Sebuah mobil sedan telah terparkir di depan garasi saat
kendaraan Donie baru memasuki perkarangan rumah. Donie baru kembali dari kota G
dengan keletihan fisik begitu mendera. Bukan karena pekerjaan namun kehidupan
malam yang ia jalani selama inilah yang menjadi penyebabnya. Di dalam hatinya
ia membatin.
Ia tahu Niken pasti mencapnya sebagai lelaki yang tidak setia
atau tukang selingkuh meski tak pernah sekalipun ia ucapkan. Perkawinan mereka
yang baru seumur jagung sudah terasa sangat hambar. Dari luar orang akan
menganggap ini adalah pasangan muda yang ideal dan banyak di idam-idamkan
orang.
Sepasang suami istri yang serasi baik dari prestasi maupun
fisik Yang wanita cantik sedangkan yang pria tampan dan gagah.
Memiliki materi yang berlimpah. Yang menjadi gara-gara tak
lain karena masalah ejakulasi
dini yang dideritanya. Kebiasaannya bergonta-ganti pasangan
dan mengumbar pesona kesana kemari hanyalah untuk menutupi kelemahannya itu.
Hasilnya ia bukan* saja ia tak menemukan solusi dari
masalahnya malahan kondisi fisiknya semakin lama semakin melemah. Dan akibatnya
ia justru semakin tak mampu melaksanakan tugasnya sebagai suami di atas tempat
tidur dengan baik.
Ia nyaris frustasi. Buat ke dokter ia harus berpikir dua
kali. Bisa-bisa ia bakal terlihat oleh seseorang yang mengenal dirinya saat
sedang mengantri. Dan itu yang tak ia inginkan orang sampai tahu mengenai
penyakitnya. Entah sampai kapan ia dan Niken dapat mempertahankan rumah tangga
mereka dalam kondisi seperti ini.
Permasalahan ini ibarat bara api dalam sekam yang perlahan
tapi pasti menggiring perkawinan mereka ke pintu perceraian. Saat melintasi
ruang tamu ia melihat ternyata istrinya sedang menerima tamu. Tiga orang wanita
tergolong sangat cantik salah satunya nampak sedang berbadan dua.
Bersama mereka nampak pula seorang anak laki-laki remaja
berkulit hitam. Niken bergegas menyambut ketika dilihatnya sang suami muncul.
“Oh mas Donie sudah pulang” ujar Niken mengambil alih
sebagian barang bawaan dari tangan suaminya.
“Mas Donie kita ada kedatangan tamu. mari kuperkenalkan”“Eng
sebentar Nien…rasa-rasanya kami sudah pernah bertemu sebelumnya…Eng…Sandra
kan?” terkanya setelah berusaha mencoba memutar memorinya.
“Betul mas saya Sandra istri Didiet teman anda, Wah .. luar
biasa mas Donie masih ingat sama saya padahal kita hanya pernah ketemu satu
kali dulu itu” ujar Sandra membenarkan.
“Wah ternyata kalian saling mengenal ya…eng lantas ini
Dian..Niken dan Alfi” ujar Niken memperkenalkan mereka satu persatu pada DonieDonie
mengangguk sopan kepada mereka sambil melebarkan senyum memperlihatkan deretan
gigi putih bak bintang iklan pasta gigi.
Namun matanya terpaku saat melihat wanita yang mengenakan
baby doll berwarna putih bernama Dian. Wanita ini tak hanya cantik namun
memiliki daya tarik seksual yang luar biasa. Senyumnyapun begitu mengoda.
“Oya kemana Didiet kok ngga ikut?” mencoba mengalihkan
perhatian agar tak menimbulkan kecurigaan bagi yang lain.“Eng mas Didiet kurang
enak badan tetapi dia titip salam buat mas Donie” jawab Sandra.Donie dan Didiet
memang sudah saling mengenal selama dua tahun ini.
Kebetulan perusahaan mereka sama-sama menjadi rekanan dari
sebuah perusahaan asing besar yang sedang menagani pekerjaan besar di kota G.
Perusahaan Didiet bergerak di bidang *supplier material sedangkan perusahaan
milik Donie sebagai kontraktor.
Untung bidang yang mereka tangani berbeda jadi tak ada
persaingan di antara perusahaan mereka.“Mas, Sandra datang kemari ingin
memintaku memberikan les privat kepada putra asuh mereka Alfi” jelas Niken.
Pandangan Donie meneliti ke Alfi yang berdiri di samping
Sandra.Tidak salahkah? Anak bertubuh kurus kering berkulit hitam kesat dan
bertampang pas-pasan ini adalah anak asuh si Didiet, Apakah tidak ada anak lain
yang lebih ‘bersih’ atau sepadan untuk dijadikan anak asuh mereka? pikir Donie
dalam hati. Tapi Akhhh…itu urusan mereka.
Ia berpikir mungkin si Didiet punya pertimbangan lain.“Oh
tidak masalah aku tidak keberatan , Didiet-kan temanku dan lagian Niken juga
tidak ada kegiatan di rumah jadi..silakan saja”
“Terima kasih banyak, mas”“Silakan lanjutkan pembicarannya
maaf saya tinggal dahulu”“ya..terima kasih sekali lagi atas ijinnya mas”Donie
masih sempat kembali melirik ke arah Dian sebelum meninggalkan ruang
tersebut.Beruntung saat itu Dian-pun sedang mengerling ke arahnya sambil
melebarkan senyum penuh arti.“Uhh cantiknya” gumam Donie.
Di dalam kamar Donie menghempaskan punggungnya di kasur.
Matanya terpejam mencoba untuk melupakan sejenak persoalan rumah tangga yang
membelit pikirannya. Menit-menit berlalu, sia-sia ia berusaha tidur. Pikirannya
tetap menerawang hingga Niken masuk ke kamar.
“Mereka sudah pulang?”“Ya mas”Niken melepas kaus kaki
suaminya lalu mengambil piama dan handuk bersih dari lemari.
“Mas mandi saja dulu biar lebih nyaman istirahatnya”“Nanti
saja Nien, aku masih letih sekali”“Kupijat bahunya ya mas?”Donie membalikan
tubuhnya sehingga Niken leluasa meraih bahunya.
Pijatan Niken tak sekeras pijatan tukang pijat tapi Donie
merasa Jemari lembut istrinya memberikan rasa nyaman. Tak ada yang salah pada
Niken. Ia cantik, penurut dan penuh perhatian. Tapi entah Donie malah semakin
tersiksa atas perlakuan baik istrinya.
Ia tak dapat membalas kemesraan istrinya.“Mas kangen ngga
padaku?”ujar Niken manja.“Eng..ya” singkat sekali jawaban Donie, tak ada
ekpresi sedikitpun pada kalimat yang diucapkannya.“Mas aku kangen.
Kita…begi..tu..an yuk?” mohon Niken agak menghiba. Jemari
lembutnya meraba lembut dada suaminya yang bidang.Hal ini yang ditakuti Donie.
Ia merasa lebih baik menghindar ketimbang memilih melakukannya namun
GAGAL!“Sorry Nien lain kali saja aku masih capek” ujarnya sambil menepiskan
tangan Niken.
Sambil memutar tubuhnya ke arah dinding.Niken menghela napas.
Lalu ia merebahkan tubuhnya di samping Donie dengan kekecewaan–Dua Minggu
kemudian, Jam 12.15Di lantai dasar sebuah gedung perkantoran. Di sebuah kafe.
Saat itu jam istirahat beberapa karyawan kantoran terlihat
sedang makan siang disana. Nampak pula Dian sedang duduk menempati sebuah meja
dengan dua buah kursi.“Maaf membuatmu menunggu agak lama, tadi jalan menuju
kemari macet” ujar Donie datang tergesa-gesa dan menarik kursi di seberang
duduk Dian lalu duduk.
“Ngga pa pa kok mas. Aku tadi sudah pesankan makanan
buatmu”“Oh..makasih”Sambil menikmati santap siang mereka bercakap-cakap. Nyata
sekali keakraban diantara mereka berdua. Sesekali terdengar tawa Dian* setiap
Donie melontarkan kata-kata gombalnya.
Tentu saja ini bukanlah kali pertama mereka bertemu seperti
ini. Keintiman mereka sudah berjalan selama dua minggu sejak pertemuan di rumah
Donie tempo hari. Tak biasa bagi Donie mengencani seorang wanita dalam waktu
selama ini.
Biasanya hubungan itu hanya berjalan paling lama satu minggu.
Ada yang membuat ia benar-benar penasaran terhadap Dian. Faktanya sampai saat
ini ia belum juga berhasil meniduri wanita cantik itu.
Paling-paling Dian hanya mengijinkannya mencium atau sebatas
meremas dada itupun mereka lakukan masih dalam keadaan berpakaian utuh
terpakai. Sungguh tak lebih dari itu. Dian *mengatakan pada Donie bahwa ia baru
akan memberikan semuanya bila Donie bisa bertahan lebih dari satu minggu
bersamanya“Manis bukankah hari ini genap dua minggu sudah kita bersama?” ujar
Donie di tengah santap siang.
“Betul, memangnya ada apa Mas?”“Aku mau menagih janjimu tempo
hari”“Kok mas masih ingat? Bukankah selama dua minggu ini kita selalu
bermesraan”“Betul tapi kamu belum memberi aku yang satu itu jadi mana mungkin
aku lupa”“Hi hi kacian deh. Lantas setelah ini mas mau mengajak aku kemana?”
“Ehmm…kamu pinginnya kemana say? ke villa di atas perkebunan
yang sunyi tapi romantis? Atau… di pinggir pantai berpasir putih sambil
mendengar deburan ombak?”“Engga mau ah”“Lantas kamu pinginnya di mana say?”
“Aku… maunya di… rumah mas di atas tempat tidur nya mas Donie
dan Niken. “
“Aaa..paaa?!! kamu pasti sedang bercanda kan manis?” ujar
Donie terperanjat mendengar permintaan aneh Dian.
“Aku serius mas. Aku pingin kita melakukannya di sana”“Ng..ga
mungkinn! Bilang saja sejak awal bila kamu cuma mau main-main denganku”“Aduh
begitu *aja marah.. siapa bilang aku berniat mempermainkan mas.
Aku juga sangat menginginkannya kok. *Apakah karena hal ini
lantas mas ingin mengurungkan rencana kita sore ini”“Bukan begitu. Tetapi
kenapa harus di sana sich?. Apa tidak ada tempat lain? Kau pasti tahu meski
istriku tidak di rumah setiap saat ia bisa saja pulang dan memergoki kita”
“Ngga tahu aku mendadak kepingin saja. Rasanya gimana ya
bercinta dalam situasi seperti itu.* Apa mas ngga mengginginkan aku?”
“Huh! Baiklah.. tapi aku akan cari tahu dulu kapan istriku
pergi. Setahuku satu jam lagi ia akan memberikan Les kapada si Alfi di rumah
Sandra.”Donie menghubungi Niken melalui Handphone-nya. Tak lama kemudian
terdengar suara Niken diseberang“Mas jam dua ini aku pergi ke rumah Sandra dan
kemungkinan pulangnya agak kemalaman karena setelah selesai mengajar Alfi,
Sandra mengajakku menemaninya Shopping, mas ada titip sesuatu?”“Ngga ada Nien,
selamat belanja ya bye”“Bye” Niken menutup pembicaraan.
Sempurna! Pikir Donie“Bagaimana mas?”“Kamu dapat apa yang
kamu inginkan dan sekarang kamu tidak bisa menghidari dariku lagi Ha ha”“Hi hi
aku ngga bakal lari kok”*Tak lama kemudian setelah selesai bersantap.
Mereka beranjak meninggalkan tempat itu.Menuju ke rumah Donie
untuk melepas kegairahan yang terpendam selama dua minggu ini.—-Jam 14.20 Di
rumah Donie dan NikenDian terpesona saat memperhatikan suasana di dalam kamar
tidur Niken dan Donie. Sebuah kamar tidur yang nyaman didominasi warnah putih.
Ada sebuah ranjang besar terbuat dari besi berukir dengan empat buah pilar
tinggi yang indah.
Di atasnya terbentang sebuah kasur empuk tertutup seprey
putih bersih. Ada sebuah sofa besar berwarna juga putih dan berjok empuk
terletak di samping dan menghadap ke arah tempat tidur. Sebuah kamar tidur yang
indah namun sama sekali tak pernah menjadi tempat yang indah bagi percintaan
Niken dan Donie, nampak pula sebuah ‘connecting door’. yang terhubung dengan
kamar lain di sebelahnya.
Niken telah mempersiapkan kamar tersebut bagi bayinya
kelak.“Aduhh! lupa lagi” ujar Donie sambil menepuk kepalanya sendiri saat baru
saja menutup pintu kamar.“Loh ada apa mas”“Kondom! Kita lupa membelinya.
Persediaanku habis”“Hi hi ngga usah kuatir, Mas boleh
menodaiku sepuasnya tanpa kondom sebab saat ini aku sedang tidak dalam masa
suburku”“Yeahhh!!” Donie tergesa-gesa membuka pakaiannya.hingga hanya
tertinggal celana dalamnya saja.
“Sisakan yang itu dan aku mau mas naik dulu ke atas tempat
tidur” bisik Dian nakalDonie tak menyangka jika ia akan meniduri wanita lain di
atas ranjangnya sendiri. Tiba-tiba Dian mengeluarkan dua utas tali dari dalam
tasnya. Lalu ia mengikat masing-masing pergelangan tangan Donie pada tiang
tempat tidur yang terbuat dari besi itu.
“Mas rileks saja dulu”Sejak tadi Dian selalu meminta hal yang
aneh-aneh. Padahal biasanya Donie main tembak langsung terhadap para wanita
yang ia kencani. Tak ada foreplay. Berejakulasi cepat di dalam vagina.
Syukur-syukur kalau bisa ereksi lagi bisa buat ronde ke 2 tetapi itu jarang
sekali terjadi.
Lalu setelah itu langsung bubaran seraya .meninggalkan
kekesalan pada setiap pasangannya. Tapi kali ini ia mau saja mengikuti kemauan
Dian. Ia cuma penasaran ingin tahu lebih lanjut permainan apa yang bakal
dilakukan oleh Dian.
Donie tahu Dian menginginkan ia dalam keadaan tak berdaya dan
penuh dalam kekuasaannya. Donie sudah sering membaca atau menonton film biru
mengenai hal tersebut. Ia tak menyangka bakalan bertemu dengan wanita yang
terobsesi mendominasi pasangan prianya.
“Dasar wanita pikirannya macam-macam. Mau inilah itulah padahal
tetap saja ujung-ujungnya di entot!” pikir Donie.Setelah yakin Donie terikat
sempurna. Dian kemudian menari-nari di hadapan Donie *dengan lemah gemulai
sambil melepas satu persatu pakaiannya. Mulai dari jas kerja yang paling duluan
jatuh ke lantai.
Kemudian menyusul rok dan blous yang dikenakannya. Sehingga
kini nampak Dian hanya mengenakan bra dan celana dalam berwarna putih
berenda-renda. Dian mencoba meraih pengait bra yang berada di punggungnya.
Sengaja ia berlama-lama seolah kesulitan membukanya
membiarkan gairah Donie semakin naik.Napas Donie mendengus-dengus. Entah
mengapa ia selalu deg-degkan melihat yang ‘baru’ padahal milik istrinya jauh
lebih bagus dibanding dengan kebanyakan wanita yang pernah dikencaninya selama
ini.
Dan ketika benda itu terlepas. Dua buah gumpalan daging
berwarna putih yang cantik menggantung. Pada kedua ujungnya di hiasi puting
mungil berwarna merah muda. Ada kemiripan pada bentuk putting susu Dian dan
Niken. Kedua wanita itu memiliki aeorola yang mengembung bagai sebuah bukit
kecil. Dan biasanya bagian itu akan ikut mengencang bersama putingnya pada saat
pemiliknya terangsang.
“Woahh.. can..tikkknyaa Okhh” Desah Donie terkagum-kagum.
Penisnya belum apa-apa sudah mengeluarkan cairan mazi yang banyak membasahi
celana dalamnya sehingga bagai membentuk sebuah pulau pada permukaannya.Dian
tersenyum melihat ia berhasil membawa donie menikmati permainannya.
Kini ia melangkah ke tahap selanjutnya. Kali ini ia naik ke
atas ranjang. Perlahan ia menarik lepas celana dalam Donie sehingga isinya yang
berukuran ‘standar’ itu terbebas. ‘Lumayan’ pikir Dian.bentuk dan ukuran
kelihatan tak berbeda dengan milik Didiet.
Dian berdiri di atas tubuh Donie sambil kembali meliuk-liuk
menari dengan erotis. Tak berlebihan bila Alfi dan Didiet mengibaratkannya
tubuhnya bagai sebuah gitar spanyol. Ukuran dada pinggang dan pinggul sangat
ideal yang dapat membakar hangus jantung setiap lelaki yang menatapnya. Jemari
Dian menyusup ke sisi-sisi samping celana dalamnya.
Lalu perlahan-lahan penutup terakhir tubuhnya itu ia tarik ke
bawah melewati ke dua batang pahanya yang putih bersih diiringi pandangan
melotot Donie hingga akhirnya benda itu jatuh di pergelangan kaki Dian. Dan
kini Donie dapat menatap segala keindahan di hadapannya itu tanpa halangan
apapun sambil menelan ludah.
Nampak kini sebuah bukit kecil di hiasi bulu-bulu halus yang
lebat namun terawat. Bagian tengahnya membelah bagai sebuah bibir yang mengatup
rapat. Belahan yang merupakan tiket menuju ke sebuah surga impian bagi kaum
lelaki.
Penis Donie yang sudah menegang penuh itu makin banyak
mengeluarkan mani hingga membasahi seluruh glans penisnya.“Siapakah lelaki
beruntung yang pertama kali menyentuhnya manis?”“Hi hi ..Nanti juga mas bakalan
kukasih tahu, Yang penting aku mempunyai banyak sekali kejutan buat mas Donie
hari ini.
Sekarang aku ingin mas tutup sejenak mata sejenak dan jangan
di buka sebelum aku minta”Donie menurut. Ia menutup matanya dan menunggu apa
lagi kejutan yang bakal muncul selanjutnya . Ia berharap Dian langsung
memasukan penisnya yang sudah gatal itu ke dalam vaginanya yang indah.
“Buka sekarang mas” terdengar Dian memberi aba-aba .Donie
membuka kedua matanya. Dan iapun langsung terbelalak. Ia memang di buat
terkejut luar biasa namun kali ini tak seperti yang ia harapkannya karena saat
itu Ia melihat Niken, istrinya, telah berdiri di samping tempat
tidurnya.“Nienn?!..Bu..kankah kamuu …Haihhh!!” ucap Donie tergagap dan tak
mampu menyelesaikan perkataannya.
“Aku sengaja mengganti jadwalku mas, lalu aku menunggumu di
kamar sebelah agar bisa memergokimu”“Ka..lian telah merencanakan ini kan?”
ujarnya menoleh ke arah Dian.Ada perasaan malu dan kesal karena kali ini ia
benar-benar tertangkap basah. Tidak hanya itu ia bahkan masuk ke dalam
perangkap yang khusus disediakan baginya di dalam rumahnya sendiri.
Kenapa ia begitu ceroboh tak terlebih dahulu memeriksa
seluruh ruangan sebelumnya. Sungguh ia merasa hal ini akan menjadi awal dari
sebuah prahara besar bagi rumah tangganya.“Ya mas. Kami memang telah mengatur
hal ini namun mas jangan berprasangka buruk dulu”“A..pa maksudmu melakukan hal
ini”“Banyak sekali *yang ingin kusampaikan padamu mas, tetapi itu nanti saja,
sekarang kuminta mas Donie nikmati saja dulu apa yang bakal terjadi sebentar
lagi dan selanjutnya kita lihat apakah setelah ini mas Donie masih tetap
mencintaiku atau malahan membenci aku.
”Donie tak mengerti maksud dari kata-kata terakhir pada
perkataan Niken barusan dan ia benar-benar heran melihat sikap Niken yang
diluar dugaannya.
Tadinya ia berpikir Niken akan marah besar di bakar oleh
kecemburuan ketika menemukan ia bersama-sama dengan wanita lain dalam keadaan
bugil seperti ini.Ia bertambah bingung ketika tiba-tiba Niken menarik tali
kimononya dan benda itu terlepas dan terjatuh ke lantai. Ternyata ia sudah
dalam keadaan polos tanpa mengenakan pakaian dalam lagi.
Perlahan ia mendekat ke arah suaminya yang masih terbengong
bingung. Lalu Niken perlahan maju mendekat ke arahnya“Nien..Nien..a..ku tak
inginn…”Belum sempat ia menyelasaikan kalimatnya, mulut Niken sudah menangkap
batang penisnya dan menghisapnya kuat-kuat.
“Arrgggg….ka..lian kaum wanita benar-benar a..neh” ujarnya
sambil merintih-rintih kesenangan“Apakah mas tidak suka?” goda Dian lalu
mengambil alih penis Donie dari Niken kemudian ganti menghisapnya.
“Sukaa..Arggghhh” rintih Donie. Tak menyangka ke dua wanita
cantik itu mengulum kelaki-lakiannya secara bergantian. Donie lega meski masih
bingung. Alih-alih dapat masalah ia malah mendapat kejutan menyenangkan. Benar
seperti yang Niken katakan kalau Donie cepat sekali mengalami ejakulasi saat
melakukan keintiman.
Belum satu menit penisnya dalam lumatan mulut Dian dan Niken,
ia sudah memperlihatkan tanda-tanda akan berejakulasi. Memang selama ini Donie
tak pernah bisa bertahan lebih dari satu menitan setelah penisnya menerima
rangsangan.
Oleh karenanya ia selalu buru-buru melakukan penetrasi pada
liang senggama pasangan nya. Ia merasa lebih baik muncrat saat penis sudah di
dalam vagina ketimbang membuangnya di mulut. Sungguh sangat disayangkan jika
saja ia mampu bersetubuh* secara normal pastilah ia akan bisa merasakan yang
lebih nikmat dari yang pernah ia rasakan selama ini.
Padahal menurut Alfi lumatan vagina Niken adalah yang paling
enak di antara sekian banyak wanita yang pernah disetubuhinya terutama saat
Niken sedang mengalami orgasmenya. Dan sampai dengan saat ini Donie tak pernah
bisa sampai pada tahap itu.Saat ini terlihat Donie sudah tak mampu lagi melawan
hasratnya untuk berejakulasi.
Spermanya berdesakan segera untuk muncrat keluar. Tiba-tiba
Dian melakukan sesuatu. Jemarinya memencet keras-keras bagian tertentu pada
leher penis Donie. Gerakan sederhana itu hanya ia lakukan beberapa detik namun
hasilnya sungguh luar biasa bagi Donie.
Ejakulasinya yang nyaris tak terbendung tadi sontak hilang
begitu saja. Donie terperangah keheranan. Ia merasa takjub wanita cantik ini
mampu menggagalkan ejakulasinya tadi.“Apa… yang barusan kau lakukan padaku?”
tanya Donie.
“Aku hanya membuat mas Donie menunda ejakulasi. Dengan begitu
berarti mas Donie memberi kesempatan kepada kami sebagai pasangan mas buat
meraih orgasme terlebih dahulu. Lagian kan mas Donie belum merasakan jepitan
Vaginaku.
Apakah mas mau berhenti sekarang?” jelas Dian memberi
penjelasan pada Donie “Eee…Ti..dakkk jangannn” Donie tak menyangka wanita
seperti Dian tahu banyak mengenai hal tersebut “Kuluman ke dua wanita itu
terhenti sejenak ketika sesosok tubuh hitam legam muncul dari kamar sebelah.
Donie terperanjat ketika ia melihat Alfi sudah dalam keadaan telanjang bulat.
Ia lebih kaget lagi melihat benda pada selangkangan anak itu
yang sudah dalam keadaan kaku. Benda yang mengerikan. Kepalanya masih
terbungkus kulip kulup itu membulat. sebesar sebuah tomat. Pada ujungnya yang
berwarna merah terlihat sedikit mengintip.
Batangnya kokoh berurat di dominasi warna hitam pekat. Meski
tak tahu persis namun Donie memperkirakan panjang benda itu paling tidak 20
sentimeter-an. Namun yang jelas jauh lebih panjang dan besar dari miliknya yang
cuma 15 senti.
“Ma..u apa dia ke mari?”“Jangan dulu banyak tanya mas,
sekarang nikmati saja dulu semuanya” ujar Niken sambil kembali melakukan oral
terhadap penis suaminya.Alfi lalu duduk di sofa putih yang hanya berjarak dua
meter dari ranjang mereka.Donie tercekat saat Dian mendekat ke arah anak itu.
Lalu mereka berciuman dengan panas.Akhh!! Dian! si cantik itu mau menerahkan
bibirnya kepada bocah hitam jelek itu.
Bahkan ia mebuka mulutnya membiarkan lidah Alfi masuk
berputar-putar. Sesekali Alfi melepas ciumannya lalu beralih ke payudara indah
Dian. Kemudian Ia menghisapinya laksana seorang orok haus. Ternyata anak itu
tak hanya mampu meladeni permainan bibir Dian tetapi juga sangat lihai dalam
menetek. Donie melihat Dian lirih ketika nikmat mulai menyapa raganya akibat
sentuhan Alfi.
“Setan…!” umpat Donie kesal karena anak itu telah
mendahuluinya.Susah payah ia menunggu selama dua minggu untuk menjamah tubuh
indah itu tetapi Dian malah memberikannya pada si setan kecil itu. Lepas
berciuman Dian merebahkan tubuhnya di sofa itu. Kaki kirinya menjuntai ke
lantai sementara yang satunya ia gantungkan di sandaran sofa.
Dalam kondisi seperti itu selangkangannya terbuka lebar.
Kepala Alfi menyusup di antara ke dua paha putih Dian. Alfi mengawalinya dengan
mengecup lembut kedua batang paha putih Dian. Lalu kecupannya beralih ke
sekitar belahan vagina dan akhirnya tepat di sasaran utamanya. Sampai di bagian
tersebut lidahnya mulai beraksi.
Lidahnya dengan perlahan menyapu dari bawah hingga atas
belahan cantik di hadapannya itu. Tak ada bagian yang lolos dari jilatan
lidahnya termasuk klitoris Dian yang pusat kesenangan bagi setiap wanita. Alfi
lalu menghajarnya dengan hisapan kuat di bagian itu.
“Fiiii….oughhhhhhh” pekik Dian ketika *hisapan Alfi terhubung
dengan syaraf-syaraf kenikmatannya. Tubuh sintalnya melenting dan mengelinjang
hebat. Pinggulnya ia angkat seakan berharap Alfi menghisap klitorisnya lebih
kuat lagi.Donie tercengang melihat bagaimana pandainya bocah itu mempergunakan
lidahnya.
Awalnya ia sedikit merasa ilfeel melihat keberadaan Alfi di
sana apalagi anak itu saat menyentuh tubuh Dian. Namun berbarengan dengan
kenikmatan akibat hisapan istrinya muncul pula perasaan aneh merayapi hatinya.
Seakan-akan ia bisa menikmati kejadian di hadapannya itu.
Apalagi mendengar suara rintihan-rintihan Dian yang menyayat. Iapun merasakan
penisnya berereksi semakin keras.Niken tersenyum, ia tahu hasrat Donie sedikit
demi sedikit mulai terseret menuju ke arah yang ia inginkan.
“Ughh..sayangg akuu sudahhh…” tiba-tiba Donie merintih sambil
mengelinjang.Niken segera menghentikan hisapannya. Seperti yang tadi Dian
lakukan, iapun memencet bagian bawah leher penis Donie. Ia lakukan beberapa
detik hingga Donie kembali tenang.“Uhh..sayanggg….kau juga bi..sa.?”Donie sudah
berpikir Niken akan segera melakukan persetubuhan dengannya.
“Belum saatnya mas..ini baru permulaan” jawab Niken sambil
tersenyum nakal. Ia melepaskan genggaman jarinya pada penis suaminya lalu
berdiri bersamaan dengan Dian yang juga berdiri meninggalkan si Alfi.Jantung
Donie berdetak keras dan tak beraturan saat ia melihat Niken melangkah ke arah
sofa dimana Alfi berada.
“Nien!…Nien!…ka..mu…mau apa dengan diaa?” jerit Donie
berusaha mencegah* istrinya yang mulai terlentang menempati posisi Dian
tadi.Dian tak ingin Donie terpancing emosinya segera memasukan penis lelaki itu
ke dalam mulutnya dan melakukan hisapan-hisapan kuat yangliar.
Slepp..clep..clep..clep“Arggggggg….eggggg” Donie mengeram
nikmat, lagi-lagi penisnya disengat oleh kenikmatan. Kepalanya terlempar ke
bantal.Di antara kenikmatan menggila itu bola mata Donie berotasi mencari tahu
apa yang terjadi pada istrinya, ia dapat melihat Alfi sedang melakukan hal yang
sama seperti pada Dian tadi. Kepala anak itu dalam posisi terbenam ketat di
selangkangan Niken.“Egg…Nieeenn…Nieeenn ohh” rintih Donie memanggil-manggil
nama istrinya.
“Tenang mas… Alfi hanya membuat agar istrimu siap untuk
sebuah persetubuhan”bisik Dian berusaha menenangkan Donie.Huh!.. beruntung
sekali bangsat kecil itu. walau cuma dengan lidah Donie seakan tak rela
kemolekan Niken di nikmati pria lain. Percikan api cemburu membakar hatinya.
Tak ubahnya Dian tadi,
Nikenpun merintih-rintih dan tubuhnya menggelinjang liar
akibat perlakuaan Alfi pada organ tubuhnya yang paling intim. Alfi terlihat
begitu telaten dan tak tergesah-gesa. Dulu di awal* perkawinannya Donie masih
sering melakukan cunnilingus terhadap Niken. Seiring waktu ia tak pernah
melakukannya lagi. Alfi seakan ingin menunjukan padanya bagaimana cara
melakukan hal itu dengan cara yang benar.
Tak hanya sekedar menjilat alat kelamin istrinya seperti yang
pernah ia lakukan tetapi lebih dari itu. Alfi juga menunjukan rasa cinta dan
penghargaannya pada benda itu dengan berlama-lama betah di sana. Bukankah benda
ini adalah bagian yang paling diidamkan dan diinginkan seorang pria.
Bukankah awal kehidupan juga berasa dari dalam benda ini dan
harus melaluinya terlebih dahulu dengan belitan kenikmatan.“Oghhh..Ba..gaimana
seorang bocah seusia itu tahu dan menjadi begitu pandai mengauli wanita?” ujar
Donie terbata-bata oleh* kenikmatan yang ia rasakan sambil tetap menatap
kegiatan di atas sofa.
Dian tersenyum mendengar pertanyaan Donie. Itu merupakan
tanda kalau Donie perlahan sudah dapat menikmati perlakuan Alfi terhadap
Niken.“Sejak berusia tujuh tahun dia sudah sering melakukannya pada banyak
wanita” ujar Dian sambil mengocok-ngocok penis Donie menggantikan kuluman
mulutnya sementara buat meladeni omongan Donie.
“Gi..laaa…pan.tas.. kontolnya jadi begitu besarrr dan
panjang”“Mas dia juga orang yang kumaksud” bisik Dian sengaja mencoba membakar
gairah Donie lebih kuat lagi.“A..paa?”“Bukankah tadi mas bertanya siapa
laki-laki yang pertama mengambil kegadisanku khan?”
“Alfii?!Ti..dak mungkin! A..nak kecil ituuu?”“Percayalah mas,
tapi tak hanya aku….Sandra dan Nadine juga”“Ougggghhhhh!!!. Bu..kankah ia
adalah anak asuhhh Sandra dan Didiet sendiri?..ba…gai..manaa dengan Didiet?”
“Mas Didiet yang meminta Alfi memerawani Sandra kemudian
giliran aku dan Nadine”“Ka..liannn *semuaa diperawani olehnyaaaa..
Arggggughhhhh…” Donie mengerang.Ini adalah kisah nyata paling edan dan aneh
namun juga paling merangsang yang pernah ia dengar.
Terus menerus mendapat rangsangan hebat tak hanya pada
raganya namun juga pada jiwanya yang tak henti-hentinya dibakar oleh panasnya
simulasi yang diciptakan oleh Dian dan Niken untuknya. Gairahnya menggelora
liar.. akibatnya Donie terpancing untuk kembali berejakulasi. Dian segera
mencengkram penis Donie sedikit lebih kuat dari tadi.
Karena ia tahu kali ini dorongan Donie untuk berejakulasi
lebih kuat dari sebelumnya. Sepuluh detik kemudian Dian mengendorkan jemarinya
dan Donie untuk kesekian kalinya terbebas dari rasa nikmatnya.
Dian mengecek waktu. Hmm.. sudah lewat lima belas menit. Ia
menemukan fakta kalau Donie mulai terbiasa dengan sentuhan jari dan hisapan
mulutnya. Berarti Doniepun bisa melakukan kegiatan seksual pada tahap yang
lebih jauh.
Berhasil meredakan ejakulasi Donie. Dian segera mengambil
posisi ‘woman on the top’ di atas tubuh Donie. Ini yang Donie tunggu-tunggu
sejak tadi. Ia girang melihat Dian sudah dalam keadaan akan melakukan permainan
puncak.
Ia tak menduga kalau ia seberuntung ini karena bisa
mendapatkan tubuh Dian atas ijin dan kerelaan dari istrinya.“Anggap saja saat
ini mas menerima ‘Door prize’ sambil menunggu kado utamanya”.ujar Dian.
Penis Donie yang berdiri tegak bersentuhan dengan vaginanya.
Kondisi vagina Dian yang licin membuat tak menemui kesulitan penis Donie masuk
hingga ke pangkal.“Oughhhhhhh……” Donie meleguh.Dian mendiamkan batang kemaluan
Donie di dalam vaginanya tanpa melakukan gerakan apapun.
Ia mencoba menstimulasi agar penis Donie mampu bertahan
terhadap rasa nikmat yang ditimbulkan oleh jepitan dinding vaginanya yang
sempit. Satu menit berhasil Donie lalui tanpa ada rasa ingin ejakulasi.
Beberapa saat kemudian Dianpun mulai mengerakan pinggulnya ke depan dan ke
belakang secara pelan.
Doniepun bisa merasakan nikmatnya persetubuhan dalam waktu
yang lebih lama dari biasanya.Satu menit berikutnya Donie kembali bisa
melewatinya. Meski kali ini Donie belum terdorong untuk orgasme.
Dian mencabut kontol itu sejenak untuk melakukan pijatannya
sekaligus memberi waktu buat benda itu lebih rileks. Karena sebentar lagi ada
suatu kejadian yang dasyat yang bakalan terjadi. Selanjutnya Dian mencoba
ayunan yang lebih cepat diiringi dengan* cengkraman kuat* pada penis Donie.
“Oughhhh….enakkk bangett…..” rintih Donie, matanya terbeliak
akibat terjangan kenikmatan lumatan vagina Dian pada daging kemaluannya.Namun
di saat dirinya sedang dilanda kenikmatan dasyat seperti itu tiba-tiba wajah
Dian mendekat seraya membisikan sesuatu ketelinganya.“Mas tampaknya istrimu
sudah ‘siap’”Donie melirik ke arah sofa.
Pandangannya menangkap ada suatu keganjilan terjadi di sana
dimana istrinya sedang bersama dengan Alfi. Kala itu Alfi tak lagi mengoral
Niken. Ia melihat saat itu Alfi telah mengeser posisi tubuhnya menyampingi
tubuh Niken yang masih tetap terlentang di sofa.
Tangannya mengangkat salah satu paha Niken yang putih
sehingga ujung kemaluannya tak terhalang dan mengarah belahan vagina istrinya
yang telah basah itu. Deg…..jantung Donie seakan berhenti berdetak menyaksikan
itu. Tadinya ia menduga Niken akan menggantikan posisi Dian di atas perutnya
setelah dibuat ‘basah’ terlebih dahulu oleh Alfi.
Ternyata dugaannya meleset! Ia baru menyadari jika Niken
memang sudah siap untuk sebuah persetubuhan namun bukan dengan dirinya tetapi
justru dengan Alfi si anak jelek berkulit hitam legamitu.Kini Istrinya yang
cantik yang kulitnya putih bercahaya itu terlentang pasrah dalam keadaan
terangsang berat dan siap menanti hujaman kontol berukuran monster milik bocah
itu pada liang senggamanya yang cantik dan rapat itu.
Kontan saja Donie menjadi panik. Tak mungkin ia membiarkan
begitu saja istrinya yang ia cintai disetubuhi oleh orang lain. Namun apa daya
ia sungguh tak mampu mencegah hal itu karena selain kedua tangannya terikat
dengan erat di tiang ranjang saat ini iapun dalam kondisi terkunci di bawah
genjotan tubuh Dian.
“Please… sayang… jangan….lakukan ituuu dengannya” pintanya
memelas pada Niken di sela-sela kenikmatan yang menderanya.Donie tak mampu
melakukan lebih dari itu. Pada saat yang bersamaan Dian telah sengaja
menggunakan kekuatan otot-otot kewanitaannya secara maksimal menganti kepanikan
Donie dengan sebuah kenikmatan tiada taranya.
Kenikmatan yang menjalar dari seluruh permukaan penisnya ke
seluruh syaraf yang ada daerah selangkangannya sehingga mengganggu
konsentrasinya buat mencegah perbuatan Niken.
Sepertinya Niken memang ingin Donie akan menonton Alfi
menyetubuhi sekaligus merengut kehormatannya sebagai seorang istri di hadapan
suaminya sendiri, ia juga sengaja mengambil posisi tersebut agar mata Donie
dapat melihat dengan jelas bila penis anak itu memasuki vaginanya.“Relakan mas…
istri juga berhak merasakan indahnya perselingkuhan seperti yang mas Donie
lakukan selama ini” ucap Dian yang semakin membuat ia terpukul.
Inikah hukuman buat dirinya atas segala yang pernah ia
lakukan pada istrinya?Donie akhirnya hanya pasrah melihat ujung penis Alfi yang
berkulup itu mulai membelah vagina istri yang cantik. Perlahan namun pasti
benda hitam besar itu tenggelam sedikit demi sedikit.
Ia seakan tak percaya pada penglihatannya sendiri ketika
vagina Niken yang sempit itu mampu menelan habis seluruh alat kelamin Alfi.Ia
melirik ke wajah istrinya. Nampak dahi Niken berkrenyit sementara matanya
menutup erat seakan menahan sakit yang luar biasa.
“Ohh..Nieen….Nieenn…..” ujarnya cemas.“Ssttttt..istrimu ngga
apa-apa mas….dia sedang merasakan sengatan nikmat dari titit si
Alfi”Pandangannya beralih ke Alfi. Anak jelek itu pastilah keenakan sekali.
Terlihat dari wajahnya yang berubah bagai orang idiot.“Aooo..kakakkk kk” rintih
bocah itu.Anak itu mulai mengeluar masukan daging kejantannya.
Luar biasa besar benda itu.Vagina Niken dipaksa membuka
sedemikian lebar buat menerima kehadirannya.Sampai-sampai bagian dalam vagina
Niken ikut tertarik keluar saat bocah itu menarik kemaluannya. Begitupun saat
ia menekan bibir vagina Nikenpun seakan ikut terdorong masuk. Cairan licin
bercampur dengan buih-buih putih terdorong keluar di antara tautan kemaluan
mereka diakibatkan oleh *gerakan kontol anak itu. Donie yakin itu adalah cairan
milik Niken.
Akhh… Niken tampak begitu terangsangnya, puting
payudaranyapun telah mengeras bersama aerolanya. Tapp …Alfi tiba-tiba menangkap
putting indah itu dengan mulutnya dan menghisapnya kuat-kuat hingga pipinya
terkempot-kempot.
Hal itu menambah kesenangan bagi Niken. Donie dapat melihat
Niken begitu menikmati persetubuhan itu. Kini tak ada lagi yang tersisa dari
tubuh istrinya. Semua sudah dijamahi oleh Alfi.“Ougghhhh…Fiiiiiiii!!!!!” pekik
Niken mengejutkan Donie.Ohh…. Niken mengalami orgasme. Alfi anak jelek itu telah
membuat istrinya yang cantik mengelepar dalam kenikmatan.
Donie melihat kekejangan pada betis hingga ke jemari kaki
Niken yang menekuk dan bertaut.Donie tercengang menatap wajah istrinya yang*
terlihat menjadi begitu cantik dengan pipi* merah merona.
Tentu saja Ia belum pernah melihat itu terjadi pada istrinya.
Begitu mendebarkan. Sampai-sampai Donie lupa kalau saat itu yang sedang
menyetubuhi* istrinya adalah orang lain. Selama peristiwa dasyat itu
berlangsung Dian menghentikan genjotannya sejenak dan sengaja dulu tak
melakukan gerakan apapun. Ia kuatir kalau Donie tak dapat mengontrol ejakulasi.
Dianpun dapat merasakan penis Donie berkejat-kejat keras di
dalam vaginanya. Alfi memindahkan posisi *paha Niken yang berada di hadapannya
menjadi di samping tanpa melepas tautan kemaluannya dan Niken. Kali ini tubuh
kecil dan kurus itu sudah dalam posisi menindih tubuh sintal Niken. Tangan
kecil itu menyusup kebelakang punggung sementara jemarinya mencengkram
bongkahan padat pantat Niken sambil meremasnya.
Sedangkan Niken mendekap leher Alfi dengan kedua tangannya
sedangkan kaki indahnya yang panjang melingkar pada pinggul anak itu lalu
menekan ke arahnya. Kini tubuh keduanya telah melekat erat dengan sempurna.
Lalu selanjutnya Donie hanya melihat kempat kempot daging
pantat hitam anak itu saat berayun menghujam-hujam dengan lembut namun
bertenaga. Saat bocah itu menghujam Nikenpun mengangkat pinggulnya. Alfi tak
buru-buru menariknya ia menahan kemaluannya tetap di dalam selama dua tiga
detik sebelum pantatnya kembali terangkat.
Donie memandang persetubuhan istrinya dan Alfi tanpa
berkedip. Ia tak tahu apakah ini sebuah anugrah atau kah sebuah musibah ataukah
kedua-duanya. Di mana Niken telah memberinya* kesempatan oleh untuk meniduri
Dian namun di saat yang sama ia harus merelakan istrinya yang cantik itu
disetubuhi Alfi. Donie juga tak tahu apakah setelah ini ia masih tetap
mencintai dan menginginkan Niken sebagai istrinya setelah melihat semua ini. Ia
seakan nampak begitu menikmati mendengar pekikan-pekikan nikmat Niken.
Menit demi menit berlalu hingga tak terasa persetubuhan panas
antara Niken dan Alfi telah sampai pada puncaknya. Pantat alfi kini bergerak
jauh lebih cepat dari tadi. Semakin cepat dan semakin cepat siap untuk
melakukan penuntasan secara bersamaan.“Aoooooo….ennnaakkkkkk!” jerit Alfi
bersamaan dengan pekik Niken..
“AllFiiii sayangggggggg….Oughhhhhh!!!!”Kocokan Alfi terhenti
.Ia mengakhirinya dengan sebuah hujaman terdalam. Sesekali Pantat itu terlihat
terhentak-hentak.Donie tahu anak itu sedang berejakulasiOhhh… Anak itu tak
mencabutnya ….Dia justru memuncratkan semuanya di dalam vagina Niken!Semua yang
terpampang di hadapannya benar-benar membuat gairahnya semakin menggelora liar.
“Lihat istrimu mas….lihat gelinjangnya….dengar pekik
nikmatnya …ia mendapat kesenangan tertinggi saat ..Alfi menyuntikan benih-benih
cintanya ke dalam rahimnya”Bisik Dian sambil kembali membetot kuat penis Donie
dengan otot-otot vaginanya,“Arrggggggggg!!!……”Donie terpekik nikmat.Saat itu
juga Dian dengan cepat melepaskan pelukannya dan mencabut lepas penis Donie
dari miliknya lalu melompat ke sisi Donie.Ia tahu jika ia terus membiarkan
penis Donie tetap berada dalam vaginanya. Maka sudah dapat dipastikan pria itu
pasti memperoleh ejakulasinya.
Hal itu yang tak diinginkannya.Donie masih dalam keadaan
‘trace’ nyaris tak dapat membendungejakulasinya.Dian bergerak cepat, ia segera
melakukan teknik ‘stop-start’ lagi dengan memencet bagian tertentu pada penis
pria itu. Beberapa tetesan bening sempat memancar sehingga Dian harus memencetnya
lebih keras. Tak kehabisan akal dengan tangan kirinya ia melakukan tamparan
pada kepala penis Donie.
Donie sempat terkejut karena sakit sehingga gairahnya sedikit
mereda. Beruntung tetesan itu akhirnya berhenti.“Huh.. nyaris saja gagal” pikir
Dian lega.Selanjutnya Ia merasa harus lebih sigap dalam memperaktekan metode
‘maut’ yang berasal dari dr.H itu.Kali ini Dian tak mau membuang waktu. Semua
ini haruslah cepat segera diakhiriIa pun memberi kode kepada Niken dengan
jentikan jarinya.
Pada saat itu Donie sempat melihat Niken sedang mengoral
batang penis Alfi untuk membersihkan sperma yang blepotan pada benda tersebut.
Niken meninggalkan Alfi dan perlahan melangkah ke arah tempat tidur. Donie
memperhatikan cairan putih kental yang mengalir keluar dari vagina Niken yang
meleleh pada paha putih bersih istrinya dan sebagian lainya menetes-netes
membasahi karpet itu sperma si Alfi.
Donie sempat bingung bagaimana cairan yang begitu banyak bisa
terproduksi pada testis anak itu.“Mas saatnya menerima ‘kado utamanya’” bisik
Dian.Iaberingsut di sisi Donie.sambil memberi ruang bagi Niken menggantikan
posisi dirinya. Donie hanya pasrah ketika jemari lentik Dian membimbing
penisnya ke arah belahan cinta milik istrinya yang masih becek berlumuran
sperma Alfi.* Dian sempat memencetleher batang penis Donie beberapa detik
sebelum akhirnya benda itu lenyap dilumat oleh vagina Niken.
“Heeeggghhhh!!!”Donie menggeram nikmat.Meski dalam keadaan
tegangan tinggi disebabkan persetubuhan dengan si Alfi tadi. Niken hanya
bergerak pelan dan lembut. Iapun berusaha menahan desahannya karena tak ingin
Donie menjadi terlalu terangsang sehingga terprovokasi berejakulasi.
Kali ini ia merasakan hal yang sangat berbeda dari yang
sudah-sudah. Kejantanan suaminya terasa lebih kukuh dan mampu memadati
vaginanya meski ujungnya tak mampu menjangkau mulut rahimnya seperti yang
dilakukan oleh penis Alfi. Meski posisi tubuhnya di bawah Donie mengambil
inisiatif melakukan pompaan.
Niken girang bukan main. Setidaknya ini adalah bukti dari
kemanjuran dari pengobatan dr.H yang semakin menunjukan tingkat
keberhasilannya. Biarlah suaminya itu menikmatinya dulu sedikit kesembuhannya.
*“A..ku rasaaa akuuu hampirrr keluarr ..uuhhh” rintih Donie
saat kembali merasakan dorongan ke arah klimaks di bawah ayunan tubuh Niken.
Ini tidak seperti yang sudah-sudah, kali ini ia mampu bertahan cukup lama dalam
lumatan vagina istrinya. Setidaknya ia bisa merasakan persetubuhan yang
sebenarnya meski cuma kira-kira 5 menitan* .
Dian cepat-cepat menahan laju pantat Donie yang sedang
bergerak memompa itu, lalu penis pria itu dikeluarkannya dari vagina Niken.
Kembali ia memencet bagian tertentu pada kejantanan Donie beberapa detik sampai
rasa ingin berorgasme tersebut kembali surut. Setelah itu barulah penis Donie
kembali dibenamkannya ke dalam vagina Niken yang berkembang-kempis.
Begitulah setiap kali Donie merasa akan berejakulasi. Dian
secara telaten membantunya meredakan kenikmatan itu. Hal itu dilakukannya
berulang-ulang hingga akhirnya Dian merasa yakin saat ini Donie sudah cukup
mampu mengendalikan dan mengontrol ejakulasinya sendiri dalam waktu yang lebih
panjang. Sepuluh menit sudah Niken dalam posisi di atas. Perlahan Dian melepas
tali-tali yang mengikat tangan dan kaki Donie. Sebab tanpa Donie ketahui Alfi
sudah bergegas pergi dari sana.
Dan tampaknya Donie-pun sepertinya sudah tak perduli lagi
dengan keberadaan anak itu karena di dalam kepalanya hanyalah menginginkan
penuntasan akhir dari kenikmatan yang di rasakannya saat ini. Setelah suaminya
terbebas dari ikatan. Niken mencabut tautan kemaluan mereka dan turun dari atas
tubuh Donie seraya berbisik“Mas tindih Niken sekarang…setubuhi aku seperti Alfi
tadi”Donie segera dengan cepat menindih tubuh istrinya.
Tangan kanannya menyusup ke belakang kepala Niken sementara
tangan kirinya mendekap pinggang ramping istrinya itu. Meski ia tahu bibir
Niken tadi dipergunakan untuk mengoral penis Alfi namun Donie menyergapnya
dengan ciuman panas membara. Bekas Alfi ada di mana-mana di seluruh tubuh
istrinya tapi itu semua membuatnya makin mengelora. Sleeeeppppp…tanpa di
bimbing lagi penis Donie telah menemukan jalannya sendiri ke sarang.
Sarang yang indah yang lalu mencengkramnya dengan jutaan
kenikmatan.*“Oughhhhh….Masss!” Niken merintih nikmat Meski penis Donie tak
sebesar dan sepanjang milik Alfi. Namun rasa kasih sayangnya pada Donie
membuatnya sangat menikmati saat dicampuri oleh suaminya itu.Setelah organ
cinta mereka berdua menyatu erat, kedua kaki indah Niken menyilang dan menjepit
pinggang suaminya.
Sementara jemari lembutnya mencengkram punggung Donie.“Ayun
kuat-kuat mas…biarkan istrimu merasakan betapa keras dan kakunya milikmu” masih
terdengar bisikan lembut Dian memompa semangatnya. Ctap…..ctap…..ctappp, bagai
seorang murid yang baik ia mencoba memperaktekan semua yang telah Alfi
perlihatkan padanya tadi.
Donie mengayun pantatnya perlahan saat mengangkat namun cepat
dan dalam saat menghujam. Saat sedang bercinta, sebagian besar kekuatan daya
dorong lelaki berasal dari otot pantat dan pinggulnya. Ayunan yang kuat dan
dalam menimbulkan kesenangan tinggi pada pasangan saat berhubungan intim Dan
itu baru disadari oleh Donie sekarang.“Masss… perkasaa ….sekaliii ougghhh”
kembali terdengar rintihan Niken.Ini adalah kali pertamanya penis Donie mampu
menggiringnya pada kenikmatan.
Donie pun tercengang seakan tak percaya dengan pencapaiannya
saat ini. Istrinya merintih nikmat dalam permainannya dan ia tahu Niken sedang
tidak berpura-pura.Pujian Niken barusan bagikan tenaga sebutir viagra baginya.
Seiring waktu kepercayaan dirinya mulai tumbuh.*
Rintihan dan desahan nikmat dari istrinya membuat Donie makin
bersemangat dan percaya diri. Dian tersenyum menyaksikan upayanya telah
membuahkan hasil. Seiring dengan kembalinya kepercayaan diri pada diri Donie
maka saat itu pula vitalitasnya berfungsi dengan baik.
Ctap..ctapp..ctap..ctap, bunyi benturan kemaluan mereka
terdengar menambah panasnya hubungan intim itu. Tak terasa persetubuhan itu
sudah berlangsung selama lima belas menit.
“Uhh…rasa geli itu datanggg lagiii” bisiknya lirih sambil
berharap Dian membantunya seperti tadi. Rasanya ia tak ingin cepat-cepat
meninggalkan momen-momen indah bersama istrinya seperti sekarang ini. Namun
kali ini gadis itu tak melakukan hal itu seperti sebelumnya. Ia cuma
menggeleng.
“Lepaskan mas…jangan ditahan lagii….nikmati lumatan vagina
istrimu yang enak itu”Donie baru sadar jika Ia sudah melakukan persetubuhan
dalam waktu yang lama dan sekarang Dian menginginkan ia lepaskan orgasme
berbarengan dengan Niken.
Tak ada yang menghalagi orgasme datang kali ini. Jemari
tangannya menyusup ke bawah pantat Niken. Sambil meremas ia menekan bongkahan
daging lembut itu ke atas lalu* mengocok penisnya dengan cepat bagai sebuah
mesin persis seperti yang tadi si Alfi lakukan. Saat itu ia rasakan pelukan
Niken mendekap. Ia pun balas mendekap tubuh Niken sambil mengerahkan seluruh
sisa tenaganya mengayunkan pinggulnya semakin cepat…semakin cepat lagi …dan …
“Massss Donieee…. Nikennn keluarrr!!” pekik Niken melepaskan
orgasmenya sambil menggigit bahusuaminya.Donie sungguh terkejut, ia merasakan
hal yang luar biasa. Vagina Niken tiba-tiba mencengkram erat seluruh organ
kelaki-lakiannya.
Jiwanya bagai ikut tersedot lepas dari raganya. Ini belum
pernah ia rasakan sebelumnya! Tak pernah ia bayangkan organ kewanitaan istrinya
bisa menjadi senikmat itu. Dan saat itu juga aliran sperma pada saluran didalam
penisnya melaju dengan cepat menerobos hingga keluar melalui lubang kencingnya
tanpa bisa dibendung lagi.
*“Aaaaoooooo…sayangggg enaaakkkkk!!!” ia melolong ketika air
maninya bermuncratanCrasssss…cressssss..crattttttttt…..cre
ttttttt…creeetttt….Enam …..tujuh…de..la…pan… entah berapa kali. Donie sudah
kehilang hitungan Penisnya masih terus tersentak-sentak dengan keras. Semburan
kencang dan deras melemparkan setiap gumpalan-gumpalan benihnya menghantam
dinding rahim Niken.
Bukan main nikmatnya! Ini adalah ejakulasi ternikmat bagi
Donie. Biji mata Donie sampai mendelik ketika nikmat itu demikian dasyat
melanda seluruh syaraf-syaraf pada tubuhnya. Ini adalah sesi persetubuhan
terpanjang* plus orgasme ternikmat yang pernah dialami Donie.
Jika selama ini di mata setiap wanita yang dikencaninya ia
identik dengan sebutan yang melecehkan harga dirinya sebagai lelaki seperti
‘The Prematurer’ karenakan ia gampang sekali muncrat namun kali ini ia mampu
melakukannya hampir satu jam-an. Benar-benar sebuah lompatan besar yang
berhasil diraihnya.
Akhirnya setelah segalanya mereda Donie ambruk di atas tubuh
Niken. Kenikmatan itu bagaikan biusan morfin yang melambungkan jiwa dan pikiran
meninggalkan alam kesadarannya. Senyum bangga tersungging bibirnya menghiasi
tidurnya.—Jam 24.00Lama Donie terlelap. Ketika ia terjaga. Ia dapati dirinya
masih terlentang telanjang di ranjang,
Kesadarannya berangsur-angsur pulih. Ia teringat semua
kejadian barusan. Persetubuhan yang sangat melelahkan.“Nien?” panggilnya. Tak
ada jawaban. Suasana kamar begitu hening. Pandangannya menyapu seluruh sudut
kamar. Ia hanya menemukan sisa-sisa ‘pertempuran’ tadi sore. Lalu matanya
tertumbuk pada secarik kertas di sebelahnya.
Diraihnya kertas yang ternyata sebuah surat bertulistangan
Niken. Dibacanya baris demi baris kalimat di sana.Mas Donie suami yang
kusayangi,*********** Saat engkau membaca surat ini mungkin aku telah pergi
jauh dari kota ini.Meski aku amat mencintaimu namun *demikian Aku terpaksa
harus meninggalkanmu mas.* aku juga merasa malu jika harus bertemu dirimu
lagi.*Aku memutuskan untuk mengatakan apa yang terjadi padamu .
Mas Donie seperti halnya Dian sebenarnya aku telah menyerahkan
kegadisanku pada Alfi. Hal itu terjadi sebelum kita menikah. Aku telah
melakukan kebohongan padamu dengan mempersembahkan selaput dara palsu *di malam
pertama kita.*Aku tak bisa berpisah lagi dari Alfi karena kini sebuah janin*
yang bukan milikmu telah tumbuh di dalam rahimku.*
*Carilah wanita lain Mas dan lupakakanlah aku. Aku bukanlah
seorang istri yang memiliki kesetiaan pada suami, Aku telah menghianati dirimu.
Aku terlalu kotor dan tidak pantas untuk lagi* menerima cintamu apalagi tetap
bersanding sebagai istrimu.*Maafkan aku karena telah melukai hatimu.Niken.
Dengan agak tergesa-gesa ia memakai celananya. Lalu ia
bangkit dan memeriksa setiap ruang. Meski sudah mencari ke seluruh sudut rumah
sambil berkali-kali Donie memanggil Niken namun tak ia temukan sosok maupun
sahutan dari istrinya. Tak cuma Niken bahkan Dian dan si Alfi-pun tak terlihat
lagi batang hidungnya.
Memang tak ada orang lain selain dirinya di sana. Istrinya
benar-benar telah pergi meninggalkannya sendiri. Niken lebih memilih Alfi ketimbang
dirinya. Sungguh menyakitkan pembalasan dari Niken atas ketidaksetiaanya selama
ini. Sekarang ia balik merasakan bagaimana sakitnya hati bila dikhianati.Donie
terhenyak. Matanya berkerjab-kejab. Lalu Ia mengusap tetesan bening yang hampir
bergulir dari matanya. Ia menghempaskan tubuhnya kembali di sofa.
Jemari tangannya mengepal meremas-remas rambutnya kuat-kuat.
Ingin rasanya ia berteriak sekeras-kerasnya untuk melampiaskan rasa sesak di
dadanya. Ada getir menusuk hatinya tak kala mengetahui Niken telah hamil.
Alfi… bocah itu telah mengambil semuanya. Tak hanya membuat
Niken takluk oleh kejantannya tapi juga yang merengut keperawanan Niken. Kini
ia juga telah meninggalkan benihnya di dalam rahim istrinya. Sungguh ironis
seorang playboy tampan, mapan dan kaya seperti dirinya akhirnya harus mengakui
keunggulan seorang bocah ABG ceking, hitam dan bertampang pas-pasan seperti
Alfi dalam merebut hati Niken.
Baru ia tersadar kalau Niken sama sekali tak membutuhkan
semua yang ada pada dirinya. Justru apa yang sebenarnya dibutuhkan Niken ada
semua pada diri anak itu, tetapi semuanya sudah terlambat untuk ia sadari.
Ya… ia telah kalah! Dan telak sekali! Bagaimanakah ia harus
kemudian bersikap sekarang. Apakah ia akan langsung memutuskan untuk
menceraikan Niken? Ia pun sungguh tak tahu harus berbuat apa. Berjam-jam ia
tercenung terpuruk dalam kepedihan dan kesedihan. Hingga akhirnya kepalanya
terkulai dan Donie kembali tertidur.
Jam menunjukan pukul 5.00 pagi saat ia terjaga untuk kedua
kalinya. Rasa haus mendera memaksanya bangkit. Nyaris satu botol air dingin
dihabiskannya. Lalu ia kembali membaca surat Niken. Diulang-ulangnya sampai
beberapa kali seakan mencari makna dibalik kata-kata di situ. Donie melihat
tinta yang agak luntur pada tulisan Niken.
Niken…ia menulis surat itu sambil menangis.Anehsekali….apakah
Niken sebenarnya tak benar-benar berniat meninggalkannya?.Kemungkinan juga ia
pergi karena tak ingin ada hal-hal yang tak diinginkan terjadi.Seakan Niken
justru berharap Donie sendiri yang harus mengambil keputusan.
“Baiklah Nien jika ini memang maumu!” gumamnya DonieDonie
merasa ia harus segera menuntaskan permasalahan ini. Tapi walau bagaimanapun ia
harus berpikir rasional bukan dengan perasaannya agar ia mampu menarik hikmah
dari kejadian-kejadian dalam rumah tangganya dan tidak sampai salah dalam
mengambil keputusan.
Kali ini ia harus mengambil keputusan yang sangat penting
dalam hidupnya. Bukankah selama ini ia sangat dikagumi oleh koleganya akan
keputusan-keputusan yang di buatnya dalam situasi segantingapapun.Donie menarik
nafas dalam-dalam. Ia merasa ada baiknya ia mengintropeksi dirinya sendiri
dahulu sebelum menilai perbuatan Niken.
Sungguh kejadian ini bermula dari tingkah lakunya
sendiri.Betapa selama ini ia tak pernah mau melihat penderitaan pada diri
Niken. Ia seharusnya memahami bagaimana sakitnya perasaan Niken mengetahui
suaminya yang tak henti-hentinya berselingkuh baik saat sebelum maupun sesudah
mereka menikah. Bukankah Niken telah berusaha menjadi seorang istri yang baik
buatnya selama perkawinan mereka. Bahkan sudah beberapa bulan ini ia tak lagi
mendatangi istrinya di tempat tidur.
Wajar sekali jika Niken sampai akhirnya tergoda untuk mencari
kepuasan dari pria lain. Soal kesucian, Donie rasanya ia sendiri bukanlah
seorang yang suci. Entah berapa banyak perempuan yang telah bercinta dengannya
sebelum ia menikah dengan Niken. Bahkan beberapa hari sebelum malam resepsi-pun
ia juga masih sempat ‘main’ dgn sekretarisnya di sebuah hotel.
Meski Niken mengetahui semua hal tersebut namun ia tetap mau
menerimanya sebagai suami.“Haihhh…” ia menghela napas. Timbul rasa penyesalan
yang begitu dalam.Tiba-tiba saja ia teringat bagaimana panasnya persetubuhan
mereka tadi sore. Entah mengapa memikirkan peristiwa tersebut gairahnya malah
kembali naik.
Berangsur-angsur kekesalannya lenyap tertindih oleh gairah
yang meluap-luap. Iapun teringat bagaimana nikmatnya mendapatkan ejakulasi yang
kuat dengan kuantitas sperma yang begitu banyak. Ia sendiri terkejut dengan
volume sperma yang ia hasilkan ketika ejakulasi tadi. Ejakulasi layaknya
seorang bintang porno! Tak pernah ia merasa ‘sehidup’ tadi. Betapapun gairahnya
bagai dipompa dan dipacu secara tidak langsung oleh persetubuhan Niken dan
Alfi. Yang paling istimewa adalah ia tadi bahkan telah mampu memberikan sebuah
orgasme pada Niken untuk pertama kalinya meski harus melalui rangkaian proses
yang ‘rumit’terlebih dahulu.
Bukankah ini adalah impian nya selama ini untuk menjadi seorang
suami yang mempu memberikan kepuasan bagi istrinya di atasranjang.Donie
mendadak merasakan sakit pada bagian selangkangannya. Ternyata penisnya
perlahan telah mengalami ereksi semakin lama semakin keras sedemikian kerasnya
hingga mendesak* celana jeansnya.
Sungguh aneh? Bukankah saat ini seharusnya ia masih dalam
kondisi marah dan kesal karena telah dikhianati? Donie segera membuka lepas
celana jeansnya kembali di saat ia rasakan sakit disebabkan ereksinya yang
terhalang oleh benda itu. Dan benar saja begitu terbebas kontolnya melompat
dalam keadaan tegak mengacung bagai tonggak.
Wow..keras sekali?! Donie seakan tak percaya dengan anugrah
yang diterimanya saat ini. Ingin rasanya ia mengulangi peristiwa tadi saat ini
hanya saja ia tak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba ia bergegas merapikan
pakaiannya.
Lalu *meraih kunci mobilnya.“Aku berharap aku tak
terlambat!”Donie memacu mobilnya bagai kesetanan. Udara pagi yang dingin
berangsur-angsur hangat disiram oleh sinar mentari. Ketika mobilnya memasuki
sebuah komplek perumahan ia tak juga mengurangi kecepatannya.
Ia bahkan tak perduli beberapa orang jogging melontarkan
sumpah serapah ke arahnya. Nyaris saja ia menghantam sebuah tiang lampu jalan
saat membelok masuk ke halaman rumah Didiet.
Kebetulan pintu gerbang rumah itu masih terbuka lebar karena
Didit baru saja akan mencuci kendaraannya pagi itu. Didiet yang saat itu berada
di halaman merasa was-was melihat koleganya itu muncul dalam kondisi kusut.
Alamak bakalan runyam urusannya pikir Didit dalam hati. Ia kuatir
Donie tak terkendali dan berbuat nekat. Iapun tahu Donie adalah pemegang sabuk
karate dan 2.“Don* apa..”“Di mana Niken Diet?” tanya Donie memotong ucapan
Didiet“Masuk dulu kita..”“MANA ISTRIKU!!!!”bentak Donie membahana. Didiet
sampai terlonjak karena kaget.
“Sabar Don ia ada di sini” ujar Didiet sambil memberi kode
dengan jarinya pada Donie agar tak bicara keras-keras karena beberapa orang
tetangga yang lewat menengok ke arah mereka.“Bagus kalau begitu, tetapi sebelum
aku menemuinya aku akan menyelesaikan urusanku dulu dengan… DIA!” ujar Donie
sambil menunjuk ke arah Alfi.
Saat itu Alfi baru keluar dari samping rumah sambil memegang
selang air. Tentu saja anak itu tergagap dan ketakutan* dan berniat untuk kabur
dari situ. Namun gerakan Donie lebih cepat. Kerah baju Alfi tahu-tahu sudah
dalam cengkramannya.
Sejurus Didiet bergerak untuk mencegah namun ia jatuh
terduduk di rumput setelah sebuah dupakan menghantam perutnya.“Jangaaaan Donnn!
Jangan sakiti anak itu! Aku yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi!”
seru Didiet berusaha berdiri sambil mendekap perutnya yang masih sakit.
“Siapa bilang* aku mau menganiaya bangsat kecil ini… aku
datang justru mau menyatakan terima kasih kok” ujar Donie tersenyum.
Tiba-tiba Ia melepaskan pegangannya pada Alfi yang sangat
mengundang keheranan Didiet maupun Alfi“Loh??…kipikir…tadi kau…” ujar Didiet
bingung atas sikap aneh Donie barusan.“Tenang saja Diet, aku cuma minta waktu
berbicara sebagai dua orang lelaki dengan Alfi, bolehkan?” ujar Donie dengan
nada suara lunak.
“Eng..ya… silakanlah..”ujar Didiet* agak lega melihat sikap
Donie. Bagaimanapun ia cukup mengenal koleganya ini. Ia yakin Donie tak akan
berbuat macam-macam. Pada dasarnya Donie bukanlah orang yang brangasan ataupun
ringan tangan.“Fi maaf ya sudah membuatmu cemas tadi, aku hanya bercanda.
Aku mau mengucapkan rasa terima kasih kepadamu” ujar
DonieAlfi masih terbengong seakan tak percaya akan ucapan pemuda dihadapannya.
Tadinya ia sudah pasrah menerima sebuah hantaman dari Donie.
“tet..rima kasih?”“Ya Fii, terima kasih karena kamu akhirnya
aku sadar betapa berartinya Niken buatku. Dan aku juga berterimakasih karena
secara kebetulan aku juga telah berhasil menemukan jalan bagi kesembuhan bagi
ketidakmampuanku selama ini”.
“Akh itu… Alfi juga minta maaf kak karena sudah….”“Jangan kau
risaukan hal itu, Aku ingin kamu tetap menjadi bagian hidup Niken. Dan mulai
sekarang maukah kau menganggap diriku sama seperti Didiet sebagai keluargamu.
Fi?”
Alfi melihat kesungguhan dari pemuda di hadapannya. Ia
menoleh ke arah Didiet.Didiet tersenyum dan mengangguk.“Iya kak Donie Alfi mau
dan Alfi berterimakasih kakak mau menerima Alfi” ujar Alfi gembira, ia tak
menyangka betapa beruntung jalan hidupnya.
“Diet, aku minta kerelaanmu dan Sandra* karena Alfi akan
kuajak tinggal dirumahku selama 3 hari pada setiap minggunya, bolehkan?” ujar
Donie“Ah…Itu bisa kita rundingkan Don… tak ada masalah” jawab Didiet.“Ok Fi
..sekarang kita berjabat tangan sebagai tanda dimulainya sebuah ikatan
kekeluargaan ini”Alfi menyambut uluran tangan Donie dan menjabatnya meski ia
tak mengerti betul akan makna hal tersebut. Hanya saja ia lega bahkan girang
akan sikap dan keputusan Donie.
Berarti kini ia mempunyai dua pasang orang tua asuh sekarang.
Dan ini juga berarti hubungannya dengan Niken tak ada yang menghalangi
lagi.“Kalau sudah ayo kita ke dalam” ajak Didiet setelah suasana mencair.
“Masih sakitkah?” Tanya Donie sambil membantu sahabatnya itu
berdiri dari rumput.“Jelas!” gerutu Didiet.“Salahmu sendiri kenapa ikut campur
ha ha ha”“Kau gila! Kupikir kau tadi serius mau meghabisi Alfi”“Ga pa pa
sesekali bercanda kan?. Anggap saja itu sebagai upah bagimu ha ha”“Don,
sebaiknya kau segera temui istrimu di atas. Sejak pergi dari rumahmu ia tak
henti-hentinya menangis.
Istriku dan yang lain sudah kehabisan akal
membujuknya”“Ha…be..narkah?”“Ya….walau bagaimanapun ia sangat mencintaimu
sepenuh hati sama seperti Sandra mencintaiku”“Aku benar-benar merasa bersalah
selama ini…aku menyesal sekali Diet” Donie* tertunduk“Hei *Sudahlah! ayo
datangi dia segera!” ujar Didiet menyemangati.
“Ya *aku menemui dia sekarang. Eh… ngomong-ngomong aku juga
berterima kasih padamu atas semua kegilaan yang kau ciptakan ini” ujar Donie
sambil menoleh lagi ke arah Didit.“He he jangan berterima kasih padaku. Itu
sepenuhnya adalah ide istriku”Donie bergegas menuju kea rah pintu rumah.
Di sana berpapasan dengan Dian dan Sandra yang baru keluar
karena mendengar kegaduhan tadi. Donie sempat mengecup lembut bibir
Dian.“Maukah kamu tetap menjadi bagian dari kesembuhanku, dara manis?” dari
nada bicaranya Donie tak lagi merasa malu jika orang mengetahui
kekurangannya.“Itu tergantung dengan istri mas, saya menurut saja”jawab Dian
tersenyum.
Ia juga tak menyangka kalau ia berhasil melaksanakan
tugasnya.Saat berpaling ke Sandra, Donie mengangukan kepala memberi hormat
sambil berkata.“Terima kasih anda adalah seorang wanita berhati mulia, anda
telah mau bersusah payah menyelamatkan perkawinan kami “ Dari awal
kemunculannya dulu Donie sudah menduga wanita cantik di hadapannya itu sangat
istimewa.
“Ah..mas Donie terlalu berlebihan, *saya cuma ingin melihat
semuanya berakhir indah mas”“Don! Yang satu itu jangan di ganggu ! itu property
pribadi!” ujar Didiet dari jauh.“Iya. iya tolong sejak sekarang dibuatkan
aturan yang jelas!
Mana yang boleh mana yang tidak, Ok?”“OK setujuuuu!” jawab
Didiet lagi.“Dasar lelaki! Gilanya cuma beda tipis!”ujar Sandra dan Dian
geliDonie perlahan membuka pintu kamar atas. Ia tak ingin Niken terkejut
ataupun takut padanya.
Di dalam ia begitu terenyuh saat melihat kedua mata Niken
yang bengkak karena menangis semalam-malaman.“Mas Donie…”desisnya pelan ketika
ia menoleh ke arah pintu dilihatnya sang suami telah berdiri disitu.Ia masih
ragu-ragu untuk mengatakan kata-kata meski wajah Donie memancarkan kelembutan.
“Mengapa kau lari dari sisiku kekasih?”“Ma..afkan aku mas
Donie…aku tak pantas buat mas, aku istri yang ternoda…bahkan aku telah
ham..”Belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya Donie menariknya dalam sebuah
dekapan hangat. Niken merasakan kenyamanan.
Dan sebuah kecupan lembut mendarat di kening Niken.“Stttt..
dimataku kamu tetap bidadariku. Justru aku yang minta maaf karena lebih dulu
tak setia dan tak mampu membahagiakan dirimu. Kembalilah padaku manis.
Aku berjanji padamu tidak akan mengulangi perilaku burukku di
masa lampau. Bahkan aku menginginkan si Alfi ikut tinggal bersama kita bukankah
ia harus ikut merawat ‘bayi kita’”Niken terperangah bagai tak percaya dengan
apa yang di dengarnya.
‘bayi kita’ Donie mengucapkan itu walau ia tahu persis bayi
yang dikandungnya bukan hasil perbuatannya melainkan benih si Alfi.“Be..narkah
mas Donie masih mau menerima aku ?“Donie menatap mata istrinya
dalam-dalam.“Tatap mataku manis, apakah aku berbohong?
Aku mencintaimu. Aku tak ingin kehilangan dirimu. Aku mohon
jangan tinggalkan aku sendiri dalam ketidak berdayaan dan kesedihan
sayang,”Niken *mampu melihat kesenduan dan kejujuran yang tak pernah selama ini
terpancar dari wajah suaminya. Iapun merasa iba melihat rona hitam menghiasi
pelupuk mata Donie.
Sebagai istri Niken merasa bersalah seharusnya ia ikut
membantu memecahkan persoalan Donie. Dibelainya wajah tampan itu. Betapapun ia
pun sudah belajar menyayangi suaminya selama ini. Lalu ia tak dapat menolak
ketika Donie *menyumbat bibirnya dengan sebuah ciuman. Sebuah ciuman yang
sangat berbeda.
Bukanlah ciuman yang didasari napsu semata namun juga sebuah
ciuman yang mengalirkan cinta dan kasih sayang. Dua tetes air bening bergulir
dari kelopak mata Niken. Iapun membalas lumatan bibir Donie seakan melepaskan
segala kerinduannya dalam dekapan dada bidang itu. Lama ciuman itu baru
terlepas.
“Aku telanjur mencintaimu mas, aku akan mengabdikan hidupku
buat mas Donie””“Terima kasih manis, Aku juga dan akan selalu mencintaimu meski
ada Alfi diantara kita”“Mas betul.. ti..dakk cemburuu bila melihat a..ku sedang
bersama..Alfi…?”“Sejujurnya pada awalnya aku agak illfeel…namun
berangsur-angsur aku sadar jika aku justru tak ‘bisa’ berhasil tanpa anak
itu..Nien. A..ku benar-benar merasakan bergairah’ ketika kulihat ia mengaulimu
saat itu.Bukankah kau sudah melihat buktinya saat itu aku mampu mempertahankan
ereksi dan ejakulasiku jauh lebih lama dari biasanya” ujar Donie tergagap agak
malu-malu mengungkapkan isi hatinya.
“Tapikan itu juga karena ketelatenan ‘tangan’nya si Dian
kan?”“Itu betul juga tetapi tetap saja baru kali itu aku benar-benar dalam
kondisi begitu ‘High’” ujar Donie dengan suara bergetar-getar.“Idihhh ngomong
itu kok sampai tergagap begitu..hi..hi” Niken tersenyum geli mendengar
pengakuan jujur suaminya itu. Jujur.
Ya hal itu yang tak pernah Donie lakukan kepadanya selama
ini.“Iyaa kok aku jadinya kepingin itu sekarang .. ..a..ku panggil si Alfi
kemari ya say?”“Loh masa sekarang Mas? Kita kan tamu di rumah orang apa tidak
sebaiknya nanti di rumah kita saja” ujar* Niken agak jengah tak menyangka Donie
menjadi tak terkontrol seperti itu.
“Kalau begitu tunggu sebentar biar aku minta izin ke Didiet
dan Sandra. Kurasa mereka mau mengerti kok.”“Tapi tetap saja aku malu sama
mereka,”“Aduhh.. sayaaang..mau yaa? a..akuu ngga sabar lagii melihat kontol
besar si Alfi mengaduk kewanitaanmu yang indah ituuu ….Pleaseee maniss…”Niken
mengangguk mengiyakan.
Mengapa ia harus menunda datangnya kebahagiaan yang sudah
lama ia tunggu-tunggu selama ini.“Baiklah* kalau itu maunya mas, Ajak juga Dian
sekalian kemari ”“Yessss!!!” ujar Donie girang sambil menirukan gerakan Jim
Carrey.
Lalu Ia melesat berlari keluar kamar.Sepeninggal suaminya
Niken tersenyum-senyum sendiri.Hatinya sungguh berbunga-bunga. Entah mengapa
jantungnya begitu deg-degkan menghadapi ini semua. Padahal di malam pertamanya
dulu-pun ia tak merasakan seperti yang dialaminya sekarang ini. Seperti ini kah
rasanya* kebahagiaan itu? Ohhh.. begitu nyaman terasa mengalir dan menghangati
tubuhnya. Oh Ibu..akhirnya aku berhasil mendapatkannya.
Di pagi yang cerah itu Niken sudah tak tahu lagi berapa
orgasme ia dan suaminya peroleh. Pekik-pekik kenikmatan membahana tiap menitnya
silih berganti.—-Di kolam renang halaman belakang**Didiet terlentang di kasur
besar yang mengambang di atas air sambil mengelus rambut ke dua wanita cantik
yang memeluknya dari kedua sisi tubuhnya.
Penisnya mengacung tegak dalam remasan jemari lembut Nadine
yang baru saja datang. Sementara Sandra tersenyum puas akan hasil dari
upayanya.“Upayamu berhasil say. Kamu memang istri yang membanggakan bagiku”“Hmm
ya,
Aku senang* karena semua berjalan sesuai dengan rencanaku.
padahal pada awalnya aku ragu bisa mempersatukan mereka, kupikir Donie akan
lebih memilih bercerai ketimbang menerima keadaan Niken. Ternyata ..dia juga
‘sakit’ seperti kamu” ujar Sandra.“Iya betul! bahkan akan terus bertambah lagi
orang yang jadi korban tertular penyakitnya” ujar Nadine mengencangkan
remasannya.“Oowww … asiiiikk!!!* Penyakit yang asiiiik!! Ha ha ha!!” Didiet
tergelak.
No comments:
Post a Comment