangkali ada telepon masuk.

Pagi itu aku megawali hari seperti biasa, berjalan dulu menuju dapur niatnya sih mau membuat kopi dan ternyata disana sdh ada Mbak Tyas dgn kaos hitam lengan panjang dan celana kain ketat. Pemandangan seksi tubuhnya ini mengalihkan kedua mataku. Kalau celana ketat sih tiap hari ia memakainya, tp kalau kaos hitam ini baru pertama kali aku melihat.

“Pagi Mbak Tyas, Wuidihhh tampak Seger nih wajahnya tampaknya lagi seneng yah dari tadi senyum – senyum mullu” Kubuka obrolan dipagi ini.

“Hay Jo, Senenglah kantor sepi gini jadi bebas mau ngapain aja, ouw iya tarr siang makan ditempate temenku yuk, soale temenku launching rumah makan nidh, gimana mau kan…???” Dgn senyumnya yg khas ia mengucap salam kepadaku.

“Boleh tu, yaUdah Johan balik keruanganku yah Mbak, tarr samperin aja kalau dah istirahat”

“Okeee Jo” Sambil mencolek bokongku.

“Ich genit” Kucolek jg toket kirinya.

Sambil kubawa kopi kedalam ruangan dan kunyalakan kedua komputerku, dia pun jg menuju ruangannya. Memang bener – bener sepi kantor ini lain halnya dibelakang kalau dibelakang masih banyak pekerja yg melakukan rutinitas biasanya. Cuma bagian staff saja yg keliatan sepi cuma ada 4 orang doang 2 lainnya diatas.

Pukul 09.00 Mbak Tyas masuk keruanganku membawakan kue dan beberapa oleh – oleh yg katanya dari Ungaran, Tahu bakso dan Mendoan. Kamipun berdua menyantapnya dimeja ruanganku sambil ngobrol – ngobrol. Uniknya lagi ia membahas pengalaman bercinta kita dulu yg telah berlalu lebih dari 2 bulan. Tampaknya ia merasa horny dgn situasi kantor yg sepi.

Sama halnya diriku aku hanya mampu menikmati keindahan bodynya dibalik kain yg menutupinya, sangat semok memang Mbak Tyas ini walau dah berkepala 2. Kemudian ia duduk merapat disamping kananku tampaknya ia sdh tak mampu lagi membendung nafsunya ini. Sesekali ia mencium pipiku bahkan turun ke leherku aku hanya tak bergerak karena aku bingung harus melakukan apa. Tangannya terus saja mengelus elus paha dan selangkanganku. Penisku pun sdh tegang, mengetahui hal itu dia melepaskan resleting celanaku dan seketika aku kaya tersadar dan kuhentikan tangannya dan kubisikan ditelinganya suara lirih

“Mbak Tyas jangan disini, aku takut kalau Pak Mul dan Pak Budi masuk keruanganku” Ucapku ragu akan situasinya Jujur aku memang takut melakukan hal ini di ruanganku sendiri.

“Bener jg kamu Von, eeuumt kita ngentot diruangan senam aja yuk, dah sange nich tolong puasin aku ya Johan” Pintanya memelas.

Saat itu kukecup keningnya dan bergegas kuambil kunci duplikat ruangan senam. Memang aku dipercaya membawa kunci – kunci kantor.

Setelah aku ambil dia menyusun rencana dan oke kini aku berjalan terlebih dahulu menuju ruang senam, aku buka pintunya dan aku mengambil tempat disalah satu ruang ganti peserta dimana terdapat sofa empuk panjang dan kusemproti dulu ruanganku ini. Setelah keadaan dirasa aman aku sms dia dan aku menunggu dibawah dibelakang pintu. Tak selang beberapa lama setelah aku sms barusan ia datang dgn sangat berhati – hati takutnya ada yg tahu saat ia berjalan kebelakang.

“Hay dah lama menunggunya” Tangannya mengelus – elus penisku.

“Enggak kok Mbak, gimana aman… ???”

“Aman dah pokoknya, yuk sayang keburu siang, aku ingin berlama – lama dgnmu”

Masuklah kami menuju atas dimana tempat ini hanyalah ruangan lebar seperti auditorium untuk senam karyawan, saat itu ia terus mencumbu bibirku dan aku terus meremas – remas kedua toketnya. Kutuntun ia menuju kamar ganti yg ada sofanya kududukkan dia dan terus kuserang bibir dan lehernya dgn cumbuan dari bibirku. Tampak dia malah membuka celananya kini aku liat celana dalam pink, kukorek korek selangkangannya dan dia sangat menyukainya. Mulutku terus melumat bibirnya kemudian aku merasa lembab pada jariku, begitu aku lihat ternyata nonoknya sdh berlendir tanda dia sangat bergairah.

Kulepaskan celana dalamnya dan terlihat benang lendir tipis mengikuti celdam yg aku tarik kebawah, dia sangat horny lendirnya keluar banyak dan kental. Aku duduk jongkok dihadapnya wajah menghadap langsung ke nonoknya, dgn nafsu kujilat selangkangannya yg membuat ia kehilangan kendali.

“Uuuhhhh Johaannnn Enak banget” ia menyukai kegiatan ini.

Kepalaku ditekannya kuat – kuat, kinin jilatanku menuju titik rangsangannya itil dan lubang nonoknya kujilat habis yg membuat ia bergerak menggelinjang keenakan.

”Aasshhh sayang.. Uucchhhhh” desahannya lirih saat perutnya menegang dan dibarengi cairan orgasmenya,

“Aassshhhhh Joooo Aku klimaks nich” benar saja nonoknya semakin deras mengalirkan lendir yg asin ini.

Kujilati sekitar nonoknya kubersihkan cairan orgamenya sofa yg ia duduki kini telah basah terkena dampak dahsyatnya nonok Mbak Tyas.

Nonok Mbak Tyas memang terlihat item dan tembem,tp lubangnya jg masiih seret dan saat kubuka menggunakan jari terlihat merah ketuaan daleman nonoknya. Celanaku kini dilepas oleh Mbak Tyas dan ditodonglah wajahnya menggunakan penisku.

“Hayy rudal kenikmatan, kali ini puasin tubuhku yaah” Guraunya saat ia memainkan penisku.
Dibukanya mulutnya dan dia tuntun untuk masuk kedalam mulutnya,

“UuuCChhhhh Mantab Mbak” rasanya geli bercampur hangat saat penisku menerobos rongga mulutnya, bahkan sampai mentok menyentuh rongga tenggorokannya.

Dikocoknya penisku melalui bibir mungilnya sesekali ia melirik kearah wajahku, wajah yg seksi tak hanya batangku saja yg diemut buah zakar pun tak luput dari perlakuan manja mulutnya. Geli nikmat dan hangat, aku hanya terdiam merasakan sensasi ini, 5 menit ia mengulum penisku kini giliran nonoknya kurogol pakai penisku ini. Kududukkan dia disofa dan ia mengangkangkan kakinya aku berjongkok dgn dengkul sebagai tumpuanku. Kuarahkan penisku kehadapan nonok basah Mbak Tyas, dgn hentakan dari pinggulku masuklah penisku didalam nonoknya

“Asssshhh Jooo, Mantab Jooo, Keras Jooo… keras” dia kian meracau saat penisku kubiarkan diam didalam nonoknya.

Ototnya mulai mengempot penisku, dgn buas ia mengulum bibirku dan tubuhnya digoyangkan sendiri. Aku yg merasa kasihan kini kugoyangkan pinggulku kuentot nonoknya terdengar suara

“ Plookk…plook.. plookk” saat perutku bertemu pangkal perutnya, mungkin jg karena nonoknya yg kian banjir.

Kulihat penisku sendiri terdapat bercak lendir yg kian mengental karena gerakan maju mundur lebih seperti gumpalan tepung basah gitu, inilah penampakan yg terlihat di batang penisku. Aku pun bangkit agak mendoyong dgn posisi ini penisku masuk semua kedalam nonoknya hingga aku merasa ujung penisku menyentuh seperti daging kecil atau apalah.

“Naaahhhh gitu Joooo terusss aaassshhh enaaak, MMMMPPPHHHH” dia terus mendesah saat genjotanku semakin keras.

Kemudian aku hentikan goyanganku karena aku merasa ada cairan yeng menyemprot terasa hangat sekali di penisku. Kuhentikan genjotanku dan kucabut perlahan ternyata ia orgasme lagi dan kini frekuensinya semakin banyak.

Kuraih tissue yg berada diatasku, kulap semua diarea selangkang, tak lupa kulap jg batang penisku dgn tissue, tampaknya ia tak mau mengakhiri ini begitu cepat, dia mengambil posisi tidur terlentang. Kuterobos lagi nonok yg sdh tercetak lobang dari penisku,

“ZZleeebbbb” dgn gampang aku menembus lagi nonoknya.

Seperti diperah rasanya saat aku mengentot nonok Mbak Tyas, Kedua tanganku menumpu badanku dan kulihat tajam wajah Mbak Tyas dan ia jg melihat wajahku, pinggul terus menggenjot nonoknya.
“Johan, kamu gak nyesel kan bsersetubuh dgnku”

“Kenapa harus nyesel mbak, enak kok” Aku terus menggenjotnya.

“Asshh… aaachhh, enak banget penismu Jo”

“Nonok Mbak jg Mengempot banget, puas aku siang ini” Kita ngentot sambil ngobrol.

“Jo, kali ini keluarkan saja sperma didalam nonokku, biar kamu tambah puas”

“Iya mbak” berhenti ngobrol dan kucumbu lagi bibir dan lehernya.

Sambil bercumbu aku tingkatkan frekuensi genjotanku ke nonoknya, membuat ia kembali menggelinjang “Asshh sayang cepet.. aasshhhh…” dia orgasme lagi dan tak kuhiraukan semua itu terlihat jg cairan nonoknya mengalir kental putih sesekali kucolek pakai jari dan kumainkan lendir nonoknya. Kujilat jg lendir asin itu, semakin kupercepat genjotanku semakin aku tak mampu menahan gejolak sperma yg ingin keluar ini,

“Asshhh Mbaakkk, mmmmppphhhhh… Creeet.. creeettt” kutahan sebentar didalam nonoknya dia pun terlihat lemas tak bergerak.

“Mantab kan Jo” Posisinya masih tertancap didalam nonok.

“Acchhh lega Mbak” Kembali kugoyangkan pelan.

“Sini cium aku”

Kucabut penisku dan mengalirlah semua cairan kita disofa ini pun mulai basah oleh cairan senggama kita, kita mulai membersihkan diri kita masuk kamar mandi pun bareng, kita basah – basahan berdua kulihat nonoknya Mbak Tyas terlihat menganga akibat tembakan penisku, dalam kamar mandi pun ia terus mengulum penisku ampe ejakulasi lagi haddeech bener – bener deh binal banget Mbak Tyas ini.
Kami selesai berberes-beres dan tubuh kita mulai kembali wangi, kini saatnya kembali keruanganku dan Mbak Tyas pun kembali melukakan kewajibannya. Dgn rasa ceria, berbahagia aku dan dia kembali kedepan, dan sebentar lagi jam istirahat. Aku jg udah janji mau temenin dia ketempat temannya launching rumah usahanya.


Singkat cerita kami selesai makan dan kembali kerja, badanku rasanya capek banget karena siang ini aja dah ejakulasi 2 kali akibat ulahnya Mbak Tyas

Friday, 26 August 2016

Cerita Seks - Pembantu Pengganti Istriku...

NamAqu Husni, usia 31 tahun tapi di usia 30 Aqu telah menduda dgn meninggalkan bocah berusia 5 tahun. Jadi pada tahun 2000 Aqu mengalami masalah rumah tangga yg tak bisa diselesaikan lagi selain di meja hijau, perceraianku dgn istriku meninggalkan banyak masalah dan membuat perubahan besar dalam hidupku antara lain, bocah, rumah, hubungan dgn orang tua dan lain-lain, salah satunya adalah nasib pembantuku, Leila yg telah bekerja mengasuh anakku selama 2 tahun.


Leila adalah sosok perempuan desa yg polos. Dua tahun kemudian dia Aqu jemput dari bilangan Serang. Usianya pada saat baru kerja dgnku baru 17 tahun dimana dia baru tamat SMP dan tak mampu lagi untuk meneruskan sekolah karena kondisi keluarganya yg sangat memprihatinkan. Di usianya yg masih muda dia harus menghidupkan keluarganya dan adik-adiknya. Selama kerja di tempatku dia diperlAqukan dgn sangat baik dan telah kuanggap keluargAqu sendiri dan dia pun bekerja sangat rajin dan penuh perhatian dgn anakku.

Tetapi masalah rumah tanggAqu mempengaruhi nasib Leila yg sangat menggatungkan hidupnya dgn keluargAqu. Malam itu disaat istriku minggat dari rumah, dia datang kepadAqu duduk di lantai menundukkan kepalanya sembari menangis, di tangangya menggenggam sebuah tas besar seperti siap-siap mau pergi jauh sembari menangis dia berkata.

“Pak Leila pamit, tapi Leila bingung mau kemana Leila gag enak dgn keadaan di rumah ini”

Kemudian Aqu berusaha menahannya untuk tak pergi malam itu.

“Leil Ibu telah pergi dan saya cerai bukan berarti saya mengusir kamu, kamu mau pergi kemana? Malam malam gini bahaya dijalan”

“Dan kamu pikirkan dgn keluarga kamu kalau kamu tak bekerja”. Kemudian Leila kelihatannya mau mengerti dan dia berjalan kembali ke kamarnya.

Keesokan harinya dia mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasanya, manyapu, mengepel dan lain-lain. Sedangkan Aqu disibukkan dgn masalah rumah tangga yg lagi berantakan.

Enam bulan berselang Aqu hidup di rumah sendirian dan ditemani Leila yg membantu mengurusi rumah. Aqu stress menghadapi masalah perceraianku tapi untungnya Leila perempuan polos itu baik sekali, apa apa yg bisanya di siapkan oleh istriku dia kerjakan seperti menawarkan sarapan, membuatkan kopi, menyiapkan pakaian. Aqu terharu sekali dgn keadaanku dimana disaat Aqu kehilangan seseorang, tapi Aqu mendapatkan perhatian dari seseorng yg sebelumnya tak pernah kuduga yaitu Leila perempuan polos yg baik sekali.

Kemudian Aqu juga membalas kebaikannya dgn memenuhi segala kebutuhannya. Aqu jadi sering pergi bareng untuk belanja kebutuhan sehari hari sekaligus membelikan pakaian yg pantas untuknya, tetapi Leila tetap menjaga kesopanan dan menjaga jarak antara seorang pembantu dan majikannya. Kalau pergi pun dia sekemudian duduk di belakang.

Malam itu sepulang Aqu pergi berbelanja dgn dia, hujan deras sekali dan kita harus berlari kehujanan untuk menurunkan barang dari mobil. Dan setelah selesai kami berdua bergegas ke dapur untuk merapihkan barang tersebut. Dgn badan yg basah kuyup Leila menyodorkan handuk kering kepadAqu.

“Pak badannya dikeringin dulu nanti atit”.

Aqu terharu sekali dgn perhatiannya, telah lama Aqu haus akan kasih sayang seperti itu. Aqu terima handuk tersebut sembari memandangi wajah cantiknya yg basah. Air diwajahnya menambah kecatikan polos wajahnya apalagi diterangi oleh lampu dapur yg kekuning kuningan, kemudian dgn handuk yg diberikannya Aqu seka wajahnya.

“Kamu saja Leil, Aqu gag mau kamu atit, Aqu sayang sama kamu Len”

Dia tekejut sekali dan menunduk

”Bapak apa-apaan sih? Leila kan pembantu”

“Gag Leil kamu seperti perempuan yg lain, kamu cantik sekali”.

Kemudian kupeluk badannya yg pendek dan sintal itu. Kepalanya tepat berada di dadAqu. Pada saat kupeluk dia mengencangkan badannya seolah menolak, tapi melemah seolah menerima.

“Pak jangan pak.. Leila tAqut”.

Kuusap keningnya yg basah dan kukecup dahinya yg halus.

“Tapi apa Aqu salah kalau Aqu sayang sama kamu Leila?”

Badan Leila seperi lemas tanpa daya, bibirku terus merayap ke mata terus ke hidungnya seolah menyapu wajahnya yg halus dan putih. Suaranya yg halus dan mendesah terus mengucapkan.

“Leila tAqut pak, Leila tAqut”.

Tetapi gerak badanku terus menggeliat di badannya.

“Tenang Leila Kamu aman bersama Aqu”.

Kemudian kuhinggapkan bibirku di di bibirnya yg tebal, kuhisap lembut bibir bawahnya, sembari Aqu mainkan lidahku di mulutnya. Terasa di balik payudaranya yg montok itu detak jantungnya yg berdegup kencang. Sembari terus berpelukan dan berciuman kami melangkah kecil menuju ruang tengah dekat dapur dan kududukan dia di kursi. Kuberanikan tangan kanan menelusup ke balik bajunya yg basah tersebut dan kususupkan jari jemariku ke pangkal payudaranya yg halus sampai berputar putar di sekitar aerolanya. Suara Leila semakin melemah.

“Pak.. Pak Husni mmhh”..

Leila berusaha melipat badannya agar Aqu sulit meraih payudaranya, Tapi Leila tak berdaya. Begitupun ketika tangan kiriku menelusup ke dalam selangkanya mekemudiani rok panjangnya yg tersingkap ke atas dia berusaha menutup pahanya rapat-rapat, tapi akhirnya melemah ketika jari tengahku berhasil menyentuh celah kemaluanya yg belendir dibalik celana dalamnya yg kumal, kini tak ada kata-kata lain yg terucap dibalik desahannya selain.

“Pak Husni mmhh.. Pak.. Pak”.

Sekarang intensitasku berpusat di kemaluannya, kumainkan klitorisnya dgn gerakan berputar dan sedikit menekan, cairan lendir terus mengalir dari kemaluan Leila sampai ke liang duburnya. Memang benar kata orang, kalau wajahnya putih kemaluannya cepat basah. Ketika jari tengahku mulai menyusup ke liang kemaluannya Leila menahan tanganku sembari berkata.

“Pak Leila masih perawan jangan ya pak”.

Kuhormati permintaannya. Dilain pihak kugantikan peran tanganku yg di dada dgn mulut, kubuka baju putihnya yg tinggal hanya BH kumal yg telah kukendorkan. Kumainkan lidahku di sekitar puting dan arolanya, Leila semakin menggelinjang tanpa bisa di kontrol lagi, desahannya berubah menjadi erangan-erangan halus.

“Aaarghh..! Arrghh”

wajahnya yg putih polos berubah menjadi merah seperti udang rebus. Dan di tangan kiriku kemaluannya menjadi lebih tebal dari sebelumnya. Di telinganya kubisikan.

“Len Aqu sayang sama kamu, kalau kamu mengijinkan Aqu untuk memberikan kebahagiaan yg belum pernah kamu rasakan sebelumnya Aqu akan memberikannya.. Tapi Aqu tak mau memaksakan kamu, karena Aqu tak mau menyakiti kamu”.

Mata polos Leila berbinar sembari memandang ke arah matAqu.

“Nikahi Leila ya pak, Leila mau memberikan ini untuk bapak” sembari menuntun tangan kiriku ke arah kemaluannya.

Dari kursi Leila kugendong ke kamar dimana telah lama tempat tidur itu dingin setelah perceraianku. Di tempat tidur itu kutanggalkan seluruh pakaiannya sehingga yg tersisa hanya badan bogelnya yg putih. Begitu pun Aqu menanggalkan pakaianku tanpa sehelai benang pun.

Aqu mulai permainan dari awal dgn menciumi wajahnya, kemudian lehernya.. Kutanamkan kepercayaan kalau Aqu sayang sama dia. Sembari mengusap keningnya kuciumi putingnya, pelan-pelan kuhisap puting susunya yg bulat dan kemerahan. Tangan kiriku memainkan klitorisnya yg basah. Badan Leila menggelinjang kuat sembari mendesah manja.

“Aaah Pak aahh mm aah”.

Setelah puas bergumul dgn payudaranya bibir gua terus merayap ke bawah.. Dan hinggap di belantara bulu kemaluannya yg halus. Kedua pahanya kubuka lebar-lebar sampai terlihat celah kemaluan yg memerah dan berlendir, kusapukan lendir yg membasai mulai dari celah dubur ke atas sampai ke klitoris dgn lidahku. Kumainkan biji klitorisnya dgn lidahku dgn gerakan memutar dan memijat, Lani perempuan polos itu berubah menjadi macan betina dia mengelinjang hebat disertai jeritan-jeritan manja ketika bibirku mengigit pelan klitorisnya. Kedua pahanya terasa keras menjepit kepalAqu, sembari memekikan erangan.

“Pak! Aaacgghaahh aagghh pak, Leila kenapa nihh rasanya ada yg mau keluar aggrrggh.. Leila telah gag kuat mau ngeluarin pak!!”

Kemudian jepitannya melemah sambari menggeliat keringat birahi disekujur badannya membuat badannya menjadi seperti berminyak. Ternyata dia mengalami klimaks untuk pertama kalinya, kemudian kuciumi wajahnya yg berkeringat tersebut.

“Kamu bahagia Len?”

Matanya berkaca tapi mengangguk.

“Kamu akan mendapatkan kenikmatan yg lebih dari ini Len”

Sembari kuarahkan kemaluanku ke liang kemaluannya, terasa degup jantungnya bertambah keras ketika kepala kemaluanku menyentuh bibir bagian dalam kemaluannya.

“Pak jangan!” dia bergumam

“Tenang sayang gag atit kok”.

Sedikit demi sedikit kepala kemaluanku desapkan ke liang kemaluanya, Leila sedikit meringis disertai desahan manjanya, lama juga kutekan-tekan kemaluanku di liang kemaluannya, agak susah ditembus karena bibir kemaluan bagian dalamnya cukup tebal. Setelah perjuangan yg cukup lama akhirnya baru kepala kemaluanku yg masuk, Aqu kemudian memeluk badannya erat sembari membisikkan.

“Maaf ya sayang ini agak atit, masalahnya kamu masih perawan”

“Pak Leila sayang sama bapak”.

Kemudian Sleep! kudorong kuat kemaluanku diserai jeritan halus Leila

“Aaahh!!”

Dari kemaluanya mengalir lendir disertai darah segar yg kemudian menodai sprei.

“Makasih ya sayang” kubisikan ke telinga Leila.

Kemudian gerakan kulanjutkan naik turun seirama dgn erangan Leila, agghh Pak aagghh! Badan Leila menggeliat liar mengikuti gerak pinggul, gerakan semakin cepat naik turun semakin kupercepat seiring dgn kenikmatan yg kurasakan. Ketika pinggulnya menarik kebawah terasa sekali bibir kemaluannya seperti menyedot kemaluanku, Aqupun mengerang kenikmatan. Telah tak terasa telah 10 menit badanku dan badan Leila berpacu untuk mendapatkan puncak kenikmatan, kami berdua saling menekan kemaluan kita masing masing, ketika gerakan naik turun kugantikan dgn gerakan memutar sembari menekan keras kemaluanku ke arah atas, Leila menjerit keras.

“Aagghhk!! Leila telah gag kuat paakk!! aaggkkhh!”

Sembari memeluk badanku erat erat diiringi kemaluannya terasa berdenyut,”Leila puas Pak Leila puas!”

“Aqu juga mau keluar Leenn!!” Aqu tekan kemaluan kuat-kuat di kemaluannya sembari menyemburkan sperma hangat di kemluannya”Sayaang!!”.

Kemudian dgn badan yg dilusiai keringat birahi kami berdua berpelukan, dan berciuman. Leila menangis dia menyesal sekali, Aqu pun menyesal telah menodai wanita yg baik sekali. Isak tangisnya terus menerus sampai akhirnya kami berdua tertidur berpelukan.

Jam tiga pagi malam yg sama Aqu terbangun menatap badan Leila yg terkulai, kubisikan kata-kata cinta di telinganya.

“Lheila Aqu mencintaimu dan ingin menikahimu”.

Kucium bibirnya, belum lagi kering air matanya kucium leher dan dadanya, ternyata Aqu terangsang lagi. Kedua pahanya yg putih kuangkat dan kubengkek ke atas tanpa basa basi langsung kudesapkan kemaluanku yg tegang lagi ke liang kemaluannya. Leila terbangun dan terkejut tanpa basa-basi telebih dahulu kumainkan irama keras lagi di kemaluannya dia hanya bisa menjerit kenikmatan.

“Agghh agghh bapak kok gag bilang-bilang oohh oohh, vagina Leila atit pak!”

Tapi lama kelamaan Leila merasakan kenikmatan dari setiap gesekan kemaluanku.

“Terus Pak.. Terus agghh terus Pak Husni”

Terus kubalik badan Leila menjadi dia di atas.

“Coba kamu Leil yg gerak”

Leila duduk tepat diatas pinggulku, dgn sedikit kikuk dia berusaha menggerakan pinggulnya.

“Aghh.. Eaghh Leila gag kuat Pak ngilu di memek Leila”.

Memang dgn posisi dia di atas tekanan kemaluanku di klitorisnya semakin kencang. Kemudian kubantu menggerakkan pinggulnya dgn tanganku.

“Terus sayang gerakin”

Leila merajuk manja,”Ahh Pak ngilu”

Aqu gag hiraukan rajukannya sekarang kubantu gerakan pinggulku ke atas dan kebawah, Leila terus mengerang kuat, tapi lama kelamaan dia bisa menggoygkan pinggulnya ke depan dan ke belakang, sembari kadang kadang menjerit..

“Terus sayang terus” Aqu bergumam Leila telah pinter sekarang, Gerakan Leila semakin hebat dan menekan semakin kuat..

“Leila telah hampir Pakk!”

“Telah sayang keluarin aja”

Leila kemudian memelukku erat-erat sembari menjerit.

“Ooohh! Aaagghh!! Leila keluar pak..”

“Gantian Aqu yaa!”

Kemudian dgn cepat, tanpa melepaskan kemaluan di kemaluannya kubalik, sekarang badanku di atas dan kedua kaki pendek Leila melingkar di dadAqu, kumainkan lagi gerakan naik turun, kurojok-rojok kemaluannya selama beberapa menit, keras terdengar suara ciplakan air yg membanjiri kemaluan Leila, terus kutekan sekuat kuatnya vagina Leila dan.

“Leila Aqu keluar lagii Leila..”

“Paakk Leila jugaa agghh!”


Kemudian kami berdua lemas tertidur dgn raut wajah penuh kepuasan. Malam itu menjadi malam yg sangat bersejarah bagi kami berdua. Dan sejak itu kami menjadi tak canggung untuk melAqukannya dan akhirnya barang dan baju Leila pindah ke kamarku.

Cerita Sex - Keluarga Yang Pengertian..

Hai namaku Siti Zubadiyah. Umurku 17 tahun. Saat ini aku sedang berada di dapur membantu ummi menyiapkan hidangan makan siang. “Kresh…k...