Kali ini saya menjalin hubungan dengan Tami gadis cantik dari
kota yang sama denganku. Walaupun Dista, pacarku sebelum Tami masih saja sering
menghubungi saya, walau sering juga saya tak mengangkatnya. Sebab saya
benar-benar kecewa dengan sikapnya pada saya, hampir satu tahun saya menjalin
hubungan dengannya dan sayapun sudah serius dengan hubungan ini, tapi dengan
mudahnya Dista memutuskan saya.
Mulanya saya tak mengenal alasannya. Nama saya Deni usia ku
27 tahun dan sudah bekerja di perusahaan swasta, selama satu tahun saya
menjalin hubungan dengan Dista gadis yang beda kota denganku, meskipun begitu
saya sering menemuinya kalau ada waktu.
Malah sesekali tiap weekend saya pergi ke rumahnya, dan bukan
cuma itu saja sudah banyak waktu yang saya korbankan untuknya.
Begitupun hal seperti cerita dewasa yang sudah sering kami
lakukan. Tapi sebab Dista yang berubah sikapnya malah dia rela memutuskan saya
sebab dia memutuskan akan menikah.
Dengan orang yang sudah di pilih orang tuanya. Tapi belum
juga terjadi pernikahan , rencana itu gagal sebab ternyata calon suami Dista
bukan seorang pengusaha sukses tapi seorang penipu.
Hari ini saya menunggu Tami di depan kantornya, sebab dia
bekerja di perusahaan yang berbeda denganku. Di cafe itu saya dapat melihat
kalau Tami keluar dari kantornya.
Dari balik kaca saya melihantnya sesudah setengah jam saya
menunggu, kulihat Tami bergegas masuk kedalam cafe tersebut. Dia tersenyum pada
saya dan berkata
” Lama nunggunya …maaf ya…” Kata Tami pada saya.
saya pun menjawab ” Kok telat katanya pulang agak siangan ..”
Dia memegang taganku dan berkata
” Tadi ada rapat kilat sayang…” Kamipun langsung menyantap
makanan yang kami pesan, begitu manis dan baik Tami ini.
Walau belum genap 2 bulan hubunganku, tapi saya tahu kalau
dia gadis baik-baik. Sebab selama berhubungan denganku saja dia tak pernah mau
di ajak melakukan.
Paling kami cuma berciuman mesra. Walaupun seorang laki-laki
yang pernah melakukan hal itu tapi saya dapat menahannya selama ini, mungkin
sebab saya tak lagi mengukur hubungan serius dari cara seseorang pernah
melakuakan cerita dewasa. Tapi belum lagi menginjak 3 bulan hubunganku,
akhirnya ada sesuatu yang tak saya duga sebelumnya.
Saya menyelingkuhi Tami, gadis cantik yang selama ini setia
dan begitu perhatiannya pada saya. Apa mungkin sebab dengannya saya tak pernah
melakukan cerita dewasa, hingga saya dengan gampangnya melakukan perselingkuhan
itu. Cerita itu bermula ketika minggu lalu, saya mendapat telpon dari Dista,
sebenarnya saya sudah tak pernah mengangkatnya tapi hari itu.
Saya mengangkat telpon dari Dista, dan dia ingin bertemu
denganku sebab dia ada di kota ini. Dengan mengendarai mobilku, sepulang dari
rumah Tami saya bilang kalau saya ada keperluan, dan tak lama di rumahnya.
Dengan senyum yang biasa menghiasi wajahnya Tami mengantarku
sampai di depan rumahnya. Padahal waktu itu saya terus ke tempat janjian dengan
Dista, mantanku.
Seperti yang sudah di tentukan kami bertemu di sebuah cafe,
ketika saya sampai saya sudah dapat melihat Dista duduk sendirian di cafe itu.
Langsung saja saya mengahmpiri dan berkata
” Sudah lama nunggunya… ” Diapun menjawab singkat
” Baru saja… ” Katanya sambil menunduk, mungkin dia tak
berani memandang wajahku.
Di sana saya melihat wajah Dista yang semakin kurus saja.
Mungkin sebab rasa simpatiku itu, saya menurut saja ketika
dia bilang dia mau ke rumahku. Sebenarnya saya sudah mempunyai sebuah rumah
minimalis yang saya hasilkan sendiri dari hasil pekerjaanku. Dan Dista memang
sudah mengenal hal itu, kamipun sampai di rumahku.
Di sana saya langsung masuk dalam kamar untuk berganti baju,
walaupun Dista masih berada di ruang tamu.
Di saat saya keluar terlihat Dista melihat ke arahku.
” Maaf..Deni..saya sudah membuatmu kecewa..” Katanya dengan
muka sedihnya
” Sudahlah Dis..saya benar-benar melupakan hal itu kok…” Tapi
dengan tiba-tiba Dista memeluk tubuhku, dengan eratnya dia dekap tubuhku.
Saat itu juga saya membalas pelukannya dan tangankupun
membelai rambutnya seperti kami masih pacaran dulu.
Dengan muka sedihnya Dista menengadah dan menatapku deangan
tatapan yang sulit saya gambarkan. Namun yang pasti saat itu kami langsung
berciuman, kami saling melumat bibir kami masing-masing. Malah lidah Dista
menjulur bermain di dalam mulutku.
Dengan begitu lihainya sebab sudah biasa saya dengannya
melakukan hal ini, Dista membuka bajuku tapi masih dengan bibir di kulum.
Saat itulah saya sudah tak lagi memakai baju. Dengan pelan
tapi pasti Dista merosot di depanku, hingga dia berada pas di depan kontolku
yang masih lemas. Dan dengan lahapnya dia masukkan kontolku kedalam mulutnya,
dia kulum dan di lumatnya kontolku.
Malah ketika kontol itu sudah menggeliat membesar dan semakin
tegang, Dista langsung bermain dengan tangannya.
Dengan lembut dia kocok kontolku dengan menggunakan
tangannya, sesekali dia kulum lagi dan dia hisap sampai mulutnya menyedot keras
kontol itu hingga saya mendesah panjang
”Oouuggghhhh…ooouugghh…ooouugghhh…aaaagghh…aaagghh…E..nak…Dis..terus…Dis….ooouuuggghh…
” Mata saya sudah terpejam menikmati permainan mulut Dista, malah saya tak
dapat menahan keseimbangan kakiku.
Di saat itulah saya terjatuh dan duduk di kursi panjang ruang
tamu itu. Dista membuka bajunya sambil terus menatapku dengan penuh nafsu.
Ketika bajunya sudah terbuka kembali dia melumat kontolku dalam mulutnya
” Su..dah …Dis…saya
sudah..tak..ta..han..lagi..ooouugghh…aaagghhh….aaagghh…. ” saya tarik tubuh
bugil Dista hingga dia menindihku.
Sebab sudah biasa kami melakukan cerita dewasa selama ini,
diapun dengan lihainya menggoyang tubuhku dari atas . Bagai penunggang kuda
Dista menghentak-hentakan kontolnya pada saya.
”
Oouugghh…aaggh..aaghhh…aaaggghhh…aaagghh…aaagghh..ya..ya..ya…” Begitu terus
Dista mendesah, malah sesekali dia memutar pantatnya di atas kontolku.
Di saat seperti itu saya sudah tak dapat menahannya.
”
Aaaauuugghhh…..oouugghh…aaagghh…saya..nggak..ku..at..Dis…oouugghh… ” Kemudian
saya balik tubuh Dista yang berada di atasku.
Dengan sekuat tenaga saya tancapkan kontolku dan
menggoyangnya dengan penuh semangat
” Aaaauuuwww…Mas…Dis…am..su..dah…aaaagghhh… ” Dia merengkuh
tubuhku dengan eratnya.
saya pun mencapai klimaks seperti yang baru saja Dista alami,
dengan menekan kontolku lebih dalam dan Aaaaagghhhh semua tumpah dalam memek
Dista. Diapun memejamkan mata sambil terus mendekap tubuhku. Kemudian saya
terkulai dan lunglai di sampingnya.
Dengan penuh mesra Dista memeluk tubuhku, malam itu dia
menginap di rumahku, malah kami sering melakukannya.
Walau hal itu tak bisa saya hindari, tapi sungguh saya takut
kalau sampai Tami mengenal perbuatanku. Dan hingga saat ini dia belum
mengenalnya, sebab saya simpan rapat tentang hal ini.
Tapi saya tahu kalau Dista mengenal hiubunganku dengan Tami,
sebab itu selama ini dia tak pernah menuntut apapun dariku. Walau sekarang dia
yang lebih sering ke sini untuk menemuiku.
No comments:
Post a Comment