Di suatu sekolah pastinya ada
salah satu guru yang difavoritkan, tapi kalau bagiku yang saya jadikan favorit
adalah guru wanita kenapa enggak dimana ibu guru ini sungguh cantik menawan,
penampilannya juga seksi jujur saja aku juga kok kalau diulang pelajaran
ngentot sama guru ini, okelah mungkin ceritanya ini adalah pengalaman murid
bercinta dengan ibu guru.
Sebagai siswa sebuah SMU Swasta,
aku bukanlah murid yang pintar tapi juga tidak bodoh-bodoh amat. Biasa-biasa
saja. Tidak bisa dibanggakan. Yang bisa aku banggakan adalah wajahku yang
ganteng dengan bentuk tubuh yang atletis.
Tinggi jangkung dan berat yang
seimbang. Dan paling aku banggakan adalah ukuran kemaluanku yang luar biasa
besarnya, panjangnya 22 cm dengan diameter 5 cm. Membuat iri teman laki-lakiku.
Namaku Indra, cukup terkenal di
sekolahku. Mungkin karena aku bandel dan sering berganti-ganti cewek. Banyak
teman sekolahku yang pernah aku tiduri. Mereka tergila-gila setelah menikmati
kontolku yang luar biasa dan tahan lama kalau bersetubuh.
Sore itu, setelah semua pelajaran
selesai aku bergegas pulang kerumah. Semua buku-buku sudah kumasukkan kedalam
tas. Kustart sepeda motorku menuju jalan raya. Tapi di tengah perjalanan aku
baru ingat, pulpenku tertinggal di dalam kelas.
Dengan tergesa-gesa aku balik
lagi ke sekolahku. Setelah mengambil kembali pulpenku, aku berjalan lagi menuju
parkir sepeda motorku. Untuk mencapai tempat parkir, aku harus melewati ruangan
guru.
Ketika melewati ruangan
guru-guru, aku mendengan suara mendesah-desah disertai rintihan-rintihan kecil.
Aku penasaran dengan suara-suara itu. Aku mendekati pintu ruangan, suara-suara
itu semakin keras. Aku semakin penasaran dibuatnya.
Kubuka pintu ruangan, dengan
berjalan mengendap-endap, aku mencari tahu darimana datangnya suara-suara itu.
Begitu mendekati ruangan Bu Aurel, aku terkejut. Disana kulihat Bu Aurel, guru
bahasa Inggrisku yang telah setahun menjanda, sedang bercumbu dengan Pak Rio,
guru olahragaku, dalam posisi berdiri.
Bibir mereka saling kecup. Lidah
mereka saling sedot. Tangan Pak Rio meremas-remas pantat Bu Aurel yang padat,
sedangkan tangan Bu Aurel melingkar dipinggang Pak Rio. Mereka yang sedang asik
tak tahu akan kehadiranku. Aku mendekati arah mereka. Aku membungkukkan badan
dan bersembunyi dibalik meja, mengintip mereka dari jarak yang sangat dekat.
Mereka menyudahi bercumbu,
kemudian Pak Rio duduk dipinggir meja, kakinya menjuntai kelantai. Bu Aurel
berdiri didepannya. Bu Aurel mendekati Pak Rio, dengan buasnya dia menarik
celana panjang Pak Rio.
Tak ketinggalan celana dalam Pak
Rio juga diembatnya. Hingga Pak Rio setengah telanjang. Bu Aurel menguru-urut
kontol Pak Rio. Kontolnya yang tidak begitu besar, sedikit demi sedikit
menegang. Bu Aurel membungkukkan tubuhnya, hingga wajahnya pas diatas
selangkangan Pak Rio. Kontol Pak Rio diciuminya.
“Isep.. sayang.. isep.. kontolku”
suruh Pak Rio.
Bu Aurel tersenyum mengangguk.
Dia mulai menjilati kepala kontol Pak Rio. Terus turun kearah pangkalnya. Bu
Aurel sangat pintar memainkan lidahnya dikontol Pak Rio.
“Oohh.. enakk.. sayang..,
truss.., truss”.
Pak Rio mengerang ketika Bu Aurel
mengulum kontolnya. Seluruh batang kontol Pak Rio masuk kemulutnya. Kontol Pak
Rio maju mundur didalam mulut Bu Aurel. Tangan Bu Aurel mengurut-urut buah
pelirnya.
Pak Rio merasakan nikmat yang
luar biasa. Matanya merem melek. Pantatnya diangkat-angkat. Aku sangat
terangsang melihat pemandangan itu. Kuraba-raba kontolku yang menegang. Kubuka
retsleting celanaku.Kukocok-kocok kontolku dengan tanganku. Birahiku memuncak.
Ingin rasanya aku bergabung dengan mereka, tapi keinginan itu kutahan, menunggu
saat yang tepat.
Lima belas menit berlalu, Pak Rio
menarik dan menjambak kepala Bu Aurel.
“Akhh.., akuu.. mauu.., ke..
keluar sayang” Pak Rio menjerit histeris.
“Keluarin aja sayang, aku ingin
meminumnya” sahut Bu Aurel.
Bu Aurel tak mempedulikannya.
Semakin cepat dikulumnya kontol Pak Rio dan tangan kanannya mengocok-ngocok
pangkal kontol Pak Rio seirama kocokan mulutnya. Kontol Pak Rio berkedut-kedut,
otot-ototnya menegang.
Dan crott! crott! crott! Pak Rio
menumpahkan spermanya didalam mulut Bu Aurel. Bu Aurel meminum cairan sperma
itu. Kontol Pak Rio terus dijilatinya, hingga seluruh sisa-sisa sperma Pak Rio
bersih. Kontol Pak Rio kemudian mengecil didalam mulutnya.
Pak Rio yang sudah mencapai
orgasme kemudian turun dari meja.
“Kamu puas sayang dengan
serviceku” tanya Bu Aurel.
“Puas sekali, kamu pitar sayang”
puji Pak Rio sambil tersenyum.
“Gantian sayang, sekarang
giliranmu memberiku kepuasan” pinta Bu Aurel.
Bu Aurel melepaskan gaunnya, juga
pakaian atasnya, hingga dia telanjang bulat. Astaga ternyata Bu Aurel tak
memakai apa-apa dibalik gaunnya. Aku dapat melihat dengan jelas lekuk tubuh
mulusnya, putih bersih, ramping dan sexy dengan buah dada yang besar dan padat,
juga bentuk memeknya yang indah dihiasi bulu-bulu yang dicukur tipis dan rapi.
Bu Aurel kemudian naik keatas
meja, kakinya diselonjorkan kelantai. Pak Rio mendekatinya. Memek Bu Aurel
diusap-usp dengan tangannya. Jari-jarinya dimasukkan, mencucuk-cucuk memek Bu
Aurel. Bu Aurel menjerit nikmat.
“Isep sayang, isep memekku
sayang” pinta Bu Aurel menghiba.
Pak Rio menurunkan wajahnya
mendekati selangkangan Bu Aurel. Lidahnya dijulurkan kememek Bu Aurel.
Disibaknya bibir memek Bu Aurel dengan lidahnya. Pak Rio mulai menjilati memek
Bu Aurel.
“Oohh.. truss.. sayang.., jilatin
terus.., akhh” Bu Aurel mendesah.
Pak Rio dengan lihainya memainkan
lidahnya dibibir memek Bu Aurel. Dihisapnya memek Bu Aurel dari bagian luar
kedalam. Memek Bu Aurel yang merah dan basah dicucuk-cucuknya. Kelentitnya
disedot-sedot dengan mulutnya.
“Oohh.., enakk.., truss..,
truss.., sayang” jerit Bu Aurel.
Hampir seluruh bagian memek Bu
Aurel dijilati Pak Rio. Tanpa sejengkalpun dilewatinya.
“Akkhh.., akuu.. mauu.. ke..
keluar.. sayang” erang Bu Aurel.
Memeknya berkedut-kedut.
Otot-otot memeknya menegang. Dijambaknya rambut Pak Rio, dibenamkannya
keselangkangannya.
“A.. akuu.., keluarr.., sayang”
Bu Aurel menjerit histeris ketika mencapai orgasme. Memeknya sangat basah oleh
cairan spermanya. Pak Rio menjilati memeknya hingga bersih.
“Kamu puas Aurel?” tanya Pak Rio
pendek.
“Belum! Entot aku sayang, aku
ingin merasakan kontolmu” pinta Bu Aurel.
“Maaf Aurel! Aku tak bisa, aku
harus pulang”.
“Nanti istriku curiga, aku pulang
sore” sahut Pak Rio menolak.
“Kamu pengecut Rio! Dikasih enak
aja takut!” kata Bu Aurel jengkel.
Matanya meredup, memohon pada Pak
Rio. Pak Rio tak mempedulikannya. Dia mengenakan celananya, kemudian berlalu
meninggalkan Bu Aurel yang menatapnya sambil memohon.
Ini kesempatanku! Pikirku dalam
hati. Nafsu birahiku yang sudah memuncak melihat mereka saling isap, ingin
disalurkan. Setelah Pak Rio berlalu, kudekati Bu Aurel yang masih rebahan
diatas meja. Kakinya menggantung ditepi meja.
Dengan hati-hati aku berjalan
mendekat. Kulepaskan baju seragamku, juga celanaku hingga aku telanjang bulat.
Kontolku yang sudah menegang, mengacung dengan bebasnya. Sampai didepan
selangkangan Bu Aurel, tanganku meraba-raba paha mulusnya.
Rabaanku terus keatas kebibir
memeknya. Dia melenguh. Kusibakkan bibir memeknya dengan tanganku. Kuusap-usap
bulu memeknya. Kudekatkan mulutku keselangkangannya. Kujilati bibir memeknya
dengan lidahku.
“Si.. siapa.., kamu” bentak Bu
Aurel ketika tahu memeknya kujilati.
“Tenang Bu! Saya Indra murid Ibu!
Saya Ingin memberi Ibu kepuasan seperti Pak Rio” sahutku penuh nafsu.
Bu Aurel tidak menyahut. Merasa
mendapat angin segar. Aku semakin berani saja. Nafsu birahi Bu Aurel yang belum
tuntas oleh Pak Rio membuatnya menerima kehadiaranku.
Aku melanjutkan aktivitasku
menjilati memek Bu Aurel. Lubang memeknya kucucuk dengan lidahku. Kelentitnya
kusedot-sedot.
“Oohh.., truss.. Indra.., truss..
isep.. sayang” pintanya memohon.
Hampir setiap jengkal dari memek
Bu Aurel kujilati. Bu Aurel mengerang menahan nafsu birahinya. Kedua kakinya
terangkat tinggi, menjepit kepalaku.
Lima belas menit berlalu aku
menyudahi aktivitasku. Aku naik keatas meja. Aku berlutu diatas tubuhnya.
Kontolku kuarahkan kemulutnya. Kepalanya tengadah. Mulut terbuka menyambut
kehadiran kontolku yang tegang penuh.
“Wow! Gede sekali kontolmu!”
katanya sedikit terkejut.
“Isep Bu! Isep kontolku!”
pintaku.
Bu Aurel mulai menjilati kepala
kontolku, terus kepangkalnya. Pintar sekali dia memainkan lidahnya.
“Truss.. Buu.. teruss.., isepp”
aku mengerang merasakan nikmat.
Bu Aurel menghisap-isap kontolku.
Kontolku keluar masuk didalam mulutnya yang penuh sesak.
“Akuu.. tak.., tahann.., sayang!
Entot aku sayang” pintanya.
“Ya.., ya.. Buu” sahutku.
Aku turun dari meja, berdiri
diantara kedua pahanya. Kugenggam kontolku, mendekati lubang memeknya. Bu Aurel
melebarkan kedua pahanya, menyambut kontolku. Sedikit demi sedikit kontolku
memasuki lubang memeknya. Semakin lama semakin dalam. Hingga seluruhnya amblas
dan terbenam. Memeknya penuh sesak oleh kontolku.
Aku mulai mengerakkan pantatku
maju mundur. Klecot!Klecot! Suara kontolku ketika beradu dengan memeknya.
“Ooh.., nik.. matt.., sayang..,
truss” Bu Aurel mendesah.
Kuangkat kedua kakinya kebahuku.
Aku dapat melihat dengan jelas kontolku yang bergerak-gerak maju mundur.
“Ooh.., Buu.., enakk.. banget..,
memekmu.., hangat” desahku.
Sekitar tiga puluh menit aku
menggenjotnya, kurasakan memeknya berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.
“Akuu.., tak.. tahan.., Indra,
aku.. mau.. keluarr” jeritnya.
“Tahan.. Buu.., aku.. masih
tegang” sahutku.
Dia bangun duduk dimeja memegang
pinggangku erat-erat, mencakar punggungku.
“Akkhh.., akuu.. keluar” Bu Aurel
menjerit histeris.
Nafasnya memburu. Dan kurasakan
memeknya sangat basah, Bu Aurel mencapai orgasmenya. Ibu guruku yang sudah
berumur 37 tahun menggelepar merasakan nikmatnya kusetubuhi.
Aku yang masih belum keluar, tak
mau rugi. Kucabut kontolku yang masih tegang. Kuarahkan kelubang anusnya. Kedua
pahanya kupegang erat.
“Ja,.jangan.., Indra” teriaknya
ketika kepala kontolku menyentuh lubang anusnya.
Aku tak memperdulikannya.
Kudorong pantatku hingga setengah batang kontolku masuk kelubang anusnya yang
sempit.
“Aow! Sakitt.. cabutt.., Indra..,
aku.. sakitt.. jangan” teriaknya keras.
Kusodok terus hingga seluruh
batang kontolku amblas. Kemudian dengan perlahan tapi pasti kugerakkan pantatku
maju mundur.
Teriakan Bu Aurel mengendor.
Berganti dengan desahan-desahan dan rintihan kecil. Bu Aurel sudah bisa
menikmati sentuhan kontolku dianusnya.
“Jadi dicabut ngga Bu” candaku.
“Jangan sayang, enak banget”
katanya sambil tersenyum.
Kusodok terus lubang anusnya,
semakin lama semakin cepat. Bu Aurel menjerit-jerit. Kata-kata kotor keluar
dari mulutnya. Aku semakin mempercepat sodokanku ketika kurasakan akan mencapai
orgasme.
“Buu.., akuu.. mauu.. ke..
keluarr” aku melolong panjang.
“Akhh.. akuu juga sayang”
sahutnya.
Crott! Crott! Crott! Aku
menumpahkan sperma yang sangat banyak dilubang anusnya. Kutarik kontolku.
Kuminta dia turun dari meja untuk menjilati kontolku. Bu Aurel menurutinya. Dia
turun dari meja dan berlutut dihadapanku. Kontolku dikulumnya. Sisa-sisa
spermaku dijilatinya sampai bersih.
“Kamu hebat Indra, aku puas
sekali” pujinya.
“Aku juga Bu” sahutku.
“Baru kali ini memekku dimasuki
kontol yang sangat besar” katanya.
“Ibu mau khan terus menikmatinya”
kataku.
“Tentu sayang” jawabnya sambil
berdiri dan mengecup bibirku.
Kami beristirahat sehabis
merengkuh kenikmatan. Kenikmatan selanjutnya kudapatkan dirumahnya. Bu Aurel,
guruku ternyata hyperseks. Dia kuat sekali ngentot. Satu malam bisa sampai
empat kali.
No comments:
Post a Comment