Suara pintu terketuk tok tok tok “iya silakan masuk.
“Gini pak apakah hari ini bapak free untuk meyeleksi calon
sekretaris yang baru”, kalau iya ini ada yang melamar di posisi tersebut pak.
“Ya ya ya suruh masuk saja dia dan bawa lamarannya perintah
Yosep tanpa melihat bawahannya.
Setelah kemudian terdengar suara ketukan lagi di ruangan
Yosep.
“ya silahkan masuk, tanpa melihat kedepan dan
memperdulikannya karena saat itu Yosep sedang asyk membaca majalah cerita
dewasa.
“dengan nada tegasya masih membaca cerita tersebut Yosep
memberi kesempatan pelamar untuk menyebutkan nama , umur kamu, tempat tinggal
dan pendidikan terakhir anda.
“Nama saya Agni Pradipta, saat ini saya berusia 21 tahun.
Saya tinggal di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur. Saya merupakan
Lulusan D3 jurusan sekretaris pada universitas Swasta Trisakti.” Jawab Agni
dengan lancar tanpa merasa gugup bila sedang interview.
Saat itu Agni mengenakan baju yang sungguh menawan. Blazer
hitam dipadu kemben putih tanpa memakai Bra yang menahan buah dada yang
berukuran 36B hingga terlihat jelas sekali terbentuk puting susunya pada
pakainannya.
Rok ketat pendek yang memamerkan kemulusan kulit pahanya yang
putih, seakan memancing setiap tangan untuk menjamah serta merasakan
kehalusannya. Dengan postur tubuh sekitar 170 cm yang cukup tinggi bagi wanita
seperti Agni.
Terkadang banyak sahabatnya yang bertanya kepadanya, mengapa
ia lebih memilih untuk menjadi seorang sekretaris dibandingkan menjadi seorang
model karena Agni memiliki segala kriteria seorang model papan atas. Paras
wanita indo antara Belanda-Jawa. Bola mata coklat dipadu dengan Rambut berombak
merah bata sepunggung, kulit putih bersih.
Memiliki leher yang jenjang, dengan sedikit rambut halus yang
tumbuh di lehernya. Lekukan tubuh yang mengiurkan setiap mata yang memandang.
Seakan akan mengundang terjangan setiap laki laki yang memandangnya bila sedang
berjalan.
Memang selama ini Agni sangat menjaga kebugaran tubuhnya
dengan erobik rutin di sebuah gym Selebritis Fitnnes dibilangan Kelapa Gading,
Jakarta Utara.
Sepintas Yosep
tertuguh dengan hadirnya bidadari yang berdiri dihadapannya saat itu.
Tanpa kembali memperdulikan fresh news yang paling ia suka.
Tatapannya bagaikan menelanjang Agni, menatap dan menilai
setiap lekukan tubuh Agni saat itu.
“Pak… apakah ada yang salah dengan pakaian yang sekarang saya
kenahkan. Apakah bapak kurang berkenan dengan pakaian ini.” Tutur Agni setelah
menyadari tatapan Yosep yang menatapnya
dari ujung kaki hingga ujung rambut.
“Ooh… tidak tidak ada yang salah, hmmm… saya suka dengan
penampilan kamu… apakah kamu sudah berkeluarga saat ini.” Tanya Yosep yang ingin mengetahui status pelamarnya saat
itu.
“Belum pak… Saat ini saya ingin memfokuskan untuk karier
saya, oleh karena itu saya tidak ingin menjalin sebuah hubungan dengan
siapapun.” Jawab Agni dengan menundukkan wajahnya menatap ke bawah karena malu
atas pertanyaan itu. Atau mungkin karena malu atas tatapan Yosep yang terus menatapnya.
“Selain kemampuan dibidang kesektretarisan. Kamu memiliki kemampuan
apa lagi. Mungkin ini agak mengherankan, namun ini sebetulnya sangat diperlukan
sekali bagi seorang sekretaris saya.”
“Hmmm… dilain bidang kesekretarisan… mungkin saya juga bisa
memberikan sesuatu yang lebih untuk bapak… namun bila bapak juga mengingginkannya.”
Perlahan Agni berjalan mendekati tempat Yosep , dengan
menampilkan paras muka nakalnya Agni membuka retsleting celana Yosep dan mengeluarkan naga saktinya keluar dari
sarangnya. Di genggamnya batang kemaluan Yosep
dengan jari jari lentiknya.
Perlahan dikocok kocok batang kemaluan itu naik turun
seirama. Sesekian detik kemudian naga yang tertidur itu terbangun dan mengeliak
dengan urat urat yang menonjol di tubuhnya.
Dengan lidah nakalnya Agni memulai permainannya dengan
menjilat kepala kemaluan yang ia genggam itu. Memasukkan kemaluan Yosep dengan diameter cukup besar dan panjangnya
sekitar 17 – 20 sentimeter itu ke dalam mulutnya.
Dengan lahap Agni menelan habis batang kemaluan itu. Mengoral
dengan menaik turunkan sambil tangan sebelah kanannya membelai kantung kemenyan
Yosep .
Merasa kemaluannya sedang di oral oleh Agni dengan nikmatnya,
tangan sebelah kanan Yosep pun turun
mencari bongkahan buah surga yang menjulang mengemaskan ke dalam genggaman
tangannya yang kekar berotot itu.
Merasa tak ingin sensasi ini terganggu, Yosep melepaskan genggaman buah dada Agni yang kini
telah mengelantung di luar baju dalamnya dan mengapai telphonenya serta
memberitahukan bawahannya bahwa untuk saat ini ia tak ingin diganggu serta
memberitahukan bahwa ia telah menerima Agni sebagai sekretarisnya yang baru.
saat ini ia memberitahukan juga bahwa ia sedang memberikan tugas kepada Agni
tentang tugas tugasnya sebagai sekretarisnya.
Setelah menaruh kembali gagang telphone tersebut Yosep kembali mencari mainannya yang tadi sempat
tertunda.
Kemudian Agni melepaskan kulupannya dan menanyakan
kemungkinan apakah Yosep mengingginkan
sensasi yang lebih dari permainan ini dan yang merupakan tanda terima kasih
karena ia telah diterima untuk berkerja di perusahaan ini.
Agni duduk di atas meja kerja Yosep dan merenggangkan kedua kakinya tepat
dihadapan Yosep yang menampilkan celana
dalam putih dengan model renda.
Menurunkan celana dalam berendanya yang membungkus lipatan
gundukan daging montok itu dihadapan Yosep
yang mulai terpanah dengan pemandangan yang kini ia saksikan.
Tak ingin berlama lama memandangnya. Yosep langsung memendamkan kepalanya di dalam
selangkangan Agni dan melahap harumnya liang kemaluan Agni yang terawat itu.
Ternyata selain merawat kebugaran tubuhnya. Agni juga tak lupa merawat liang
kewanitaannya dengan segala ramuan ramuan tradisional yang berasal dari ibunya
yang keturunan orang Jawa.
Keharuman terpancar di dalam selangkangannya, memberikan
sejuta rangsangan terhadap Yosep .
“Sshhhhh…. mmmmm….” rintih Agni mendahakkan kepalanya menatap
ke atas menikmati setiap jengkal jilatan Irawan terhadap vaginanya.
Sluup… sluup… terdengar suara jilatan Yosep yang sedang menikmati.
“Sssshhh…. Pak. Ooohh….” erang kembali Agni saat Yosep memainkan klitorisnya dan mengigit halus
serta menekan nekan kepala Yosep tanpa
memperdulikan bahwa Yosep adalah
atasannya saat itu.
Jilatan demi jilatan menjelajahi vagina Agni, hingga tak
sanggup lagi Agni menahan lebih lama rasa yang ingin meledak didalam dirinya.
Nafas yang makin memburu… sahut menyahut didalam ruangan yang
cukup besar itu. Beruntung ruangan Yosep
kedap suara, jadi tak kwatir sampai terdengan oleh karyawannya di luar
sana.
Beberapa menit kemudian Agni mengejang sambil mendesah keras
serta meluruskan kedua kakinya yang jenjang itu lurus tepat di belakang kepala
Yosep yang sedang terbenam menjilati
bongkahan vagina Agni.
Akhirnya Agni mencapainya dengan keringat disekujur tubuhnya.
Meskipun ruangan tersebut Full AC namun Agni masih merasa kepanasan di sekujur
tubuhnya saat itu. Mungkin karena pengaruh hawa nafsu yang kini menjalar
didalam dirinya atas rasa yang barukali ini ia dapatkan.
Masih dengan posisi Agni duduk di atas mejanya. Yosep membuka seluruh celana serta celana dalamnya
dan membebaskan sepenuhnya naga sakti yang ia banggakan itu.
Menyadari hal itu Agni menaikan lebih tinggi Rok ketatnya
hingga ke pinggangnya yang ramping dan merenggangkan kedua pahanya yang siap
akan dinikmati oleh atasan barunya.
Yosep mengenggam
batang kemaluannya dan mengosokannya diantara bibir vagina Agni yang telah
basah bercampur liur Yosep dan mani Agni
yang tadi keluar.
Perlahan Yosep menekan
kepala kemaluannya ke dalam vagina Agni yang menantang ingin segera di ganjal
oleh batang kemaluaan besar berurat Yosep . vagina yang hanya dihiasi bulu bulu
halus berbentuk V diatas liangnya.
Semakin membuat gemas Yosep
yang memandangnya. Dengan dibantu Agni yang membuka kedua pahanya
semakin lebar, mempermudah kemaluan Yosep
untuk segera menerobos masuk.
“Pak… plan… pelan Pak. Sakit.” Ujar Agni ketika merasakan
mahkota keperwanannya ini akan segera dilahap oleh atasannya. Dengan mimik muka
Agni yang mengigit bibir sensualnya.
“Tahan sebentar yah… setelah ini kamu akan merasakan sebuah
sensasi yang tak mungkin kamu dapatkan ditempat lain selain dengan saya.
Agni hanya mengangguk kecil kepada Yosep yang melanjutkan dorongannya untuk segera
mendobrak pintu surganya yang masih rapat tertutup itu.
Dengan kedua tangan yang memegang kedua sisi meja Yosep ,
Agni menahan dorongan Yosep yang terus
berusaha.
Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Kepala kemaluannya
memasuki vagina Agni perlahan lahan dan semakin dalam. Setelah terasa seluruh
dari batang kemaluannya masuk semua. Yosep
tak langsung menariknya kembali.
Sesaat didiamkan dulu batang kemaluannya didalam vagina
sempit Agni yang perawan itu. Menikmati remasan remasan otot vagina Agni terhadap
batang kemaluannya.
Sensasi wajah Agni yang menahan sakit yang dirasakan semakin
membuat Yosep semakin meluap birahinya
untuk lebih lanjut menyetubuhi Agni.
Pelan pelan Yosep
menarik kembali batang kemaluannya dari dalam vagina Agni dan hanya menyisakan
kepalanya saja dan kembali menekan masuk terus dan berulang ulang hingga Agni
merasakan birahinya kembali bangkit bersamaan dengan gesekan gesekan yang
dibuat oleh Yosep kepada liang
kewanitaannya.
“Pak… lebih cepat dong pak dorongannya.” Ujar Agni meminta
agar Yosep semakin cepat memompa
vaginanya.
Setiap tekanan yang dilakukan Yosep terhadap vagina Agni, mengakibatkan
klitorisnya ikut tergesek dan menimbulkan sensasi nikmat yang begitu indah.
Merasa vagina Agni telah dapat menerima kehadiran batang
kemaluannya yang besar ini, maka pompaan Yosep
pun semakin genjar keluar masuk kedalam vagina Agni.
Tak terasa pergumulan ini berlangsung selama 30 menit
lamanya. Hingga Agni telah keluar sebanyak 4 kali.
“Pak… sssshhh…. please pak… nikmatnya batang kemaluan bapak
ini. Trus pak….” desah Agni semakin mengila atas rasa yang ia dapatkan ini.
“Paaaakkk… Agni tidak kuat lagi…. Aaakkkhhh…” “Bersambung
No comments:
Post a Comment