Hari itu hujan rintik-rintik di
awal tahun 2001, Leli, seorang gadis yang alim dan berkerudung berniat
mendaftarkan diri di sebuah tempat bimbel yang katanya paling berkualitas di
kota mereka untuk persiapan UMPTN 2001. Sesampainya di sana Leli dan temannya
disambut seseorang di tangga. Dia berkata,
“Mau dftar ya Dek..? Kalo mau daftar di atas.”
Dia kelihatan agak dewasa dari yang lainnya yang ada di sana.
Belakangan Leli tahu dia bernama
Putra, tentor kelas IPA yang jg mengajarnya di kelas.
Tidak ganteng sih mas itu, namun
rayuannya bikin Leli sangat tersanjung. Dan wibawa serta senyumannya sangat
membikin Leli, yang lugu dan alim terkesima, apalagi saat mas Putra menjelaskan
terlihat sekali kecerdasannya terpancar. Leli semakin kagum melihatnya.
Dari hari ke hari mereka semakin
akrab. Leli pun biasa diantarnya pulang, mereka pun sering ngobrol bersama
tentang masalah mereka karena mereka jg sdh saling terbuka bahkan menyangkut
cerita pribadi mereka. Mereka jg seringbercanda. Mas Putra pun sesekali
menyentuh Leli, dan walaupun Leli seringkali menolak, tetap saja Leli merasakan
sesuatu yang lain dalam sentuhannya yang begitu lembut dan mesranya.
Sampai pada suatu hari dia
mengajak Leli nonton. Awalnya Leli ragu-ragu, namun kemudian Leli pun menerima
ajakan itu. Mereka pun pergi sekitar jam 7 malam ke twenty one. Leli tampak
canti saat itu dgn jilbab biru sedada dan kemeja putih bersih serta rok panjang
lembut yang selalu Leli pakai. Tidak lupa kaus kaki yang selalu menutupi
kakinya yang putih bersih.
Saat film tengah diputar, mas
Putra tidak henti-hentinya melihat Leli. Leli pura-pura serius nonton, tp Leli
sebenarnya jg melihatnya. Kemudian mas Putra mulai berani memegang tangannya,
Leli pun tak kuasa menolaknya dan saat mas Putra berkata,
“Mas sayang kamu.” Serr..,
rasanya Leli tersambar petir asmara dan tidak kuasa menolaknya, apalagi ketika
mas Putra mulai berani menyandarkan kepalanya di bahunya dan meletakkan
tangannya di paha Leli yang masih tertutup rok panjang. Leli semakin tidak
kuasa menepisnya.
Kemudian mas Putra pun memandang
Leli sejenak dan langsung menyambar bibirnya. Awalnya Leli berusaha menolak.
Namun karena serangan bibir mas Putra yang bertubi-tubi dan serangan birahi
yang menggebu-gebu, dgn agak canggung akhirnya Leli menyambutnya.
Leli yang sdh terbakar napsu
birahi untuk pertama kali dalam hidupnya lagi-lagi tak kuasa menolak saat sidah
mas Putra menyusup kedalam mulutnya dan bertemu dgn lidahnya. Lidah mereka
saling bertautan dan aroma nafas mereka saling memburu mereguk nikmatnya air
liur mereka yang saling mereka tukarkan
Kebetulan di sederetan kursi
mereka duduk tidak ada orang, jadi tidak ada yang melihat aktivitas mereka ini.
Baru sekali ini Leli melakukan hal seperti ini. Apalagi sekarang Leli
melakukannya di bioskop, sehingga Leli jg merasa agak malu saat kemudian ia
membayangkan. Bagaimana bila tiba-tiba orang-orang mengetahui apa yang ia
lakukan dgn mas Putra. Dimana martabatnya sebagai seorang gadis yang alim dan
berjilbab? Namun pikiran itu tidak bisa mengalahkan gejolak birahi Leli, justru
malah membuatnya semakin terangsang. Itulah sebabnya Leli sangat menikmatinya.
cerita sex
Mas Leli yang satu ini pun
semakin berani menyingkap rok panjang Leli dan mulai mengelus-elus paha mulus
Leli yang kuning langsat itu,dan dia berkata,
“Paha kamu mulus yah.., Mas jadi
tambah sayang sama kamu. Pasti paha kamu belum pernah disentuh cowok kayak
sekarang khan??” Kebetulan rok yang Leli pakai saat itu memang mendukung,
sebuah rok biru panjang lembut namun ada belahannya di pinggir yang menyebabkan
tangan masnya ini mudah menyusup masuk mencari kehangatan cinta di antara dua
paha Leli.
Namun karena malu Leli pun
menahan tangannya, dan berkata,
“Jangan Kak.” Mas Putra tidak
memperhatikan kata-kata Leli, dan tangannya terus memaksa masuk.
Sekarang celana dalam Leli bagian
paha dalam sdh ia raih. Sedikit lagi ia tarik, maka mas Putra akan mendapatkan
kemaluan Leli yang sdh basah ini. Mas Putra berkata,
“De.., gpapa kok, enak deh, masa
nggak percaya sih sama Mas. Ya Yang… ya..!” Leli pun tetap bertahan untuk tidak
memberikan apa yang mas Putra mau, namun tenaganya lebih kuat dari padanya,
sehinggga slep.., jarinya menyentuh klitoris Leli.
Leli merasakan kenikmatan yang
luar biasa, apalagi ketika mas Putra mulai memainkan tangannya di lubang Leli
bagian luar, mengelus-elus bulunya yang tipis dan menggesek-gesekkan
klitorisnya yang sdh basah dgn cairannya. Sungguh sensasi yang luar biasa yang
tak pernah tidak Leli rasakan. Tidak sadar Leli pun mulai menggelinjang dan
mengeluarkan suara-suara yang erotis sambil masih merasakan malu,
“Ahh… ahh… Mas..,maaasss..,
jang…jangaaan…. Mass..aaaakkhhhhhhh….!”
Kepalanya yang tanpa sadar jg sdh
sdh menempel di kedua payudaranya. Film pun habis, lampu kembali menjadi
terang. Mas Putra pun memandangi Leli dgn mesranya.
“Pulang yuk..!” katanya sambil
menggandeng tangan Leli.
Sambil berjalan turun, Leli pun
membetulkan rok dan jilbabnya yang sdh diacak-acak oleh mas Putra tadi.
“Maafin kelakuan Mas yah tadi.”
mas Putra pun memecahkan kebisuan di antara mereka berdua.
“Nggak pa-pa, tp jangan diulangi
lagi yah Kak.. Leli takut.” jawab Leli.
Mas Putra langsung merangkul
pinggul Leli dan mencium pipinya, sungguh sangat mesranya. Mereka pun pulang
dgn menggunakan jasa taxi.
“Turun dulu Kak..!” kata Leli
saat taxi sdh sampai di depan rumahnya.
Mas Putra pun menyanggupi dgn
langsung membayar taxi dan ikut turun bersama Leli.
Leli pun mengambil kunci di bawah
pot, di situ biasa keluarganya menyimpan kunci kalau tidak ada orang di rumah.
Maklumlah, ibu dan bapak Leli sering pergi ke rumah masnya yang paling tua,
sehingga Leli biasanya hanya tinggal di rumah bersama saudara-saudaranya.
Leli langsung mempersilakannya
masuk ke rumah mungilnya.
“Duduk Mas.., mo minum apa..?”
“Nggak usah repot-repot deh, ehh
iya orangtuamu nggak ada..?”
“Nggak ada Mas, lagi pergi
kayaknya.”
“Oohh..” Begitu percakapan mereka
setelah mereka masuk.
Leli pun langsung masuk kamar
untuk mengganti baju.
“Tunggu sebentar yah Kak.” kata
Leli, namun mas Putra langsung mengikuti Leli ke dalam kamar dan menggendongnya
ke atas ranjang, lalu mengunci pintu kamarnya.
“Mas mau apa..?” tanya Leli lugu.
“Lanjutin yang tadi yah..?”
ucapnya.
“Jangan Kak, Leli takut..!” kata
Leli lagi tp Mas Putra langsung memeluk Leli dan menciumi Leli dgn liarnya.
Leli yang jg sdh dari tadi
terangsang menyambutnya dgn ciuman Leli yang bernafsu.
“Achh.., ack.., ack..!” bunyi
mulut mereka yang saling terpaut mesra.
Mas Putra pun melepaskan semua
bajunya dan bugil di depan Leli yang wajahnya mulai merah karena terbakar napsu
birahi. Kemaluan Mas Putra yang menggelantung di depannya sangat besar, baru
kali ini Leli melihat secara langsung.
Selama ini Leli hanya melihat
sesekali saat ia membuka situs porno di internet. Biarpun alim, namun Leli suka
membuka situs-situs porno di internet. Leli tidak kuasa menolak ketika mas
Putra melepaskan seluruh baju Leli, sehingga Leli polos tanpa sehelai benang
pun yang menempel pada tubuhnya, kecuali jilbab birunya yang memang sengaja
tidak ditanggalkan oleh mas Putra. “kamu tampak lebih menggairahkan saat masih
pake jilbab, sayang.” Bisik mas Putra lembut.
Di kamar Leli sendiri, di atas
ranjangnya sendiri, dimana ibunya biasa tidur bersamanya, sekarang Leli sedang
memegangi batang kemaluan tentornya yang amat panjang dan keras yang mas Putra
sodorkan ke mulut Leli. Walaupun sempat menolak karena agak jijik, namun
akhirnya Leli mau jg dan malah keenakan menghisap miliknya seperti lolypop yang
dulu sering diberikan mama waktu Leli kecil. Mas tentornya pun mengerang
keenakan,
“Ahh.., aah.., ahhh.., enak
Sayang.. terus..!” Terdengar jg saat itu,
“Ckkc.. ckkk..!” bunyi hisapan
mulut Leli di batang kemaluannya.
Terlihatlah pemandangan yang
sangat menggairahkan, seorang gadis yang hanya memakai jilbab di tubuhnya
sedang menjilati kemaluan seorang lelaki yang bukan suaminya.
Dalam posisi Leli tidur dan mas
Putra mengangkang di atasnya sambil kedua tangannya meraih payudaranya dan
meremas-remasnya, Leli pun keenakan dibuatnya. Ia sdh tidak ingat apa-apa lagi,
karena api birahi sdh menguasainya 100 persen. Mas Putra kini melepaskan
k0ntolnya dan menghisap kedua payudara Leli secara bergantian dgn liarnya
sambil tangannya memainkan klitoris Leli dan sesekali menusuk masuk ke
lubangnya yang sdh amat becek. Leli pun merasa sangat nikmat dibuatnya.
“Aaah.., ahh.., mmmppphhhh..,
oooooggghhhh Maasshh.. shhtt..kkk….. Kak eehhk.., ah.. aahh uhh aaah..!”
begitulah teriakannya sambil meracau tidak karuan karena menahan nikmat yang
luar biasa.
Mas Putra pun menjilati tubuh
Leli, turun dan turun hingga sampai kepada lubang kemaluannya yang ia
garapmesra. Leli pun melenguh keenakan,
“Aahh.., aahhh… massshh.., Leli
mo pipiisshhh..!” Mas Putra seakan tidak menggubrisnya, jilatannya pindah ke
arah paling sensitif.
Klitoris Leli dimain-mainkan dgn
lidahnya. Leli hanya bisa merem melek dibuatnya, karena sensasi yang luar biasa
atas permainan lidahnya di bagian tubuhnya yang sensitif.
“Kaakkk.., Kaakkk.., Leli
pipiiishhh. Ahh.., aaaahhhhhh..!” Leli pun mengeluarkan cairannya, namun mas
Putra tidak berhenti menghisap nonok Leli sampai semuanya dibuat bersih.
“mmppphhhhhh.., Kakkk.., enakk..
Kakk..!” Leli seakan tidak perduli lagi apa yang Leli ucapkan.
Mas Putra pun mencoba menusuk
Leli dgn senjatanya yang sdh menegang dari tadi. mas Putra mau memuaskan Leli
dulu baru memikirkan nasib ‘adek’-nya.
Leli pun segera melebarkan
kakinya untuknya, pasrah memberikan diri Leli untuknya. Mas Putra pun berusaha
memasukkan batang k0ntolnya ke arah nonok Leli, namun agak sulit karena memang
Leli masih perawan. Leli pun merasa sakit, namun karena mas Putra jg meremas
payudara Leli dan menghisap bibir Leli, rasa sakit itu sedikit terobati. Sampai
akhirnya,
“Bless..! Pertahanan Leli
berhasil ditembusnya. Leli pun berteriak,
“Ahh.., saa.. saakiitt Kaakkk..!”
Mas Putra pun membelai kepala Leli yang terbungkus jilbab, dan berkata,
“Tahann ya uhh..!”
Mas Putra pun nampak keasyikkan
menikmati jepitan Leli,
“Uhh.., Dekk.., kamu
hebat..!”Mereka pun terus berciuman sementara tangannya memainkan puting susu
Leli yang semakin mengeras.
“Ahh.., aahh.. aahh..”
betul-betul nikmat dan asyik,
“Aahhh.., ohh.., uuhh..!” Mas
Putra pun menghisap bibir Leli dgn lembut.
Tidak lama kemudian,
“Ahh.., mmmppphhhh.., ohh..,
yeaahh.. yeaah.. Kak.. Leli mo pipiss lagiiihhh… Oohh Leli sdh tidak tahan
lagi..!” dan, “Serrr…” keluarlah cairan Leli.
Leli pun merasakan kenikmatan
yang teramat sangat di sekujur tubuhnya seiring keluarnya cairan di liang
kenikmatan Leli beserta darah segar yang sejak tadi keluar dan membasahi
sepreinya. Seketika itu jg Mas Putra mengeluarkan batang kemaluannya dari
lubang kemaluan Leli dan menyemprotkan spermanya ke seluruh wajah dan mulut
Leli, sampai membasahi jilbab Leli. Leli pun membersihkan sisa-sisanya dgn
menelan sperma yang ia semprotkan dgn menghisap batang kemaluannya sampai
bersih.
Kemudian mereka pun menatap
mesra, berpelukan dan tertidur bersama.
No comments:
Post a Comment