Cerita kali ini terjadi dalam kisaran bulan yang lalu
tepatnya saat saya sedang sakit dan di rawat di rumah sakit, mungkin faktor
terlalu lelah juga dapat aku mengidap penyakit tipes, dan diharuskan untuk
menginap di rumah sakit karena orangtuaku juga orangnya pada sibuk, saya sering
menghabiskan di kamar pasien sendiri kadang pula teman teman menjengukku.
Sudah cukup enakan tubuhku sekarang dapat apa apa sendiri ,
waktu masuk pertama kali saya tak dapat apa apa , hanya berbaring dan tak dapat
berdiri, walau ruanganku juga saya sendiri tapi udara di dalam sangatlah panas
padahal juga sudah ada AC , mungkin efek dari saya gak pernah mandi dan terasa
lengket di badan.
Alhasil saya menekan bel yg berada disamping tempat tidurku
untuk memanggil suster. Tak lama kemudian, seorang suster yg kuanggap paling
cantik & paling baik dimataku itu masuk ke kamarku. “Ada apa Mas?” tanyanya
ramah sambil tersenyum, manis sekali.
Tubuhnya yg sintal & agak membungkuk sambil memeriksa
suhu tubuhku membuat saya dapat memandang bentuk toketnya yg terlihat montok
& menggiurkan. “Eh, ini Sus… saya merasa tubuhku lengket semua, mungkin
karna cuaca hari ini panas banget & udah lama saya tak mandi. Jadi saya mau
tanya, apakah saya udah boleh mandi hari ini sus?”, tanyaku sambil menjelaskan
panjang lebar.
Aku memang senang berbincang dgn suster cantik yg satu ini.
Ia masih muda, paling tak hanya lebih tua 1-2 tahun dari usiaku saat itu.
Wajahnya yg khas itupun terlihat sangat cantik, seperti orang Pakistan jikalau
dilihat sekilas. “Oh, begitu.
Tetapi saya tak berani kasih jawabannya sekarang Mas. saya
musti tanya dulu sama pak dokter apa mas udah boleh dimandiin apa belum”,
jelasnya ramah.
Mendengar kalimatnya untuk “memandikan”, saya merasa darahku
seolah berdesir keatas otak semua. Pikiran kotorku membayangkan seandainya
benar Suster itu mau memandikan & menggosok-gosok sekujur tubuhku.
Tanpa sadar saya terbengong sebentar, & batang penisku
berdiri dibalik celana pasien rumah sakit yg tipis itu. “Ihh, mas nakal deh
mikirnya. Kok pake tegang segala sih, pasti mikir yg ngga-ngga ya. hi hi hi”.
Suster tsb rupanya memandang reaksi yg terjadi pada penisku
yg memang harus kuakui sempat mengeras sekali tadi. saya hanya tersenyum
menahan malu & menutup bagian bawah tubuhku dgn selimut.
“Ngga kok Sus, hanya spontanitas aja. Ngga mikir macem-macem
kok”, elakku sambil memandang senyumannya yg semakin manis itu.
“Hmm, jikalau memang mas merasa gerah karna ba& terasa
lengket saya dapat mandiin koq, kan itu udah kewajiban kerja disini.
Tetapi saya bener-bener ngga berani jikalau pak dokter belum
mengijinkannya”, lanjut Suster lagi seolah memancing gairahku.
“Ngga apa-apa kok sus, saya tahu suster ngga boleh
sembarangan ambil keputusan” jawabku serius, saya tak mau terlihat “nakal”
dihadapan suster cantik ini. Suster tsb masih tersenyum seolah menyimpan hasrat
tertentu, kemudian ia mengambil bedak Purol yg ada diatas meja disamping tempat
tidurku.
“Mas, saya bedakin aja yah biar ngga gerah & terasa
lengket”, lanjutnya sambil membuka tutup bedak itu & melumuri telapak
tangannya dgn bedak.
Aku tak dapat menjawab, jantungku rasanya berdebar kencang.
Tahu-tahu, ia udah membuka kancing pakaianku & menyingkap
bajuku. saya tak menolak, karna dibedakin juga dapat membantu menghilangkan
rasa gerah pikirku saat itu. Suster itu kemudian menyuruhku membalikkan badan,
sehingga sekarang saya dalam keadaan tengkurap diatas tempat tidur.
Tangannya mulai terasa melumuri punggungku dgn bedak, terasa
sejuk & halus sekali. Pikiranku tak dapat terkontrol, sejak dirumah sakit,
memang udah lama saya tak membayangkan hal-hal tentang seks. Penisku
benar-benar berdiri & mengeras tertimpa oleh tubuhku sendiri yg dalam
keadaan tenglungkup.
Rasanya ingin kugesek-gesekkan penisku di permukaan ranjang,
tetapi tak mungkin kulakukan karna ada suster tsb saat itu. Fantasiku melayg
jauh, apalagi sesekali tangannya yg mungil itu meremas pundakku seperti sedang
memijat. Terasa ada cairan bening mengalir dari ujung penisku karna terangsang.
Beberapa saat kemudian suster tsb menyuruhku membalikkan
badan. saya merasa canggung bukan main, karna takut ia kembali memandang
penisku yg ereksi. “Iya Sus..”, jawabku sambil berusaha menenangkan diri,
sayapun membalikkan tubuhku.
Kini kupandangi wajahnya yg berada begitu dekat dgnku,
rasanya dapat kurasakan hembusan nafasnya dibalik hidung mancungnya itu. Kucoba
menekan perasaan & pikiran kotorku dgn memejamkan mata.
Sekarang tangannya mulai membedaki dadaku, jantungku kutahan
sekuat mungkin agar tak berdegup terlalu kencang. saya benar-benar terangsang
sekali, apalagi saat beberapa kali telapak tangannya menyentuh putingku.
“Ahh, geli & enak banget”, pikirku. “Wah, kok jadi keras
ya? he he he”, saya kaget mendengar ucapannya ini. “Ini loh, putingnya jadi
keras.. mas terangsang ya?”
Mendengar ucapannya yg begitu vulgar, saya benar-benar
terangsang. Penisku langsung berdiri kembali bahkan lebih keras dari sebelumnya.
Tetapi saya tak berani berbuat apa-apa, hanya berharap ia tak memandang kearah
penisku.
Aku hanya tersenyum & tak bicara apa-apa. Rupanya suster
itu semakin berani, ia sekarang bukan lagi membedaki tubuhku, melainkan
memainkan putingku dgn jari telunjuknya. Diputar-putar & sesekali
dicubitnya putingku.
“Ahh, geli Sus… Jangan digituin”, kataku menahan malu.
“Kenapa? Rupanya cowok dapat terangsang juga yah jikalau putingnya dimainkan
gini”, lanjutnya sambil melepas jari-jari nakalnya.
Aku benar-benar kehabisan kata-kata, dilema kurasakan. Disatu
sisi saya ingin terus di”kerjain” oleh suster itu, satu sisi saya merasa malu
& takut ketahuan orang lain yg mungkin saja tiba-tiba masuk.
“Mas udah punya pacar?”, tanya suster itu kepadaku.
“Belum Sus….”, jawabku berdebar, karna membayangkan ke arah
mana ia akan berbicara. “Mas, pernah main sama cewek ngga?”, tanyanya lagi.
“Belum Sus…” jawabku lagi walau berbohong. “hi.. hi.. hi.. masa ngga pernah
main sama cewek sih”, lanjutnya centil.
Aduh pikirku, betapa bodohnya saya dapat sampai terjebak
olehnya. Memangnya “main” apaan yg saya pikirkan barusan. Pasti ia berpikir
saya benar-benar “nakal” pikirku saat itu.
“Pantes deh, mas dari tadi saya perhatiin tegang terus, mas
mau main-main sama saya ya?
Wow, nafsuku langsung bergolak. saya hanya
terbengong-bengong. Belum sempat saya menjawab, Ia udah memulai aksinya.
Dicumbuinya dadaku, diendus & ditiup-tiupnya putingku. Terasa sejuk &
geli sekali, kemudian dijilatnya putingku, & dihisap sambil memainkan
putingku didalam mulutnya dgn lidah & gigi-gigi kecilnya.
“Ahh, geli Sus”m rintihku keenakan. Kemudian ia menciumi
leherku, telingaku, & alhasil mulutku. Awalnya saya hanya diam saja tak
dapat apa-apa, setelah beberapa saat saya mulai berani membalas ciumannya.
Saat lidahnya memaksa masuk & menggelitik langit-langit
mulutku, terasa sangat geli & enak, kubalas dgn memelintir lidahnya dgn
lidahku. Kuhisap lidahnya dalam-dalam & mengulum lidahnya yg basah itu.
Sesekali saya mendorong lidahku kedalam mulutnya &
terhisap oleh mulutnya yg merah tipis itu. Tanganku mulai berani, mulai kuraba
pinggulnya yg montok itu. Tetapi, saat saya mencoba menyingkap rok seragam susternya
itu, ia melepaskan diri. “Jangan di sini Mas, ntar jikalau ada yg tiba-tiba
masuk dapat gawat”, katanya.
Tanpa menunggu jawabanku, ia langsung menuntunku turun dari
tempat tidur & berjalan masuk ke kamar mandi yg terletak dipojok kamar.
Di dalam kamar mandi, dikuncinya pintu kamar mandi. Kemudian
ia menghidupkan kran bak mandi sehingga suara deru air agak merisik dalam ruang
kecil itu. Tangannya dgn tangkas menanggalkan semua pakaian & celanaku
sampai saya telangjang bulat.
Kemudian ia sendiripun melepas topi susternya, digantungnya
di balik pintu, & melepas beberapa kancing seragamnya sehingga saya
sekarang dapat memandang bentuk sempurna toketnya yg kuning langsat dibalik
Bra-nya yg berwarna hitam. Kami pun melanjutkan cumbuan kami, kali ini lebih
panas & bernafsu.
Sebentar saja udah banyak jurus yg kepelajari darinya dalam
berciuman. Kulumat bibirnya dgn bernafsu. Penisku yg berdiri tegak kudekatkan
kepahanya & kugesek-gesekkan. Ahh enak sekali. Tanganku pun makin nekat
meremas & membuka Bra-nya.
Kini ia udah bertelanjang dada dihadapanku, kuciumi puting
susunya, kuhisap & memainkannya dgn lidah & sesekali menggigitnya.
“Yes, enak.. ouh geli mas, ah.. pinter banget sih”, desahnya seolah geram
sambil meremas rambutku & membenamkannya ke dadanya.
Kini tangannya mulai meraih penisku, digenggamnya. Tersentak
saya dibuatnya. Genggamannya begitu erat, tetapi terasa hangat & nikmat.
saya pun melepas kulumanku di putingnya, kini kududuk diatas closet sambil
membiarkan Ia memainkan penisku dgn tangannya. Ia jongkok mengahadap
selangkanganku, dikocoknya penisku pelan-pelan dgn kedua tangannya.
“Ahh, enak banget Sus.. asik.. ahh… ahh..”, desahku menahan
agar tak menyemburkan spermaku cepat-cepat.
No comments:
Post a Comment